Share

10

Penulis: Faisalicious
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-21 17:08:09

Lampu Pink Lotus seharga ratusan ribu dollar terpasang apik di langit- langit sebuah restoran gaya Amerika khusus orang- orang VIP sebagai pelanggan di sana. Lantainya tersusun dari batu marmer langka dengan kilap mencolok membuat Dinda berdecak kagum dalam hati jika ketika menginjakkan kakinya ke dalam restoran tersebut. Ricky tau bahwa sebenarnya makan di restoran mewah pun tak akan cukup untuk menghibur sakit hati Dinda karenanya. Tapi setidaknya pria itu berusaha sebaik mungkin untuk tak melarikan diri dan men-threat Dinda sebaik mungkin.

“Ayo masuk,” Ricky mengulurkan tangan kanannya berniat menggandeng Dinda. Dirinya melemparkan senyuman kepada wanita yang baru saja turun dari mobilnya tersebut.

“Tapi Mas?” Dinda memasang wajah bingung menatap sebuah gedung mewah yang berdiri megah di hadapannya tersebut. Wanita itu tampaknya ragu untuk menjejakkan kakinya lebih jauh karena minder. Ia bahkan tak pernah membayangkan seorang pria tampan mengajaknya makan ke sebuah restoran semewah itu. Bukankah hal tersebut seperti sebuah mimpi yang didambakan setiap wanita di bumi ini. Layaknya dalam dongeng, wanita cantik yang menunggu seorang pangeran berkuda tampan datang menjemputnya untuk dibawa ke sebuah tempat jamuan mewah. Kemudian menari mesra di lantai dansa, menghabiskan malam. Sungguh sebuah kebanggan jika hal tersebut dapat terjadi di dunia nyata.

“Kenapa Dek?” Ricky secara tak terduga dan tiba- tiba saja memanggil Dinda dengan panggilan tak biasa. Seolah- olah bahwa Dinda adalah salah satu wanita yang menjadi bagian penting dalam hidupnya sekarang ini.

“Tunggu- tunggu… Mas bilang apa?” Dinda menaikkan ujung bibirnya tersenyum karena hal tersebut. Ricky terus- terusan mengajaknya terbang dalam buaian.

“Maksudnya?” Ricky menoleh penasaran. Entah dirinya benar- benar tak menyadari atau hanya berpura- pura tak tahu saja agar tak merasa canggung, karena memanggil Dinda dengan kata ‘Dek’ sudah seperti istrinya saja.

“Tidak jadi, hehe” Dinda terkekeh pelan menanggapi hal tersebut sambil tertunduk malu- malu. Dirinya yang tersipu malu saat itu, diam- diam mencuri pandang untuk mengamati ekspresi wajah pria yang berada di hadapannya tersebut.

“Yasudah kalau begitu Dek, kita langsung masuk saja ke dalam. Kamu pasti sudah lapar sejak tadi siang bukan?” Ricky tanpa basa- basi lagi langsung menggandeng tangan kiri Dinda, menariknya lembut menuju ke dalam restoran mewah tersebut.

“Hmmm,” Dinda segera mengangguk tanda menyetujui ajakan Ricky untuk segera memasuki gedung restoran dua lantai tersebut.

Pintu kaca yang dilengkapi dengan teknologi digital tersebut bergerak terbuka secara otomatis saat keduanya menginjakkan kakinya pada sebuah sensor lantai otomatis yang terhubung langsung dengan pintu otomatis tersebut. Dinda yang memang tak pernah membayangkan untuk menginjakkan kakiknya ke sebuah restoran semewah itu, dibuat takjub dengan terbukan pintu restoran secara otomatis. Ia yang menahan gengsi agar tak terlihat murahan menjaga ekspresinya untuk tak terlalu kentara bahwa dirinya baru pertama kali menjumpai hal tersebut. dirinya mencoba memasang wajah datar tak berekspresi agar Ricky tak malu membawanya ke tempat tersebut. Namun karena Ricky yang memang sedari tadi memperhatikan wajah wanita di sampingnya tersebut juga mencoba menyembunyikan senyum kecil yang tercipta saat melihat ekspresi terkejut Dinda yang takjub dengan pintu otomatis tersebut. Ia tak mau membuatnya terlihat jelas, bahwa dia tersenyum karena ekspresi lucu yang dibuat Dinda sebelumnya, takut kalau- kalau Dinda semakin minder.

