Beranda / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Bab 5. Saran Diko

Share

Bab 5. Saran Diko

Penulis: Andy Lorenza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-08 23:33:30

“Sebenarnya, biasa aja, malahan lebih asyik makan di rumah makan sederhana seperti ini,” jawab Roy tak ada sedikitpun menunjukan rasa gembiranya akan ditraktir Cindy kemarin siang, justru batinnya merasa tak nyaman karenanya.

Diko merasa heran akan sikap Roy yang sama sekali tak merasa surprise sedikitpun diajak oleh CEO perusahaan tempat mereka bekerja itu. “Masa sih? Bukannya Bu Cindy kalau makan siang selalu di restoran mewah?”

“Emang Bu Cindy siang kemarin itu ngajakku ke restoran mewah, tapi jujur aja di samping kurang nyaman makan di sana aku juga merasa karenanya orang-orang di kantor mempermasalahkannya.” 

“Mempersalahkan gimana?” tanya Diko penasaran.

Sepertinya, dia tak tahu atau memang tak mau tahu akan para rekan sesama OB mengunjingin Roy.

“Ada yang bertanya ada hubungan apa antara aku dan Bu Cindy hingga aku sampai diajak makan siang di luar, padahal aku baru aja masuk kerja.” 

Roy menarik napasnya dalam-dalam mengingat kejadian kemarin.

“Loh, emangnya kenapa kalau Bu Cindy ngajak kamu makan siang bareng di luar? Kalau aku sih nggak jadi masalah. Siapa sih yang bertanya dan mempermasalahkan itu, Roy?” Kembali Diko bertanya.

“Pertama Dion, dia menghampiriku di ruangan belakang saat bersih-bersih. Kemudian Pak Yudi sore kemarin, sewaktu jam kerja kantor usai.” 

"Aneh, apa yang membuat mereka mempermasalahkan itu!” ujar Diko sembari geleng-gelengkan kepalanya.

“Entahlah, mungkin karena aku karyawan baru lalu dianggap diperlakukan spesial oleh Bu Cindy. Padahal aku sama sekali nggak ingin begitu, jika aku tolak ajakan Bu Cindy kemarin tentu juga nggak baik.” 

“Ah, nggak usah dihiraukan mereka Roy. Barang kali mereka itu hanya sirik aja, karena emang selama ini Bu Cindy nggak pernah ngajak karyawannya makan siang di luar.” 

Diko tampak sekali tak respek  akan sikap para karyawan yang mempermasalahkan hal itu.

“Ya, tapi aku ngerasa nggak enak aja. Menurutmu apa yang musti aku lakuin?” 

“Maksudnya?” Diko balik bertanya.

“Apa perlu aku beri tahu hal ini pada Bu Cindy, agar nanti hal yang kemarin itu nggak dipermasalahkan lagi? Soalnya kebanyakan dari para karyawan di kantor kita merasa kurang senang dan selalu bertanya.” Roy meminta pendapat Diko.

“Aku rasa nggak ada salahnya kamu beri tahu itu sama Bu Cindy, biar semua permasalahan itu clear.”

“Tapi aku kuatir nanti Bu Cindy memarahi mereka, Diko. Jika aku diam aja, bukan nggak mungkin masalah ini akan berlarut-larut,” ulas Roy merasa bimbang.

“Kalau menurutiku sih, ada baiknya kamu beri tahu Bu Cindy. Tentang mereka yang akan dimarahi Bu Cindy nantinya itu bukan masalahmu lagi, dari pada kamu dibuat pusing akan sikap mereka. Sebenarnya aku nggak mau ikut-ikutan bertanya, tapi kalau boleh tahu antara kamu dan Bu Cindy ada hubungan saudara ya?” 

“Ya, boleh dikatakan begitulah,” jawab Roy sekenanya saja, karena memang dia tak tahu harus menjawab apa.

“Nah, mending juga kamu jawab jika kamu dan Bu Cindy ada hubungan saudara kalau nanti ada yang bertanya lagi sama kamu.”

Mendengar saran Diko, Roy hanya menanggapi dengan menganggukan kepala.

Hanya saja, percakapannya dengan Diko membuatnya lebih tenang.

Sore itu Roy lebih sigap dalam melakukan pekerjaannya.

