Share

bab 6

Author: Author Rina
last update Last Updated: 2025-01-07 17:32:12

Bab 6

Herman masih ingat Mona yang dijemput lelaki yang memakai mobil mewah tadi. Dia terus bertanya di dalam hati, siapa lelaki itu? Apa hubungannya dengan istrinya? Mungkinkah istrinya selingkuh dan anak dalam kandungannya itu adalah anak lelaki itu? Apa ini yang membuat Mona enggan disentuh semenjak hamil? Herman benar -benar pusing.

"Harusnya Mona yang galau, harusnya dia yang resah karena aku khianati. Tapi kenapa jadi kebalik begini?" Herman menyugar rambutnya. Bahkan, kopi yang ada di depannya pun kini sudah mulai dingin. Asap yang tadi mengepul perlahan-lahan telah menguap di udara. Pria itu asik memikirkan Mona.

"Lo kenapa?"

Sebuah suara mengagetkan Herman, membuat laki-laki itu hampir saja melompat.

"Ngagetin aja sih lo," protesnya kesal pada lelaki jangkung yang baru saja datang.

"Lagian lo melamun aja, tadi malam gak dapat jatah ya?" Ledek pria itu sambil ngakak lalu kemudian duduk di dekat Herman.

"Istri gue lagi hamil," gumamnya lirih," tapi istri kedua gue ada."

Uhuk uhuk

Deni seketika terbatuk hingga hampir saja menyemburkan minumannya.

"Maksudnya. Lo nikah lagi?" tanya Deni menatap tajam Herman. Dia sangat mengenal Mona, Dia adalah seorang istri yang baik dan setia bahkan rela berkorban untuk suaminya.

"Iya, habisnya dia gak bisa melayani gue. Gue kan normal," jawab Herman enteng.

"Parah Lo, itu aja yang lo pikirkan. Laki macam apa Lo, bisa-bisanya menikah lagi saat bini Lo lagi hamil." Marah Deni, dia tahu benar pengorbanan Mona selama ini karena istrinya dan Mona cukup dekat.

"Loh memangnya kenapa, gue lelaki. Gue mapan dan gue masih laku. Lagian di dalam agama pun nggak masalah kan kalau laki-laki menikah lebih dari satu," jawab Herman yang membuat Deni menggelengkan kepalanya.

"Terus bini lo terima?"

"Terima, buktinya dia diam saja. Menyerahkan kamar kami kepada aku sama istri baruku Itu tandanya dia menerima kan? Lagian Mona itu mana bisa melawan aku, dia kan gak ada penghasilan, yatim piatu lagi. Seandainya dia tidak terima memang dia mau pulang ke mana. Kuburan orang tuanya, nggak mungkin lah. Memang ada Om sama tantenya tapi kan mereka itu nggak akur dari dulu," jawab Herman congkak.

"Parah Lo Bro. Padahal Mona itu kurang apa sama lo. Hanya karena dia itu hamil dan nggak bisa melayani lo, terus Lo tega menduakan dia," Deni menarik napas dan menggeleng," memang lo nggak takut kena karma?"lanjut Deni.

"Hari gini ngomongin Karma. Eh menurut gue wajar-wajar aja kalau gue itu menikah lagi, gue masih muda, ganteng terus gaji gue juga lebih dari cukup kalau hanya untuk menghidupi dua istri." Herman tetap kekeh dengan pendapatnya.

"Gue jamin suatu saat lo akan menyesal karena telah menyakiti perempuan baik seperti Mona. Lo akan hancur dengan kecongkakan Lo sendiri. Ingat Bro, perempuan Kalau lagi hamil itu saatnya kita memberikan perhatian sama dia. Kita perlu menjaga mentalnya supaya tetap waras karena dia telah menggandung benih kita. Bukan malah menyakitinya seperti ini. Memang dari luar Mona kelihatan kuat, tapi hati manusia Siapa yang tahu. Berdoa saja semoga Mona gak mendoakan yang buruk tentang Lo, karena doa orang yang zalim seperti itu pasti akan segera dikabulkan."

