Share

Dihajar

Penulis: Aleena
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-25 23:51:10

Motor Zack melesat cepat membelah jalanan untuk menemukan si pencuri yang sedari tadi dikejarnya.  Netranya menangkap titik-titik lokasi di mana kemungkinan pencuri itu melarikan diri dari alat pemindai jalan yang ia miliki.

Nayla yang ada di belakangnya hanya menutup mata sambil memeluk tubuh lelaki di depannya itu, seolah takut akan terjatuh. Kendati ia hanya arwah yang tak berjasad, tetapi naluri manusianya masih ada. Ia mendekap erat tubuh Zack sebagai pengaman terakhirnya dari laju motor Zack yang melaju jauh dari kecepatan normal.

Zack menghentikan laju kendaraannya ketika ia melihat sebuah motor terparkir di sebuah rumah kosong yang ada di pinggir jalan. Ia memarkirkan motor kesayangannya itu di bawah pohon yang ada di depan rumah tersebut lalu menghubungi rekan sesama polisi untuk segera mengepung tempat itu.

"Tunggu di sini dan jangan kemana-mana! Ini akan berbahaya." pinta Zack kepada Nayla yang dijawab anggukan oleh nona hantu itu.

Zack berlari dalam senyap, lalu menyelinap di antara tembok-tembok bangunan tua itu. Terdengar suara samar-samar orang yang sedang mengobrol dan diselingi canda tawa. Dengan menyiapkan senjata api di tangan, ia berjalan cepat menggunakan langkah ringan yang nyaris tak terdengar.

Mata Zack membulat melihat banyaknya orang yang berada di lokasi, padahal dengan jelas tadi ia hanya menemukan satu buah motor yang tergeletak begitu saja tanpa ada motor lain, yang ia yakini motor itu adalah milik si pencuri jalanan yang sedang berusaha bersembunyi untuk bisa melarikan diri.

Namun, saat ini di depan matanya banyak sekali orang-orang berperawakan tinggi dan besar dengan otot-otot tangan yang kekar membawa banyak minuman beralkohol di tangan.

Zack menyadari, meskipun ia bisa menghadapi mereka dengan berkelahi satu lawan satu, tetapi pikirannya masih waras dengan tidak mengambil resiko yang membahayakan nyawanya sendiri.

Zack hanya berdiri di balik dinding sambil memerhatikan semua orang yang sedang berpesta minuman keras. Mungkin rumah kosong ini dijadikan ajang berkumpul atau markas oleh para preman dan pencuri jalanan untuk menyusun rencana dalam menjalankan aksinya, juga sebagai tempat ajang pesta minuman keras.

Zack menilik jam tangannya, sudah hampir sepuluh menit ia berdiri di balik dinding dan belum bergerak maju.

Zack masih menunggu bantuan dari rekannya yang akan menuju ke lokasi. Zack meminta kepada rekan sesama polisi agar bergerak dalam senyap tanpa membunyikan sirine, karena hal itu sama saja dengan membuyarkan semua orang yang mendengar dan pasti akan menyusahkan pihak kepolisian dalam meringkus orang sebanyak itu.

Tanpa diduga suara ponsel Zack berdering cukup nyaring, dan hal itu membuat Zack buru-buru menggeser icon merah yang ada di layar ponselnya.

Terlambat, suara dering ponsel itu berhasil mengalihkan perhatian semua orang yang ada di tempat itu. Beberapa orang sudah berdiri bersiap memeriksa siapa yang tengah bersembunyi di balik dinding.

Zack menghela napasnya untuk kemudian ia buang perlahan. Tangannya sudah menggenggam erat pistol dengan jari telunjuk bersiap menarik pelatuk. Kepalang basah, lebih baik ia segera muncul daripada harus bersembunyi seperti tikus yang ketakutan.

