Home / Romansa / Skandal Panas Presdir Tampan / Bab 1 | Damien D'Arcy

Share

Skandal Panas Presdir Tampan
Skandal Panas Presdir Tampan
Author: MAMAZAN

Bab 1 | Damien D'Arcy

Author: MAMAZAN
last update Last Updated: 2025-04-09 13:40:25

“Hah... katanya cuma sebentar, ini sudah hampir sepuluh menit, di mana lagi si Tyler itu,” keluh Damien. Ia menghela napas panjang, sedikit kesal karena harus menunggu Tyler yang tak kunjung muncul. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi VVIP di Purple Swan Bar, milik sahabatnya itu. Sudah hampir sepuluh menit berlalu sejak Tyler berjanji akan segera menemuinya, tapi pria itu masih belum menampakkan batang hidungnya.

Merasa jengah, Damien pun memutuskan untuk bangkit dari duduknya. Iris matanya menjelajahi seluruh penjuru ruangan, mencari-cari keberadaan salah seorang karyawan bar. Tak lama kemudian, pandangannya tertuju pada seorang pria yang mengenakan seragam karyawan bar itu. Dengan cepat, Damien melambaikan tangan memanggil pria itu.

Pria itu pun segera menghampiri Damien, senyum ramah terkembang di wajahnya. "Apa yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya dengan sopan.

"Aku mencari Tyler," ujar Damien to the point.

Pelayan itu mengangguk paham. "Pak Tyler biasanya berada di ruang kerjanya di lantai dua. Mari aku antar Tuan," tawarnya, lalu berbalik dan berjalan menuju tangga.

Damien mengikuti pelayan itu, menaiki anak tangga satu per satu. Sesampainya di lantai dua, pria itu langsung menunjuk pintu ruangan Tyler yang terletak di bagian ujung.

“Itu ruangan Pak Tyler,” ucap pria itu sopan.

"Terima kasih atas bantuannya," balas Damien yang lalu berjalan menghampiri ruangan yang pria tadi tunjuk.

Tok! Tok! “Tyler!”

Damien mengetuk pintu beberapa kali sambil memanggil nama Tyler, namun tak mendapat jawaban.

Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Damien langsung saja membuka pintu ruang kerja Tyler, matanya sontak membelalak terkejut mendapati Tyler sedang mengukung Miranda diatas meja, yang merupakan salah satu karyawan wanita yang bekerja di bar itu.

Pakaian mereka berdua berserakan di lantai, Tyler dan Miranda bercinta tanpa mengenakan sehelai benang pun. Kaki Miranda yang putih dan jenjang melingkar di tubuh Tyler, suara Miranda membaur dengan lantunan musik Jazz yang memenuhi ruang kerja Tyler.

Damien diam membatu, sangat terkejut dengan apa yang dia saksikan saat ini, Tyler menyeringai sambil terus menghujam tubuh Miranda, “Maaf Damien, sepertinya kamu datang terlalu awal," katanya santai, jelas menikmati keterkejutan di wajah Damien.

Miranda yang sudah menyadari kehadiran Damien langsung memalingkan wajahnya karena malu, pipinya memerah. Milik Tyler yang masih terkubur jauh di dalam dirinya menyebabkan dia terkesiap dan menggeliat di bawah hentakan tanpa henti.

“Jadi ada perlu apa kamu mencariku, Bro?” Tanya Tyler santai tanpa menghentikan aktifitasnya.

Damien terdiam tak menjawab pertanyaan Tyler, matanya tertuju pada tubuh indah Miranda yang terekspos. Reaksi Damien yang diam membatu membuat Tyler tertawa dan mengulang pertanyaannya.

“Hey Bro, Jadi ada perlu apa kamu mencariku?”

Wajah Damien memerah, dia menunduk dan memalingkan wajahnya, “Po… ponselku,” jawab Damien yang memang sebelumnya meminta Tyler untuk mengisi daya ponselnya yang lowbat, namun sahabatnya itu tidak kunjung kembali.

Tyler yang masih menghujam tubuh Miranda tersenyum nakal melihat reaksi Damien, dia menunjuk ponsel Damien yang sedang di charging di bagian sudut ruang kerjanya.

Damien mengangguk paham, dia berjalan melewati Tyler.

Suara rintihan Miranda semakin kuat terdengar, membangkitkan gairah Damien yang juga lelaki normal.

