Share

Bab 22

Saat yang dinanti tiba. Makan malam Asti bersama orangtua Aditya, akhirnya terwujud. Pertemuan yang tak sepenuhnya berjalan mulus. Hubungan Aditya dan orangtuanya yang belum membaik, juga turut memengaruhi suasana makan malam yang berlalu tanpa banyak obrolan berarti.

Suasana berkendara terasa dingin. Asti diam. Sorot matanya tidak menggambarkan sedikit pun bahagia, meninggalkan kediaman orangtua Aditya.

“Kamu gak apa-apa?” Aditya memecah keheningan. “Aku baik, Mas.”

“Aku mohon maaf, atas sikap dingin orangtuaku. Kondisi hubungan kami sudah seperti itu sejak dahulu. Apa saja yang menjadi pilihanku, selalu direspons seperti itu oleh mereka.” Aditya mencoba meluruskan suasana makan malam tadi yang jauh dari harapannya.

Asti menghela napas. “Aku merasa, akan lebih baik, jika Mas Aditya mencoba memahami keinginan orangtua, Mas.”

“Maksud kamu?”

“Mereka jelas menginginkan Mas bersama orang lain. Bagaimana bisa aku tidak merasa se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status