"Jangan bergerak! Tempat ini sudah dikepung." Zack mengarahkan pistol itu ke arah semua orang secara bergantian dengan menatap mereka tajam tanpa takut sedikit pun. Kendati ia tidak tahu rekannya sudah berada di lokasi atau belum, tetapi tekad Zack untuk meringkus berandalan yang mengganggu ketentraman warganya sudah bulat.

"Kepung?" Seseorang berjalan mendekat tanpa takut dengan pistol yang arahkan Zack kepadanya.

"Kau jangan berbohong, Anak Muda. Kau hanya sendiri dan kami berdelapan. Hajar dia!" perintah orang tersebut yang kemudian semua orang yang berada di tempat itu segera berhambur memukuli Zack.

Zack melawan dengan meletakkan kembali pistolnya di saku celana. Lalu kemudian menghantam mereka satu per satu menggunakan tangan kosong.

Beruntung mereka saat ini tengah dipengaruhi oleh minuman beralkohol, sehingga Zack lebih mudah mengalahkan mereka.

Namun, hal itu tidak semudah yang dipikirkan Zack. Salah satu dari mereka membawa botol minuman lalu melemparkannya mengenai kepala Zack.

Kepala Zack berdenyut ketika merasakan nyeri akibat hantaman botol tersebut. Hal itu tidak disia-siakan oleh para berandalan untuk memukuli Zack secara bertubi-tubi. Menendang, menghantam dan menginjak-injak tubuh Zack yang sudah tidak berdaya.

"Jangan bergerak! Kami sudah mengepung tempat ini."

Beberapa anggota kepolisian  berseragam yang merupakan kenalan Zack telah sampai dan mengepung markas rumah kosong tersebut dari segala penjuru.

Semua orang mengangkat kedua tangan mereka petanda menyerah dan membiarkan Zack terbaring lemah dengan tubuh banyak luka bersimbah darah.

"Tangkap mereka semua!" perintah atasan kepada para anak buahnya.

Stevan yang berada dalam satu naungan yang menjadi salah satu anak buah polisi tersebut terkejut melihat saudara sepupunya itu terluka parah. Ia kemudian berlari untuk memeriksa kondisi Zack.

"Zack, Zack, bertahanlah!" teriak stevan dengan mengguncang tubuh Zack yang tak sadarkan diri.

"Antony segera hubungi ambulans. Antar Opsir Zack ke rumah sakit!" perintah atasan Stevan melihat opsir Zack yang memberikan informasi telah terluka parah dan tak sadarkan diri.

***

Zack mengerjapkan mata ketika cahaya lampu berpendar dengan terang menembus ke kelopak mata. Ia mengernyit beberapa saat menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke dalam pupil matanya.

Dalam beberapa detik setelah kesadarannya pulih, aroma citrus karbol dan desinfektan langsung menyergap masuk ke dalam indra penciumannya membuat Zack menyadari bahwa ia tengah berbaring di rumah sakit.

"Kau sudah sadar?"

Stevan yang baru datang segera menyapa Zack, ketika melihat saudara sepupunya itu telah siuman.

"Kau yang membawaku ke sini?" tanya Zack seraya berusaha duduk dari pembaringannya.

"Tidak perlu bangun. Kau harus banyak istirahat!"

"Aku hanya ingin mengambil minum."

Stevan melangkah menuju meja kecil di samping ranjang Zack lalu mengambilkan air mineral yang ia tuang ke dalam gelas kaca yang kemudian ia berikan kepada Zack.

"Pelan-pelan saja!" tutur Stevan ketika membantu Zack untuk minum.

Zack menghabiskan minuman itu dengan beberapa kali tegukan karena tenggorokannya terasa kering, lalu memberikan gelas kosong itu kepada Stevan kembali untuk kemudian diletakkannya di atas nakas.

"Lukaku tidak separah itu sehingga kau harus  melayaniku. Lagi pula besok aku harus kembali bekerja untuk menyelesaikan kasus pencurian bank yang kau kejar pencurinya itu."