"Berengsek Tyler, kamu masih belum berubah," gumam Damien yang bergegas meraih ponselnya. Dia ingin segera meninggalkan ruangan yang telah menciptakan situasi aneh seperti ini.

Tyler tertawa pelan, "Hei Damien, bukan hanya aku yang tidak berubah setelah 5 tahun tak bertemu, sepertinya kamu juga masih belum berubah, masih seperti bocah polos yang tidak mampu melihat adegan seperti ini," ucap Tyler menyindir sekaligus menantang Damien.

Provokasi yang Tyler lemparkan terbukti efektif, Damien yang tadinya hendak langsung pergi setelah mengambil ponselnya, memutuskan duduk di sofa, dia berusaha bersikap biasa saja, untuk membuktikan ke Tyler jika dia tidak masalah dengan hal seperti ini.

“Nah… i… ini baru Damien Versi tangguh,” ucap Tyler yang mempercepat gerakan pinggulnya.

Damien duduk di sofa, jantungnya berdebar kencang sambil menatap layar ponselnya dengan tangan gemetar. Di depannya, Tyler terus menikmati tubuh Miranda, menyebabkan wanita cantik itu terus menggeliat. Suara erangan mereka memenuhi ruangan, bercampur dengan gairah Damien yang semakin besar.

“Ayolah Bro, lihat kesini, bukankah Miranda terlihat semakin cantik dengan tubuh yang berkeringat seperti ini?” Tantang Tyler yang tak henti-hentinya menggoda Damien.

Damien menjawab tantangan Tyler, dia kini menatap Tyler dan Miranda yang sedang bercinta.

“Akh! Bukankah Miranda sangat cantik?” tanya Tyler di selingi desahan kuat yang keluar dari mulutnya.

Gluk!

Damien mengangguk pelan, tubuh indah Miranda yang berguncang hebat seakan menghipnotis matanya.

Damien D’Arcy, adalah seorang pria tampan berusia 28 tahun, terlahir dari keluarga kaya raya di Kanada. Ayahnya, Julian D’Arcy, merupakan pengusaha sukses di dunia perminyakan, sedangkan ibunya, Carol D’Arcy, dikenal sebagai pengusaha property terkemuka di Kanada. Pilihan besar menghadang Damien ketika ia lulus kuliah pada usia 21 tahun. Ayahnya menawarkan dua jalur kepadanya: bergabung dalam kerajaan bisnis keluarga atau membangun jalannya sendiri. Tertarik dengan dunia perhotelan, Damien memutuskan untuk membangun bisnisnya sendiri.

Dengan modal besar dan koneksi dari sang ayah, Damien merintis perjalanannya di dunia perhotelan. Diamond Rose Hotel, adalah nama hotel bintang lima pertamanya di Kanada, lahir berkat visi dan dedikasi tinggi Damien. Bakat bisnisnya, yang diwarisi dari ayah dan ibunya, membawa keberhasilan pesat. Dalam waktu tujuh tahun, Diamond Rose Hotel telah berkembang dan membuka cabang di beberapa negara.

Tyler semakin liar menikmati tubuh indah wanita cantik itu, Miranda sendiri pasrah dengan apa yang Bosnya itu lakukan, menikmati setiap permainan nikmat dari Bos tampannya itu.

Pikiran Miranda menjerit minta dilepaskan, tapi kenikmatan dari setiap gerakan Tyler membuatnya ingin lebih.

Dia menggigit bibirnya untuk menahan rintihannya, wajah cantiknya yang sedang merasakan nikmat di setiap nadinya menjadi tontonan Damien yang perlahan melonggarkan dasi miliknya.

Tyler tersenyum puas, menikmati lenguhan panjang Miranda yang menandakan mencapai puncak kenikmatan.

Damien menarik nafas panjang, ini pertama kalinya dia melihat wanita mencapai klimaks, gairahnya meningkat drastis, menikmati wajah cantik Miranda, dan juga tubuh indah Miranda yang terlihat basah karena pertempuran panas yang terjadi.

Tyler semakin bergairah hingga ia pun mencapai puncak kenikmatan. Pria tampan itu menarik nafas panjang, tersenyum puas menatap wajah nakal Miranda yang mendongak menatap balik dirinya.

Damien yang melihat hal itu membuat dirinya bertanya-tanya, “Kenapa wanita itu malah terlihat bahagia? Bukankah Tyler baru saja memaksanya berhubungan badan?” batin Damien.

