Share

Skandal Cinta Saudara Angkat
Skandal Cinta Saudara Angkat
Author: Miss Mega

Malam Kelam.

"Lepasin Kak! Aku mohon Kak ini aku Wulan, aku adik Kakak!" teriak seorang wanita muda bernama Wulan Prabu Aditama. Saat tubunya dihempaskan ke atas ranjang oleh seorang pria.

"Kak aku mohon berhenti! Jangan mendekat!" Wulan sekuat tenaga bangkit mencoba menghindar.

"Kau tidak bisa lari dariku!" bentak pria itu seraya menangkap tangan Wulan dan menariknya kuat.

"Akhhh! Kak Damar lepasin aku!" Wulan kemabli berontak, akan tetapi perlawanannya sia-sia. Tenaganya tak cukup kuat melawan sang pria.

Tragisnya pria itu, adalah Damar Prabu Aditama yang ternyata adalah sang kakak. Damar, ternyata saat ini sedang dalam keadaan mabuk. Pria itu sama sekali tak menghiraukan tangisan dan teriakan sang wanita yang ternyata adalah sang adik. Damar, semakin mendekat, kemudian mengungkung tubuh sang adik.

Suasana sepi di rumah mewah itu membuat tak ada seorang pun yang bisa mencegah perbuatan Damar. Sungguh malam ini menjadi malam yang begitu mencekam. Dimana hujan turun begitu deras disertai gemuruh petir yang menggelegar, seolah menjadi latar yang begitu menakutkan. Belum lagi suasana kamar yang terlihat remang-remang benar-benar menambah suasana menjadi semakin mencekam.

Perlahan Damar mulai mencumbu tubuh Wulan yang kini berada di bawah kungkungannya. Damar mulai mencium bibir Wulan dengan kasar. Sementara, tangannya tak tinggal diam, meraba setiap jengkal area sensitif Wulan.

"Lepasin aku Kak!" Wulan lagi-lagi berteriak histeris. Namun, teriakan itu sama sekali tak di dengarkan oleh Damar.

Hingga kini pria itu sudah sepenuhnya menguasai tubuh polos sang adik. Damar merobek paksa semua pakaian yang melekat di butuh Wulun. Pria itu kemudian tersenyum smirk ketika melihat pemandangan yang begitu indah di bawah kungkungannya. Seperti kayaknya singa kelaparan Damar, pria itu langsung melahap dan mencumbu tubuh Wulan.

"Akhhhh...!" desahan Wulan terdengar ketika Damar memulai aksinya.

"Ka-kak, lepas-in Wulan Kak, ahhhhh...." Wulan berujar dengan terbata disertai desahan saat kini bibir Damar sudah berada di inti tubuh gadis itu.

"Kau berani mengkhianati ku Elga, kau tahu aku bisa berbuat apapun kau mengerti! hahah mari kita nikmati malam ini sayang, aku akan memuaskan mu malam ini," ucap Damar disela-sela permainannya.

Wulan mengutuk pada dirinya sendiri karena tubuh dan otaknya tak dapat ia sinkronkan. Tubuhnya menerima bahkan meminta lebih pada sentuhan Damar. Sementara, otaknya menolak karena mengingat statusnya dengan Damar saat ini adalah kakak beradik. Meski beberapa minggu lalu mereka berdua baru saja mendapatkan fakta tentang status mereka yang sebenarnya.

"Kak aku bukan Mba Elga, Aku Wulan Kak, Wulan adik, Akhhhh!!" Wulan menjerit merasakan sakit dan perih yang tak tertahan ketika Inti tubunya di hujam oleh inti tubuh Damar tanpa ampun.

Hilang sudah kesucian yang telah ia jaga selama dua puluh dua tahun, dan tragisnya ini dilakukan oleh pria yang selama ini melindungi dan menyayanginya. Pria yang selalu ia sebut dan ia anggap sebagai super Heronya kini justru menjadi pria yang menghancurkan masa depannya. Merenggut sesuatu yang sangat berharga dari dirinya.

Air mata Wulan meleleh membasahi kedua pipinya. Bersamaan dengan itu, lelehan darah keluar dari inti tubunya saat selaput daranya telah sobek oleh inti tubuh Damar. Sementara, Damar, pria itu terlihat begitu menikmati permainannya. Pria itu mulai menggoyangkan pinggulnya dengan begitu bersemangat. Damar sama sekali tak sadar jika saat ini wanita yang tengah berada di bawah kungkungannya adalah sang adik.

