Share

Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!
Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!
Penulis: Maggie

Bab 1

Penulis: Maggie
“Nomor 15, Bu Melina. Keluarga Anda masih belum angkat telepon juga?”

Melina Falensia duduk di tepi ranjang kecil ruang perawatan, mendengar entah untuk keberapa kalinya perawat muda itu bertanya. Namun panggilannya tetap tak berbalas, seperti hilang ditelan udara.

Di bawah cahaya lampu putih yang redup, gadis itu tampak rapuh. Jemarinya yang memegang ponsel mulai memucat.

Meski hanya mengenakan kemeja putih sederhana dan celana hitam, dia tetap memancarkan aura elok nan tak tersentuh, seakan bidadari dari dunia lain.

Nada suara perawat itu pun ikut melunak.

“Bu Melina, pergelangan kaki Anda mengalami cedera jaringan lunak yang cukup parah. Kalau pulang sendirian, risikonya tinggi dan bisa memperburuk kondisi. Lebih baik ada yang menjemput, baru Anda boleh keluar.”

“...Maaf, mungkin dia sedang sibuk bekerja. Sepertinya nggak akan datang.”

Melina menunduk, wajahnya penuh rasa tak berdaya, suaranya pelan nyaris tak terdengar.

Siang tadi, di galeri seni tempatnya membantu pameran, terjadi keributan besar. Dua anak kecil merusak sebuah patung yang dipamerkan. Orang tua mereka malah beralasan, "Namanya juga anak-anak, cuma main-main."

Kata-kata itu memicu pertengkaran sengit, teriakan dan suara barang pecah memenuhi ruangan.

Melina yang merupakan alumni seni rupa dan datang membantu sebagai kakak senior, berusaha menenangkan keadaan. Namun, dia malah ikut terkena pecahan patung hingga pergelangan kakinya luka parah dan berdarah.

Sejak masuk rumah sakit sore tadi hingga sekarang sudah larut malam, semua mahasiswa yang terluka sudah dijemput keluarga mereka. Hanya Melina yang masih tertinggal.

Perawat kembali bertanya hati-hati, “Kalau begitu... apakah Anda punya pacar? Mungkin bisa minta dia jemput?”

Pacar...

Orang yang dia telepon barusan memang pacarnya.

Mendengar pertanyaan itu, Melina semakin sedih. Bibirnya tertekan hingga membentuk garis lurus.

Saat ini, tiba-tiba, televisi di sudut ruangan menayangkan berita: [Berita hangat! CEO Grup Boslin alias Kevin Boslin menggelar acara megah di Hotel Skylounge malam ini untuk menghadiahkan sepatu kaca kustom kepada putri Keluarga Hoston. Beliau mengaku bahwa keduanya sedang pacaran. Kabar pertunangan diperkirakan akan diumumkan tiga bulan lagi!]

Di layar TV, seorang gadis cantik dan anggun berdiri di hadapan para wartawan. Kevin, lelaki yang seharian ini tak bisa dihubungi Melina, berlutut di depannya, mengikatkan pita merah muda pada sepatu kaca sang gadis.

Tatapan penuh kelembutan itu seolah hanya untuk satu orang, tanpa sisa ruang untuk yang lain.

Perawat yang melihat siaran itu ikut berseru, “Romantis sekali, ya. CEO Grup Boslin dan putri Keluarga Hoston benar-benar pasangan sempurna. Netizen pasti heboh.”

“Hais, orang lain berbahagia di hotel, sementara kita hanya bisa bekerja keras di rumah sakit... ” tambahnya sambil terkekeh getir.

Kata-kata itu seolah menampar telinga Melina. Wajahnya yang sudah pucat karena banyak kehilangan darah, kini makin pucat lagi.

Akhirnya, Melina menelepon sahabatnya, Zara Prakash untuk datang menjemput dari rumah sakit.

Akhir-akhir ini Zara sedang pusing menyiapkan pameran seni. Kalau bukan karena Melina benar-benar tak ada yang jemput, dia tak akan membiarkan temannya kerepotan di tengah malam.