Begitu waktu jam kerja usai, Roy bergegas ke luar menuju tempat parkiran di mana di sana mobil Cindy terparkir.

“Eh, Roy. Ngapain kamu di sini?” sapa Cindy merasa heran saat ia tiba di dekat mobilnya dan melihat Roy berdiri di sana.

“Aku sengaja nunggu Tante di sini, ada yang ingin aku bicarakan.” 

“Oh, ya udah ngomong aja ada apa?” tanya Cindy, tampak bingung.

“Kalau boleh jangan di sini Tante, nanti ada yang dengar.”

Mendengar permintaan Roy, Cindy nampak kerutkan kening.

Wanita itu sangat penasaran akan hal yang akan disampaikan Roy bersifat rahasia itu!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 237. Roy Dan Friska Makin Dekat

    “Hemmm, ya aku mengerti dengan yang kamu maksudkan itu. Namun meskipun kamu teman biasa akan tetapi saat ini kamu lah wanita yang paling dekat dengan ku,” ujar Roy diiringi senyumnya, hal itu membuat hati Friska senang walaupun dia sendiri tak tahu sedekat apa dirinya yang dimaksudkan pria tampan di sebelahnya itu.Setelah acara makan bareng itu, mereka pun kembali ke kediaman masing-masing. Bagi Friska malam itu adalah malam yang paling membahagiakan yang pernah ia rasakan selama mengenal Roy walaupun di hatinya masih banyak tanda tanya dan belum yakin apakah dirinya cukup berarti bagi pria yang semakin hari membuatnya makin kagum serta makin nyaman bersamanya.Sementara bagi Roy sendiri masih saja sulit menerima kehadiran wanita lain di hatinya setelah Viola, meskipun Roy juga merasa cukup nyaman bertemu dan jalan dengan Friska akan tetapi hatinya tak bisa ia dustakan jika hal itu masih saja sebatas teman biasa baginya.*****Seiring waktu berjalan dan seringnya Roy dan Friska berte

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 236. Di Sela-sela Makan Malam

    Di dalam sebuah restoran tepatnya di sebuah meja malam itu Roy duduk berdua dengan Friska, tak beberapa lama mereka duduk beberapa orang pelayanan restoran datang mengantar menu-menu yang baru saja mereka pesan.“Yuk kita makan, mumpung semua yang dihidangkan masih hangat dan segar.” ajak Roy setelah para pelayan restoran meninggalkan meja itu, Friska mengangguk sembari tersenyum.“Gimana kuliah mu?” sambung Roy.“Alhamdulilah lancar, Mas.” Jawab Friska di sela-sela menyantap menu makan malam di atas meja itu.Tak berselang lama, ponsel Roy yg berada di atas meja pun berbunyi. Roy meraih ponselnya itu melihat sejenak nomor kontak yang melakukan panggilan, lalu ia pun mengangkatnya.“Assalamu alaikum, Bu.” ucap Roy.“Waalaikum salam.” Balas sosok wanita yang melakukan panggilan ke ponsel Roy dan dipanggil dengan sebutan Ibu itu.“Ada apa Bu, tumben nelpon ku malam ini?” tanya Roy penasaran.“Hemmm, ng ada apa-apa. Ibu kangen aja karena udah cukup lama juga kita nggak ngobrol, kamu ng s

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 235. Berusaha Lebih Dekat

    “Oma hanya ingin menyarankan jika memang hati mu belum benar-benar bisa melupakan Roy, sebaiknya jangan berikan harapan apapun pada Bobby. Kamu nggak bisa juga memaksakan diri yang ada nanti Bobby akan kecewa dan itu jelas tidak baik untuk hubungan bisnis kalian ke depannya,” Oma memberi saran.“Iya Oma, aku ngerti itu makanya sampai saat ini aku nggak pernah memberi harapan apapun pada Bobby. Aku hanya bilang sama dia untuk bersabar jika memang dia memiliki perasaan sama aku, jika memang suatu saat nanti aku memiliki perasaan yang sama padanya aku akan menerimanya tapi jika tidak aku nggak bisa memaksakan diri dan antara kami tetap berteman biasa saja.” tutur Viola.“Lalu apa tanggapan Bobby?” tanya Oma.“Dia setuju dan tak ingin pula memaksakan perasaan ku kepadanya.” jawab Viola.“Baguslah jika emang demikian, Oma lega dan tak ada yang perlu dikuatirin lagi.” ujar Oma tersenyum lega.****Malam itu di rumah Leni sahabat Angel, Leni duduk ngobrol bersama putrinya yang bernama Friska

