Share

Bab 5

Author: Haslia
Sebelum Keluarga Hermawan runtuh dulu, Monica yang mana merupakan putri semata wayang itu adalah kesayangan ayahnya, Niko Hermawan. Dia selalu dimanja sejak kecil dan tidak pernah menerima sedikit pun penderitaan.

Namun, siapa sangka setelah menikah dengan Surya, Monica diperlakukan seperti pembantu saja. Sekarang dia malah dijual ke tempat seperti ini untuk melayani tamu ….

Tidak, tidak bisa!

“Aku istrinya Surya. Kalau kamu berani sentuh aku, Surya nggak akan lepaskan kamu!” jerit Monica.

Berhubung masalah sudah berkembang hingga tahap seperti ini, Monica berharap bisa mengagetkan pihak lawan dengan menggunakan nama Surya. Dengan begitu, bisa jadi dirinya akan dilepaskan!

“Istrinya Surya? Siapa juga yang nggak tahu kalau Surya masih belum menikah! Kamu malah berani menyebut dirimu sebagai istrinya Pak Surya, apa otakmu bermasalah?” Orang itu tertawa mengejek, merasa lucu atas kata-kataku.

Monica ingin berargumentasi lagi, tapi tidak tahu harus bilang apa.

Surya tidak pernah memublikasikan identitas Monica, seolah-olah pernikahan mereka adalah hal yang memalukan.

Jadi, tidak akan ada yang percaya bahwa Monica adalah istrinya Surya.

Tiba-tiba wanita itu menimpali lagi.

“Jujur saja, tempat kami ini paling nggak kekurangan simpanan para bos. Mereka mengantar simpanan mereka yang sudah bosan mereka mainkan kepada para tamu VIP, tujuannya untuk mencapai puncak kekuasaan mereka! Bisa jadi, kamu dijual kemari juga karena kemauan cowokmu!”

Ucapan itu bagai hantaman besar saja. Saking syoknya, Monica langsung jatuh lemas di atas lantai.

Tidak mungkin, Surya tidak mungkin berbuat seperti ini!

Surya memang membenci Monica, tetapi bagaimanapun juga dia adalah ibunya Farel ….

Apalagi, jelas-jelas saat mereka berhubungan, Surya juga pernah memanggil nama Monica di tengah malam. Tidak mungkin Surya bersikap begitu tidak berperasaan terhadap Monica ….

Hanya saja, ucapan pria bercodet masih saja terngiang-ngiang di telinga Monica.

“Atasan kami sudah bilang, terserah bagaimana kami tangani kamu!”

Monica mengepal erat tangannya hingga kuku menancap ke dalam dagingnya.

“Cepat lepaskan pakaiannya! Tamu VIP lagi menunggu!” Si wanita mencengkeram kerah pakaian Monica dengan tidak sabaran, lalu menariknya.

“Aku nggak mau!” Entah dari mana asal kekuatan Monica, dia langsung mendorong si wanita, lalu menerobos keluar ruangan VIP.

“Dasar murahan! Berhenti!” jerit wanita itu dengan kuat, lalu mengejar langkah Monica.

Monica seolah-olah sedang melarikan diri dari kejaran maut saja. Dia berusaha sekuat tenaga untuk melarikan diri dari tempat ini.

Monica ingin pulang untuk bertanya pada Surya. Apa semua ini adalah keinginannya? Apa dia begitu membenci Monica?

Entah sudah berapa jauh Monica berlari, dia mulai kehilangan tenaganya. Lantaran kehilangan fokusnya, dia pun jatuh ke lantai hingga lututnya membengkak. Rasa sakit itu membuat Monica menarik napas dalam-dalam.

Monica berusaha untuk berdiri.

“Mas Surya, coba cicipi ini ….”

Terdengar suara familier dari ruangan VIP di depan sana.

Suara itu adalah suara Erika!

Panggilan “Mas Surya” dari mulutnya ….

Monica menarik napas dalam-dalam. Tatapannya melihat ke celah pintu ruangan VIP.

Di dalam celah sempit itu, memang terlihat bayangan tubuh tegap Surya.

Tatapan Monica menjadi berkilauan. Dia mengangkat tangannya hendak membuka pintu.

“Tante Erika, apa aku boleh panggil kamu Mama Erika?” Terdengar suara lembut Farel.

Mama Erika? Erika ….

