Share

Skandal Pengawal Pribadi Istri Kelima
Skandal Pengawal Pribadi Istri Kelima
Author: Aisyahnee

DIJUAL JADI ISTRI KELIMA

“Kak, ada apa ini?”

Cyuta Maharani, gadis manis berusia 20 tahun terkejut ketika tiba di rumah melihat dua koper besar miliknya sudah berada di teras depan rumah.

Matanya yang indah terbungkus bulu mata lentik alami, terbelalak menatap dua orang gadis seumuran dengannya, berdiri di depan pintu masuk seraya berkacak pinggang.

Sementara yang ditatap tanpa sedikit pun tersenyum atau basa-basi, justru terlihat sinis menantang balik Cyuta.  Mereka adalah kakak beradik, keponakan dari Prana Atmadja –Papa angkat Cyuta Maharani.

“Kamu sudah dijual.  Jadi cepat angkat kaki dari rumah ini!”

“Ya benar!  Dasar anak pungut tidak tahu malu.  Hanya bisa jadi parasit dalam keluarga ini,”  timpal sang adik tidak mau kalah merundung Cyuta.

Jantung Cyuta terhenti sejenak mendengar mereka, dalam hati tertegun dengan kalimat ‘dijual’.

“Kak, apa maksudnya dijual.  Aku ini manusia bukan barang.”

“Kamu tidak punya status untuk bisa protes!  Kamu kira berapa banyak uang yang digunakan untuk menyekolahkanmu!”

“Kak –“

“Apalagi!  Aku bukan kakakmu, kamu hanya parasit, tidak ada nasabmu dalam keluarga Atmadja.”

“Tapi –“

“Tidak ada tapi.  Kakek sudah menyetujui dan menerima uang dari menjualmu, setidaknya cukup untuk ganti rugi kehidupan serta pendidikanmu selama ini.”

Bugh.  Cyuta terjatuh setelah didorong kasar, dianggap sebagai pengemis jalanan.

“Aku bukan barang, aku tidak mau ikut mereka.”  Cyuta memohon dibolehkan masuk.  Dia ingin bertemu Kakek Brata Atmadja.

“Tidak bisa! Pergi!”

“Ini perintah Kakek!  Jadi cepat pergi!”

Perih dan menusuk.  Perkataan yang tidak pernah lembut untuknya.  Air mata memenuhi indera penglihatan Cyuta saat menunduk menahan sakit.

‘Jadi kakek memang ingin aku pergi,’  gumam Cyuta dalam hati.

“Dengar! Kamu itu pembawa sial, kami tidak mau mati sia-sia karena menampungmu di sini! Pergi!  Pergi!”

Bugh.  Kini tendangan mendarat di tubuh Cyuta.  Dua kakak beradik yang dahulu pernah akrab main bersama bagai saudara kini berubah menjadi orang sombong dan arogan.

Cyuta melindungi kepalanya yang hampir saja terkena tendangan keduanya.

“Ehm!”

Salah satu penjemput memberi tanda dan seketika menghentikan perundungan terhadap Cyuta. Dua bersaudara itu serentak menoleh pada ketiga tamu mereka.

                                   

“Bawa saja dia.  Kami sudah tidak  ada urusan lagi.”

Ketiga orang asing itu menganggukkan kepala, bersamaan dengan masuknya kedua keponakan Prana dalam rumah tanpa peduli pada sosok Cyuta Maharani.

Cyuta masih terduduk menahan kepahitan serta kepedihan dalam hati.  Sejak Mama dan Papa angkatnya meninggal dunia, kemudian adik-adik angkatnya memilih sekolah di luar negeri, Cyuta diperlakukan buruk laksana seorang pembantu dalam keluarga Atmadja.

“Mari ikut kami, Nyonya,”  ajak sosok wanita itu seraya membantu berdiri Cyuta.

Begitu pun dua laki-laki lainnya, segera membawa koper milik Cyuta yang masih terdiam sebab belum menerima kenyataan dirinya dijual pada orang asing.  Cyuta mengikuti langkah ketiganya tanpa mengelak. Ya, Cyuta sudah mati rasa.

“Silahkan,”  suara lembut dan sopan sang wanita tidak dihiraukan Cyuta, bukan karena sombong namun gadis itu berjalan sambil melamun merenungi nasibnya.

Mobil mewah warna hitam melaju keluar dari jalanan kecil menuju jalan besar utama yang kemudian masuk dalam jalan bebas hambatan.

Pandangan kosong Cyuta terarah melihat ke luar jendela, embusan napas yang berat silih berganti keluar dari indera pernapasannya.  Pikirannya kembali pada adik-adiknya.

Cyuta menghela napasnya kembali, buliran air mata jatuh tanpa sadar dari sudut matanya.  Kerinduan yang besar pada dua adik-adiknya menyisakan mimpi, suatu saat ingin bertemu. Entah kapan.

Sadar diri akan posisinya itulah yang menjadi sebab Cyuta menolak secara halus keinginan adik-adiknya membawa dirinya tinggal di London.

“Nyonya tidurlah. Perjalanan kita masih jauh.”

Cyuta tersentak.  Dia tersadar sekarang dirinya berada dalam sebuah mobil yang melaju membelah jalan bebas hambatan yang panjang.  Sejenak matanya melihat  papan penunjuk arah yang tergantung di atas jalan tesebut.  Jakarta.