Bukannya sadar dengan kata temannya Herman justru tersenyum sinis," takut amat sih lo bro. Jadi laki-laki itu harus berani menentukan sikap, perempuan kalau tidak sesuai dengan keinginan kita ya sudah kita menikah lagi saja toh Kita masih laku. Gua pastikan gue nggak akan menyesal karena menikah lagi, yang akan menyesal justru Mona karena telah berani mengembalikan memberikan ATM gaji gue sama gue. Memang bisa apa dia tanpa gue," ucap Herman.

Deni menggelengkan kepalanya," entahlah susah emang ngomong sama lo," ucap lelaki itu kemudian pergi meninggalkan Herman.

"Huu, pengecut lo. Pantesan lo kalah terus sama bini, gak berani bertindak. Kalau gue jadi Lo udah gue tinggal tu bini Lo yang banyak tingkah," ucap Herman. Beberapa hari yang lalu dia ini telah bercerita bahwa istrinya telah mengambil keputusan sepihak tanpa sepengetahuan dirinya dan itu membuatnya kesal. Tapi Deni tidak berani berbuat apa-apa karena takut menyinggung perasaan sang istri.

Herman tersenyum sambil kembali hendak menyesat minumannya ketika tiba-tiba ponselnya berbunyi.

"Halo Pak Herman ini dari sekolah Gea Putri pertama bapak. Kami hanya ingin melaporkan bahwa putri Bapak sudah 3 bulan tidak membayar iuran sekolah," ucap seorang wanita di seberang sana.

"Loh bukannya tiap bulan dibayar sama istri saya?"tanya Herman heran.

"Biasanya juga 3 bulan sekali Pak, kalau tidak tanggal 4 tanggal 18 Ibu bayar tetapi bulan ini sampai ke hari ini belum bayar Pak. Tadi saya sudah konfirmasi kepada Ibu Mona dan ibu Mona meminta supaya saya menagih kepada bapak. Besarnya nanti saya akan kirimkan ke WA bapak."

Herman berdecak kesal," bagaimana sih Mona, masak iuran sekolah belum dibayar. Kan tinggal bayar aja," ucap Herman.

Tak lama setelah itu notifikasi WhatsAppnya berbunyi dan dia pun segera membuka pesan dari guru anak pertamanya.

"Sepuluh juta, mahal banget," ucap Herman. Sungguh dia tidak tahu kalau ternyata sekolah anaknya sangat mahal, sekarang selama ini dia hanya menerima beres saja.

Belum selesai rasa terkejutnya tiba-tiba adiknya menelpon.

"Mas, jatah bulanan Kok belum kamu kirim sih?"tanya Dina diseberang sana.

"Bukannya sudah dikasih jatah bulanan kamu?"

"Kasih waktu awal bulan Mas biasanya tanggal-tanggal segini Mbak Mona itu mentransfer lagi. Jatahku dua kali Mas setiap bulan. Bulan pertama biasanya mbak Mona akan kasih aku satu juta nanti di akhir bulan akan kasih lagi satu juta jadi total semuanya itu dua juta. Untuk ibu sendiri, biasanya setiap bulan ibu akan dicatat tiga juta jadi total jatah kami lima juta Mas."

Herman mulai merasakan kepalanya pusing dia meremas rambutnya.

"Gila, bayar sekolah tiga juta perbulan, belum lagi jatah ibu sama Dina sebulan lima juta. Sama mereka aja udah delapan juta."

Kepala Herman mulai berpikir jika untuk ibu, adik , dan bayar sekolah anak delapan juta terus untuk jatahnya sebulan beli bensin rokok ini itu dua juta belum lagi kadang kalau dia keluar kota. Belanja bulanan, bayar kredit mobil, rumah pastinya tidak cukup. Lalu kenapa waktu Herman minta transferan uang rp30 juta, Mona langsung bisa memberikannya. Dari mana uang itu Mona dapatkan?

"Aku harus minta penjelasan dari Mona?" gumam Herman.

Pria itu segera pulang ke rumahnya dia melajukan mobilnya dengan cepat membelah jalan Raya, di kepalanya hanya satu dia ingin meminta penjelasan dari Mona.