Monica bagai disambar petir saja. Sekujur tubuhnya terkaku di tempat.

Rika, Nica ….

Jadi, selama bertahun-tahun ini, orang yang dipanggil Surya setiap malam adalah Erika!

Monica hanyalah seorang pengganti yang digunakan Surya untuk melampiaskan rasa sukanya terhadap cinta pertama yang tidak bisa didapatkannya saja!

Pada saat ini, seluruh energi di tubuh Monica seolah-olah terkuras habis. Tangan yang diangkatnya juga jatuh menopang ke atas lantai.

“Boleh, Farel mau panggil apa saja juga boleh.” Erika tersenyum manis, lalu melihat Surya dengan agak khawatir. “Surya, Nona Monica sudah seharian nggak pulang, jangan-jangan terjadi sesuatu sama dia?”

“Untuk apa kamu ungkit dia?” Surya mengerutkan keningnya. Nada bicaranya terdengar sangat dingin. “Nggak ada yang peduli dengan hidup matinya ….”

Tidak ada yang peduli dengan hidup mati Monica.

Monica menarik ujung bibirnya. Dia malah menyadari bahwa dirinya bahkan tidak sanggup untuk tersenyum getir lagi.

Air mata menetes dari ujung mata Monica, lalu jatuh ke atas punggung tangannya.

Pada saat ini, kebetulan terdengar suara wanita dari belakang. “Mau kabur? Seret dia!”

Mata Monica seketika terbelalak. Dia segera mengulurkan tangannya untuk mendorong pintu ruangan VIP.

Alhasil, saat baru sempat mendorong sedikit saja, pergelangan kakinya malah ditangkap dan ditarik ke belakang.

Monica segera menjerit, “Surya … uhm!”

Belum sempat Monica menyelesaikan omongannya, dia pun ditarik ke koridor.

“Dasar wanita jalang!” Tamparan panas dilayangkan di wajah Monica. “Kalau sampai kamu ganggu tamu VIP, aku akan beri pelajaran kepadamu!”

Monica memiringkan wajahnya ke sebelah samping. Bekas darah keluar dari ujung bibirnya.

Tiba-tiba pintu ruangan VIP terbuka. Surya berjalan keluar seolah-olah ada orang yang sedang memanggilnya.

Monica berusaha untuk meronta, tetapi dia hanya bisa mengeluarkan suara isak tangis saja.

Wanita itu segera maju untuk meminta maaf. “Maaf, Pak Surya, anak baru masih kurang paham, jadi ganggu kamu.”

Raut wajah Surya tidak begitu bagus. “Kenapa masih dipekerjakan? Dihukum saja.”

Dalam sesaat, tenggorokan kering Monica tidak bisa mengeluarkan suara apa pun lagi.

Sebuah tamparan mengenai wajah Monica lagi. Monica langsung jatuh di lantai. Dia hanya bisa melihat dari kejauhan, Farel menggandeng Erika berjalan keluar ruangan VIP. “Papa, kita pulang bersama Mama Erika ya!”

Wajah putih Erika mulai merona, dia tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya.

Monica melihat mereka sekeluarga bertiga berdiri bersama dengan wajah tanpa ekspresi. Dia seolah-olah sedang melihat selembar lukisan yang hangat saja.

“Sudah lihat belum. Dia baru istri sah Pak Surya. Siapalah kamu itu!”

Sebuah tamparan dilayangkan lagi ke atas wajah Monica. Suara gemuruh di langit seolah-olah sedang mengumumkan betapa konyol dan lucunya dia yang diam-diam mencintai selama sepuluh tahun serta pernikahan selama lima tahun ini.

Hingga saat ini, Monica baru mengerti bahwa Surya bukan hanya membencinya saja, dia bahkan ingin menghabisinya, lalu membentuk sebuah keluarga yang indah bersama cinta pertama yang diidamkannya selama ini.

Sementara, Monica adalah sosok yang mubazir.

Air hujan di luar sana masih mengguyur dan membasahi jendela. Hujan itu bagai tamparan yang memukul wajah Monica. Rasa sakit kini merambat ke seluruh tubuhnya. Hanya saja, semua itu bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan rasa sakit di hatinya.

“Surya ….”

Monica menatap bayangan punggung Surya, lalu berkata dengan susah payah. Suaranya seolah-olah telah menghilang karena terembus angin saja.