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 234. Rencana Angel Dan Leni

    Siang itu di sebuah restoran mewah, dua wanita yang baru saja datang dan duduk di salah satu meja di dalam restoran itu nampak asyik ngrobrol sambil menikmati menu yang baru saja mereka pesan.“Aku pikir kamu tadinya nggak bisa datang Angel, karena sibuk dengan kerjaan di kantor.” salah seorang dari wanita itu mengawali obrolan.“Sesibuk apapun kalau tiba saatnya istirahat dan makan siang tentu aja semua aktifitas juga harus dihentikan sementara, kamu juga begitu kan Leni?” ulas Angel yang ternyata sosok wanita yang bersamanya itu adalah Leni sahabatnya Mama dari Priska.“Oh ya gimana kabarnya, Roy?” tanya Leni.“Dia baik-baik aja, perusahaan yang ia pimpin pun kian hari kian berkembang.” Jawab Angel.“Kamu beruntung memiliki keponakan angkat seperti dia dan mempercayakannya untuk memimpin perusahaan itu,” ujar Leni yang memuji sosok Roy.“Hemmm, iya Len. Aku memang beruntung bisa kenal dan sekaligus mengangkatnya sebagai keponakan. Sayangnya saat ini ada sedikit hal yang menganggu pi

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 233. Berusaha Membuka Hati

    Setibanya di Jakarta, Roy kembali beraktifitas seperti biasanya yaitu sebagai direktur perusahaan pariwisata milik Angel. Entah kenapa sekembalinya dia dari desa, sikap Roy agak berubah yang biasanya selalu nampak happy dan penuh semangat hari itu kelihatan lesu.Ketika pulang dari kantor pun Roy masih saja tak begitu bersemangat seperti biasanya, setelah mandi ia duduk bermenung sendiri di teras rumah sembari menikmati secangkir kopi dan menyulut sebatang rokok.“Loh, tumben-tumbennya kamu duduk melamun sendiri di sini?” sapa Angel yang saat itu juga menuju teras dari kamarnya di lantai atas.“Eh, Tante rupanya.” Roy berkata setelah ia terperanjat kaget dan tergugah dari lamunannya.“Tante nggak minum?” sambung Roy setelah Angel ikut duduk di teras itu bersebelahan dengannya.“Tadi aku minta dibuatkan jus oleh Bi Surti, ntar lagi juga datang.” jawab Angel, Roy menanggapi dengan menganggukan kepalanya.“Kamu kenapa Roy? Tadi Bi Surti juga bilang sejak kamu pulang dari kantor terlihat

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 232. Ditanya Soal Calon Istri

    Beberapa menit kemudian Roy mengantar kedua orang tuanya ke sebuah kamar yang selama ini diperuntukan bagi tamu di rumah mewah itu untuk beristirahat, sementara Hesti adiknya beristirahat di kamar tamu yang satu lagi yang juga berada di lantai bawah.Sore hari setelah selesai mandi dan duduk santai di ruangan depan, Angel yang juga sudah kembali ke rumah itu setelah menghadiri sebuah acara di luar ikut gabung dengan mereka.“Nah, Ayah dan Ibu dan juga Hesti inilah Tante Angel pemilik rumah ini sekaligus atasan ku.” Roy langsung memperkenalkan Angel pada kedua orang tua dan juga adiknya.Mereka pun saling bersalaman dan memperkenalkan diri, setelah berdiri beberapa saat mereka kemudian duduk kembali.“Untuk Bapak dan Ibu ketahui saja, saat ini Roy menjabat menjadi direktur di perusahaan ku yang baru. Baru dua bulan dia memimpin perusahaan itu sudah mulai menunjukan perkembangannya,” tutur Angel.“Apa?! Roy jadi direktur perusahaan?” Pak Jaka dan Bu Ningsih terkejut begitu juga dengan H

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status