Share

Shalaff The Magic Of Prayer
Shalaff The Magic Of Prayer
Penulis: Putri Affrilia

Kembali ke Penjara Suci

Dinginnya udara , kini lebih terasa pada malam hari ini, menemani dalam sunyi, aku mulai meratapi, mengapa waktu cepat sekali berlalu?

Besok pagi adalah hari dimana aku harus kembali ke Pondok Pesantren. Hampir 1 bulan aku di rumah untuk menghabiskan waktu semasa liburan Idul Fitri. Namun, semuanya berlalu begitu cepat seperti 1 minggu saja aku di rumah. 

Memang begitu, terkadang kita merasa bahwa waktu berjalan begitu cepat saat kita ingin menikmati hari-hari bersama orang yang kita rindukan. Dan sebaliknya, waktu berjalan lebih lambat saat kita mencoba untuk menjalaninya, saat kita mencoba bertahan . 

Andai aku bisa, Ingin rasanya aku memutar kembali masa-masa saat di Pondok. Aku menunggu, bahkan menghitung hari-H kepulangan. Rasanya 'tak sabar bertemu dengan semua orang yang ada di rumah, berkumpul dengan mereka. 

"Put? Kok belum tidur? " Tanya ibuku yang sedang berdiri di ambang pintu kamar. 

"Eh... Belum Bu, sebentar lagi. " Jawabku seraya kembali mengamati gambar-gambar yang ada di layar handphone. 

"Hmm... Gimana Fia? Dia balik besok pagi apa engga? " Ibuku kembali bertanya sambil berjalan melewati pintu, kemudian ia duduk di atas kursi yang ada di kamarku. 

"Engga Bu. Dia ada acara, mungkin dia akan datang bersamaan dengan santri yang lainnya. " Jawabku sambil menaruh handphone di atas kasur. 

"Berarti kamu sama Isma saja? " tanya ibuku. 

"Iya Bu. Besok kita berangkat jam 4 sore dari rumah. " Jawabku pada Ibu. 

"Oalah yaudah... Siapkan yang perlu dibawa ya. " Ucapnya sambil kembali berdiri. 

"Iya Bu." Balasku seraya mengangguk padanya. 

"Ya sudah kalau gitu. Jangan tidur larut malam ya. " Ucapnya seraya berjalan keluar kamar. 

"Iya Bu terimakasih. " Jawabku seraya tersenyum sambil melihatnya berlalu meninggalkan kamar. Ku amati punggungnya yang berjalan menjauh hingga sepenuhnya hilang di ambang pintu. 

 Aku berdo'a,semoga kami masih bisa diberikan umur panjang. Agar nantinya aku masih bisa melihatnya di rumah ini. 

Sayu terdengar suara ibuku berbincang pada Santi, salah satu temanku di Pondok yang berasal dari NTT. Waktu perpulangan,ia pulang bersamaku,menginap di rumah ini untuk menghabiskan waktu liburan Pondok. 

Entahlah apa yang mereka bicarakan. 

Handphoneku bergetar, layarnya terbuka, menunjukkan notifikasi di atasnya. 

"Pesan dari Ustadz Taqi? " gumamku dalam hati. 

Kubuka aplikasi w******p, kulihat pesan baru yang tertera di dalam grub "Panitia PSB 2019" (Panitia penerimaan santri baru)

"Assalamu'alaikum Warohmatullahi wabarokatuh...

Untuk santriwan dan santriwati yang terpilih menjadi anggota panitia PSB. Jangan lupa dan jangan terlambat, bahwasanya besok pagi kalian harus balik ke Pondok, agar kita memiliki waktu untuk menyusun secara matang acara penerimaan santri baru tahun ini. Niatkan karena Illahi ,semangat jalani organisasi, hati-hati di jalan dan sampai bertemu besok di Pondok Al Hikmah ini. 

Wassalamu' alaikum warohmatullahi wabarokatuh. "

Pesan dari pembina Panitia PSB. 

"Putriii... Dingin sekali airnya," ujar Santi mengagetkanku.

"Ya memang, kita kan di gunung, hehe. " Jawabku sambil tertawa. 

"Hehe iya juga si.. Btw baca apa kau Put? " ia mulai berjalan mendekatiku yang masih duduk di atas kasur.

'Tak lama, ia pun berjalan berbalik menuju almari dan mulai mempacking bajunya ke dalam tas. 