“Mau duduk di mana Dek?” Tanya Ricky menoleh menatap Dinda.

“Terserah Mas, aku ngikut saja.”

“Baiklah, kita ambil saja kursi di ujung sana. Sepertinya pemandangannya juga bagus, karena langsung menghadap jalan raya dengan dinding kaca.” Usul Ricky kepadanya.

“Boleh Mas,” Dinda menyahut singkat membalas usulan Ricky. Keduanya berjalan ke kursi di ujung tanpa melanjutkan percakapan.

Tanpa tunggu lama, saat mereka sudah duduk di kursi berlapis perak dengan gaya arsitektur klasik itu seorang pelayan pria di sana menghampiri keduanya untuk menanyakan pesanan. Pelayannya saja terlihat glamour karena mengenakan seragam berwarna merah maroon berdasi kupu- lupu seperti gaya retro bangsawan Yunani kuno. Dari hal tersebut terlihat jelas bahwa memang restoran tersebut bukan restoran mewah biasa. Bisa dibilang hanya khusus didatangi oleh orang- orang pilihan yang punya posisi penting di kota tersebut. Suasana di sana juga nyaman dan tak terlalu padat, bahkan bisa dibilang sepi. Karena dalam ruangan seluas itu hanya ada beberapa meja dan sedikit pengunjung. Sudah pasti bahwa harga makanan di sana bisa membeli harga diri Dinda jika diperlukan. Jika tidak, bagaimana pemilik restoran bisa menangani biaya operasional yang pastinya angkanya tak kecil. Juga untuk membayar karyawan- karyawan di sana yang terlihat sangat professional.

“Mau pesan apa Tuan?” Pelayan pria tersebut menunduk memberikan salam pada keduanya sambil menyodorkan buku menu, yang menurut Dinda lebih miriip seperti surat undangan pernikahan karena desainnya yang indah.

Ricky segera meraih buku menu tersebut, begitu pula dengan Dinda yang duduk di hadapannya tersebut. Ricky berpikir sejenak, ia sebenarnya juga jarang melakukan kencan makan dengan perempuan sebelumnya. Bahkan dengan istrinya sekarang, Ricky dengan Tari juga hampir tidak pernah berkencan. Pertemuan keduannya untuk saling mengenal mungkin saja bisa dihitung jari, hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk menikah. Begitupula dengan sekarang ini, ia tak tahu harus memesankan makanan apa untuk Dinda yang diajaknya makan tersebut.

“Mau pesan apa Dek?” Ricky akhirnya memutuskan untuk bertanya lebih dulu saja kepada Dinda.

Lain halnya dengan Ricky yang terdiam karena bingung akan memesan makanan, Dinda justru terdiam saat melihat harga- harga yang tidak masuk akal dari tiap menu yang ada dalam daftar di buku tersebut. Harga dari tiap unit set makanan yang ditawarkan dalam daftar menu tersebut adalah diatas lima ratus ribu. Bagi Dinda itu adalah sebuah hal yang susah diterima nalarnya sebagai manusia. Bahkan untuk membeli sepesang set makanan berdua plus minum dan pajaknya jika dihitung- hitung bisa untuk membayar biaya makan dan kebutuhan lain Dinda selama sebulan penuh. Ia yang terkaget, sontak terdiam sambil menutupi mulutnya yang terganga.

“Dek? Halo? Kamu sudah memilih pesanannya?” Ricky memanggil- manggil Dinda menanyakan perihal makanan yang hendak dipesan wanita di hadapannya.

“Oh, oh… Iya Mas?” Dinda akhirnya menyahuti Ricky yang memanggilnya saat tergerak dari lamunannya. Ia masih tak heran dan tak hapis piker saja dengan harga makanan di sana.

