Share

Bab 30

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-05-17 11:00:39

“Kenan!! Lea pingsan!!” seru Ghalib.

Kenan terkejut. Ia bergegas menghampiri Ghalib. Ia sudah mengulurkan tangan hendak menggantikan Ghalib menggendong Lea, tapi Ghalib mengabaikannya. Ia malah langsung meletakkan Lea ke atas kasur.

Kenan hanya diam menatapnya. Ia bingung harus melakukan apa.

“Buruan panggil Dokter!!”

Seruan Ghalib membuyarkan lamunan Kenan. Kenan mengangguk kemudian keluar kamar, tak lama seorang dokter dan perawat masuk ke ruangan Lea. Mereka tampak sedang melakukan pemeriksaan. Sedangkan Kenan dan Ghalib hanya menunggu di luar.

“Aku datang ke sini untuk mencarimu tadi. Namun, sepertinya kamu gak ada.”

Ghalib sudah membuka obrolan mereka. Untuk sesaat tadi, ada sedikit ketegangan di antara keduanya. Gara-gara mengantar Lisa pulang kemudian menghabiskan beberapa ronde dengannya membuat Kenan terlambat kembali. Baru menjelang sore, dia ke rumah sakit.

“Iya, aku banyak urusan t

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Teguh Supardi Teguh
d sini cweknya terlalu goblok
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 188

    BRAK!!!Tiba-tiba pintu ruangan Ghalib terbuka lebar dan tampak Pak Jonas berjalan tergesa masuk ke dalam ruangan. Deasy tersenyum masam saat melihat kedatangan pria itu.Pak Jonas berdiri di depan Ghalib sambil menundukkan kepala seolah sedang minta maaf karena membiarkan Deasy masuk begitu saja ke ruangannya.Deasy berdecak, dengan sudut mata melihat Pak Jonas.“Baik, aku tunggu kamu di rumah sakit. Aku tidak mau Nenek marah.”Usai berkata seperti itu, Deasy langsung memutar tubuhnya dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.Ghalib hanya diam, rahangnya menegang menatap kepergian Deasy.“Maafkan saya, Tuan. Saya sedang ke toilet saat Nona Deasy masuk. Jadi saya ---”Pak Jonas menjeda kalimatnya saat melihat tangan Ghalib terangkat ke udara. Pria tampan berdagu belah itu menatap Pak Jonas dengan kesal.“Ini pertama dan terakhir kali, dia masuk ke sini tanpa izin, Pak. Ingat itu!!!&rdquo

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 187

    “Jadi Paman sudah melaporkan menghilangnya Lea?” tanya Ghalib di telepon siang itu.Ia sudah seharian menunggu kedatangan Tuan Iwan ke tempatnya, tapi nyatanya ia malah mendapat panggilan jika paman Lea itu sudah melapor sendiri ke polisi.“Iya, Ghalib. Paman tidak mau merepotkanmu terus.”Ghalib terdiam. Jakunnya naik turun menelan saliva, sesekali ia mengacak rambutnya. Padahal ia sangat ingin membantu selain itu sebelumnya Ghalib sudah mengenal beberapa orang di kepolisian akibat kasus Kenan tempo hari.Siapa tahu kenalannya itu bisa mempercepat pencarian Lea, tapi sepertinya Tuan Iwan memang benar-benar tidak mau merepotkannya.“Kata polisi, mereka akan segera mencari keberadaan Lea. Kamu tidak perlu khawatir.”Suara Tuan Iwan kembali terdengar di seberang sana. Ghalib hanya terdiam sambil berulang menganggukkan kepala. Ia tidak bisa berbuat banyak lagi.Arifin yang biasanya mengurusi hal ini se