Stevan mengangkat kedua alisnya, lalu tertawa setelah melihat kondisi Zack yang penuh dengan perban itu masih ingin bekerja untuk memecahkan kasus pencurian bank.

"Kau tahu, setelah melihat kondisimu atasan memberikanmu izin selama satu minggu. Bukankah itu sangat hebat? Ayolah jangan memforsir tenaga dan pikiranmu. Gunakan waktu istirahatmu dengan baik, karena mungkin kau akan kesulitan mendapatkan hari libur yang panjang seperti saat ini."

"Apa, pak kepala memberikan izin selama itu?" ucap Zack hampir tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh sepupunya itu.

Bagaimana tidak, selama ini sangat susah mencari hari libur bahkan hanya sehari saja. Naamun, kali ini Zack diberi masa tenggang untuk menyembuhkan dirinya selama satu minggu. Sungguh sangat mengejutkan, bukan?

"Ehem, jadi bersantailah kawan. Ohya, Mandy akan datang sebentar lagi. Kau pasti merindukannya, bukan? Kau benar-benar beruntung dengan kondisimu saat ini."

Stevan berlalu ketika selesai mengatakan hal itu, Zack memaklumi karena sepupunya itu mendapatkan giliran bertugas malam hari. Dan apa yang tadi ia ucapkan? Mandy akan datang menemuinya?

Wajah Zack seketika memancarkan kebahagiaan ketika mendengar nama perempuan itu. Ya, Mandy adalah kekasih Zack yang sudah menjalin hubungan hampir satu tahun dengannya. Zack sangat mencintai gadis itu, dan ia akan menjaga Mandy hingga mereka menikah nantinya.

"Hai, bagaimana kondisimu?" Suara samar itu terdengar lagi, membuat Zack harus menoleh ke arah sumber suara itu.

"Kau lagi?"

Wajah Zack yang sebelumnya berbinar bahagia berubah menjadi kesal ketika melihat nona hantu itu datang lagi kepadanya.

"Jangan memandangku seperti itu. Ayolah, wajahku tidak semenakutkan itu," ucap Nayla sedikit terkekeh melihat wajah Zack yang dipenuhi rasa teror.

"Pergilah! Sebentar lagi kekasihku akan datang. Aku tidak ingin kau membuatku kelihatan aneh di depannya."

Meskipun Zack mulai terbiasa dengan keberadaan Nayla yang selalu mengganggu, tetapi tetap saja masih ada rasa was-was dalam dirinya.

"Hahaha, kau sudah punya kekasih? Bagaimana, cantik mana dia denganku?" Nayla mendekat ke arah Zack untuk duduk di sisi ranjang yang kosong. Zack memalingkan muka, sungguh wajahnya sekarang tampak pasi dengan berada di dekat Nayla.

"Okey-okey, aku tidak akan mengganggumu. Lagi pula kekasihku sebentar lagi juga akan datang menjengukku. Jadi aku tidak akan mengganggu waktu kalian."

"Kekasihmu? Apa dia hantu juga?"

Zack menelan ludah, melihat Nayla di sampingnya saja sudah membuat bulu kudunya merinding.

Bagaimana jika kekasih Nayla yang mungkin seorang arwah atau mungkin vampir yang akan datang ke tempatnya berada? Sial, sungguh sial nasibnya jika harus bertemu dua hantu sekaligus.

"Hey, sudah kukatakan. Aku bukan hantu, aku masih hidup. Aku dirawat di rumah sakit ini, dan setiap malam minggu kekasihku datang untuk menjengukku sambil membawakan bunga lily kesukaanku. Bukannya itu sangat romantis?"

"Kau dirawat di rumah sakit ini?"tanya Zack lagi tidak mengerti dengan ucapan Nayla.