“Kamu sudah memutuskan, mau pesan apa?” Ricky mempertegas pertanyaannya karena melihat Dinda yang tiba- tiba terdiam dan tampak tak fokus dengan pertanyaan Ricky. Seperti sedang banyak pikiran di kepalanya.

“Mas? Sini deh!” Dinda berseru pelan seolah hendak mengajak Ricky untuk berbisik membicarakan sesuatu.

Ricky yang memahami hal tersebut, segera mendekatkan wajahnya agar bisa mendengar Dinda yang hendak berbisik terhadapnya. “Sebaiknya kita pulang saja Mas!” Dinda bertanya dengan nada seru seolah tak ingin tinggal di sana lebih lama.

Bersambung…

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Simpanan Dokter Konglomerat    Chapter 43. Adu Jotos

    "Mending sekarang kakang berbuat sesuatu deh!" ucap Hendrik bangkit dari duduknya."Bocah bocah ini gabisa di toloransi lagi! Harus segera di basmi!""Tenang, kamu tenang aja. Pasti akang urus kok!""Dasar Gunawan sialan itu!" bentak Hendrik uring-uringan.Daweh hanya mampu menuruti apa yang adeknya inginkan untuk membalas dendam. Dendam yang sama, sejak sepuluh tahun lalu. Speeti sudah mendarah daging pada jiwa adiknya itu. Daweh sebenarnya sudah terlalu lelah untuk hidup bayang bayang dendam adiknya itu.Tapi Daweh tak bisa berbuat banyak. Ia tahu, bahwa Hendrik adalah adik satu satunya yang ia miliki. Daweh susah ingin berhenti menjadi dukun teluh sejak setahun lalu sebenarnya. Ia sudah lelah."Biar akang coba, menganggu mereka lagi!" ucapnya memandang adiknya datar."Terserah! Mau diganggu kek, mau dibunuh juga boleh!" bentaknya sudah dipenuhi emosi ka

  • Simpanan Dokter Konglomerat    Chapter 42. Kuntilanak itu lagi

    Raizel dan yang lainnya menaiki sepeda siang itu, menuju rumah Saleh. Ia tahu satu satunya orang yang mungkin bisa ditanyai soal Ki Daweh adalah Reza. Putra satu satunya Joko yang masih hidup sampai sekarang. Raizel yang berusaha mengorek informasi, hanya diam diam menjalankan rencananya. Ia sengaja menghamipiri Winda dan Reza yang selalu bersama, untuk diajak makan keluar. Sekaligus diam diam memancing Reza untuk bercerita soal ayah dan kakaknya yang pasti ada hubungannya dengan Ki Daweh. "Disini tempatnya?" tanya Egy sembari melihat rumah makan tempat mereka berhenti. "Iya kak, tapi tempatnya kecil kaya gini, gimana? Atau mau nyari yang lain aja?" tawar Winda takut pilihannya tidak sesuai. "Jangan pindah! Di sini aja" sahut Cindy. "Ya udah kalo gitu, kita disini aja" ujar Egy setuju. "Iya, lagian tempatnya nyaman kok" imbuh Caca. "Ya udah, m

  • Simpanan Dokter Konglomerat    Chapter 41. Diva sudah kembali

    Ajeng Sari tidak ada kabar sama sekali semenjak saat itu. Reza hidup sebatang kara dan dirawat oleh Saleh pamannya, saudara yang ia miliki satu satunya.Hampir sewindu Reza hidup dalam ketidaktahuan, kerinduan akan kasih sayang keluarganya. Ajeng Sari yang tak pernah kembali, ayahnya yang sudah gila dan tak bisa mengurusnya. Namun Reza masih hidup dengan baik karena kasih sayang dari Saleh pamannya dan juga istri dengan anak-anaknya. Sudah seperti anaknya sendiri, karena Saleh sendiri juga tak mempunyai anak laki laki.Reza tumbuh menjadi remaja yang baik hati, suka menolong dan berbakhti pada keluarga Saleh hingga sekarang.*****Semalam, usai kejadian melarikan diri yang dilakukan Raizel usai membebaskan Diva yang disekap Ki Daweh, tanpa sepengetahuan teman-temannya yang sudah terlelap tidur , mereka ketiduran di teras depan rumah.Diva terbangun dalam keadaan memangku kepala Raizel yang kelelahan usai menyelamatkannya semalam. Ia menatap bul

