Share

Si Pemberontak CulunKu
Si Pemberontak CulunKu
Penulis: patricia.alodie

BAB 1 . Aku Wanita Biasa

Evelyn yang baru saja pulang   dari  tempat  kost Lara teman dekatnya merasa heran  melihat ada tamu yang datang,  padahal sekarang  bukan waktu yang tepat untuk bertamu ke rumah orang.

“Selamat malam Ma, Tante," Evelyn mengangguk dengan sopan menyapa tamu yang sedang duduk di ruang tamu.

“Malam sayang, Kamu Eve ya? wah sudah besar ya anak Kamu  Tati," sambut tamu tersebut dengan tersenyum ramah.

“Eve, kemari nak. Mama akan memperkenalkan Kamu dengan Tante Sarah, teman dekat Mama sewaktu SMA dulu. Selama ini Tante Sarah tinggal di Amerika, sekarang mulai tinggal di Indonesia lagi," Kata Mama sambil memperkenalkan tamu yang berada di hadapannya.

Sarah memperhatikan penampilan dan wajah Eve. Dia tersenyum  dengan penuh rasa syukur karena Eve sangat berbeda jauh dengan selera kedua putranya menyangkut wanita. Setidaknya Eve akan membantu dia mendidik kedua putranya yang selalu menilai wanita dari penampilan luarnya saja. 

Evelyn segera duduk di kursi tamu, karena tidak sopan rasanya menolak undangan mama, padahal Eve merasa sangat capek, tugas di kampus telah menyita seluruh  waktu dan tenaganya.

“Beritahu saja Tati rencana Kita, supaya lebih cepat. Tampaknya Eve sangat kelelahan dan kita tidak boleh mengganggu waktu istirahatnya," kata Sarah lagi dengan penuh pengertian .

Eve yang memandang ke arah mereka tertunduk malu, karena ketahuan dia sebenarnya tidak ingin berada di ruangan ini.

“Baiklah Eve, Mama dan Tante Tati  mempunyai rencana menjodohkanmu dengan Putra Bungsu anak Tante Tati, dalam waktu tiga bulan Kamu akan segera menikah," lanjut Mama lagi .

Apa? Saya mau di nikahkan? Apa Saya tidak salah dengar?

“Tapi Ma, Eve kan masih kuliah? bagaimana mungkin Eve akan menikah dalam waktu 3 bulan lagi? kenal saja belum," tolak Eve secara halus.

“Itulah sebabnya Tante memberikan 3 bulan waktu perkenalan Eve dengan Key, Putra Bungsu Tante, sebenarnya Tante mempunyai 2 orang putra tetapi Tante merasa yang paling untuk cocok untuk  Eve adalah key karena kalau Gio usianya di atas  Kamu," lanjut Sarah lagi .

“Mama mohon Eve mau ya berkenalan dulu dengan Key, karena Mama dan Tante Sarah pernah mengikrarkan janji untuk menikahkan anak Kami berdua, mau tidak mau Kamu harus yang memenuhi janji itu , Karena Kamu adalah putri tunggal Mama," pinta Mama dengan penuh harap.

Evelyn hanya bisa pasrah melihat tatapan penuh harap dari kedua wanita di hadapannya karena walaupun dia sebenarnya termasuk orang yang keras kepala dan pelupa akut tetapi semua permintaan Mamanya tidak bisa dia tolak, karena Mama adalah orang tua tunggal yang telah membesarkannya. Rasa cintanya kepada mama sangat besar. Semua permintaan orang di dunia ini dapat dia tolak kecuali satu permintaan  yaitu permintaan mama. Bagi Evelyn permintaan mama adalah suatu amanah yang tidak bisa dia tolak, bahkan dia bersedia menukarkan nyawanya untuk membuat mama bahagia.

“Baiklah Ma, Eve terserah Mama saja," katanya lagi.

 Tante Sarah dan Mama tersenyum bahagia mendengar persetujuan Evelyn.

“Terima kasih ya  Sayang, karena Kamu sudah mau mengerti dengan permintaan Mama dan Tante Sarah," kata Mama dengan senyum penuh kebahagiaan.

“Benar kan Kata Saya Sarah, Eve itu anak yang penurut dan Kamu dapat  mengandalkannya," kata Mama dengan penuh kebahagiaan.