Nayla mengangguk, dengan wajah yang terlihat bahagia ia berkata, "Kita sama-sama menjadi seorang pasien. Jadi kau dan aku adalah teman. Ohya, aku merasa wanita yang kau tunggu-tunggu hampir sampai ke tempat ini. Jadi sebaiknya kau bersiap dan aku juga akan pergi ke tempat perawatanku. Bersemangatlah, Zack!"

Nayla mengepalkan tangannya  sambil ditekuk untuk menyemangati Zack yang masih bingung dengan semua perkataannya.

Zack masih menatap nona hantu itu yang kini sudah berdiri dan berjalan menembus dinding kamar perawatannya. Namun, tak selang berapa lama pintu kamarnya terbuka, dan muncullah gadis yang ia tunggu-tunggu kedatangannya.

"Mandy!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sir Abraham, Love Story   Bahagia Selamanya

    Stevan memasuki kamarnya setelah tragedi salah masuk kamar itu berlalu. Dilihatnya Arisa masih mengenakan handuk tengah berjinjit mengambil koper yang berada di atas lemari pakaian. Hiroyuki memang menyiapkan pakaian baru di kamar masing-masing untuk kedua mempelai sehingga mereka tidak perlu repot-repot membawa pakaian ganti.Stevan tampak gugup melihat apa yang tersaji di depan matanya. Kaki jenjang Arisa yang tanpa penutup hingga paha atas terekspose sempurna membuat Stevan meneguk ludahnya berkali-kali.Ingin sekali dirinya cepat-cepat memadu kasih dengan si pemilik tubuh itu. Pasti malam ini akan begitu istimewa mengingat ia belum pernah melakukan itu sebelumnya. Dan Stevan juga tahu jika Arisa juga belum pernah terjamah oleh lelaki mana pun."Biar kuambilkan."Suara Stevan mengagetkan Arisa yang terlalu fokus dengan koper itu. Ia tidak menyadari kehadiran Stevan sebelumnya, hingga suara lelaki itu membuatnya terlonjak terkejut.Disilangkannya

  • Sir Abraham, Love Story   Malam Pertama Penuh Drama

    Kini kedua pasang pengantin itu sudah berdiri di depan banyak orang, menyambut para tamu yang telah menghadiri pernikahan mereka.Zack dan Nayla juga Stevan dan Arisa secara bergantian mendapatkan ucapan selamat, baik dari keluarga terdekat juga kerabat jauhnya."Zack," Suichi yang pertama kali menghampiri sebagai keluarga tertua untuk mengucapkan selamat kepada mempelai pria.Entah sejak kapan pemandangan langka itu terjadi. Zack dan Suichi saling tersenyum untuk kemudian berpelukan erat. Keduanya seperti keluarga jauh yang baru saja bertemu untuk sekian waktu lamanya.Bahkan Nayla yang berada di dekat Zack ternganga melihat hal yang tak biasa yang kini terjadi di depannya. Begitu juga dengan Arisa, Stevan dan keluarga Nayla yang lain."Selamat ya, Zack. Ingat, jangan membuat keponakanku menangis karena ulahmu. Aku bisa saja membunuhmu jika kau melakukan itu."Zack menyunggingkan senyum ketika mendengar penuturan bengis yang masih terselip

  • Sir Abraham, Love Story   Pernikahan Penuh Drama

    KRIIIIINGGGGAlarm berbunyi nyaring membuat kedua lelaki itu menutup telinganya dengan bantal.Semalam Zack dan Stevan harus lembur karena menangani sebuah kasus yang membuat keduanya harus tidur menjelang pagi. Stevan memegangi bantalnya kuat dan membekam telinganya untuk menghalau suara nyaring alarm itu, sementara Zack menggapai jam mungil itu untuk menghentikan deringannya yang memekakkan telinga.Alarm berhenti berbunyi, tetapi masih saja ada satu hal yang membuat tidur keduanya terganggu.Suara dering ponsel Zack yang tidak berhenti berbunyi membuat lelaki itu harus membuka matanya secara paksa. Zack menggeser layar ponselnya untuk menerima panggilan tanpa melihat siapa yang saat ini sedang meneleponnya."Halo!" Suara seraknya khas orang bangun tidur itu akhirnya terdengar di seberang sana."Zack, kau sedang apa?"Lelaki itu mengerjab beberapa saat mendengar suara yang tidak asing lagi di telinganya."Nay, ada apa kau memba