"Akhhh... El, kau sungguh nikmat sayang," desah Damar di sela-sela permainannya. Suara itu terdengar begitu menjijikan di telinga Wulan. Sungguh betapa teganya Damar disela-sela permainannya ia justru menyebut nama wanita lain. Sungguh Wulan begitu hancur saat ini.

Damar terus memompa tubuh Wulan dengan sesekali mencium dan mencumbu wanita itu. Kini tak ada lagi penolakan dari Wulan, tubuhnya sudah begitu lemas. Wanita itu kini, sudah benar-benar pasrah. Karena Damar semakin mempercepat gerakan pinggulnya hingga.

"Akhhh!" Akhirnya Damar sampai pada puncak kenikmatannya, setelah satu jam pria itu bermain di atas tubuh Wulan, tanpa ampun. Damar pun ambruk di samping tubuh Wulan dengan peluh yang membasahi kedua tubuh polos itu. Pria itu bahkan langsung tertidur dengan posisi tengkurap di samping Wulan yang terisak tanpa suara.

Wulan menatap sejenak tubuh polos sang kakak. Wanita malang itu semakin terisak kemudian membelakangi tubuh sang kakak. Air matanya tumpah begitu derasnya disertai isak tangis sesenggukan yang terdengar begitu memilukan.

Wulan benar-benar merasa begitu hina kerena telah berhubungan intim dengan sang kakak. Meski kenyataannya mereka bukanlah kakak beradik kandung. Iya, ternyata Damar dan Wulan bukanlah saudara kandung. Wulan ternyata adalah putri yang diambil oleh Tuan Prabu Aditama sebagai pengganti bayi perempuan mereka yang telah tiada saat sang istrinya Nyonya Laura melahirkan anak kedua mereka.

Dalam sepinya malam Wulan mencoba bangkit dan berjalan tertatih. Wanita berparas cantik itu tak bisa memejamkan matanya. Rasa bersalahnya pada kedua orangtuanya benar-benar telah menghantuinya.

Wulan perlahan berjalan menahan nyeri di inti tubuhnya. Sesekali ia meringis saat perih di inti tubuhnya terasa nyayat. Dengan penampilan yang kacau wanita masuk kedalam kamar mandi yang terdapat di kamar sang kakak.

Wulan mulai menyalakan shower dan mengguyur tubuhnya dengan air yang mengalir dari shower tersebut. Tak ada kata, hanya air mata yang mengalir diiringi kucuran air yang mengalir di sekujur tubuhnya. Wulan menangis sejadi jadinya kala mengingat adegan beberapa jam lalu bersama sang kakak.

"Aakhhhh!!!" teriak Wulan di bawah kucuran shower. Wanita itu menggosok-gosok seluruh tubuhnya dengan sangat kasar. Wulan merasa tubuhnya begitu kotor. Wanita itu berharap dengan menggosok-gosokan tubuhnya. Noda-noda di tubuhnya itu menghilang seiring dengan aliran air yang mengalir di tubuhnya.

"Ya Tuhan kenapa! Kenapa aku yang harus menerima semua ini, kenapa!!" Wulan terus menerus meraung, menjerit seolah jijik pada dirinya sendiri.

Ia begitu bingung, apa yang harus dirinya katakan saat kedua orang tuanya tahu tentang semua ini. Bagaimana ia harus menghadapi masyarakat nantinya. Sungguh, Wulan begitu frustasi wanita itu terus menangis di bawah guyuran shower.

Tubuh Wulan merosot terduduk di lantai kamar mandi. Dinginnya air membuat tubunya menggigil. Namun, wanita itu sama sekali belum mau beranjak. Ia merasa tubuhnya .asih sangat kotor meski sudah beberapa kali menggosok dan menuangkan sabun ke seluruh tubuhnya.

Tubuh Wulan semakin menggigil kedinginan. Wajahnya pun sudah mulai terlihat pucat. Bibirnya pun terlihat membiru dan bergetar tapi lagi-lagi Wulan tak juga mematikan air. Sudah satu setengah jam Wulan mengguyur tubuhnya.

"Mamah, Papah, maafkan Wulan," ujar Wulan membatin terisak dengan mata yang mulai terpejam.

Dalam derasnya air shower Wulan akhirnya jatuh pingsan dengan air yang masih mengguyur tubuh polosnya. Wanita itu sudah tak sanggup lagi menahan dinginnya air. Tubuhnya lemas dengan luka yang terasa sakit diinti tubunya. Wulan benar-benar tak menyangka jika nasibnya akan seburuk ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status