Share

Bab 7

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-05-08 12:00:49

Kenan menghela napas panjang sambil menatap punggung Lea. Ia sudah berbaring di atas kasur dengan Lea tidur membelakanginya. Meski Lea berkata tidak marah, tapi Kenan tahu jika istrinya sedang marah saat ini.

Perlahan Kenan bangkit dari tidurnya dan tampak melakukan sebuah panggilan.

“Ron, tolong belikan kalung berlian yang kemarin aku minta. Sekalian kirim bunga beserta kue blakcforest besok pagi. Pukul enam harus sudah tiba di sini.”

Roni yang menerima telepon di seberang sana hanya mengangguk dengan mata yang terkantuk. Ia sangat terkejut saat menerima panggilan dari bosnya. Roni pikir ada masalah penting, tapi nyatanya Kenan malah meminta yang lain.

“Ron, kamu dengar, kan?”

Ucapan Kenan menginterupsi lamunan Roni.

“Iya, Pak. Saya dengar.”

“Ya sudah. Jangan kelewatan.”

Kenan mengakhiri panggilannya, meletakkan ponsel di nakas kemudian kembali masuk ke dalam selimut. Perlahan Kenan meletakkan kepalanya ke bantal. Ia tidur miring sambil memeluk Lea dari belakang. Karena Lea sudah terlelap, ia tidak menolak pelukan Kenan. Bahkan saat tangan pria itu sudah menerobos masuk baju tidurnya, Lea tidak melawan.

Keesokan pagi, Kenan terbangun lebih awal. Dia tidak melihat Lea di sampingnya. Kenan bergegas ke kamar mandi untuk mencari Lea, tapi istrinya juga tidak ada di sana. Kenan memutuskan langsung turun ke lantai satu.

“Bi, Lea mana?” tanya Kenan.

Ia hanya melihat asisten rumah tangganya yang sibuk mengatur makanan di meja makan. Sama sekali tidak melihat Lea di sana. Bukankah biasanya, Lea yang selalu melakukannya.

“Nyonya sudah berangkat ke toko, Tuan. Katanya ada pesanan bunga pagi ini.”

Kenan terperangah kaget. Ia sudah mengenal lama Lea dan tahu jika Lea marah, sikapnya akan menghindari Kenan. Itu artinya ada sesuatu yang sedang terjadi. Bisa jadi kemarahan Lea semalam belum reda.

Kenan membalikkan badan dan berlarian menitih tangga menuju kamarnya. Ia memilih akan menyusul Lea ke toko. Ia tidak mau membuat Lea terus marah padanya. Namun, begitu sampai lantai dua, Kenan bertemu Lisa. Lisa baru saja bangun. Ia hanya mengenakan baju tidur dengan potongan leher yang rendah, sama seperti tadi malam.

Kenan menghentikan langkah, menatap Lisa dengan saksama.

“Kak Kenan, ada apa? Kenapa kamu berlarian seperti itu?”

Kenan tidak menjawab, hanya bahunya naik turun mengolah udara. Benaknya kepikiran Lea, tapi matanya sudah melirik belahan dada Lisa yang menyembul keluar menggodanya. Lagi-lagi tanpa diminta ada bagian tubuh Kenan yang langsung bereaksi saat melihat hal tersebut.

Tanpa pikir panjang, Kenan langsung menarik tangan Lisa mengajaknya masuk kamar.

“Ayo, buruan!!”

Lisa tersenyum penuh kemenangan sambil menurut ajakan Kenan. Ia langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya. Tak lama kemudian terdengar suara desahan menggoda dari kamar Lisa.

Baru satu jam kemudian, Kenan turun dari lantai dua dengan rambut setengah basah. Lisa tidak ikut turun, dia kembali tertidur usai melayani Kenan tadi.

“Tuan, tadi ada kiriman bunga dan kue untuk Nyonya Lea. Kuenya saya simpan di lemari pendingin sedangkan bunganya, masih saya letakkan di ruang tamu,” ujar salah satu asisten rumah tangga.

Kenan hanya diam sambil melirik sinis ke wanita paruh baya itu. Kemudian dia berjalan menuju ruang tamu dan melihat rangkaian bunga mawar merah sudah terletak di sana. Kenan membaca sekilas nama toko bunga yang mengirim. Itu adalah toko bunga milik istrinya.

“Bego banget si Roni ini. Pantes aja Lea berangkat pagi tadi.”

Kenan meremas kartu dengan nama toko tersebut dan membuangnya begitu saja. Selanjutnya tanpa sarapan, ia sudah keluar rumah menuju mobilnya.

Sementara itu, Lea sudah berada di toko. Toko bunganya membuka layanan pemesanan online. Saat bangun tadi pagi, Lea melihat ada pesanan online masuk. Itu sebabnya ia langsung bangun dan bergegas ke toko.

Lea tahu jika rangkaian bunga mawar itu akan dikirim ke rumahnya. Lea juga tahu jika bunga itu untuknya. Namun, Lea tidak peduli.

“Bu, ada paket untuk Anda.”