"Pesan dari Ustadz Taqi. Mengingatkan aja si...  Agar panitia datang besok, " jawabku pada Santi, " Kenapa kau kayak orang bingung eh, " ucapku sambil tertawa setelah melihatnya berjalan ingin mendekati, lalu tiba-tiba berputar balik, kenapa? 

Santi malah terkekeh. " Terkadang aku bingung mau melakukan apa Put. Padahal aku tadi udah tau mau ngapain, entahlah kenapa jadi tiba-tiba lupa begini." 

Aku hanya tertawa melihat tingkahnya. 

"Eh Put, aku jadi santri rajin amat ya. Padahal aku juga bukan panitia, eh ikut datang awal, Haha. " Kini dia bicara sambil mengeluarkan lagak sombongnya. 

"The best lah kau San. " Ucapku seraya mengacungkan jempol ke arah Santi. Membuatnya ikut melakukan hal yang sama. 

Memang, sebenarnya jadwal kembali ke Pondok masih 3 hari lagi. Namun dari pembina Panitia PSB tahun ini, meminta agar para santri yang menjadi panitia untuk datang lebih awal, agar bisa menyiapkan lebih matang acara penerimaan santri baru nantinya. 

***

" Bah, serius Abah mau mindahin aku di pondok ini? " tanya Abbas sambil mencoba berjalan sejajar dengan abahnya . 

"Ya gimana lagi." Jawab abahnya dengan singkat. 

"Di pondok ini Putra dan Putri jadi satu loh, " balas Abbas. 

"Kamu di sini mondok niatnya buat cari ilmu. Kalau niat awal kamu mau cari ilmu, InsyaAllah gapapa walaupun ada putrinya." Jelas abahnya dengan lembut.

"Tapi Bah, jadinya aku harus mengulangi belajar di SMA dari kelas 10," ucap Abbas yang mulai melambatkan langkah kakinya. 

"Gapapa, jalani aja dulu ya, " ucap Abah memantapkan. 

Selepas mengunjungi Pondok Pesantren Al Hikmah. Abah memutuskan untuk memindahkan Abbas kesana, meski ada beberapa alasan lain yang tak mampu ia jelaskan. Namun ini adalah jalan yang terbaik, bagi anaknya dan keluarganya. 

Namun, di Pondok Pesantren ini, salah satu Kepala Madrasah tidak menerima murid pindahan. Kecuali ia mengulang dari kelas awal. Hal ini membuat Abbas harus mengulang pelajaran dari kelas 10. Padahal, seharusnya ia sudah duduk di kelas 12.

Kini abahnya berhenti berjalan, lalu menatap Abbas sambil berkata,

" Semangat ya, masih ada 1 minggu di rumah, gunakan waktunya. "

"Iya Bah, terimakasih. " Balasnya sambil tersenyum. 

***

"San, udah jam 2 sore nih. Persiapan yuk," ucapku pada Santi yang masih asyik bermain handphone. 

"Oke Put, tapi sebentar lagi ya. Ibuku mau telfon," ucapnya Santi yang masih fokus pada layar Handphone. 

"Hmm Oke deh," balasku. 

***

Selepas sholat ashar. Aku dan Santi kembali mengemas peralatan kecil. Memasukan ke dalam tas besar dan memastikan tidak ada yang tertinggal. 

"Udah siap? " tanya kakakku yang berdiri di luar pintu kamar. 

"Sudah, Aku bawa keluar dulu," ucapku seraya mengambil tas dan menggendongnya keluar kamar. Tak lupa aku menengok sekali lagi keadaan kamar yang kutinggalkan dengan keadaan yang bersih. 

"See you again kamar," ucapku dalam hati. 

Konyol memang, tapi bagaimanapun aku pasti akan merindukan suasana sepi di kamar. Terlepas dari kebisingan suara santriwati di asrama Putri. 

Aku pun mulai berpamitan dengan Kakak perempuan, lalu Adik,  dan terakhir kepada Ibu. Pada detik ini, ingin sekali aku menangis, tapi aku mampu menahannya.

Tak lupa aku menyerahkan handphone ku pada Ibu. Mengingat peraturan pondok yang berbunyi, " Tidak diperbolehkan membawa handphone saat di pondok." Tak lupa di susul oleh Santi yang juga ikut berpamitan pada keluargaku. Akhirnya, kami pun mulai menaiki montor dan siap berangkat. Santi bersama ayahku, dan aku bersama kakakku. 