“Kalau begitu Kamu dan Eve akan Saya undang ke rumah untuk makan malam besok ya di kediaman Taner, Saya akan mengirimkan mobil beserta supir pribadi untuk menjemput kalian," kata Sarah kembali.

“Tidak usah Sarah, Kami bisa datang sendiri," tolak Mama dengan halus.

“Tidak ada penolakan lho Tati, kan sebentar lagi Kita akan jadi besanan, jadi sebaiknya Kamu jangan sungkan – sungkan lagi," lanjutnya kembali.

 Acara makan malam di kediaman Taner pun telah tiba.

Eve mematut dirinya di depan cermin, rambutnya yang sebahu dia kepang dua. Eve tidak memakai polesan apapun, hanya bedak tipis dan gaun sederhana. Mama yang memandang dia pun merasa heran dengan tampilan Eve sekarang. Dalam kesehariannya mama tidak terlalu memperdulikan penampilan Eve, tetapi ini kan acara yang istimewa setidaknya Eve harus berdandan supaya kelihatan lebih cantik.

“Eve koq penampilannya begitu, itu rambut kenapa di kuncir dua? kan aneh? gaunnya yang bagusan dikit napa? terus dandan dikit lah, masak gitu? jangankan Calon Suami Kamu, Tante Sarah pun akan lari terbirit – birit lihat penampilan Kamu sekarang," katanya lagi.

Eve menatap Mama dengan penuh kasih sayang ,

“Mama sayang, bagi Eve Calon suami itu sama dengan masa depan Eve, dia harus menerima Eve apa adanya, jadi kalau Dia tidak sreg dengan penampilan Eve sebaiknya Dia menolaknya saja," lanjut Eve lagi dengan santai.

“Koq gitu jawabannya, biasanya setiap Wanita  itu jika mau menjumpai Calon Suami biasanya dandan yang cantik,  eh ini malah Kamu koq terbalik"  kata Mama  lagi yang masih belum bisa menerima pernyataan Eve.

Mama memperhatikan Evelyn sengaja memakai gaun sederhana yang tidak memperlihatkan potongan tubuhnya, karena ukuran dada Eve yang besar membuat garis pinggangnya tidak kelihatan, sehingga ukuran tubuh Eve benar – benar kelihatan dua kali lipat dari ukuran sebenarnya.

Evelyn sengaja memakai kaca matanya, tidak memakai softlens biasanya kalau ada acara keluarga Eve selalu mengganti kacamata dengan softlens. Mama hanya bisa menggeleng – gelengkan kepalanya dengan rasa jengkel. Tetapi Mama harus mengalah bukan?  karena Eve mau menerima rencana perjodohan ini saja Mama sudah sangat bersyukur.

Evelyn dan Tati Sanusi sudah berada di ruang keluarga Taner yang mewah, mereka di persilahkan duduk dulu sebelum menyantap makan malam yang akan dihidangkan dan seluruh keluarga besar Taner ada dihadapannya sekarang.

Acara perkenalan antar keluarga dimulai. Sarah mulai mengenalkan Tati dan putrinya Eve kepada seluruh anggota keluarganya.

“Tati dan Eve perkenalkan ini suami saya, Hasan Taner. Sementara dua pria disana adalah Gio dan Key,“ kata Sarah sambil memperkenalkan semua anggota keluarga Taner kepada Eve dan mamanya.

Evelyn segera menyalim Hasan Taner, Key dan Gio. Kemudian Tati juga menyalim Tuan Hasan Taner yang tersenyum ramah, sementara Gio dan Key segera menyalim Tati.

“Tati ini teman dekat Mama waktu SMA, Pa. Jadi waktu ketemu lagi alamat Tati, Mama senang banget," lanjut Sarah lagi.

Setelah acara perkenalan selesai, maid rumah keluarga Taner mempersilahkan mereka semua untuk duduk di meja makan, karena makan malam telah terhidang.

Kedua Kakak beradik menatap Evelyn tanpa senyum, Si sulung Taner menatapnya dengan dingin dan dengan dahi yang berkerut, sementara yang Bungsu menatapnya dengan sinis dan  dengan pandangan menghina.

