Share

Agreement

Author: Si Nicegirl
last update Last Updated: 2025-04-04 08:24:10

Dua minggu kemudian.

Sinar matahari pagi sudah menembus masuk ke dalam kamar, tapi Halwa dan Edzhar masih enggan untuk meninggalkan tempat tidur mereka. Edzhar masih memeluk Halwa dari belakangnya, dan Halwa membiarkannya.

Sudah lama mereka saling diam dengan posisi seperti itu, dan itu adalah rutinitas pagi mereka setiap harinya.

Dan setiap itu juga Halwa memikirkan nasehat mamanya tentang hubungannya dengan Edzhar. Mungkin tidak ada salahnya ia menuruti nasehat mamanya itu, dengan memberikan kesempatan kedua pada pria yang kini sudah menjadi suaminya itu.

Dua minggu setelah mama kembali ke rumah tahanannya, Edzhar tidak sekalipun mencuri ciuman itu darinya lagi, pria itu benar-benar telah menepati janjinya pada Halwa.

"Eughh!" Halwa memekik pelan sambil memegang perutnya, membuat Edzhar seketika itu juga terduduk sambil menatap penuh khawatir ke wajah Halwa,

"Ada apa?" tanyanya.

Halwa berbalik terlentang sekarang, sam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   First Time

    Pagi itu, Halwa sedang memasak sesuatu di dapur untuk sarapan paginya dan juga Edzhar ketika ia merasakan sebuah tangan melingkar di perutnya, disusul dengan dagu seseorang yang bersandar manja di bahunya, yang sudah pasti orang itu adalah suaminya, Edzhar."Kamu masak apa?" tanya pria itu dengan suara serak, khas orang yang baru bangun tidur."Aku tidak bisa masak yang rumit, jadi ayam goreng saja yaa, Mama sudah mengungkepnya untuk kita, jadi aku tinggal menggorengnya," jawab Halwa.Sudah satu minggu mereka di Jakarta, dan kini tengah berada di Apartment Edzhar. Dan baru satu hari Halwa bermalam di Apartment ini, setelah sebelumnya mereka bermalam di rumah mama dan papa."Kenapa kamu matikan kompornya?" protes Halwa saat Edzhar mengulurkan tangannya untuk mematikan kompor listrik yang tengah Halwa gunakan itu.Alih-alih menjawab, Edzhar malah memutar badan Halwa ke arahnya, dan langsung mendaratkan ciuman ke bibirnya. Awalnya Halwa mere

    Last Updated : 2025-04-04
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Pertemuan Kembali

    Azalea mengalihkan perhatiannya dari Halwa ke Edzhar, "Kamu memperlakukannya dengan baik, kan?!" tanyanya sambil menyipitkan kedua matanya."Oh, tentu saja," jawabnya santai.Edzhar kembali merangkul pinggang Halwa, dan menariknya dengan gerakan posesif hingga semakin merapat padanya, bukan karena ingin menegaskan pada Azalea, tapi karena dari sudut matanya, ia melihat Victor yang sedang melangkah mendekati mereka."Lea, Andre mencarimu," ucap Victor pada Azalea, meski kedua matanya menatap bolak-balik ke Halwa dan Edzhar."Andre? Bukankah dia tadi sedang ke kamar kecil?" Tanyanya, Victor hanya menjawabnya dengan menaikkan bahunya."Andre?" tanya Halwa."Ah, sahabat yang pernah aku ceritakan padamu itu, Wa. Yang ingin aku jodohkan padamu dulu. Tapi sepertinya tidak perlu, karena sekarang kamu sudah menjadi istri Edzhar, dan Andre sudah menjadi kekasihku. Aku cari Andre dulu ya, nanti aku kenalkan dia pada kalian!" jelas Azalea se

    Last Updated : 2025-04-04
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Bertemu Orangtua Tita

