Share

Skandal BabySitter dan Suamiku
Skandal BabySitter dan Suamiku
Penulis: Jingga Amelia

Bab 1

Skandal BabySister dan Suamiku

..

[Pah, jangan lupa pulang cepet, ya. Aku sudah tidak sabar honeymoon denganmu]

Kedua alisku bertaut ketika membaca pesan keluar di ponsel Nadia yang masih menyala kepada nomor asing. Bukankah Nadia belum menikah? Tapi kenapa pesannya seperti itu?

"Eh, maaf, Bu. Tadi saya masih siap-siap," celetuk Nadia mengagetkanku.

Hari ini dia ijin libur selama satu minggu, katanya ada urusan keluarga yang tidak bisa di tinggalkan. Tak masalah, aku bisa minta tolong ibu untuk menjaga Arkan selama dia tidak ada karena pekerjaanku juga tidak bisa ditinggalkan untuk menjaga jagoan kecilku dengan Mas Darma.

"Nad, kamu udah nikah?"

Seketika Nadia terpaku, lalu menggaruk kepalanya asal.

"Iy-iya, Bu. Maaf tidak mengabari, soalnya acaranya mendadak, kemarin waktu saya cuti dua hari itu," jawabnya polos.

Beruntung sekali aku memiliki BabySister sepertinya, karena Nadia bukan tipe orang yang suka macam-macam. Dia aku ambil dari yayasan, kesibukanku sebagai pemilik resto menjadikanku tidak bisa mengurus Arkan sendirian.

"Oh ... Terus ceritanya ini mau honeymoon? Kenapa? Kok nggak jujur aja, sih?"

"Hehe ... Saya takut Ibu sama Bapak marah gara-gara ini."

Aku tertawa, BabySisterku ini memang ada-ada saja. Mana mungkin aku marah hanya karena dia menikah?

"Lucu kamu Nadia. Yaudah, nih aku tambahin uang saku kamu. Mau honeymoon kemana, sih? Gaya banget kamu pakai honeymoon," ledekku sembari menyerahkan dua puluh lembar uang seratus ribuan.

Ya tidak masalah ... Hitung-hitung uang itu untuk ganti amplopku waktu dia menikah kemarin.

Kedua mata Nadia berbinar, lalu menerima uang itu dengan senyum lebar di bibirnya. "Wah. Terimakasih, Bu. Maaf saya merepotkan," ucapnya dengan menundukkan kepala.

"Nggak apa-apa. Udah bilang Bapak? Siapa tahu nanti ditambahin uang transport kamu," kataku dengan meraih Arkan dari ranjangnya.

Nadia terdiam, sepertinya dia sedang sibuk bersiap-siap. "Em ... Iya nanti saya bilang, Bu."

Aku mengangguk, lalu berniat membawa Arkan keluar kamarnya dan menghubungi Mas Darma yang masih ada di kantor. Tak biasanya hari jumat seperti ini dia pulang terlambat.

"Oh iya, Nad. Tadi kamu mau honeymoon kemana? Siapa tahu Mas Darma punya uang lebih buat beliin kamu tiket sama suami kamu," ucapku ketika sampai di ambang pintu.

"Ke-ke Bali, Bu ...."

Sekali lagi aku menganggukkan kepala. Aku memang bukan tipe orang yang perhitungan, selama orang itu baik padaku maka aku pun bisa lebih baik padanya. Dab biasanya, Mas Darma selalu mendukungku dalam hal itu.

Gegas aku keluar, mencari ponselku dan menghubungi Mas Darma untuk membicarakan hal ini. Rasanya tidak enak saja, melihat Nadia telah menikah tanpa sepengetahuan kami.

Namun, belum sempat aku menekan nomor telepon Mas Darma, suara deru mobilnya telah kudengar di luar sana. Syukurlah, aku tidak perlu repot-repot menghubunginya.

Gegas kuhampiri suamiku yang masih ada di teras, lalu mengajaknya masuk dan duduk di ruang tamu. Pasti dia lelah sehabis pulang kerja.

"Mas, ternyata Nadia udah nikah, loh. Terus hari ini dia mau libur ternyata mau honeymoon. Kamu ada uang lebih nggak, Mas? Belikan dia tiket lah, kasihan," kataku dengan Arkan yang ada di gendonganku.