  • Sir Abraham, Love Story   Kekalahan Victor

    Zack menutup kedua mata Nayla menggunakan kedua telapak tangannya. Menuntun gadis itu untuk berdiri di sebuah tempat yang sebelumnya telah menjadi kejutan untuk Nayla."Kejutan!" Zack melepaskan tangannya dari mata Nayla, membuat gadis bernetra hitam itu membuka matanya, menatap sekeliling dengan apa yang telah Zack persiapkan untuknya.Zack mengajak Nayla untuk melakukan makan malam romantis di depan pantai. Tempat di mana mereka sering merajut kasih dengan banyak mimpi yang selama ini keduanya lakukan."Zack, ini sangat indah." Nayla tak bisa menyembunyikan raut kekaguman dengan apa yang telah terlihat di depan matanya.Zack menyiapkan segalanya sejak siang tadi. Acara dadakan itu telah berhasil membuat Nayla terpukau dengan kejutan manis yang Zack berikan kepadanya."Syukurlah kau menyukainya."Tangan kekar itu meraih pinggang Nayla untuk didekatkan kepadanya. Sontak lelaki itu mendapat pelototan dari mata Nayla.Zack terkekeh, men

  • Sir Abraham, Love Story   Kembalinya Seorang Polisi

    Zack menahan lengan Nayla ketika gadis itu akan pergi."Mau ke mana?" tanyanya kemudian dengan tangan mempertahankan lengan Nayla dalam genggamannya.Gadis itu berhenti, mengurungkan niatnya yang akan pergi dari kamar Zack."Aku akan tidur di kamar atas. Kita belum menikah, 'kan?" Sedikit merah wajah Nayla ketika mengatakannya.Zack tersenyum sekaligus merasa gemas dengan sikap Nayla. Apapun yang membuat Nayla malu, dia menyukainya."Tapi ... aku ingin kau menemaniku malam ini. Boleh, 'kan?"Bertambah meronalah pipi Nayla. Zack semakin berani mengatakan hal yang mengarah ke sana."Zack, kau mau apa?" tanya Nayla kemudian, mencoba menantang Zack yang sengaja menggodanya.Zack terkekeh. Dia memang berniat untuj menggoda Nayla saja, tetapi rasa ingin melakukan sesuatu tiba-tiba menghampiri untuk ingin segera dituntaskan."Nay, sepertinya aku sudah tidak bisa menahannya lagi."Nayla menautkan kedua alisnya, gugup mend

  • Sir Abraham, Love Story   Pengakuan Cinta Stevan

    Nayla mendorong kursi roda dengan Zack duduk di atasnya. Kedua insan manusia itu tak bisa melepaskan senyum di bibirnya yang sejak tadi bertengger tanpa jeda.Sesekali Zack menatap ke atas, bertabrakan pandang dengan Nayla lalu saling melempar senyum.Arisa menunggu di depan lobby bersama Stevan. Gadis itu menyiapkan perlengkapan Zack yang kini masih menggunakan kursi roda.Stevan membukakan pintu mobil itu, membantu Zack untuk berpindah tempat dari kursi roda ke kursi mobil. Zack masih terlalu lemah untuk sekedar berjalan ataupun berdiri sendiri.Terhitung tiga minggu sejak dirinya tersadar dari koma, Zack akhirnya memutuskan pulang dengan Nayla yang bertanggung jawab untuk merawatnya.Zack sudah berada di dalam mobil, sementara Nayla berputar untuk mengambil duduk di samping Zack dengan masuk melewati pintu bagian lain.Kursi roda sudah diletakkan di bagasi mobil bersamaan barang-barang Zack yang tertinggal."Hai, lihatlah! Apakah k