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 186

    “Emilia Prasetya?” ulang Lea.Mata Lea membola saat mendengar nama yang baru saja disebutkan neneknya. Tentu saja melihat reaksi cucunya, sang Nenek langsung bertanya.“Kenapa? Kamu pernah bertemu dengannya?”Lea menelan ludah kemudian mengangguk pelan.“Apa yang Nenek maksud Nyonya Emilia, neneknya Ghalib?”Lea tahu jika keluarga Prasetya adalah salah satu dari sepuluh orang terkaya di negeri ini. Awalnya Lea tidak tahu jika Ghalib bagian dari mereka, tidak ada nama Prasetya di belakang namanya.Namun, setelah tempo hari Lea berkunjung ke rumah neneknya. Lea baru tahu siapa Ghalib dan strata sosialnya.“Iya, benar, Lea. Itu sebabnya dia tidak merestui hubungan kalian.”Lea tercengang lagi, mulutnya sedikit terbuka seraya menatap wanita di sampingnya dengan tatapan bertanya.“Memangnya Nyonya Emilia tahu siapa Nenek? Maksudku, selama ini tidak ada yang tahu jika aku m

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 185

    “Baik, Tuan. Saya akan pastikan secepatnya!”Arifin sudah keluar dari ruangan Ghalib usai berpamitan. Pria berkacamata itu berjalan dengan dagu terangkat dan penuh percaya diri. Ia tidak mau mengecewakan bosnya dan akan melakukan penyelidikan dengan baik.Sementara itu Ghalib kembali menyelesaikan pekerjaannya. Ia sudah berjanji akan menemani Tuan Iwan usai makan siang untuk melapor menghilangnya Lea ke kantor polisi.Jauh beberapa kilometer dari tempat Ghalib berada tampak Lea duduk diam di depan laptop sambil menatap tajam ke layarnya. Berulang kali ia menggelengkan kepala usai mendapati isi di dalam laptop tersebut.“Apa ada yang bisa saya bantu, Nona?” tanya pria berpakaian rapi yang sedari tadi berdiri diam di sampingnya.Lea mendongak kemudian menggelengkan kepala. Berulang ia menghela napas dan menghembuskannya dengan kasar.“Mas Kenan sudah meretas semua akun email dan medsos-ku.”Lea

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 184

    “Apa maksudmu nama yang tertera di sini nama yang sama dengan Kenan mantan suami Lea?” tanya Ghalib.Arifin tidak menjawab, tapi matanya sudah menatap tajam. Ghalib terdiam melihat reaksinya. Ia langsung menyambar proposal itu dan membaca semuanya dengan rinci.“Setahu saya, Tuan Eliot memang sudah memiliki perusahaan lagi. Meski masih skala kecil, ia sudah berusaha bangkit. Namun, saya tidak tahu jika perusahaan itu juga perusahaan yang sama dengan yang tertera di sana.”Setelah diam beberapa saat, Arifin kembali bersuara. Ghalib hanya diam mendengarkan. Sesekali ia menghela napas sambil meletakkan proposal itu kembali ke atas meja.“Jika memang demikian artinya Tuan Kenan masih hidup, Tuan. Mana mungkin orang mati bisa mempunyai perusahaan dan mengelolanya?”Tidak ada sepatah kata yang terucap dari bibir Ghalib. Mata pekatnya terlihat menatap tajam Arifin yang duduk di depannya.“Jadi menurut dugaa

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 183

    “Nona, Anda baik-baik saja?”Suara langkah itu berhenti dan berganti dengan sebuah tanya yang keluar dari seorang pria berpenampilan rapi.Lea terdiam, mendongak menatap sosok asing yang tidak ia kenal. Sesekali ia menelan ludah dengan otak yang berpikir keras seolah sedang berusaha mengingat siapa sosok di depannya ini.Sementara pria berpenampilan rapi itu hanya tersenyum sambil mengulurkan tangan ke arah Lea. Lea tidak menyambut uluran tangannya dan masih bergeming di tempatnya. Hingga tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki yang lain mendekat.Lea mengarahkan tatapannya pada sosok yang kini berdiri tepat di belakang pria berpenampilan rapi itu.“Kamu baik-baik saja, Lea?”Lea terperangah, matanya melebar dengan mulut setengah terbuka menatap sosok wanita yang sedang berdiri menatapnya. Tak lama kemudian sebuah senyum lebar terkembang di raut cantik Lea.Tangannya terulur menyambut tangan pria tadi kemudia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status