Sementara itu  Eve tidak gentar menghadapi tatapan yang berbeda tetapi penuh arti dari kedua bersaudara Taner. Eve sebenarnya tidak menyukai gagasan pernikahan ini, tetapi apa boleh buat Eve terpaksa melakukannya  untuk membahagiakan mama. Jiwa mudanya juga tertantang melihat kekurangajaran kedua makhluk di depannya.

Eve semakin memperhatikan dengan mata mendelik kearah kedua bersaudara itu, Gio yang memandangnya dengan senyuman sinis, beradu tatapan dengan Eve, tetapi Eve tidak mau kalah dan terus menatapnya. Sampai akhirnya pandangannya teralih karena mendengar seorang maid sedang menawarkan makanan ke arahnya.

Setelah maid menawarkan makanan penutup untuk disantapnya Eve kemudian  memperhatikan Key  yang juga sedang menatapnya dengan pandangan menilai dan menghina, Eve  hanya mengangkat bahu menatapnya. Eve merasakan api permusuhan mulai tersulut diantara mereka bertiga. Hanya saja yang satu menatapnya dingin dan tidak dapat diprediksi karena wajahnya yang datar tidak menunjukkan ekspresi apapun, sementara yang satunya lagi menatapnya dengan penuh amarah dan penghinaan. Seolah - olah akan membakar Eve seketika, dan ini dapat di tebak langsung oleh Eve karena pandangannya penuh amarah.

Eve tidak percaya kedua pria di depannya di lahirkan dari rahim yang sama, sifat mereka sangat berlawanan, satu seperti api yang membara dan satu lagi seperti gunung es. Sebenarnya  Eve merinding ngeri menatap ke arah mereka, karena tujuan mereka sama, ingin menguliti Eve saat itu juga dan mereka berdua juga mencurigai Eve sebagai perempuan yang mempunyai maksud tertentu. Sementara itu para orang tua tampak menikmati acara makan malam ini, sangat berbeda dengan Eve. Lama - lama risih diperhatikan terus.

Eve yang mencoba duduk tegar dihadapan keduanya akhirnya tidak tahan lagi dengan atmosfer ruangan tersebut, Eve minta izin ke toilet  untuk menarik nafasnya yang mulai sesak.

Tante Sarah menjelaskan arah toilet kepada Eve, dan dengan gerakan sopan Eve pamit dan mulai meninggalkan ruangan tersebut.

Eve memperhatikan bayangan dirinya di kaca cermin yang ada  diwastafel  dan tersenyum senang, setidaknya Eve tidak perlu khawatir dengan yang bungsu, calon suaminya karena dia melihat diriku seperti apa yang ku inginkan. Dia melihat diriku seperti wanita culun yang berpenampilan jauh dari kata modis, tetapi justru Eve agak ngeri melihat yang sulung walaupun bibirnya tersenyum dingin, pandangan matanya penuh selidik dan menilai Eve dari ujung kaki hingga kepala, dan Eve merasa kurang nyaman. Tiba – tiba  Eve merinding mengingatnya.

Masa bodoh ah, untungnya bukan dia calon suamiku, pikir Eve lagi.

Eve melihat dirinya yang tidak memakai riasan apapun, dan wajahnya tidak menonjolkan kecantikan yang sering kali di idam – idamkan wanita. Eve juga tidak terlalu mempermasalahkannya. Perjodohan ini juga sebenarnya membuat dia muak, tetapi dia tidak tega melihat Mama kecewa.

Eve keluar dari toilet mewah ini, luasnya toilet hampir sama dengan luasnya kamar ku, pikir Eve dengan miris, tetapi Eve tetap bersyukur atas Karunia Allah terhadap hidupnya ini, karena Eve masih memiliki Mama yang mencintainya dan mampu menyekolahkannya, untuk memenuhi kehidupan sehari -hari selain mengandalkan gaji pensiun Papa yang sudah lama meninggal dunia, Mama juga memiliki usaha konveksi kecil – kecilan. Setidaknya Mama masih memiliki 3 orang pegawai yang membantu usaha konveksinya.

Eve menutup pintu toilet dan terkejut, tiba – tiba ada sepasang tangan yang mengungkungnya, Eve membalik dan menatap wajah didepannya, ternyata Key Taner.