  • Sir Abraham, Love Story   Tersadar

    Nayla yang memahami itu, bergegas menuangkan minuman untuk Zack. Namun, dengan cepat Mandy merebut gelas berisi air itu dari tangan Nayla."Zack, minumlah!"Mandy membantu Zack minum dengan membantu lelaki itu duduk dari pembaringannya.Disesapnya air yang berada dalam gelas bening itu. Hanya sedikit saja, untuk sekedar membasahi tenggorokannya yang telah kering karena selama berbulan-bulan lamanya terbaring tanpa daya di rumah sakit.Mandy membantu Zack berbaring lagi dengan menata bantal yang digunakan untuk menumpu kepalanya.Namun, Zack menolak untuk berbaring. Dia ingin duduk saja, sehingga Mandy mengubah posisi bantal itu menjadi berdiri sebagai sandaran punggung Zack.Tampaknya wajah pucat itu belum sepenuhnya tersadar. Zack mengerjapkan matanya kemudian dengan rasa pusing yang menyergap di kepala. Barulah beberapa saat kemudian, akhirnya Zack menyadari bahwa perempuan yang sedari tadi membantunya adalah Mandy."Mandy," panggil

  • Sir Abraham, Love Story   Empat Bulan Kemudian

    Empat bulan kemudian ...Rumah itu terlihat sangat menyejukkan dengan banyaknya bunga yang tertata cantik di setiap sudut ruangan. Nampak asri dan indah karena dijaga dan dirawat dengan penuh cinta dan kasih sayang.Sejak kepulangan Nayla dari rumah sakit, gadis itu memilih untuk tinggal di rumah Zack. Arisa sempat melarangnya karena kondisi tubuhnya belum pulih benar, tetapi tekad Nayla sudah bulat. Hidupnya akan sepenuhnya ia dedikasikan kepada Zack.Ya, Zack masih belum sadarkan diri. Namun, hal itu tidak membuat rasa cinta Nayla berkurang. Setiap hari setelah menyelesaikan tugasnya di rumah sakit, Nayla selalu menemani Zack hingga malam.Tidak ada rasa bosan dalam diri gadis itu ketika melakukan rutinitasnya setiap hari. Bahkan Nayla menikmatinya seolah sedang mengabdikan dirinya kepada suaminya sendiri.Nayla dengan ceria membacakan Zack kisah-kisah lucu, bercerita tentang rutinitasnya yang ia lakukan setiap hari hingga harapan-harapannya meng

  • Sir Abraham, Love Story   Kebingungan Nayla

    Wajah Nayla nampak pasi mengingat mimpi yang baru saja ia alami. Napasnya masih tersenggal dengan raut muka kebingungan.Apa yang terjadi? Mengapa dia berada di rumah sakit?Ingatannya berputar ke belakang ketika terakhir kalinya ia dan Zack bersama.Kakinya lumpuh tidak bisa digerakkan, virus Zombie, perbudakan, serum penawar dan ledakan besar bangunan itu. Lalu Zack? Bagaimana dengan Zack? Apakah dia baik-baik saja, atau ....Apakah Zack sudah tiada?Di mana dia?Nayla terlihat kebingunan, banyak pertanyaan di benaknya yang menuntut ingin segera mendapatkan jawaban.Arisa menghampiri Nayla yang sebelumnya menuangkan air dalam gelas bening untuk diberikannya kepada Nayla. Arisa duduk di sisi ranjang Nayla dengan menghadap kepada adik semata wayangnya itu."Nayla, apa yang kau rasakan saat ini?" tanyanya lembut dengan menyentuh tangan Nayla sembari mengulurkan segelas air itu kepada Nayla.Nayla menoleh ke arah Arisa. Ke

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status