Inicio / Romansa / Skandal Panas Tuan Aktor / Bab 7 Keputusan final

Compartir

Bab 7 Keputusan final

Autor: Secret juju
last update Última actualización: 2025-12-18 15:27:24

Winter melangkah masuk, dan baru setelah itu Greyson menutup pintu. Ia berjalan ke sofa, menjatuhkan tubuh dengan santai dan menyandarkan satu tangan di punggung sofa. Tatapannya mengikuti setiap gerak Winter yang terlihat lebih kaku dari biasanya.

“Kau sebenarnya bisa langsung masuk tanpa menunggu,” katanya, nada datarnya tetap sama. “Kode sandi ku masih sama.”

Winter mengangkat wajah, mencoba terlihat tenang. “Aku harus memastikan kau ada di rumah. Tidak mungkin aku menerobos masuk begitu saja.”

Greyson mengangguk pelan, seolah menerima jawaban itu tanpa komentar tambahan. “Lalu,” ia menatap lebih fokus, “maksud kedatanganmu kemari?”

Winter menggenggam ujung jaketnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri. “Soal tawaran mu yang kemarin …”

Greyson menghela napas pendek, menatap ke arah meja seolah ingin mengakhiri pembicaraan itu. “Benar. Soal itu. Aku tidak bermaksud menyinggungmu. Anggap saja—”

“Aku setuju,” potong Winter tiba-tiba.

Greyson terdiam. Tatapannya kembali ke Winter, lebih tajam, lebih memeriksa. Tidak ada keterkejutan berlebihan di wajahnya, tapi Winter merasakan perubahan kecil pada tubuh Greyson tidak lagi bersandar, melainkan condong sedikit ke depan. Seperti seseorang yang akhirnya mendengar jawaban yang ia tunggu.

Hening.

Suara dering ponsel memecah keheningan itu. Greyson melirik sekilas ke layar sebelum mengangkatnya. Dari nada suaranya, Winter tahu itu panggilan dari manajernya, Mike.

“Ya,” jawab Greyson singkat.

Winter bisa mendengar suara Mike samar-samar, terburu-buru, mengingatkan jadwal pertemuan yang seharusnya dilakukan hari ini, dan mengatakan ia sudah berada di depan unit.

Namun Greyson tidak mengalihkan tatapan sedikit pun dari Winter. Seolah seluruh dunia mengecil menjadi satu titik hanya pada perempuan yang duduk di hadapannya.

“Aku sedang ada urusan yang lebih penting,” ucapnya datar, tetap menatap Winter. “Pulanglah. Kita jadwalkan ulang.”

Winter melihat bagaimana rahangnya mengeras saat ia menutup panggilan itu tanpa memberi kesempatan Mike untuk membantah. Ucapan pamit atau klarifikasi pun tidak diberi ruang. Ponsel diletakkan kembali di meja begitu saja, seperti janji itu memang tidak pernah penting sejak awal.

Dan mata Greyson masih tertuju padanya intens, fokus, tidak memberi celah.

Winter menelan ludah, tiba-tiba merasa ruangan apartemen yang luas itu terasa lebih kecil dari seharusnya. Greyson baru saja membatalkan jadwal penting hanya karena dirinya. Dan tidak ada sedikit pun penyesalan di wajah pria itu.

“Sekarang,” Greyson menggeser tubuhnya sedikit ke depan, kedua sikunya bertumpu di lutut, “jelaskan apa maksud ‘aku setuju’ tadi.”

Winter menarik napas panjang, mencoba menyusun kata. “Aku tidak punya pilihan lain. Kondisiku sekarang… ayahku butuh biaya pengobatan, dan aku harus tetap menyekolahkan Serena. Aku … aku tidak bisa menangani semuanya sendirian.”

Greyson tidak berkedip. “Jadi kau menerima pernikahan ini demi uang?”

Winter mengangguk kecil, meski wajahnya terasa panas. “Aku tahu kedengarannya buruk, tapi … iya. Setidaknya untuk saat ini.”

Alih-alih menilai, Greyson justru terlihat seperti sedang menghitung sesuatu dalam kepalanya.

“Baik,” ucapnya akhirnya. “Kalau begitu kita lakukan dengan cara yang benar.”

Winter mengerutkan kening. “Cara yang benar?”

“Aku tidak ingin kau merasa dijebak,” jelas Greyson sambil menyandarkan punggung ke sofa, gerakannya tenang tapi otoritatif. “Kita akan membuat surat perjanjian pra nikah. Hitam di atas putih.”