Mas Darma diam sejenak, lalu memandangku tepat saat Nadia telah keluar dengan satu koper kecil di tangannya. Sepertinya dia telah siap hendak berangkat.

"Mau honeymoon kemana?"

"Ke Bali, Pak," jawab Nadia singkat.

Kulihat mereka saling berpandangan, tapi sedetik kemudian Nadia lantas menundukkan kepala. Dia anak baik, sopan, semoga saja mendapatkan suami yang baik pula.

Mas Darma kemudian mengambil dompetnya, lalu mengeluarkan uang yang aku tak tahu jumlahnya kemudian di serahkan kepada Nadia. Suamiku itu juga sepertiku, tidak perhitungan.

"Buat beli tiket," kata Mas Darma sembari menyodorkan uang itu.

Sekali lagi kedua mata Nadia berbinar lalu mengucapkan terimakasih berkali-kali sebelum benar-benar meninggalkan rumahku. Ah, berbagi itu memang indah, semoga saja berkah.

..

Selepas kepergian Nadia, aku menidurkan Arkan di kamarku dan Mas Darma. Niat hati ingin ikut istirahat, karena sepagian ini resto sangat ramai pengunjung. Meskipun pemilik tapi aku juga ikut serta membantu karyawanku yang sedang kerepotan.

"Lho, kamu mau kemana, Mas?" tanyaku saat tiba-tiba Mas Darma telah bersiap dengan baju dan dandanan rapi. Dia juga mengeluarkan koper dan memasukkan beberapa bajunya.

"Aris, Dek. Ngajakin keluar kota sekarang. Katanya mau ada kunjungan kerja di suatu tempat. Mendadak banget, sih. Tapi katanya penting," terang Mas Darma dengan sibuk memasukkan baju-bajunya.

"Nginep, Mas? Berapa hari? Nadya nggak ada, loh. Aku sendirian jaga Arkan, dong." Aku merajuk, tidak rela jika Mas Darma juga tidak ada di rumah.

"Iya ... Katanya butuh waktu berhari-hari. Kamu baik-baik di rumah sama Arkan, ya. Kan ada ibu yang bisa bantu jagain. Nanti aku transfer uangnya buat transport ibu kesini, ya. Udah aku berangkat dulu, Aris udah nunggu di bandara," katanya lagi dengan terburu-buru.

Aku hanya mendengus, lalu mencium punggung tangannya dan mengantarkannya sampai ke pintu depan. Suamiku itu memang orang sibuk, tapi baru kali ini dia meninggalkanku dan Arkan di akhir pekan.

Kurebahkan tubuhku lagi di samping Arkan usai kepergian Mas Darma sembari berselancar disosial media. Di rumah ini hanya tinggal Mbok Nem dengan Ayuk yang menemaniku. Mereka asisten rumah tangga yang kebetulan menginap di rumah ini seperti Nadia.

Tiba-tiba saja kedua mataku membeliak ketika melihat postingan Aris sedang bersama anak dan istrinya di sebuah waterboom ternama di kota kami. Sepertinya dia tengah mengajak keluarga kecilnya berlibur.

Bukannya tadi Mas Darma bilang mau keluar kota dengan Aris? Tapi kenapa Aris ada di waterboom?

Kuketik pesan balasan pada postingannya, rasanya benar-benar ada yang janggal.

[Ris, katanya keluar kota sama Mas Darma. Kok liburan sendiri?]

Sejenak aku menunggu hingga akhirnya pesan balasan pun masuk.

[Keluar kota? Sama Darma? Enggak tuh, Mbak. Justru malah Darma yang ijin padaku mau pergi selama semingguan ini. Aku pikir mau liburan juga denganmu]

Degh!

Kok? Kenapa begini? Apa Mas Darma berbohong?

"Lho. Katanya keluar kota sama Aris, kok kata Aris beda lagi. Ada apa, ya?" gumamku kecil sembari masih fokus pada layar ponsel.

"Bu ... Sebenarnya ada yang ingin saya katakan. Ini mengenai Bapak dan Nadia," ucap Mbok Nem mengagetkanku.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
istri tolol yg disingkirkan babi sitter
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status