    "Kali ini aku mengalah karena Aira sendiri yang memilih untuk terus bersamamu, meski aku tahu itu ia lakukan demi menyelamatkan orang tuanya! Tapi sekali lagi kau mengecewakannya, aku tidak akan segan-segan merebutnya kembali darimu!! Dan jangan pernah berharap saat itu aku akan bersikap mengalah seperti saat ini!! Camkan kata-kataku itu baik-baik, Ed!!" tegas Victor dengan tetap membelakangi Edzhar.Kata-kata yang Victor lontarkan tadi terus-menerus terngiang-ngiang di telinga Edzhar, hingga tanpa sadar pria itu terlihat melamun di tengah canda gurau teman-temannya itu."Ed ... " panggil Halwa sambil menyentuh lembut lengan suaminya itu."Ya, Aşkım?" tanya Edzhar lembut."Kenapa diam saja? Apa kamu sedang tidak enak badan?" tanya Halwa."Sepertinya iya, bagaimana kalau kita pulang duluan saja? Kamu juga harus istirahat demi anak kita," sarannya dan Halwa menganggukkan kepalanya.Ini kesempatannya untuk segera menjauhkan Halwa da

    Last Updated : 2025-04-04
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Jangan Pernah Menyakitinya Lagi!

    Napass Halwa tercekat, ia menangkup mulutnya dan menatap punggung Edzhar dengan tatapan tidak percaya. Berarti suaminya itu masih berpikiran kalau Halwalah penyebab kematian Tita, dan ia merasakan sakit yang menusuk di dadanya, sakit karena Edzhar masih juga tidak mempercayainya."Aku bukan pembunuh ... " desahnya sebelum menyerah pada kabut gelap yang menariknya ke alam bawah sadarnya, dan Victor menangkap badan Halwa saat jatuh pingsan."Halwa!" pekik Azalea membuat Edzhar balik badan, dan melihat Victor yang sudah membopong Halwa dan membawanya keluar dari tempat itu.Azalea, Andre, dan teman-teman yang lainnya mengikuti di belakang mereka, menyisakan Edzhar, Aaron dan Clare saja yang masih berhadapan dengan kedua orang tua Tita itu.Tapi rasa khawatir yang teramat sangat pada istrinya itu, membuat Edzhar berniat mengejar mereka. Tapi baru satu langkah Edzhar ingin menyusul mereka, tangan om Bara menahannya,"Mau ke mana? Melihat istri

    Last Updated : 2025-04-04
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Best Momment in the Flower Dome

    "Bukan, bukan aku ... " terdengar rintihan lirih dari mulut Halwah, membuat Edzhar terjaga dari tidurnya.Ia yang tengah menunggu Halwa sadar, ternyata tertidur di sisi Halwa, dengan telapak tangan yang dikaitkan erat ke telapak tangan istrinya itu, yang kini meremas telapak tangan Edzhar dengan erat hingga Edzhar sedikit meringis.Edzhar mencondongkan dirinya ke Halwa, sebelah tangannya yang bebas mengusap lembut pipinya, "Aşkım, apa kamu sudah sadar?" Halwa tetap tidak membuka matanya, meski keningnya mengkerut dalam, yang berarti ia tengah bermimpi buruk lagi.Edzhar merasakan tikaman penyesalan di dadanya, karena sekali lagi ia menyebabkan istrinya itu kembali mengalami mimpi buruknya. Ia mengelus lembut dahi hingga ke puncak kepala Halwa, sebelum mendaratkan ciumannya ke dahinya itu."Sudah hampir dua belas jam kamu belum juga sadarkan diri, Wa. Bangun Aşkım."Hanya leguhan-leguhan kecil saja yang keluar dari mulut Halwa,

    Last Updated : 2025-04-05
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Mawar Hitam

    Sudah lebih dari lima hari mereka berada di Istanbul, dan Halwa masih saja bersikap dingin padanya, sejak bertemu dengan orang tua Tita itu. Halwa tidak bicara kalau bukan Edzhar yang memulainya, tidak ada senyum lagi yang terukir di wajah cantiknya. Secara keseluruhan, Halwa seperti kembali ke saat pertama kali Edzhar membawanya ke rumah Anne. Ia sangat menyesali pertemuan mereka dengan orang tua Tita, yang menyebabkan istrinya kembali lagi seperti ini, padahal sebelumnya hubungan mereka sudah baik-baik saja. Halwa sudah banyak tersenyum, serta lebih banyak lagi tawa serta canda mereka, dan semuanya menghilang dalam satu malam. Saat ini, entah apa yang tengah berada di dalam pikiran Halwa, wanita itu tengah berbaring miring memunggunginya. Edzhar tahu Halwa belum tidur, karena sesekali terdengar helaan nafas panjang istrinya itu. "Wa ... " "Hmmm." "Sebelum kita kembali ke Jakarta, aku ingin me