Winter menghembuskan napas lega setengah, tapi masih ragu. “Kau benar-benar serius dengan ini?”

“Aku tidak pernah mengulang sesuatu yang tidak kumaksudkan,” jawab Greyson. “Dan aku tidak menikah hanya demi gimmick. Kau akan menjadi istriku, Winter. Secara hukum.”

Winter menahan diri untuk tidak mundur. Kata istri membuat jantungnya berdebar tidak karuan. Bukan karena romantis, tapi karena konsekuensi.

Greyson melanjutkan tanpa memberi jeda, “Kalau kau berubah pikiran, ini waktu yang tepat untuk mundur.”

Winter menatapnya lama. Lelah, takut, dan terpojok dalam satu waktu. Tapi dia mengingat kondisi ayahnya, tagihan rumah sakit, dan kuliah Serena.

“Aku tidak akan mundur,” ucap Winter pelan tapi mantap.

Senyum tipis yang hampir tidak terlihat muncul di sudut bibir Greyson. Bukan senyum puas, tapi semacam pengakuan bahwa keputusan itu sesuai dengan apa yang ia perhitungkan.

Greyson berjalan ke meja kerja di dekat jendela, membuka sebuah laci, dan mengeluarkan map hitam tipis.

Winter mengerutkan kening. “Kau benar-benar sudah menyiapkan ini?”

“Tidak,” jawab Greyson sambil membuka map. “Aku hanya menyimpan dokumen-dokumen dasar. Tapi kalau kita melangkah, semuanya harus jelas.”

Winter mendekat perlahan. “Dokumen apa?”

Greyson tidak langsung menjawab. Ia menyalakan tablet, membuka sebuah formulir digital, memasukkan beberapa data dari map itu, lalu berkata dengan suara stabil. “Kau perlu tahu satu hal dulu, Winter. Aku tidak berbicara tentang pernikahan kontrak.”

Winter berdiri lebih tegak. “Lalu apa?”

Greyson menatapnya langsung. “Aku ingin pernikahan yang sah. Secara hukum. Secara administratif. Kau akan benar-benar menjadi istriku.”

Winter membeku. “Greyson—”

“Tapi,” Greyson menyela tenang, “pernikahan itu tidak akan diumumkan. Tidak untuk publik. Tidak untuk media. Tidak untuk siapapun di luar lingkaran yang benar-benar perlu tahu.”

Winter merasa napasnya terhenti sejenak. “Kau ingin melakukannya secara diam-diam?”

Greyson mengangguk. “Kariermu sedang di ujung tanduk. Karierku juga tidak bisa diganggu skandal apapun. Pernikahan publik akan menghancurkan reputasi kita berdua. Tapi pernikahan resmi yang tidak disiarkan akan mempermudah banyak hal.”

Winter mengerjap. “Dan kau pikir orang tidak akan tahu?”

“Tidak akan,” jawab Greyson mantap. “Selama kita menjaga batas. Pernikahan ini hanya diketahui keluarga inti dan pihak legal yang menangani dokumennya.”

Winter menggenggam jemarinya sendiri, mencoba mencerna semuanya. “Kalau kita menikah resmi lalu apa aturan kita?”

Greyson kembali menatap tablet. “Tidak ada aturan aneh. Tidak ada syarat fisik. Tidak ada tuntutan yang memberatkan. Kita hanya menjalani kehidupan masing-masing seperti biasa dengan status yang tidak diketahui publik.”

Winter menelan ludah. “Lalu apa gunanya bagimu?”

Greyson berhenti mengetik. “Aku butuh stabilitas dalam hidup pribadi. Aku tidak punya waktu untuk hubungan bertele-tele. Aku tidak ingin rumor setiap bulan. Aku butuh sesuatu yang jelas dan bersih.”

Tatapannya sedikit melembut. “Dan kau salah satu orang paling jujur yang pernah aku temui.”

“Kau tidak mudah diatur,” jawab Greyson jujur. “Tapi kau tidak palsu. Itu sudah cukup.”

Winter menarik napas dalam-dalam. “Dan untukku?”

Greyson kembali fokus pada layar. “Seperti yang sudah aku bilang di awal. Aku akan membayar semua penalti kontrakmu. Aku akan pastikan kau kembali bekerja di industri. Bukan sebagai belas kasihan, tapi sebagai investasi. Kau punya potensi yang layak diperjuangkan.”

