Share

Bab 72

Di balik punggung seorang pria, aku duduk dengan angan terbang melayang tinggi. Hatiku kembali perih oleh tajamnya belati yang menggores hati.

Lidah Mas Sandi laksana pedang yang menikam sanubari. Sakit dan perihnya menjalar sampai ke ulu hati.

Kenapa harus sekarang dia mengambil fasilitas yang dulu dia berikan dengan sesuka hati. Bukankah aku pernah menawarkannya sejak saat dia mengucapkan kata talak?

Kenapa waktu itu mengatakan untuk Shanum, jika sekarang menariknya kembali?

Aku mengusap dada seraya berucap istighfar di dalam hati. Mungkin sudah bukan rezeki. Memang seharusnya aku tidak lagi memakai apa pun yang berkaitan dengannya.

Ah, tololnya aku masih saja merasa sakit hati dengan perlakuan pria itu.

"Hujan, Mbak. Mau neduh dulu?" ujar Soni dengan sedikit berteriak.

Air dari langit mulai berjatuhan menerpa kulit tangan. Jejaknya jelas terlihat di jaket milik Soni yang melekat pada tubuhku.

"Lanjut saja, Son. Aku ingin segera sampai rumah."

"Oke. Pegangan, ya?" ujar Soni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Tia Setia
Aku tuh,baca nya suka pengen ketawa,,,lucu gitu.jadi terhibur bagus ceritanya,,,
goodnovel comment avatar
Isabella
bapak tetap the best
goodnovel comment avatar
Ati Husni
smg ibu luluh dgn kesabaran soni
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status