    Last Updated : 2025-04-05
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Serangan Fajar

    Dua bulan kemudian.Dengan pelan Halwa membangunkan Edzhar, pria itu terlambat bangun karena hampir semalaman berkutat dengan pekerjaannya, karena terdapat sedikit masalah pada perusahaannya itu."Ed, Bangun Ed. Bukannya kamu harus ke kantor hari ini?" seru Halwa."Aku masih ngantuk sekali, Aşkım.""Lawan kantuknya, Ed. Sekarang kamu mandi dan bersiap-siap saja ya, biar aku bawakan sarapan pagimu ke kamar," ujar Halwa, baru saja ia berdiri tapi Edzhar sudah menarik lengannya hingga Halwa jatuh di atas tu6uhnya."Ed!" pekik Halwa."Pagi-pagi sekali kamu sudah serepot ini, Aşkım. Lebih baik kita kembali tidur lagi," gumamnya dengan kedua mata yang masih terpejam."Ed! Kamu yang memintaku untuk membangunkanmu sepagi ini! Sekarang ayo cepat bangun,"Edzhar membuka sebelah matanya hanya untuk melirik jam di dinding, "Masih tersisa satu jam lagi, cukup untuk aku memakanmu terlebih dahulu," ujarnya sebelum menarik kep

    Last Updated : 2025-04-05
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Arisan Sosialita

    Setelah satu minggu mereka berada di Turki, Anne datang mengunjungi mereka, dan sekarang adalah hari ketiga Anne berada di rumah Edzhar, untuk menghadiri arisan sosialita yang akan dihadiri istri dari para pengusaha sukses nanti malam. "Kamu ikut saja ya, Wa!" seru Anne di sela sarapan pagi mereka. Halwa mengunyah dengan cepat makanan di dalam mulutnya dan menelannya sebelum menjawab, "Sebaiknya aku tidak ikut, Anne. Perutku sudah terlihat membesar dan aku tidak percaya diri." "Justru itu, Anne mau mengenalkanmu pada teman-teman Anne, dan memamerkan kepada mereka semua kalau sebentar lagi Anne akan memiliki cucu, kembar pula," jelas Anne dengan kedua mata yang terlihat berbinar-binar. Jelas sekali memang itulah tujuan Anne mengajaknya ke acara arisan itu, selain ingin mengenalkan Halwa, ia juga ingin memproklamirkan cucu kembarnya yang dalam tiga bulan ke depan akan segera hadir ke muka bumi ini. Halwa menata

    Last Updated : 2025-04-06

Latest chapter

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Kenapa Merahasiakannya?

    "Jadi insiden kapal pesiar itu sengaja direncanakan Tita untuk menjebak Aira?" tanya Victor setelah Edzhar selesai menceritakan semuanya.Tragedi itulah awal dari penderitaan Halwa. Ia lolos dari perangkap jahat Tita, tapi malah jatuh ke dalam jerat Edzhar. Victor yakin betul, saat mengetahui semua kebenaran itu, pasti Edzhar tersiksa oleh rasa bersalahnya.Bagaimana tidak? pria itu dengan kejam telah melakukan hal buruk pada Halwa, membuat Halwa tersiksa lahir dan batin, menjadikan dua bulan hidup wanita itu laksana berada di dalam neraka."Ya ... Kalian pasti menertawakan kebodohanku, ya kan? Tertawa dan hina saja aku, kalian tidak salah, aku memang terlalu mudah dibodohi wanita itu," desah Edzhar sambil menatap sendu satu-persatu sahabatnya itu."Tidak ada satupun dari kami yang akan menertawakanmu, Ed. Di banding orang lain, kami yang paling tahu betapa pandai dan cakapnya kau dalam hal apapun, ya kecuali dalam hal asmara. Kau pintar dengan se

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Vanessa Masih Hidup

    "Halwa ... " panggil seseorang dari arah belakangnya, membuat langkah Halwa terhenti.Aroma yang pernah sangat Halwa kenali dulu menyeruak masuk memenuhi indra penciumannya, membuat Halwa seolah-olah Tersihir hingga punggungnya seketika itu juga membeku."Aku sangat merindukanmu," ujar Edzhar setelah sampai di samping Halwa."Edzhar ... " desah Halwa. Ia menatap penuh wajah yang tidak pernah ia lihat lagi selama tiga tahun ini, lalu hatinya kembali merasa sakit, hingga Halwa bergegas meninggalkannya.Halwa berpikir setelah bertahun-tahun terlewati, ia akan bisa menatap Edzhar tanpa merasakan kesakitannya yang dulu, dan menganggap pria itu layaknya sahabat Victor yang lainnya.Tapi ternyata ia salah ... Cukup melihat wajah itu satu kali, dan luka di hatinya langsung kembali terbuka lebar. Pria itu adalah sumber dari segala kesakitannya."Halwa tunggu!" cegah Edzhar sambil menahan lengannya."Lepas, Ed!" teriak Halwa samb