Winter terdiam lama. Ruangan terasa semakin sunyi, seperti keduanya berdiri di atas garis batas yang tidak bisa dihapus.

“Sebelum kau bilang apa pun,” ucap Greyson perlahan, “aku akan ulangi sekali lagi. Ini bukan permainan. Bukan proyek. Bukan sandiwara. Ini pernikahan nyata, hanya saja tidak dipublikasikan.”

Winter menghembuskan napas pelan. “Greyson… kau sadar apa yang kau tawarkan?”

“Sangat sadar.” Mata Greyson tak goyah. “Pertanyaannya hanya satu apa kau mau melangkah atau tidak?”

Winter menatapnya balik. Ada ketakutan, ada harapan, ada beban yang ia tahu tidak bisa ia tanggung sendirian lagi. Akhirnya Winter berkata pelan, namun tegas. “Aku setuju.”

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App

Último capítulo

  • Skandal Panas Tuan Aktor   Bab 8 Pernikahan Resmi

    Langkah keduanya berhenti tepat di depan pintu keluar gedung catatan sipil. Tanda tangan sudah dibubuhkan, stempel sudah ditekan, dan buku nikah resmi ada di tangan Winter, buku kecil itu terasa lebih berat dari yang seharusnya.Udara luar lebih dingin dari perkiraannya. Winter masih mencoba menata napas ketika Greyson merapikan lengan jasnya, tak terlihat terpengaruh sedikit pun oleh fakta bahwa mereka baru saja menikah.Greyson menoleh singkat. “Aku ada urusan hari ini.”Nada suaranya datar, profesional, hampir seperti ia baru saja menyelesaikan transaksi bisnis, bukan pernikahan.Winter mengangguk pelan, meski tenggorokannya terasa kering. “Baik.”Greyson memasukkan ponselnya ke saku celana. “Pindahlah ke apartemenku malam ini.”Winter terkejut, tapi Greyson tidak memberi ruang untuk bertanya. Ia sudah berbalik, melangkah menuju mobil hitam yang menunggu di tepi jalan.Tanpa ucapan selamat, tanpa obrolan ringan, tanpa jeda. Hanya instruksi.Winter menatap punggung Greyson yang menj

  • Skandal Panas Tuan Aktor   Bab 7 Keputusan final

    Winter melangkah masuk, dan baru setelah itu Greyson menutup pintu. Ia berjalan ke sofa, menjatuhkan tubuh dengan santai dan menyandarkan satu tangan di punggung sofa. Tatapannya mengikuti setiap gerak Winter yang terlihat lebih kaku dari biasanya. “Kau sebenarnya bisa langsung masuk tanpa menunggu,” katanya, nada datarnya tetap sama. “Kode sandi ku masih sama.” Winter mengangkat wajah, mencoba terlihat tenang. “Aku harus memastikan kau ada di rumah. Tidak mungkin aku menerobos masuk begitu saja.” Greyson mengangguk pelan, seolah menerima jawaban itu tanpa komentar tambahan. “Lalu,” ia menatap lebih fokus, “maksud kedatanganmu kemari?” Winter menggenggam ujung jaketnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri. “Soal tawaran mu yang kemarin …” Greyson menghela napas pendek, menatap ke arah meja seolah ingin mengakhiri pembicaraan itu. “Benar. Soal itu. Aku tidak bermaksud menyinggungmu. Anggap saja—” “Aku setuju,” potong Winter tiba-tiba. Greyson terdiam. Tatapannya kembali ke Winte

  • Skandal Panas Tuan Aktor   Bab 6 Di Balik Pintu Apartemen

    Winter hampir berlari ketika keluar dari mobil dan memasuki rumah. Serena mengabari lewat pesan bahwa ayah mereka terjatuh saat berusaha mengambil minuman di meja kecil dekat tempat tidur. Tubuh ayahnya yang lumpuh sebagian sejak kecelakaan kerja lima tahun lalu membuat hal sederhana seperti itu menjadi berbahaya. “Bagaimana ayah?” tanya Winter begitu melihat Serena di ruang tengah. Serena hanya mengangguk ke arah kamar, wajahnya tegang. Winter masuk dan napasnya tercekat. “Oh, Tuhan…” Lututnya melemas melihat kening ayahnya yang robek, darahnya sudah mengering bercampur obat merah seadanya. Perbannya kusut, jelas dipasang terburu-buru. Winter langsung mendekat, meraih tangan ayahnya yang tergeletak lemah di sisi tubuh. Telapak tangannya dingin. “Kenapa tidak dibawa ke rumah sakit?” suara Winter pecah, tapi ia menahannya tetap stabil. Serena menunduk. Sebelum adiknya menjawab, Maia muncul di ambang pintu. “Kita tidak punya uang,” ucap ibu tirinya datar. Maia berdiri dengan tang