  • Simpanan Dokter Konglomerat    Chapter 40. Joko Gila

    Makhluk suruhan Daweh lainnya kini bertindak keras. Wujudnya seperti ular, tetapi tubuhnya mirip manusia pada umumnya, mulai dari bagian perut hingga kepala. Bisa di sebut siluman ular jika dipikir-pikir.Makhluk itu meruncingkan taring dari kedua sudut bibirnya, lidahnya sesekali menggeliat menjulur keluar masuk, benar benar mirip gelagat ular. Ia meringis buas usai membuat Ajeng Sari tersungkur ke semak semak."Kau mau ke mana gadis manis?" kekehnya dengan puas menatap gadis muda itu gelimbungan."Makhluk sialan!" teriak Ajeng Sari tak terima.Pandangannya masih tak terlalu menggubris makhluk tersebut, dan lebih memilih bangkit untuk menengok ayahnya yang nggelundung ke bawah sebelumnya."Arghhh, ayah?" ucap Ajeng Sari sedikit mengusap sikutnya yang tergores beberapakali oleh ranting semak semak, dan menengok ke arah bawah."Ayah?"Ajeng Sari masih

  • Simpanan Dokter Konglomerat    Chapter 39. Tuhanku lebih kejam dari Iblismu

    "Ayahh!!!" Ajeng Sari berteriak menatap ayahnya yang melayang terikat lidah Genderuwo itu.Wajahnya memerah, dengan isi kepala yang hampir meledak karena terus menghirup bau busuk dari lendir di lidah Ge IPnderuwo itu. Ia hanya mampu menoleh ke arah anak gadisnya, dan berteriak lirih."Ja-nggann..." ucapnya tak genap.Genderuwo yang awalnya hendak segera menyantap tubuh Joko, langsung menjatuhkan laki laki malang itu ke tanah lagi. Ia melihat mangsa lain yang lebih menggoda imannya. Ajeng Sari terhirup anyir amis, karena darah haid yang masih deras saat itu. Aromanya membuat jiwa buas makhluk itu berubah arah."Ayah!" ucapnya memeluk ayahnya yang hampir tak sadarkan diri terkapar di tanah."Sadar yah, ayah kenapa!" teriaknya lagi menepuk nepuk pelan wajah ayah tercintanya.Firasat Ajeng Sari tak salah, seperti dugaannya bahwa Daweh akan mencelakai ayahnya. Ajeng Sari tak menatap Genderuwo itu lebih bengis. Ia memang wanita, tapi ia tak perna

  • Simpanan Dokter Konglomerat    Chapter 38. Kamu Harus Mati

    Pranggg...Sebuah gelas dijatuhkan begitu saja karena uap panas membuat tangan seorang gadis melepuh. Dia Ajeng sari, putri Joko. Gadis itu meniup ibu jarinya yang melepuh karena gelas teh yang terlalu panas oleh air mendidih."Sial!" umpatnya."Firasat buruk apa ini!" ucapnya merasakan sesak di dadanya karena tak enak hati.Ajeng Sari adalah kembang desa, wajahnya yang rupawan memikat pemuda seumurannya. Masih SMA, masih sangat muda. Dia adalah anak perempuan Joko yang sangat penurut dan baik hati. Ia juga sangat menyayangi ayahnya yang duda ditinggal mati, juga adeknya Reza yang belum lulus SD."Ayah?" pekiknya.Gadis itu menjinjing roknya yang berwarna abu abu karena hendak berangkat sekolah saat itu. Berlarilah dirinya menghampiri ayahnya. Ia ingat bahwa ayahnya sedang naik ke atas bukit. Ia juga tahu kalau Daweh bukan dukun baik baik. Hanya memastikan kalau kalau ada apa apa dengan ayah tercintanya.Sementara itu ayahnya masih be

  • Simpanan Dokter Konglomerat    Chapter 37. Membunuh atau Membiarkanmu Bunuh diri!