Sebuah suara membuyarkan lamunan Lea. Lea mendongak dan melihat salah satu karyawannya tampak berdiri di hadapannya sambil membawa beberapa paket di tangannya. Lea terdiam sambil menelan ludah. Ia sudah bisa menebak siapa yang mengirim paket sepagi ini.

“Sepertinya ini dari Pak Kenan, Bu. Suami Anda.”

Lea tidak bereaksi hanya diam sambil menundukkan kepala. Ia pura-pura sibuk dengan ponselnya.

“Bukannya hari ini bukan hari ulang tahun Bu Lea, tapi kenapa Pak Kenan mengirim paket sebanyak ini.”

Lea menghela napas panjang sambil mengangkat kepalanya. Ia langsung tersenyum membalas ucapan anak buahnya.

“Beruntung sekali menjadi Bu Lea, punya suami yang sangat perhatian seperti Pak Kenan.”

Lea kehabisan kata-kata, jadi hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Semua orang tahu jika suaminya sangat perhatian, penyayang dan akan memenuhi semua keinginan Lea. Mereka tidak tahu apa yang sedang ditutupi Kenan selama ini dari dunia luar.

“Taruh di situ saja paketnya.”

Akhirnya Lea bersuara. Karyawannya menurut, kemudian meletakkan beberapa paket tersebut di atas meja kerja Lea. Lea meliriknya sekilas, dari nama toko yang mengirim, Lea sudah menduga apa isi dalam paket tersebut. Apalagi kalau bukan kalung bertahta berlian atau kalau tidak cincin atau bisa jadi gelang.

Hampir penuh kotak perhiasaan Lea karena hadiah Kenan. Hal ini selalu dilakukan Kenan setiap dia usai melakukan kesalahan. Itu hal yang biasa bagi Lea. Namun, kejadian dua hari ini sangat tidak bisa ditolerir oleh akal sehat Lea.

Tanpa diminta, penggalan interaksi Kenan dan Lisa bermain di benaknya. Sakit hati Lea mengingatnya. Tak ayal buliran bening dari matanya luruh perlahan membuat kabur matanya. Lea mendongak hendak meraih tisu di depannya, saat tiba-tiba sebuah tangan sudah terulur dengan tisu di jarinya.

“Hari masih pagi, tidak baik jika diawali dengan kesedihan.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Cinta Suci
aku klo bc novel suami selingkuh pas bininya bego jdi males maaf ya Thor
goodnovel comment avatar
dianrahmat
jam 6 pagi sdh hrs sampai rmh kenan? trus ang ada ya toko perhiasan yg buka jam 5 pagi? ini yg TOLOL siapa yaaa? ... trus hrsnya kan dikirim ke rmh kenan ya? knp sampenya ke toko bunganya Lea? keknya alur cerita kok haje gini ya.... author nya kurang minum air putih nih atau perlu ngopi dulu? ...‍♀
goodnovel comment avatar
Suryani Yan
mba nulis nya jgn muter2 ya dan jgn di bikin goblok peran utama nya ok biar di baca nya semangat bukan malah bikin bete
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 271

    Ghalib mendengkus sambil menatap Deasy dengan tajam.“Sudah kuduga, kamu memang licik. Jadi berapa nomor rekeningmu, biar aku transfer jumlah yang kau sebutkan.”Deasy langsung terkekeh mendengar jawaban Ghalib. Selama ini Deasy selalu takut dan penurut kepada Ghalib. Ia takut Ghalib tidak akan menyukainya jika dia menunjukkan sifat aslinya.Namun, sejak ia membuat kesepakatan dengan Nyonya Emilia, Deasy tidak sungkan menunjukkan ke Ghalib siapa sejatinya dia.“Aku tidak perlu uang. Cukup cium aku saja, maka aku anggap pertolonganku hari ini lunas.”Seketika Ghalib geram, tangannya mengepal dengan wajah yang menegang menatap Deasy.“Ternyata kamu murahan. Aku yakin tidak hanya aku saja yang kau beri penawaran seperti itu.”Bibir Deasy langsung terkatup usai mendengar ucapan Ghalib. Ia tidak menduga Ghalib akan berkata seperti ini. Jangan-jangan Ghalib tahu tentang dia dan Kenan.Bahu Deasy na

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 270

    Ghalib tidak bisa menjawab. Ia hanya diam kemudian sudah mengakhiri panggilannya. Lea yang melihatnya jadi penasaran.“Kenapa? Ada apa?”Jakun Ghalib naik turun dengan mata pekatnya yang menatap Lea.“Babe, Nenek ada di sini. Ia sedang mencariku.”Lea terdiam, alisnya terangkat dengan wajah miring menatap Ghalib.“Maksudmu di kantor ini? Sekarang?”Ghalib mengangguk. “Iya, aku sendiri tidak tahu kenapa Nenek tiba-tiba datang.”“Jangan-jangan Nenek sudah bersengkokol dengan Deasy untuk bertemu di sini hari ini.”Lea tidak menjawab. Rencana pesta pertunangan Ghalib dan Deasy memang tinggal menunggu hari saja. Mungkin itu sebabnya Nyonya Emilia datang ke sini hari ini.“Kalau begitu, temui nenekmu!! Jangan buat dia curiga.”Ghalib tidak bereaksi malah menatap Lea dengan tajam.“Aku akan pulang. Malam ini aku tidak keberatan jika kamu

