Share

Bab 21

Suasana sejenak hening. Indah seperti kehabisan kalimat atas ucapan Intan. Ingin rasanya jujur, menolak. Namun lagi, Indah tetap bersama penghormatannya.

“Dua tahun terasa begitu panjang ya, Dik. Kamu tidak berubah,” sambung Intan. “Bagaimana kabar ibu, Mbak?” sahut Indah.

Argh, kenapa aku malah bertanya tentang ibunya? sesalnya.

“Alhamdulillah beliau cukup sehat. Walaupun setahun ini, beliau sering bolak-balik rumah sakit,” ucap Intan. “Sakit apa, Mbak?”

“Beliau menjalani cuci darah, Dik.”

“Astagfirullah. Saya turut berduka Mbak. Semoga penyembuhan ibu dimudahkan.”

“Amin.”

Kembali, hening.

Indah memesan kembali segelas americano. Obrolan yang panjang, membuatnya membutuhkan lebih dari segelas kopi siang ini.

“Kamu peminum kopi, ya?”

“Iya Mbak.”

“Sejak kapan?”

“Sejak sibuk di perusahaan, saya jadi kecanduan kopi. Kalau gak minum kopi, saya sulit fokus.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status