“Pak Tyler, sebentar lagi anda harus bertemu dengan Tuan Smith, bukankah hari ini anda sudah janji bertemu dengannya?” Tiba-tiba seorang wanita cantik mengenakan blouse putih dan rok pendek berwarna biru masuk ke dalam ruangan. Memberitahu jadwal Tyler hari ini.

“Terima kasih Anna,” jawab Tyler sembari menyerahkan beberapa lembar tisu kepada Miranda.

Tyler melompat turun dari meja, dia lalu menghampiri Anna yang terlihat biasa saja dengan pemandangan itu.

Tyler melingkarkan lengannya di pinggul Anna, dia lalu mencium bibir Anna dengan ganas.

Hal itu membuat Damien kembali tercengang, bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi pikirnya.

Hal yang membuat Damien semakin heran, karena Anna bukannya marah, malah membalas ciuman Tyler. Sementara diatas meja, Miranda terlihat santai membersihkan bibirnya dengan tisu yang di berikan Tyler tadi.

“Astaga… bagaimana bisa ini terjadi?” batin Damien dengan gairah yang kembali meningkat.

Bersambung...

1144

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Skandal Panas Presdir Tampan   140 | Masih Ada Waktu

    Sore itu, langit Pulau Capri dihiasi semburat jingga keemasan dari matahari senja yang perlahan tenggelam di ufuk barat. Damien, Chiara, Tyler, Nathalie, Dawson, Dona, Tessa, dan Shawn melangkah santai di sepanjang Pantai Marina Piccola.Pasir lembut menyentuh telapak kaki mereka, sementara ombak kecil bergulung perlahan, menciptakan irama alami yang menenangkan. Chiara melingkarkan jemarinya pada tangan Damien, begitu pula Nathalie yang menggenggam erat tangan Tyler.Dona sesekali tersenyum kecil sambil merapatkan tubuhnya pada Dawson. Bahkan Shawn, yang tadinya terlihat canggung, kini tampak percaya diri menggenggam tangan Tessa, membuat pasangan barunya itu tersenyum manis.Mereka berhenti di sebuah tempat nyaman di tepi pantai yang dikenal sebagai Giardini di Augusto. Dengan pemandangan spektakuler Laut Tyrrhenian yang membentang lua

  • Skandal Panas Presdir Tampan   139 | Mengakuiku

    Dawson, Tyler, dan Damien berjalan mendekati Shawn yang sedang berdiri termenung. Wajah Shawn tampak penuh dengan pikiran, seolah terjebak dalam labirin ucapan Tessa sebelumnya.Dawson, dengan senyum lebar khasnya, tiba-tiba melingkarkan lengannya di pundak Shawn. "Shawn! Kapan kamu jadian sama Tessa?" tanyanya dengan nada menggoda.Shawn menoleh perlahan, alisnya sedikit terangkat saat menatap wajah Dawson yang penuh semangat."Hah? Maksudmu?" tanyanya bingung, seolah baru saja terbangun dari mimpi panjang.Dawson tersenyum bangga, ia menepuk-nepuk bahu Shawn. "Berarti instingku tepat karena ngajak kamu ikut, kan?" ujarnya dengan nada puas, membuat Shawn semakin mengerutkan dahi."Tunggu? Apa maksudmu?" Shawn bertanya lagi, kali ini suaranya terdengar lebih bingung.Sebelum Dawson sempat menjawab, Tyler

  • Skandal Panas Presdir Tampan   138 | Terpuaskan

    Shawn masih tercengang, duduk terdiam seperti patung yang kehabisan kata-kata. Di sampingnya, Tessa, menutup mulutnya menahan tawa karena reaksi Shawn."Mereka pasti akan lama, bagaimana kalau kita jalan berdua dulu?" tanya Tessa, tangannya meraih tangan Shawn.Shawn menoleh, masih terlihat bingung, pikirannya masih terpaku pada kata "bercinta" tadi."Hei, kamu mendengarku kan?" tanya Tessa lagi.Shawn tersentak kaget, dan tanpa sadar, ia merespons dengan kalimat yang tidak terduga, "Iya, bercinta, iya... ayo bercinta."“Pfftt!! Hahaha, apa-apaan kamu ini? Tiba-tiba mengajak melakukan itu." Tessa tidak bisa menahan tawanya lagi, suaranya pecah menjadi gelak tawa yang lepas.Wajah Shawn semakin merah, ia menunduk malu. “Fuck! Aku kenapa bilang itu!” erangnya dalam hati.Tessa, yang masih tertawa, bangkit dari duduknya, menarik tangan Shawn. "Ayo, kita jalan dulu,” ucapnya, yang kini tersenyum lembut menatap Shawn.Shawn ikut bangkit berdiri, berjalan mengikuti Tessa tanpa mengangkat wa