"Ibu mana?" tanya Herman pada pembantunya yang datang setiap pagi hari dan pulang di sore hari. Kepala Herman kembali berpikir dari mana istrinya bisa membayar gaji pembantu ini?

Tanpa menunggu jawaban dari pembantunya Herman segera pergi ke kamarnya berharap bisa bertemu Mona.

Brak

"Mona, coba kamu jelaskan bagaimana ceritanya kamu bisa.."

Belum sempat Herman melanjutkan ucapannya tiba-tiba dia dikejutkan dengan sebuah tulisan yang ada di atas meja.

Tulisan apa itu?

.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Setelah Aku Mendua   bab 115

    Bab 115Rendra merasa lega setelah klarifikasi, dia yakin setelah itu Maria pasti tidak akan berani bicara apa-apa lagi. Wanita itu pasti nantinya akan malu sendiri. "Pak, sepertinya klarifikasi bapak itu tidak ada artinya lagi buat perempuan itu. Dia malah mengunggah hasil USG Pak.""Hah?" Rendra kaget. "Bahkan banyak sekali beredar foto-foto bapak yang berbuat mesum dengan perempuan itu di hotel. Ada juga beberapa adegan-adegan di mana Bapak sedang bermesraan dengan dia."Rendra semakin bingung. Dia segera meraih HP milik anak buahnya itu lalu kemudian melihat foto-foto tersebut. "Sial! Ini pasti rekayasa, ini pasti editan Ai.. mana mungkin aku ketemu dia di hotel lalu di tempat-tempat lain sementara aku tidak pernah melakukan hubungan sama dia sama sekali. Bahkan, semenjak putus kami juga jarang ketemu. Aku lebih fokus ke Mona," ucap Rendra kesal."Kalau begitu kita hanya punya satu jalan Pak. Tarik semua foto-foto yang beredar itu lalu kita undang ahli. Nanti biar dia bisa kl

  • Setelah Aku Mendua   bab 114

    Bab 114Mona hanya diam, seharian ini dia bahkan tak bisa bekerja sama sekali. Dia bingung kan pemberitaan online yang semakin kencang. "Menurut saya sebaiknya Ibu bicara dengan pak Rendra. Bu, di zaman sekarang ini Ibu jangan terlalu percaya dengan bukti-bukti yang beredar di media sosial apalagi hanya foto," ujar Mita."Aku juga awalnya berpikiran seperti kamu tidak ingin percaya tapi foto-foto itu kan sudah menjadi bukti yang jelas di mana mereka itu pernah melakukan hubungan seksual. Namanya laki-laki itu semua sama Mita, di depan kita Dia terlihat baik dan romantis tetapi di belakang kita kita juga tidak tahu apa yang dia lakukan. Lelaki itu ibarat kucing jika dikasih ikan dia pasti akan menyantapnya tidak peduli walau bagaimanapun rasa ikan itu," jawab Mona.Hatinya campur aduk ini antar rasa marah, dan juga bingung. Pernikahan mereka sudah di depan mata bahkan hanya tinggal menghitung hari etapi justru isu miring menerpa Rendra.Sebenarnya bisa saja Mona mengabaikan hal itu te

  • Setelah Aku Mendua   bab 113

    Bab 113"Rendra, apa kamu sudah melihat berita hari ini," ujar Doni rekan Rendra. Tepatnya dia adalah wakil Rendra ketika ada di perusahaan. "Belum, memangnya ada apa?"tanya Rendra. Beberapa hari terakhir ini dia sibuk dengan Mona untuk mempersiapkan pernikahannya. Persoalan kantor semua diserahkan kepada Doni dan juga beberapa Manager yang dia percaya. "Saham kita menurun tajam.""Hah?" Rendra kaget. Dia heran bagaimana bisa sahamnya turun pada selama ini saham selalu stabil.Pria itu langsung meraih laptop yang diberikan oleh Doni. "Ini kenapa tiba-tiba saham turun drastis. Beberapa tahun terakhir ini baru kali ini kita mengalami penurunan saham yang begini tajam?"tanya Rendra bingung.Baru kali ini dalam beberapa tahun terakhir sahamnya turun karena biasanya saham selalu stabil. "Aku tidak tahu apakah itu isu atau memang ada pemberitaan yang beredar di media. Pemberitaan yang tidak mengenakkan mengenai kamu."Rendra kaget," aku?" Pria itu menunjuk dirinya sendiri. "Sebentar a