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 269

    “LEA!! TUNGGU!!!” Ghalib langsung berlari keluar mengejar Lea. Ia tidak menduga Lea akan datang ke kantornya dan melihatnya saat bersama Deasy. Ghalib sungguh menyesali kecerobohannya. Padahal sikapnya ke Deasy tadi tidak bermaksud apa-apa, tapi tentu saja berbeda dengan yang dilihat Lea. Sementara itu Deasy masih bergeming di posisinya melihat Ghalib yang kelabakan mengejar Lea. Sebuah senyum kemenangan terukir dengan jelas di wajah manis Deasy. “Padahal tadinya aku hanya sekedar mampir untuk melihat keadaanmu, Ghalib, tapi, aku malah disuguhkan pemandangan menyenangkan seperti ini.” Deasy berdecak sambil menggelengkan kepala berjalan keluar dari ruangan Ghalib. Sedangkan Ghalib sudah berhasil mengejar Lea. Ia menarik tangan Lea dan mengajaknya masuk ke dalam salah satu ruangan di lantai tersebut. Lea hanya diam membisu, menunduk tanpa mau melihat Ghalib. “Kamu marah padaku, Babe?” Tidak ada jawaban dari Lea dan tentu saja itu membuat Ghalib semakin khawatir. Ghalib menghela n

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 268

    “Kamu lupa dengan tujuan utamaku, Ghalib?” tanya Kenan.Ghalib tidak menjawab hanya diam dengan mata pekatnya menatap Kenan. Kenan semakin mencondongkan tubuhnya ke Ghalib, kini jemarinya tampak mengetuk meja beberapa kali.“Aku hanya menginginkan milikku kembali Ghalib.”Tidak ada reaksi dari Ghalib, tapi Kenan melihat mata pria tampan berdagu belah itu berkedut sekilas seolah sedang menahan amarah.“Aku mulai dari mengambil kembali perusahaanku, kemudian bersambung ke yang lain, termasuk mengambil kembali kekasihku, Lea.”BRAK!!!Ghalib langsung menggebrak meja di depannya membuat cangkir kopi Kenan bergetar dan menumpahkan cairan kopi ke meja.“JAGA MULUTMU, KENAN!!!”“Kamu pikir Lea barang yang bisa seenaknya saja kamu buang lalu kamu ambil.”Kenan hanya tersenyum masam mendengar ucapan Ghalib.“Kamu yang mulai lebih dulu, Kenan. Kamu yang menya

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 267

    Ghalib tidak menjawab, tapi wajahnya terlihat tegang dengan tangan yang terkepal di samping tubuhnya.Ia sudah menduga Kenan akan menyerangnya usai kejadian kemarin, tapi Ghalib tidak menyangka kalau akan secepat ini.“Baik, panggil ahli dari kalian dan aku akan memanggil ahli dariku untuk memeriksa keaslian surat itu!!”Akhirnya setelah terdiam beberapa saat, Ghalib bersuara. Bobi tersenyum, menganggukkan kepala menyetujui permintaan Ghalib.Tak berapa lama dua ahli didatangkan untuk memeriksa keaslian surat. Ghalib sudah tahu kalau dia akan kalah, tapi dia tidak akan mengalah begitu mudah.“Tuan, surat kepemilikan ini asli dan sepertinya mereka tidak bohong. Perusahaan ini telah beralih kepemilikan menjadi milik Tuan Kenan.”Ahli dari pihak Ghalib menjelaskan hasil penyelidikannya. Ahli dari pihak Kenan juga berkata hal yang sama. Bobi tersenyum lebar begitu mengetahui hasilnya.“Bagaimana, Tuan? Anda p

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 266

    “APA!! Hilang?? Bagaimana mungkin, Pak?”Ghalib sangat terkejut begitu mendengar penjelasan Pak Jonas. Pak Jonas hanya diam sambil menundukkan kepala. Ia sendiri tidak tahu mengapa surat sepenting itu bisa hilang.Setahu Pak Jonas hanya beberapa orang saja yang mengetahui kombinasi kunci pada lemari penyimpanannya. Mengapa sekarang malah seperti ini?“Maafkan saya, Tuan. Saya benar-benar kecolongan kali ini.”Ghalib tidak menjawab, tapi bahunya terlihat naik turun mengatur udara dengan tergesa.“Lalu apa ada kabar yang lain dari Arifin?”“Belum, Tuan. Sepertinya Arifin sedang berusaha mengendalikan situasi di sana.”Ghalib mengangguk, kemudian langsung bangkit dari duduknya. Pak Jonas tampak terkejut melihat reaksi Ghalib.“Aku akan ke sana sekarang. Aku ingin lihat apa benar surat kepemilikan itu asli atau bukan.”“Jangan-jangan ini hanya permainan Kenan.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status