    "Kakang dari mana sih!" teriak Hendrik membentak kakaknya dengan kasar.Kesabarannya sekarang sudah tak mampu dibendung lebih lama lagi. Terlebih ini sudah kesekian kalinya rencana Ki Daweh gagal untuk membantu menyatukan Fani dan Hendrik. Ia memeinta pertanggungjawaban dari kakaknya itu."Liat nih kang, Hendrik jadi gagal kan menikahi Fani!" keluhnya pada laki laki yang yang baru memasuki pintu rumah itu."Kenapa lagi dengan Fani?" tanya Daweh yang tak tau apa apa mengenai kejadian yang terjadi di rumahnya tadi."Ayahnya tadi kemari, marah-marah.""Dia membawa Fani kembali, sambil terus memakiku! Aku tidak terima jika aku dibeginikan kang!" teriak Hendrik menggebu-gebu karena sakit hati dengan omongan ayahnya Fani."Udah kamu tenang dulu!" Daweh berkata dengan tatapan tenang, sambil mendekat mengusap punggung Hendrik pelan."Gimana bisa tenang sih kang! Kalau aku gabisa dapetin Fani, maka tidak ada orang yang boleh memiliki Fani!" te

  • Simpanan Dokter Konglomerat    Chapter 36. Menikah

    "Sembah hamba padamu gusti!" ucap Ki Daweh menyatukan kedua telapak tangannya ke atas sambil menunduk hormat pada suara tersebut.Hendrik hanya mengikuti apa yang sedang kakaknya itu lakukan. Walaupun bulu romanya sudah menegang sedari tadi, dia berusaha mengabaikan rasa takutnya. Semua ini demi cintanya pada kekasihnya Fani."Hamba kemari meminta bantuanmu gusti,""Bantuan apa yang kau butuhkan Daweh?" suara beratnya cukup membuat telinga Hendrik bergidik ngeri."Perempuan di depan hamba ini, adalah kekasih adek saya! Dia menginginkan gadis itu menjadi miliknya selamanya!" Daweh bercerita keinginannya membawa gadis itu ke sana."Huahhaaahahah...""Ini bukan masalah, apalagi untuk pengikut setiaku seeprtimu Daweh,""Huahhahahaha..." tawanya menggema pada langit langit gua itu.Raja iblis yang di sembah Daweh adalah penguasa alam bawah. Lebih hantu dari pada iblis manapun. Menurut mitologi tanah jawa namanya Bathara Kala,

  • Simpanan Dokter Konglomerat    Chapter 35. Pemujaan

    "Kau apakan kekasihku kang!" teriaknya.Hendrik sedikit terkejut sekaligus marah melihat kelakuan akangnya itu. Ia bangkit dari duduknya, seraya memprotes dukun teluh di depannya itu. Hendrik jelas tak terima meski itu akangnya sendiri. Ia tak rela kekasihnya itu disakiti oleh siapapun, termasuk kakak tercintanya."Tenang, aku hanya membuatnya diam!" ujar Ki Daweh mengelus pundak kiri Hendrik, yang tengah dalam kondisi marah."Kau tidak menyakitinya kan?" tanya Hendrik memastikan kembali apa yang dilakukan oleh kakaknya."Hmmm," Ki Daweh hanya mengangguk-angguk."Sekarang kau ingin aku melanjutkan hal ini tidak?" tanya Ki Daweh."Aku harus bagaimana!" Hendrik berbalik dan memasang wajah cemberutnya karena bingung."Kau ingin menikahinya kan?" dukun itu bertanya sembari berjalan ke tempat duduknya sebelumnya."Kan aku sudah bilang kang, aku ingin memiliki Fani seutuhnya!" jelas Hendrik sekali lagi untuk meyakinkan kakangny

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status