“Apa yang Kamu Lakukan untuk membujuk Mama sehingga ide konyol ini terjadi? Apa  Kamu merasa pantas untuk menjadi calon Istriku? Kamu kira Saya tidak mampu mencari calon istri yang lebih segalanya dari Kamu?“  tanya  Key dengan marah.

“Lepas kan Saya, apa Kamu kira Saya nyaman menjawab setiap pertanyaan Kamu dengan tangan Kamu yang mengurung Saya seperti ini?“  tanyanya lagi.

Key akhirnya sadar, dia telah memepet Eve ke pintu toilet dengan kedua tangannya, sehingga jaraknya dengan Eve sangat dekat. Matanya menatap tajam mata Eve, dia memperhatikan Mata Eve dan terpesona.

Key tidak menyangka di balik kaca matanya Eve memiliki mata yang indah, bulu matanya yang panjang dan lentik menambah keindahan mata itu, tetapi key segera membuang pikirannya. Secara keseluruhan penampilan Eve sangat menakutkan dan jujur saja Key tidak menyukai gadis culun di depannya ini, tunggu dulu pikir key kembali.

Culun tetapi pemberontak? pikir Key. Ya nama itu yang cocok untuknya culun, culun tapi ngelawan. key melihat Eve masih memelototinya, karena tangannya masih mengungkung tubuh Eve di pintu toilet.

“Jauhkan Tangan Kamu, baru kenal juga sudah dekat – dekat. Lepaskan Aku, Kamu ini di ajarkan sopan santun tidak!“  bentak Eve lagi.

“Eh Culun, Kamu pikir Saya suka sama Kamu, lihat tubuh Kamu yang eksta size saja sudah membuat Aku muak!“  bentak Key lagi.

Eve sadar, akibat siluet gaun yang tidak pas di tubuhnya, seolah – olah menambah berat tubuhnya menjadi dua kali lipat.  Bagus dong, pikir Eve lagi .

Berarti dia bisa mengelabui Key, pikirnya dengan girang.

“Apa senyum – senyum, senang ya karena Aku dekat – dekat sama Aku?, sudah jatuh cinta ya melihat ketampanan ku? Jangan coba – coba ya, jatuh cinta kepada ku," kata Key lagi sambil menjitak kelapa Eve dengan keras.

Akhirnya Key merepaskan kedua tangannya, dan kini tubuhnya disandarkan ke tembok dinding dan kedua tangannya terlipat saling bersedekap. Matanya menatap Eve dengan amarah.

“Jelaskan mengapa Mama punya ide seperti itu? Kamu ini tidak cocok untuk Saya," lanjutnya lagi dengan angkuh.

“Kok tanyanya ke Saya, pertanyaan Kamu itu lebih cocok ditanyakan ke pada Tante Sarah. Apa Kamu sudah nanya?“  katanya lagi.

“Ini si Culun, di tanya malah nanya balik!“  geram Key. Matanya melotot memandang ke  arah  Eve.

“Lha Kamu nanya kan Mama Kamu punya ide darimana? mana Aku tau emangnya Aku Mama Kamu?“  tanya lagi dengan penuh keberanian.

“Ini cewek baru kenal saja sudah ngeselin, Kamu mau jawab tidak?“ bentaknya lebih keras.

Gila ya ini cowok baru kenal saja sudah main bentak – bentak kesal Eve, dan Eve yang melihat Key lengah segera berlari menuju ruang makan yang cukup jauh letaknya dari toilet dan meninggalkan Key yang  masih jengkel.

“Hei, kemari Kamu! koq malah kabur, “ geram Key lagi .

Eve yang sudah jauh jaraknya dari Key, menjulurkan lidahnya mengejek Key  karena dia berhasil kabur dari Key. Enak saja main bentak – bentak pikir Eve, dengan gusar. Cocoknya tukh cowok di siram pakai air seember biar lebih sopan sedikit, pikir Eve geram.

Eve merasa bahwa putra  keluarga Taner tidak cocok untuk untuknya , bukan karena dia yang merasa lebih dari mereka, justru sebaliknya mereka lah yang ketinggian bagi Eve.

Mau kemana arah kehidupanku? pikir Eve dengan khawatir. Drama apa yang akan kujalani?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status