"Kok Cafe sih? Adikmu lho lagi gawat" tanya Danish begitu kesal dan panik.
"Aku tahu, tapi kita berdiri disini juga nggak aman, kalo diawasi gimana? Adikku gak mungkin bisa datangi kita kalo kita berdiri di tempat terbuka kaya gini" jawab Carol sedikit berteriak.
"Oh oke kalo gitu kita ke Cafe di atas aja biar bisa sambil mantau?" Tanya Danish yang akhirnya sedikit mengerti strategi Carol.
☆☆☆☆☆
Camelia bersembunyi di dalam Toilet yang lokasinya dekat dengan Ballroom, para penggemar fanatiknya yang entah dari mana datangnya itu masih terdengar mencarinya.
Setelah dirasa toilet kosong, Camelia segera keluar dari bilik toilet tersebut, Dia
"Oke, kalau begitu ayo?" Ajak Camelia. Si pria asing tersebut mengangguk lalu berjalan di samping Camelia, tampak beberapa orang melihat Camelia yang sedang berjalan menunduk tersebut. "Apa mereka mengenalku?" Tanya Camelia pada Pria disampingnya. "Siapa yang tidak mengenalmu, Aku pikir semua orang sangat mengagumimu, termasuk Aku" jawab pria asing tersebut. "Apakah penampilanku buruk?" Tanya Camelia lagi. Pria tersebut menghentikan langkahnya, kemudian membungkukkan tubuhnya, melihat penampilan Camelia dari ujung rambut hingga ujung kakinya. "Sangat cantik dan fashionable,
"Berapa semua? Aku ganti ih malu Aku, udah ditolongin, dijajanin pula" Tanya Camelia merengek. "Tidak apa-apa, kamu kan sudah bayar aku tadi" jawab Giovanni. "Ngaco, dibayar pake apaan?" Tanya Camelia. "Pake genggaman tangan kamu" jawab Gio. Membuat Camelia tersipu malu. "Tapi, semalam juga kan kamu udah nolongin Aku?" Tanya Camelia lagi. "Iya, tapi kamu juga udah bayar" jawab Gio lagi. "Bayar? Bayar pake apaan?" Tanya Camelia terlihat sangat heran. "Bayar pake kecupan" jawab Gio lagi.
"Makasih yah, udah ngertiin Aku, ngomong-ngomong tadi Kamu tahu Aku dari mana?" Tanya Mila. "Gimana gak tahu, si penguntit nulis dimana Kamu berada, lantunan musik kamu masih viral sekarang, banyak orang yang kagum, termasuk Aku" jawab Gio. Lagi-lagi Camelia dibuat tersipu malu oleh Giovanni, Mila merasa bebas dan bahagia saat bersama Gio padahal mereka baru bertemu secara langsung hari ini, tetapi Mila merasa seolah ikatan batinnya bersama Gio sudah terjalin sangat lama. "Nanti-nanti, Kalo kamu ngerasa gabut, ingat datang kesini yah, Rini bilang bakalan bikin tempat privasi buat Kamu" ucap Gio lagi. "Gabut? Apaan tuh gabut?" Tanya Mila begitu penasaran.
"Tentu saja Mil, eh maaf rasanya Aku gak sopan memanggil Kamu gitu" jawab Rini. "Nggak Lah, tolong jangan sungkan, terima kasih yah, tenpatnya bikin Aku fresh, pudingnya lezat juga" ucap Mila lagi. "Mau bawa lagi pudingnya? Kali ini Aku yang traktir, tunggu yah" tanya Rini, dan sebelum Mila menjawab Dia sudah pergi membungkuskan beberapa cup varian puding, "ini bawalah, Aku mohon" ucap Rini sambil memberikan bungkusan berisi puding. "Jangan dong Rin, Cafe ini kan bukan milik Kamu" ucap Mila merasa tak enak. "Cafe ini milik Kakak Aku dan Aku kerja disini Mil tenang aja, aman, bukan barang curian, oh iya nanti setelah di edit fotonya boleh dipajang di Sosmed terus tag kamu?" Tanya Rini.
"Tolong jangan bilang Mami, Papi yah" ucap Carol lagi karena Dia menyangka jika adiknya itu marah terhadapnya. "Kenapa emang kalau Om, Tante tahu?" Tanya Danish yang rupanya ikut bersama mereka. "Gila, aja Dan, bisa-bisa Aku dipukuli karena gak bisa jaga adik" jawab Carol. "Oh, baiklah bisa dimengerti" ucap Danish sambil manggut-manggut, "terus entar gimana kalau tanya yang viral tadi?" Tanya Danish lagi. "Yah Aku bakalan bilang aman karena ada kamu yang nolongin" jawab Carol. "Oke" ucap Danish terlihat begitu senang bisa menjadi pahlawan bagi gadis pujaannya ini. Terdengar
"Hem ….Sangat bersemangat sekali hari ini yah" puji Sang Bos. "Hehe, tadi dapat inspirasi Kak" jawab Giovanni yang memanggil Pemilik Cafe tersebut dengan panggilan Kakak. "Apa hari ini Kamu bertemu dengan seseorang?" Goda Sang Bos. "Iya" jawab Gio. "Siapa tuh, boleh kuajak kenalan?" Tanya Sang Bos penasaran. "Camelia Zahra" jawab Giovanni. "Haha-haha, bisa saja bercanda mu itu" ucap Sang Bos tak percaya dengan jawaban Giovanni yang dianggapnya lelucon itu. "Aku serius Kak" ucap Giovanni lagi meskipun wajahnya ta
"Iya Gio, Aku sampai bingung pengen cerita ke Kakak tapi Kakak gak percaya padahal Aku iseng ceritanya" ucap Rini. "Sama, tadi juga Aku gitu Rin" jawab Gio. "Ya sudah Aku pulang yah, makasih untuk mimpi yang indah tadi siang" ucap Rini kemudian pamit untuk segera pulang, karena Restaurant nya memang tutup sejak sore, beda dengan Cafe Gio yang buka dari Sore hingga tengah malam. ☆☆☆☆☆ Di rumah Camelia. Dia terlihat begitu senang di dalam kamarnya sambil menjilati sendok puding pemberian dari Rini yang sudah bersih, baru kali ini Camellia mencicipi makanan senikmat itu. Cameli
"Nah jika begitu Tante tenang" jawab Ibu Mila sambil tersenyum. "iya, nanti Aku juga nginep di Hotel Om, Tante, jangan khawatir" ucap Danish lagi agar semakin meyakinkan kedua orang tua Mila. "Ayo makan dulu" ajak Ibu Mila. Camelia, Danish dan Papanya Mila segera menghampiri meja makan dan mereka pun makan bersama. Karena hari sudah begitu larut, Danish berpamitan pada keluarga Camelia dan berpesan jika besok Dia sendiri yang akan menjemput Mila menuju Hotel. "Sampaikan salam Om pada Papa Kamu yah dan hati-hati dijalan" ucap Papa Mila. "baik Om, mari semua, sampai kete