Pada saat ini, seolah-olah terngiang-ngiang ucapan pendeta di acara pernikahan mereka yang sangat amat sederhana. Pendeta bertanya padanya, “Bu Monica, apa kamu bersedia untuk menikah dengan Pak Surya dan mencintainya untuk selamanya?”

“Aku bersedia!”

Sebelumnya Monica sangat mencintai pria itu. Sekarang, semua perasaan itu telah berubah menjadi sebilah pisau, yang mana menusuk di atas hatinya yang telah terluka parah ….

“Aku nggak akan mencintaimu lagi.”

Terdengar suara menggelegar. Kilat disertai petir menyambar di atas langit.

Saat pandangan Monica mulai buram, dia mulai kehilangan kesadarannya.

“Monica!”

Terdengar sedikit rasa gugup di dalam suara dinginnya.

Suara itu adalah suara Surya.

Monica benar-benar tidak tertolong lagi. Dia malah berhalusinasi hingga mendengar suara Surya.

Ujung bibir Monica yang berdarah itu pun tersenyum menyindir. Dia langsung jatuh di tempat.

Hanya saja, yang menangkap Monica bukanlah lantai yang dingin, melainkan sebuah pelukan yang hangat.

Pelukan ini pernah diidamkan Monica sebelumnya. Namun, sekarang dia hanya ingin mendorong pelukan ini.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila   Bab 100

    "Guru ...." Mata Monica tiba-tiba terasa panas dan berkaca-kaca."Kalau kamu ada pertanyaan soal seni merangkai bunga, hubungi aku saja. Aku memang bilang nggak ada waktu, tapi apa kamu nggak bisa terus tanya sampai aku ada waktu? Kalau gampang tersinggung begitu, gimana kamu bisa jadi orang hebat?" tegur Santi.Monica merasa sedikit malu, lalu mengangguk dalam-dalam dengan serius. "Aku mengerti. Makasih, Guru.""Jangan buru-buru bilang makasih. Tunggu sampai kamu benar-benar punya hasil yang bisa dibanggakan, baru pantas berterima kasih," ucap Santi sambil tersenyum tipis. "Sudahlah, aku masih ada urusan. Nggak bisa ngobrol lama-lama sama kalian."Tepat saat itu, lift yang mereka tunggu tiba di lantai mereka dan berbunyi ketika terbuka.Bersamaan dengan itu, Surya keluar dari ruang VIP. Dia kebetulan melihat Santi sedang berdiri bersama Monica dan Yunita.Santi juga melihat Surya, tetapi hanya melirik sekilas sebelum kembali menatap Monica dan berucap, "Oh ya. Meski kamu nggak suka de

  • Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila   Bab 99

    Orang-orang di ruang VIP juga ikut menoleh ke arah Monica.Orang yang bisa mendapatkan pujian dan evaluasi langsung dari Master Santi pasti sangat luar biasa!Awalnya, mereka semua mengira Monica hanyalah hiasan tanpa isi. Sekarang, mereka baru tahu ternyata dia adalah perangkai bunga yang karyanya mendapat banyak pujian di pameran!Dalam sekejap, pandangan mereka terhadap Monica pun berubah. Yang tadinya menganggapnya remeh, kini mulai muncul rasa kagum dan hormat terhadapnya.Erika menggenggam erat tangan yang bertumpu di atas pahanya saat melihat pusat perhatian beralih ke Monica.Tak disangka, Santi yang barusan memperingatkan dirinya secara terang-terangan, justru bersikap begitu ramah terhadap Monica!Tatapan mata Erika penuh dengan rasa tidak terima, lalu dia secara refleks menoleh ke arah Surya karena ingin tahu bagaimana reaksinya.Surya hanya melirik sekilas ke arah Monica, seolah-olah sedang melihat seseorang yang tidak ada hubungan dengan dirinya. Tidak ada perubahan ekspre

  • Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila   Bab 98

    "Ya. Sekarang, apa pria itu masih begitu berengsek?" Edwin juga mulai tertarik, memang dasarnya dia suka dengar gosip seperti ini."Kalau soal prianya berengsek atau nggak, aku sendiri kurang tahu juga," jawab Santi sambil menyapu pandangan ke seluruh ruang VIP dengan tenang, lalu akhirnya menatap langsung ke arah Surya. Dia tersenyum samar dan bertanya, "Pak Surya, menurutmu dia berengsek nggak?"Begitu kalimat itu dilontarkan, suasana ruang VIP langsung hening seketika.Tidak ada seorang pun menyangka Santi akan tiba-tiba melemparkan pertanyaan itu ke Surya.Apakah Pak Surya ada hubungannya dengan cerita tadi?Alis Erika langsung berkerut. Seolah-olah teringat sesuatu, dia mendadak menoleh dan menatap ke arah Monica.Baru sekarang Erika menyadari, Monica tadi masuk bersama dengan Bu Yunita dari studio bunga itu. Jadi artinya, Monica adalah orang yang membuat karya bertema "Keharmonisan Hijau dan Merah" tersebut!Jangan-jangan ... Monica adalah murid yang dimaksud Santi?Kalau benar b

  • Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila   Bab 97

    Erika memang sudah punya banyak gelar dan predikat. Semuanya dirancang untuk menciptakan citra yang sempurna agar dia bisa tampil percaya diri di situasi apa pun.Sekarang, Erika melihat adanya celah kosong dalam dunia pameran seni merangkai bunga di dalam negeri sehingga ingin menjadi pelopor di bidang tersebut. Oleh karena itu, dia jelas perlu memahami bidang ini lebih dalam.Kalau Erika bisa menambahkan satu gelar lagi sebagai murid dari master perangkai bunga dalam negeri, langkahnya ke depan di bidang ini akan jauh lebih lancar.Jadi, sekarang Erika sangat menantikan jawaban dari Santi.Bagaimanapun, status sosial Surya sudah jelas. Tidak peduli Santi sekeras kepala apa pun, sepertinya dia tidak akan sampai menolak permintaan seseorang yang dibawa oleh Surya sendiri.Orang-orang lain di ruang VIP itu juga menatap dengan penasaran.Konon, Santi sangat ketat dalam memilih murid. Bisa memenuhi standarnya sangatlah langka. Jadi selama bertahun-tahun, dia hanya mempunyai satu murid. Na

  • Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila   Bab 96

    "Pak Agus terlalu memuji," Erika tersenyum sambil mengangkat gelas.Surya juga ikut mengangkat gelas dan meneguk sedikit."Kalau aku bilang sih, Nona Erika memang luar biasa. Usianya masih muda, tapi sudah bisa merancang begitu banyak pameran yang viral. Benar-benar panutan di industri seni!""Ya, dengar-dengar Nona Erika itu lulusan dari universitas yang sama dengan Pak Surya. Itu kampus kelas dunia lho. Ya jelas saja dia itu orang hebat tingkat dewa!""Makasih atas pujiannya." Erika membalas dengan senyum rendah hati, lalu menoleh pada Surya. "Walaupun aku dan Pak Surya seumuran, dia sudah menyelesaikan seluruh studinya setahun lebih cepat dariku. Sejak dulu, aku selalu menjadikannya sebagai panutan yang ingin kukejar."Sesama orang hebat yang akhirnya bertemu di puncak. Cerita semacam itu memang terasa romantis.Dalam sekejap, semua orang merasa Erika dan Surya sangat cocok. Mungkin memang hanya wanita seperti Erika yang pantas bersanding dengan pria seperti Surya.Oleh karena itu,

  • Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila   Bab 95

    "Sudah cukup."Suara Surya terdengar datar. Dia menghentikan topik pembicaraan tersebut.Barulah orang-orang yang tadi menggoda, menghentikan pertanyaan mereka. Namun bagi yang paham, semua sudah bisa menebak maksud sebenarnya. "Pak Surya lagi melindungi Nona Erika.""Benar banget. Nggak diumumkan ke publik, justru bentuk perlindungan untuk Nona Erika, 'kan?"Supaya orang-orang tidak berpikir bahwa kesuksesan pameran ini semata-mata karena dorongan dan koneksi dari Surya."Kelihatannya, Nona Erika bakal jadi Nyonya Atmadja. Cuma tinggal tunggu waktu saja ...."Erika menunduk sedikit, tetapi di matanya terselip sorot bangga yang tak bisa disembunyikan.Edwin yang mendengarkan pembicaraan itu hanya mengernyit. Secara naluriah, dia menoleh ke arah Monica yang duduk di sampingnya.Namun, Monica tetap tenang seperti biasa dan ekspresinya datar. Dia sesekali ngobrol ringan dengan beberapa orang di sekitarnya yang juga dari industri seni. Sama sekali tak terlihat ada reaksi apa pun dari dirin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status