Namun, Zara sama sekali tak merasa ini merepotkan.

Melihat kondisi Melina, Zara langsung memeluknya dengan mata berkaca-kaca. “Kamu ini! Kenapa terjadi hal seperti ini, kamu malah baru telepon aku sekarang? Tante Melati nggak mau tahu lagi?”

Sejak 13 tahun lalu, ketika Melati Wijaya, ibu kandung Melina menikah dengan ayahnya Kevin, Melina seperti menjadi anak yatim piatu.

Demi menguatkan posisi di Keluarga Boslin, perhatian sang ibu sepenuhnya terarah pada keluarga barunya.

Kepada Kevin, dia bisa bersikap sebagai ibu tiri teladan. Tapi kepada anak kandungnya sendiri, Melina, dia justru sering tak peduli.

“Begitu juga si Kevin itu!” Zara menggertakkan gigi. “Ada apa dengan berita yang sedang viral itu? Bukannya tiga tahun lalu dia sudah jadi pacarmu?”

Melina terdiam sejenak. Wajahnya tetap datar ketika mendengar ibunya disebut. Namun, saat nama Kevin diucapkan, bibirnya perlahan melengkung getir.

“Iya... bukankah dia pacarku?”

Dia masih ingat, mereka pertama kali bertemu saat Melina berusia delapan tahun, hari ketika dia pindah ke rumah Keluarga Boslin bersama ibunya.

Tapi Melina mulai benar-benar menyukai Kevin pada saat dirinya kabur dari rumah karena tak tahan digertak.

Di tengah gelapnya malam, Kevin-lah yang menemukannya. Dia memanggil namanya berulang-ulang, memeluknya, lalu menggendongnya pulang.

“Jangan menangis. Mulai sekarang, tak akan ada yang berani menggertakmu. Aku akan selalu ada di sini,” katanya dengan suara serak sepanjang perjalanan.

Melina pun mengangguk dengan wajah berlinang air mata.

Sejak itu, hati Melina yang dingin kembali terasa hangat. Dia tak pernah melupakan malam itu.

Namun, karena status mereka sebagai saudara tiri, Melina hanya bisa menyimpan perasaan itu diam-diam selama bertahun-tahun. Melihat Kevin dari jauh saja sudah membuatnya senang.

Hingga di hari ulang tahunnya yang ke-18, dalam keadaan mabuk, dia tanpa sadar mengungkapkan perasaannya.

Yang mengejutkan, Kevin menerimanya dan bahkan setuju mereka berpacaran.

Namun, Kevin meminta hubungan itu dirahasiakan demi melindungi hubungan mereka. Mereka juga harus bersikap seperti sebelumnya di depan keluarga, tidak boleh terlihat kejanggalan sedikit pun.

Melina mengangguk tanpa ragu.

Dia percaya, selama saling mencintai, suatu hari mereka akan berdiri bersama di hadapan semua orang dan mendapatkan restu dari kedua orang tua.

Tapi dalam dunia cinta, tampaknya yang paling serius justru yang paling mudah terluka.

Tiga tahun berlalu, pengakuan cinta yang dinantikan tak pernah datang. Yang datang justru kabar Kevin menggandeng putri Keluarga Hoston dan mengumumkan hubungan mereka ke publik.

...

Malam itu, setelah mengantar Melina ke rumah Keluarga Boslin, Zara segera pergi karena masih banyak pekerjaan.

Selama perjalanan setengah jam itu, berita Kevin dan putri Keluarga Hoston semakin ramai dibicarakan. Bahkan para asisten rumah tangga Keluarga Boslin terlihat ikut bahagia.

Mereka tampak begitu memuja putri Keluarga Hoston, membicarakan kira-kira betapa mewahnya pesta pertunangan yang akan diadakan nanti.

Bahkan ada yang berani berspekulasi, jangan-jangan perut Nona Celine sudah ada isinya.