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Pesta Pertunangan 2

    Pagi itu seperti biasa, selesai sarapan pagi Edzhar mengajak Vanessa main di halaman belakang. Membiarkan putrinya itu berlarian kesana-kemari mengejar kupu-kupu, sambil terus mengawasinya. Tidak lama kemudia terdengar notif pesan singkat di ponselnya, kedua matanya membulat saat membaca pesan singkat itu. 'Besok pagi Halwa dan Victor akan bertunangan di Paris. Tepatnya di X Villa!' Edzhar segera menghubungi nomor asing itu, tapi tidak tersambung, sepertinya siapapun yang memberi informasi ini menggunakan nomor sekali pakai untuk menghubunginya. "Yas!" teriak Edzhar, lalu menatap suster Mia, "Kamu, jaga Vanessa sebentar!" serunya dan suster Mia mengangguk. "Ya, Tuan?" "Majukan jadwal ke Parisnya hari ini! Halwa dan Victor akan bertunangan besok!" perintahnya. "Bertunangan? Anda kata siapa, Tuan?" tanya Yas. Alih-alih menjawab, Yas malah menyerahkan p

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Pesta Pertunangan 1

    Hari kedua mereka di Paris, Victor mengajak Halwa dan juga Edson ke Penthouse orang tuanya, yang terletak di kawasan The Champs-Elysees, yang juga dikenal sebagai The Most Beautiful Avenue of the World, jalan paling indah sedunia. Kawasan tempat kalangan jetset juga selebrity ternama dan kaum sosialita menghamburkan uang mereka di sana, dengan berbagai macam barang dari brand ternama yang berada di sepanjang jalan itu. Edson nampak tertidur di pundak Victor saat mereka memasuki Apartment dan menuju lift pribadi yang akan membawa mereka ke lantai teratas Apartment ini, dimana Penthouse orang tua Victor berada. "Aku gugup, Vic!" aku Halwa, tangannya yang sudah mulai keluar keringat dingin, saling bertautan dengan telapak tangan Victor. "Sstt, santai saja. Seperti yang sudah pernah aku bilang padamu, mereka tidak akan mencampuri urusan pribadiku. Lagipula siapa yang akan menolak mendapatkan wanita secantik dan secerdas dirimu

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Aku Tidak Cemburu

    Halwa menatap nanar Edson yang tengah jongkok di depan makam saudari kembarnya, Vanessa. Jemari mungil anak itu menyentuh batu nisan bertuliskan nama saudarinya itu.Ia sengaja mengajak Edson ke makam Vanessa hari ini, karena besok mereka akan berangkat ke Paris, acara lamaran akan dilangsungkan di sana, karena kedua orang tua Victor sedang berada di sana."Kenapa dedek meninggal?" tanya Edson.Sebenarnya itu pertanyaan yang selalu diulang Edson tiap kali Halwa mengajaknya ke makam Vanessa. Meski begitu Halwa tetap menjawabnya.Halwa ikut jongkok di samping Edson, lengannya merangkul bahu kecil putranya itu,"Amma melahirkan kalian secara prematur, dan dedek Vanes tidak bisa bertahan lama," jawabnya dengan suara parau.Halwa seolah-olah kembali ke saat paling menyakitkan di dalam hidupnya itu, saat melihat tubuh mung1l putrinya yang sudah tidak bernyawa, belum lagi suara tangisannya yang hingga kini masih terus hadir di dalam mim