  • Setelah Aku Mendua   bab 112

    Bab 112 "Apa yang ingin kamu bicarakan. Aku gak ada waktu," ucap Maria sengit."Heh, kamu jangan begitu. Jangan sok gak butuh aku. Aku tahu bagaimana cara menghancurkan mereka karena aku mantan suami Mona!"Maria yang hendak melangkah pergi menoleh ke arah Herman. Sementara Herman tersenyum."Bagaimana, mau menolak diskusi dengan aku?"Akhirnya Maria mau bicara dengan Herman."Ok, jadi kita to the point saja. Apa yang ingin kamu bicarakan dan apa usulan kamu?"tanya Maria."Bagaimana kalau kita minum dulu. Aku rasa satu atau dua gelas alkohol, bisa membuat pikiran kita menjadi lebih Fress," ucap Herman."Hmm, aku sudah minum dan tidak ingin minum," tolak Maria."C'mon girl. Kita bisa menyelesaikan masalah dengan segelas minuman." Herman menatap Maria. Dia tahu siapa Maria, dia adalah gadis yang biasa pergi dugem dan juga terbiasa dengan sex bebas. "Oke only one glass. Tidak boleh lebih!" Maria memperingatkan Herman."Its ok, no problem satu gelas juga sudah cukup."Mereka akhirnya p

  • Setelah Aku Mendua   bab 111

    Bab 111"Aku punya solusinya kalau kamu ingin membatalkan pernikahan cowok kamu."Beberapa saat sebelumnya "Bos saya sudah temukan perempuan pacar dari laki-laki yang ingin merebut mantan istri bos," ujar salah satu dari anak buah Herman. Herman memerintahkan anak buahnya untuk mencari tahu siapa pacar Rendra. Sebelumnya laki-laki itu sudah mendapatkan informasi kalau Rendra memiliki mantan kekasih. Mereka pernah bertunangan tetapi putus dan sampai saat ini infonya mantan kekasih Rendra itu masih mengejar-ngejar Rendra."Oya? Aku tidak mau kalau kamu membuat aku kecewa lagi. Kamu tahu kak balasannya kalau kamu membuat aku kecewa lagi," geram Herman. Anak buahnya yang tidak pernah bisa diandalkan apa yang dikasih tugas selalu saja gagal dan itu membuat Herman merasa kesal. "Tenang Bos. Kali ini infoku akurat Bos. Jadi mantannya Rendra itu bernama Maria, iya ini mantan seorang model dan juga dia pernah juga jadi artis film dewasa."Herman yang awal tidak begitu percaya kini menatap

  • Setelah Aku Mendua   bab 110

    Maria merasa puas, Johan memang selalu membuat dia puas. Permainannya selalu dirindukan oleh Maria."Hebat Lo, masih aja bikin gue puas," ucap Maria. Wanita yang selalu haus itu merasa keinginannya sudah terlampiaskan."Mau lagi?" Lelaki kurus hitam manis itu tersenyum menggoda."Anj*r Lo. Gak ada puas-puasnya. Pantes cewek Lo ajak cek in dua kali doang sudah hamidun," jawab Maria.Johan berdecak."Anj*r. Sekarang lu bantu gue dong gimana cara gue bisa ngatasi hal ini. Kok nggak mungkin ngebiarin tuh cewek terus-menerus pergi dari broadcast satu ke broadcast lainnya untuk menjatuhkan gue. Gue harus membersihkan nama gue kalau nggak mau kerjaan gue semua hilang," ucap JohanPria itu memang berprofesi sebagai seorang DJ. Dan semenjak ada masalah itu pekerjaannya banyak yang di cancel. Event-event besar yang telah menantinya sudah banyak dibatalkan oleh pihak penyelenggara karena tidak mau nanti nama mereka akan tercemar. "Ya satu-satunya jalan lu harus klarifikasi. Mendingan gini aja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status