Mesin mulai dinyalakan, lalu pergi bergerak meninggalkan Kakak, Adik dan ibuku di belakang sana. Menyisakan sepi yang ada, dan hanya terbayang bagaimana tawa mereka . 

"Sampai jumpa kembali di lain waktu." Gumamku dalam hati. 

Tak lupa, sebelum pergi aku sudah mengabari Isma bahwa kami akan segera berangkat. Tak lama dalam perjalanan, kami pun melihatnya sedang menunggu kami di suatu tempat yang telah ia janjikan. 'Tak perlu memberikan aba-aba, akhirnya kami mulai berangkat bersama.

See you again Dlingo. Tempat di mana aku tinggal selama ini, aku tak bersedih bahkan menyesali atas keputusanku 1 tahun yang lalu. 

Dulunya, ketika masih SMP aku berniat bahwa ingin melanjutkan sekolah jenjang SMA di Pondok. Aku, Isma, Fia dan Rista adalah teman yang dekat. Di saat masih SMP Kami selalu bersama - sama kemanapun kami pergi. Namun saat memilih melanjutkan sekolah SMA, kami harus berpisah. Rista memutuskan untuk mencari pondok yang lebih dekat. Sedangkan kami bertiga, akhirnya masuk ke Pondok Pesantren yang sama. Meski kami berada di Pondok yang sama, kami mengambil jurusan yang berbedan. Namun kami masih tidur di asrama yang sama. Berbeda dengan Rista, yang lebih jauh dan tak pernah berjumpa. Namun, perpisahan itu tidak pernah membuat kami lupa pada Rista. Ketika kami pulang, kami sering bertemu dengannya, bajkan kami bermain bersama , sambil menceritakan bagaimana kisah perjalanan kami di Pondok masing-masing. 

Kini kami telah melewati tahun pertama saat di Pondok. Melewati masa-masa berat saat menjadi santri baru di sana. Alhamdulillah kami  bisa dengan cepat menyesuaikan diri, kami mulai merasa nyaman dengan suasana di pondok. Dan kini kami telah duduk di bangku kelas 11, dimana saat berada di kelas ini, kami akan menerima tanggungjawab dengan berorganisasi. Seperti kali ini, Panitia Penerimaan Santri Baru. Organisasi pertama yang di rasakan saat masih berada di awal kelas 11.

***

"Enam hari lagi kamu akan berangkat ke Pondok Pesantren, kamu udah mantep disana kan? " tanya Ibu Abbas seraya ikut duduk di atas sofa. 

"InsyaAllah Bu, Abbas udah mantep di sana, do'ain terus ya Bu. " Balas Abbas sambil memindahkan Channel TV melalui remot yang sedang ia pegang. 

"Do'a seorang Ibu itu pasti akan selalu ada buat anaknya. " Balasnya sambil tertawa. 

"Hehe iya Bu. " Balas Abbas , kini ia telah meletakkan remot TV yang sedari tadi ia pegang. Pertanda bahwa ia telah menemukan apa yang ingin ia lihat. 

Selama ini, ia telah mondok di Pesantren khusus putra. Dan ternyata, kini ia harus pindah ke Pesantren Putra dan Putri. Niat belajar memang sudah ia tanamkan di hati. Namun, siapa sangka bahwa ia akan jatuh cinta nantinya. Manusia memang hanya bisa menerima kehendak dari-Nya. Lagipula, kita juga tak pernah merencanakan untuk jatuh cinta. 

***

Perjalanan hidup di Pesantren kita mulai kembali. Mencari Ridho Illahi, dan niat karena Allah. InsyaAllah, di permudah. 

Selamat datang kembali. Di penjara suci, Pondok Pesantren Al Hikmah Karangmojo. 

Bersambung... 

***

Quotes , 

" Allah tidak pernah lalai dengan semangatmu, usahamu, harapanmu, dan doa-doamu. "

- ShalaffTheMagicOfPrayer -

Dear pembaca, 

Jangan lupa untuk kasih rating dan komentari ya.. 

Dukung terus agar kami dapat berkarya, jangan lupa masukan Anda. 

Terimakasih sudah membaca.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ikabelatrix
Cerita ini bisa mengisi waktu luang mu karena punya tema yang menarik & bahasa nya enak di baca..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status