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Aku Ingin Punya Ayah

    "Maaf aku terlambat!" seru Halwa sambil melepas jas panjangnya dan menggantungnya."Amma!" pekik girang Edson sambil menghambur ke arah Halwa, dan Halwa langsung menggendongnya,Hari ini adalah perayaan ulang tahun putranya itu yang ketiga tahun, hanya perayaan kecil-kecilan yang dihadiri keluarganya dan juga Victor."Euh, baru ditinggal beberapa jam saja, anak Amma sudah seberat ini yaa," godanya lalu menc1umi pipi Edson, "Poppa ajak aku makan banyak!" seru Edson sambil menunjuk ke arah Victor.Sambil tersenyum manis, pria itu menghampiri mereka, "IGD rame hari ini, Sayang?" tanyanya lembut sambil mencium pipi kiri dan kanan Halwa."Ya, seperti biasanya," jawab Halwa. Ia segera menurunkan Edson saat putranya itu memberontak minta turun untuk menghampiri Oma dan Opanya yang memanggilnya."Kamu terlalu memanjakannya, Vic," ujar Halwa sambil tersenyum melihat putranya itu yang sudah menjauh."Bukan memanjakannya

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Menikahlah Denganku

    Kamu benar tidak apa-apa, Lilian?" tanya Halwa."Ya, aku hanya kaget saja tadi," jawab Lilian sambil memeluk dirinya sendiri,"Apa kita akan langsung ke penginapan saat masih basah kuyup seperti ini?" tanyanya.Lilian melihat secara bergantian ke arah Victor dan Halwa, mereka benar-benar terlihat seperti tikus got."Kalau kalian masih mau berdiri saja sambil menunggu festival itu selesai tidak apa-apa. Tapi aku mau kembali ke penginapan, sepertinya Edson nangis," jawab Halwa sambil menunjuk balkon tempat suster Mia menggendong Edson."Kalau begitu kita kembali ke penginapan saja," ujar Victor sambil jalan mendahului Halwa dan Lilian."Tingkahnya seperti dia daddynya Edson saja," kekeh Lilian."Victor memnag dekat dengan Edson sejak bayi, kamu jangan salah paham ya," jelas Halwa, mereka jalan beriringan ke arah penginapan."Apa yang membuatku salah paham? Kami cuma berteman saja, Aira. Tidak lebih."Halw

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   La Tomatina

    Kota Buñol, Valencia, Spanyol. Yang hanya berisi kurang lebih sembilan ribuan populasi di dalamnya, namun jumlah itu bisa membludak hingga menjadi puluhan ribu orang saat diselenggarakan La Tomatina, even yang diadakan hanya satu tahun sekali itu.Ya, setiap hari rabu di akhir bulan Agustus, baik warga maupun turis mancanegara akan berbondong-bondong mendatangi Plaza del Pueblo, tempat festifal La Tomatina itu diselenggarakan, termasuk juga Halwa, Victor dan Lilian.Victor bersikeras mengajak serta Lilian, meski Halwa menolaknya, dan sialnya Lilian bersedia ikut juga yang pada akhirnya mau tidak mau Halwa mengizinkan sahabatnya itu untuk turut serta."Ingat, jangan sakiti dirimu sendiri dengan mencintai pria itu lebih dalam lagi!" pesan Halwa pada lilian saat itu."Tenang saja, kami hanya sekedar berteman saja, Aira. Pria itu sudah dengan tegas menolakku, jadi aku bisa apa selain menerima tawarannya untuk hanya menjadi sekedar teman saja," ucap li

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Rencana Victor dan Lilian

    "Hai Vic, sudah lama nunggu? Maaf kami sedikit telat karena tadi ada pasien yang memburuk di IGD," sapa Halwa saat ia dan Lilian sampai di meja yanh sudah Victor pesan untuk mereka.Victor langsung berdiri untuk menarik kursi Halwa dan juga Lilia, sebelum kembali duduk di kursinya lagi, ia tersenyum miring sebelum menjawab,"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa kok ... " "Maksudmu terbiasa aku tidak on time?" sungut Halwa sambil memberengut."Ya, tapi itu wajar mengingat jam kerja kalian yang tidak bisa di prediksi. Jadi ... Wanita cantik ini yang mau kamu kenali padaku, Ay?" "Ah iya lupa, Vic kenalkan ini sahabatku Lilian, dan Lilian ini juga sahabatku, Victor,"Victor dan Lilian pun saling berjabat tangan dan saling melemparkan senyuman manis mereka."Kalian ngobrol saja ya, aku mau ke toilet sebentar!" seru Halwa sambil kembali berdiri lalu bergegas ke arah toilet."Ummm, Lilian ... Nama yang cantik" puji Vict

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status