“Maaf, kita akan kemana?” tanyanya lirih penuh ketakutan, Cyuta melihat ke semua orang dalam mobil itu.

Wajahnya yang kusam mungkin terlihat seperti gadis kampung, berbanding terbalik dengan wanita di sebelahnya ini.

Mereka semua berpenampilan rapi, bersih dan wangi.  Cyuta merasa rendah diri, dengan gerakan pelan seolah takut ketahuan, gadis itu mencoba mencium bau badannya sendiri. Bau matahari.

“Kita akan ke Jakarta, Nyonya.  Anda sudah dinantikan.”

“Jakarta? Eh tunggu dulu -  siapa yang Anda panggil Nyonya?”  Cyuta baru menyadari ada kejanggalan dalam sebutan untuknya.

Bukankah aku dijual ya, tapi mengapa mereka memanggilku sebagai ‘Nyonya’.

“Sebab Anda, istri kelima King Arthur –“

“Ehhm!”  tiba-tiba suara laki-laki yang berada di depan memotong.

“Eh - Maaf Nyonya. Saya sudah lancang.”

Kemudian sang wanita tersebut menutup matanya berpura-pura tidur.  Hanya Cyuta terbengong mendengar penjelasan sepintas.

‘Apa lagi ini? Istri kelima?  Berarti ada empat istri lainnya?’  keluh Cyuta pada akhirnya.  Kepalanya seketika pening.

‘Mama, Papa.  Aku ikut kalian saja,’  bayangan buruk tentang intrik keluarga mulai menghantui pikiran Cyuta.  Ingin rasanya mengakhiri hidupnya, menghilang dari kegelapan hidup.

“Mimpi apa aku semalam, hari ini lengkap sudah penderitaanku,”  gumam Cyuta lirih seraya menatap pepohonan yang terlihat berlari cepat dari balik jendela mobil.

***

Tiga jam berlalu, mobil mewah tersebut memasuki gerbang rumah mewah.

Cyuta menatap takjub dari balik jendela, belum pernah dirinya melihat rumah sebesar di hadapannya kini.

Salah seorang pria yang duduk di muka, segera membuka pintu tepat di sisi Cyuta.  Dengan sedikit menghormat, lelaki itu berkata,

“Silahkan, Nyonya.  Anda sudah ditunggu di dalam.”

Deg.

Lutut Cyuta rasanya tidak mampu menopang tubuhnya yang ramping.  Seorang gadis muda berpakaian rapi segera menyambut Cyuta.

“Selamat datang, Nyonya.  Saya Rara, yang akan menjadi pelayan pribadi Anda.  Mari ikut saya, acara segera dimulai.”

Cyuta memperhatikan sekitar, ketiga orang yang menjemputnya sudah tidak ada.  Terpaksa Cyuta mengikuti gadis muda yang bernama Rara.

Suasana dalam rumah memang terlihat seperti akan ada acara penting, namun gadis tersebut tidak diperkenankan untuk berada di sana.  Yang terlihat memang hanya kaum lelaki.

Sesampai di sebuah kamar, Cyuta kembali dibuat terkejut sebab kamar tersebut didekor bak kamar pengantin.

“Rara, apakah acara di bawah adalah acara pernikahan?”

“Ya benar, Nyonya.  Saya akan membantu Anda, menyiapkan diri.”  Senyum Rara mengembang.  Dengan cekatan tangannya membantu Cyuta Maharani.

“Apa benar aku jadi istri kelima?”  tanya Cyuta disela-sela tubuhnya yang sedang dilulur wewangian melati oleh Rara.

“Saya tidak bisa menjawabnya, Nyonya.  Sebentar lagi Nyonya Besar datang.”

“Siapa Nyonya Besar?”

“Istri sah utama, Nyonya.”

Tiba-tiba lulur yang dibalurkan di seluruh tubuh Cyuta terasa bagai bara api hingga peluh keluar dari pori-pori tubuh gadis itu.

Ada semacam trauma yang dialami oleh gadis itu.  Cacian, makian hingga kata-kata kasar yang sering diluapkan untuknya merupakan sebab utama ketakutannya.

Alam bawah sadar seolah mengingatkannya untuk bersiap menerima kekerasan verbal dari para istri King Arthur.

“Apakah Anda kepanasan, Nyonya.  Saya akan atur ulang pendingin kamar,”  ucap Rara seraya bangkit mengambil remote Ac.

“Tidak, tidak perlu.  Sudah cukup dingin, hanya saja aku belum terbiasa, jadi berkeringat.”

Rara mengerutkan dahi,  bingung.  Gadis itu menuruti Cyuta dan melanjutkan pekerjaannya.

Satu jam kemudian.  Cyuta sudah tampil mempesona, wajah yang tidak pernah tersentuh riasan kini berubah bagai ratu dalam balutan baju pengantin berwarna putih gading yang sederhana namun elegan. 

Tiba-tiba pintu kamar terbuka.

Seorang wanita cantik nan anggun masuk diikuti oleh ketiga wanita lain dibelakangnya.

“Selamat atas pernikahanmu. Mulai sekarang, kamu adalah istri dari King Arthur.”

Comments (2)
goodnovel comment avatar
White Phoenix
Sukses untuk bukunya ya kak.. tunggu karyaku kak.. ............
goodnovel comment avatar
Sunflower 9899
Ehhh Kak Ais nulis di sini... ayo kak bikin mereka yang menjual Cyuta menyesal.. beda genre biasanya..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status