  • Skandal Panas Tuan Aktor   Bab 5 Tawaran yang Perlu di Pertimbangkan

    Winter terbangun ketika ponselnya berdering berkali-kali. Ia mengerjap, menyadari dirinya tertidur di sofa apartemen dengan posisi miring dan leher pegal. Dengan gerakan lambat, Winter menyibak rambutnya ke belakang lalu mengangkat panggilan yang terus memaksa masuk.“Hallo,” ucapnya lirih.“Winter, Ibu sudah lihat berita tentang kau di TV,” suara Maia, ibu tirinya terdengar langsung menghakimi. “Siapa yang akan membayar biaya berobat ayahmu dan kuliah Serena?”Winter menutup mata sejenak. Tentu. Yang ditanyakan bukan kabarnya, bahkan bukan apakah ia baik-baik saja setelah diterpa skandal nasional.“Aku akan cari pekerjaan lain setelah ini,” ucap Winter, berusaha menjaga nada suaranya tetap stabil.“Kau harus ingat siapa yang merawatmu sejak kecil. Sebagai balas budimu, pastikan adikmu kuliah tinggi. Jangan sampai dia cuma lulusan SMA seperti dirimu.”Setiap kata itu menusuk. Winter menggenggam ponselnya erat, menahan napas agar tidak pecah.“Iya, aku tahu,” jawabnya perlahan.“Dan ja

  • Skandal Panas Tuan Aktor   Bab 4 Menikahlah Denganku

    Pagi harinya, Winter terbangun seorang diri di kamar hotel dekat bar yang ia kunjungi semalam. Kepalanya berat, seperti baru dipukul dari dalam. Ia mengerjap beberapa kali, ruangan masih gelap, tirai tertutup rapat. Hanya samar-samar ia ingat Greyson yang membawanya ke sini.Setelah sadar penuh, ia segera terduduk dan memeriksa dirinya. Pakaiannya masih lengkap.Winter mendesah lega sambil menepuk keningnya. “Astaga… apa yang kupikirkan semalam?” gumamnya frustrasi. Untung saja Greyson tidak menanggapi omongan ngawurnya.Namun saat ia bergeser, Winter merasakan sesuatu yang lembap di antara pahanya. Ingatan semalam datang seperti potongan cepat. Greyson yang menariknya, cara pria itu menciumnya tanpa ragu, dan bagaimana Winter tidak sempat mengelak.Winter mengusap wajahnya keras-keras. “Brengsek… dia memang jago,” gumamnya frustrasi. Ia harus mengakui jika Greyson memang mahir mencium. Sayangnya, itu tidak membuktikan apa pun. Di drama pun dia sering mencium lawan mainnya, hanya bagi

  • Skandal Panas Tuan Aktor   Bab 3 Rumor

    Bar itu tidak ramai, tapi cukup penuh untuk menenggelamkan suara di kepala Winter yang sejak pagi terus berputar. Lampu temaram membuat wajahnya tampak lebih lelah dari biasanya. Ia mengangkat gelas, menenggak isinya tanpa benar-benar memikirkan rasa. Jika dunia luar ingin menertawakan dan menghakiminya, biarlah. Karirnya sudah rusak. Namanya dicaci. Orang yang mengaku mencintainya menghilang. Setidaknya disini, ia bisa diam tanpa harus menjelaskan apa pun. Kepalanya jatuh ke meja bar, napasnya berat. Suara kursi di sampingnya bergeser perlahan, menandakan ada seseorang baru saja duduk. Winter tidak peduli, sampai orang itu membuka suara memesan minuman. Nada suaranya rendah, familiar. Winter mengangkat kepala dengan susah payah. Tepat di sampingnya, dengan topi yang menutupi sebagian wajahnya, Greyson Hale. Winter tersenyum tipis, miris. “Pria itu lagi,” gumamnya pelan. Apa yang dilakukan seseorang seperti Greyson di tempat semacam ini? Dengan karir gemilang, wajah sempurna, dan

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status