  • Skandal Panas Presdir Tampan   137 | Lebih Cepat, Please

    Kamar yang Tyler dan Nathalie tempati di villa itu, menyimpan suasana tidak kalah panasnya dibandingkan dengan kamar pasangan lainnya. Tanpa sehelai benang pun di tubuh keduanya, mereka terbebas dari segala penghalang, hanya meninggalkan keintiman yang mengharuskan mereka untuk saling terbuka.Di tempat tidur, tubuh Nathalie bergoyang liar di atas tubuh Tyler, dalam posisi yang memberinya kekuasaan penuh. Setiap gerakan pinggulnya, membuat Tyler terengah-engah, tidak bisa menahan erangannya yang meminta lebih."Lebih cepat, Nathalie... lebih cepat," desahnya, suaranya tercampur dengan napas yang memburu, mencari oksigen di tengah-tengah ekstasi.Keringat membasahi tubuh keduanya, menjadi saksi bisu dari keintiman yang mereka bagikan. Pinggul Nathalie terus bergerak liar, mengikuti irama yang hanya mereka berdua yang paham.Tangan Tyler, dengan refleks yang tepat, memegang pinggul Nathalie, sembari mengimbangi pergerakan tubuhnya, membawa mereka berdua ke puncak kenikmatan yang sama.T

  • Skandal Panas Presdir Tampan   136 | Terima Kasih Sudah Menungguku

    Tessa, di sisi lain, terlihat sedikit ragu, namun ia tidak mengungkapkan perasaannya secara terbuka.Begitu tiba di depan pintu, Shawn segera meraih gagang pintu dan membukanya. Namun, sebelum ia bisa melangkah masuk, Tessa sudah menarik tangannya yang digenggam oleh Shawn. Gerakan tersebut terjadi begitu cepat, sehingga Shawn terlihat sedikit terkejut.Shawn menatap Tessa, bertanya dengan nada penasaran, "Kenapa?" Ia tidak bisa memahami alasan di balik tindakan Tessa."Kamu pria yang aneh,” jawab Tessa disertai helaan nafas pelan. Setelah itu, ia meraih kopernya dan berbalik, menuju kamar kosong yang lainnya.Shawn, terkejut, "Tessa! Tunggu!" Panggilnya, Ia bergegas menyusul Tessa, meraih lengan Tessa dalam upaya untuk menghentikannya.Wanita cantik itu menoleh, wajahnya datar tanpa ekspresi, seolah tidak terpengaruh oleh reaksi Shawn."Kalau begitu aku yang ikut ke kamarmu," kata Shawn, penuh percaya diri, mengira Tessa mungkin tidak suka kamar yang dia pilih. Namun, jawaban Tessa t

  • Skandal Panas Presdir Tampan   135 | Pembagian Kamar

    Kapal pesiar pribadi itu perlahan meninggalkan pelabuhan Marina Grande, membelah ombak menuju Pulau Capri. Angin laut yang segar menerpa wajah mereka, membawa serta aroma asin khas laut Mediterania. Di sepanjang perjalanan, pemandangan tebing-tebing karst yang menjulang tinggi dengan gua-gua tersembunyi di bawahnya, menjadi pemandangan yang memanjakan mata.Kapal mereka tidak langsung menuju dermaga utama di Capri. Sesuai rencana, mereka singgah di beberapa spot menarik yang terkenal di pulau tersebut. Setelah puas berpetualang di laut, kapal mereka akhirnya merapat di dermaga utama Capri.Dari sana, mereka bergegas menuju tempat yang telah disewa oleh ayah Damien, sebuah vila mewah bernama Villa Aurora. Vila ini terletak di atas bukit, menawarkan pemandangan laut yang spektakuler.Begitu tiba di depan gerbang Villa Aurora, mereka disambut oleh seorang pria paruh baya yang ramah, yang memperkenalkan diri sebagai penjaga vila. Pria itu membuka gerbang, mempersilakan mereka masuk ke hal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status