Melina mengepalkan tangan, menahan nyeri di kakinya.

Dia naik tangga pelan-pelan, tanpa meminta bantuan siapa pun.

Namun, saat membuka pintu dan melangkah masuk, dia langsung tertegun.

Di hadapannya berdiri sosok lelaki tampan, berwibawa, seanggun yang dia ingat...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!   Bab 100

    Sayangnya, kali ini percuma Novi kembali ke Kota Livia.Zara menggenggam setir sambil tersenyum pada Melina. “Sekarang Leon sudah menikah denganmu. Kalau Novi paham situasi dan menghilang, kita lupakan saja. Tapi kalau dia masih nekat, kita hajar bareng!”Dengan status keluarga Zara, menghadapi Celine memang agak berat, tapi menumbangkan Novi dari Keluarga Lesley jelas hanyalah hal sepele seperti melawan anak kecil.Mendengar itu, Melina tak menahan tawa, tapi juga tidak menolak.Meski dia dan Leon bukan suami-istri sungguhan, sebagai rekan kerja sama, dia boleh mengabaikan perempuan lain di sekitar Leon, tetapi tidak dengan Novi. Dia akan menghajarnya tanpa ragu.“Semoga kalau dia memang cerdas, dia akan menyerah,” ucap Melina tulus.Zara tidak menanggapinya. Di lubuk hatinya, dia merasa harapan Melina besar kemungkinan akan pupus.Kebetulan mobil sudah masuk ke pelataran Hotel Skylounge.Sebelum benar-benar pindah ke rumah baru untuk tinggal bersama Leon, Melina tetap menginap di sin

  • Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!   Bab 99

    “Nggak apa-apa… Pokoknya jangan bilang Leon berniat nakal lagi, dia tidak berbuat apa-apa…”Melina buru-buru mengipasi wajahnya yang merona merah, lalu berusaha mengalihkan topik. “Omong-omong, bukankah kamu mau cerita tentang kemenanganku?”"Kamu sudah bilang tentang Kevin, lalu bagaimana dengan Celine?”Tadi setelah menampar Celine, Melina langsung meninggalkan aura konferensi. Jadi, sekarang dia sangat penasaran apakah Celine dan Sinta akan membalas dendam padanya.Mendengar itu, Zara malah tertawa makin riang.“Mel, aku sengaja menaruh cerita tentang Celine di bagian terakhir karena ceritanya terlalu seru!”“Bagaimanapun dia adalah anggota Keluarga Hoston, jadi kebanyakan berita tentangnya sudah diblokir. Sayangnya, tetap saja sudah pada tahu. Aku dengar-dengar di grup sosialita, katanya pada akhirnya Celine diseret pulang oleh pengawal berbaju hitam yang diperintahkan Santo Hoston. Dia bahkan diikat dengan tali.”“Sekarang di vila Keluarga Hoston, lampu menyala terang benderang, t

  • Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!   Bab 98

    “Urusan terpenting hari ini tentu saja adalah perihal kemenanganmu!”Zara berseru riang.Hari ini dia tidak datang ke konferensi pers untuk menyaksikan langsung di tempat tidak lain adalah karena Keluarga Boslin khawatir dia akan berpihak pada Melina, jadi sengaja tidak mengundangnya.Demi kelancaran rencana Melina, Zara pun menahan diri untuk berpura-pura tidak tahu dan tidak muncul.Meski tubuhnya tak hadir, matanya sudah menebar ke setiap sudut.“Mel, kamu pasti belum tahu. Begitu kabar kamu adalah istri Leon tersebar keluar, semua hujatan tentangmu di media sosial seketika hilang tanpa jejak. Para warganet yang sebelumnya dibutakan oleh Kevin dan percaya kamu adalah pelakor pun seketika bungkam. Mereka beramai-ramai minta maaf padamu, lalu berbalik memaki Kevin tidak tahu malu. Saham Grup Boslin pun ikut merosot.”Kevin memang baik, tapi Leon terlalu istimewa.Tak ada perempuan waras yang akan meninggalkan Leon untuk bisa bersama Kevin.“Awalnya memang ada segelintir warganet yang

  • Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!   Bab 97

    “Kamu dan Leon hanyalah hubungan kerja sama.”“Dia jadi suami palsu untuk membantumu keluar dari Keluarga Boslin dan menangkis ulah Celine, sementara kamu jadi istri palsu untuk membendung segala rintangan licik dari Keluarga Hoston dan mencegah perempuan lain menempelinya.”Oleh karena itu, malam ini Kevin marah sebenarnya hanya karena Melina rela memakai cara apa pun untuk meninggalkannya, bukan karena Melina sudah nikah dengan Leon.Namun, tadi pikirannya tiba-tiba berubah.“Mel, kalau kamu mau pergi untuk menenangkan diri di luar, aku hargai pilihanmu, supaya kamu tak lagi merasa aku mengekangmu. Tapi, masalah ini belum selesai.”“Cepat atau lambat, pernikahan palsumu dengan Leon akan berakhir. Nantinya, kamu pasti akan kembali ke sisiku.”Kevin mengenakan kembali kacamata bingkai emasnya yang berkilat dingin. Suaranya lembut dan serius.Wajah Melina menggelap. Meski sudah berusaha menahan diri, dia tetap tersulut. “Kevin, jangan terlalu percaya diri! Pernikahan palsu? Itu cuma dug

  • Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!   Bab 96

    Walau meminta penjelasan dari Kevin, sebenarnya Melina juga tak berharap akan dapat kata-kata yang layak didengar.Hanya saja, dia tidak menyangka bukan saja tak ada kata baik, Kevin malah mulai memerintah dan menyanderanya seolah itu memang hak Kevin.Padahal Melina tak pernah berhutang apa pun pada Kevin, juga bukan pengikutnya. Dia berhak pergi, berhak memilih bersama siapa dirinya tinggal. Kevin sama sekali tidak punya hak untuk ikut campur.Usai menegaskan dengan dingin, Melina menarik resleting koper hingga rapat dan siap berangkat.Detik berikutnya, daun pintu di hadapannya dibanting tertutup. Dari belakang, Kevin menahan gagang pintu.Suaranya rendah dan sarat bayang gelap. “Mel, kamu sudah berubah. Kamu tidak lagi seperti dulu.”“Tak ada manusia yang tak berubah! Kamu sebut aku berubah hanyalah karena kamu tak lagi bisa mengambil untung dariku, tak lagi bisa memakai dalih cinta untuk memerintahku tunduk!” Melina berkerut kening dan berusaha melepaskan diri. Tubuhnya terjepit d

  • Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!   Bab 95

    Melina kembali melirik Kevin. Dia tidak menyangka sampai pada titik ini pun Kevin masih bisa mengatakan hal seperti itu padanya.Dia pun menghentikan semua gerak-geriknya, lalu bertanya dengan serius, “Kevin, apakah kamu salah paham? Kenapa aku nggak berani menghadapimu? Memangnya aku pernah berbuat salah padamu?”“Benar. Kamu mengkhianati perasaanku dan mengingkari janji untuk tidak pernah meninggalkanku.” Kevin melepas kacamata bingkai emas dan menampakkan sorot mata yang merosot tak terkendali.Melina tidak tahu setelah dia dan Leon pergi, Celine langsung ditangkap para pengawal berpakaian hitam atas perintah Santo untuk dibawa pulang.Celine baru sadar dirinya telah membuat masalah besar. Kalau sampai dibawa pulang, nasibnya pasti buruk. Alhasil, dia menangis dan menjerit minta maaf. Dia bahkan menggigit seorang pengawal untuk melepaskan diri.Robert dan Melati sibuk menenangkan Celine yang kalap.Kevin tahu seharusnya dia tetap tinggal, tapi dia memilih untuk diam-diam pulang ke r

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status