Share

Bab 17: Terlalu Nikmat

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-31 19:04:13

Mati-matian Laras menahan mual karena bau muntah yang mengering. Percuma menggunakan masker karena angin yang bertiup justru membuat napasnya makin sesak. Sementara tugasnya belum selesai.

“Bu … di sekitar sini ada … sungai?” tanyanya dengan suara pelan.

“Ada, Dok. Tapi airnya kotor dan bau. Mending Dokter pasang selang dari rumah Dokter Dirga.”

Laras menghela napas dalam. Kenapa harus rumah Dirga yang menjadi solusi?

Ia bertanya lagi, “Memang air di sini sering mati, Bu?”

“Iya, Dok. Apalagi habis hujan gede. Pipanya suka lepas.”

Tak ada kata lagi yang bisa Laras ucapkan. Ia hanya membalas dengan senyum tipis menyesakkan.

Pukul delapan malam, mereka kembali ke mobil. Namun, Laras urung naik mengingat bau tubuhnya tak sedap.

“Saya jalan kaki aja. Nanti mobil Dokter kotor.” Meski ucapan itu untuk Dirga, tetapi mata hitam Laras mengedar pada semak dan kebun yang gelap. Dadanya berdebar membayangkan ia harus berjalan sendirian di tengah pekatnya malam.

“Masuk! Kamu bisa mandi di
NACL

Teman Teman silakan ya komentar apa pun karena kata-kata dari Teman-Teman sangat berharga untuk buku ini. makasih ^^ salam panas dari Pak Dokter

| 31
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Nuraeni Karman
kantungku tdk aman
goodnovel comment avatar
Nissa Anisah
ko jadi gw yg degdegan thor
goodnovel comment avatar
Erna Saputra
kenapa buka kunci ke bab selanjutnya susah padahal seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 99: Licik

    Dengan wajah bingung, Rama menerima uang dari pemilik kontrakan. Ia menatap dua orang pria di depannya. Matanya mengedar ke parkiran mobil. Di sana ada satu mobil mewah berpelat nomor tak asing.“Bilang sama Papi, jangan paksa gue nyerah!” berontak pria itu, lalu hendak masuk ke dalam. Namun dua pengawal berbadan besar dan lebih tinggi darinya sigap menahan.“Maaf, Den Rama. Atas perintah Pak Dirga, Anda harus pulang ke rumah utama.”“Apaan, sih? Gue bukan anak kecil lagi yang bisa seenaknya diatur!” teriak Rama. Beberapa penghuni kontrakan di sekitar mengintip melalui celah tirai, tak ada yang berani menolong.Pria itu diangkat paksa menuju Alphard putih. Ia bisa melihat siapa sosok yang duduk di balik kemudi.“Randi, berengsek lu! Gue anggap lu kakak dari kecil, tapi malah ngelawan gue!” Rama terus memberontak.“Sebaiknya Den Rama ikuti saja perintah Bapak. Tinggal di rumah utama jauh lebih baik daripada ngontrak di mana-mana,” tutur Randi dengan sopan dan mulai menjalankan mobil.“

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 98: Bikin Mami Rileks

    Setelah beberapa saat mematung di balik pintu, akhirnya Laras melangkah mendekati ranjang. Ujung-ujung jemarinya menyapu halus sprei ungu muda hingga menyentuh lingeri ungu tua berbahan satin. Entah kapan dibelinya, Laras sadar Dirga selalu punya cara mengejutkannya.“Jadi baju ini yang disiapkannya?” gumam Laras. Pipinya masih memerah dan miliknya pun mulai berkedut. Ia ingat pernah membeli pakaian minim bahan seperti itu, tetapi belum sempat ia pakai, suaminya sudah ketahuan mempermainkan pernikahan. Sekarang ia harus menggunakan lingeri untuk menyenangkan hati ayah mertua.Laras pun duduk di tepi ranjang. Ia membelai perutnya dengan pelan. Matanya menerawang lurus membayangkan nasib apa yang akan terjadi setelah ini. Ia menarik napas panjang.“Semoga … kita tetap bersama Papi, ya, Baby,” lirihnya. Ia segera membersihkan diri dengan teliti, menggunakan wewangian yang telah dibawanya dari rumah. Dengan tubuh polos Laras kembali ke samping ranjang, diraihnya lingeri ungu tua satin itu

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 97: Ampun Dokter

    Suasana siang hari ini sangat kontras dengan percakapan mendebarkan tadi pagi saat sarapan. Sejak klinik dibuka, pasien anak berdatangan, ada yang dari desa lain bahkan kecamatan lain. Laras dengan telaten memeriksa mereka, termasuk berusaha menenangkan anak kecil yang takut suntik.“Bu Dokter minta maaf, ya, Sayang. Ini memang sakit sedikit, tapi supaya kamu cepat sembuh.” Suara Laras mengalun merdu di telinga. Bahkan setiap sentuhannya terasa lembut dan ringan. Ia merasa mungkin ini karena dirinya yang akan menjadi seorang ibu.Sikapnya itu tidak luput dari pengamatan Dirga yang duduk di kursi kerjanya. Ada senyum hangat di sudut bibir pria itu. Mata karamelnya memancarkan penuh puja.Setelah pasien terakhir siang ini keluar dari ruangan, dan klinik sepi, gegas Laras mengunci pintu dan menutup tirai.Dirga lalu memberikan Laras sebotol air mineral.“Terima kasih, Dokter.” Laras tersenyum manis, sengaja menyentuh jemari Dirga sebelum cepat-cepat menariknya kembali.“Sayang, jangan me

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 96: Ini Enak Banget, Yang

    Di desa Wanasari.Malam ini, Dirga meringis karena melewatkan waktu makan siang dan makan malam. Semua jelas karena Laras yang sibuk sehingga tidak memperhatikannya. Ia juga tak ingin membuat wanita itu kelelahan, tetapi justru dirinya yang menjadi korban. Dilema memang.Akhirnya Dirga memaksakan diri untuk menyuap nasi dan sayur.“Laras … saya butuh kamu sekarang juga,” keluh Dirga sambil menatap isi mangkuk. Tidak ada selera untuk menyantapnya lagi, semua terasa hambar.Ia juga tidak bisa ke rumah Laras malam ini, trauma seperti kemarin izin kerja dan seharian tidak bertemu gadisnya. Itu jauh lebih menyiksa, karena waktu jadi sangat panjang.Untuk membuang sepi ia berniat membuat video edukasi kesehatan untuk para pengikutnya di media sosial. Ia meraih ponsel yang sedari tadi tergeletak di atas meja.Ada satu notifikasi pesan yang ia buka. Pupilnya melebar dan otot perut sixpack-nya menegang, membuat rasa mual makin parah. Dirga membaca pesan dari Rama. Ia tersenyum miris setelahnya

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 95: Harta, Tahta, dan Laras

    Rama terus berusaha membuka pintu unit apartemennya. Berulang kali ia menempelkan kartu akses, tetap saja panel pada pintu berwarna merah.“Argh … pintu sialan!” hardiknya sambil menendang-nendang pintu yang tetap bergeming, tidak tergoyahkan dengan guncangan itu.Rama yang hampir frustrasi pun menuju bagian informasi. Matanya merah menyala dan saraf-saraf di tubuhnya tampak tegang.“Pintu nggak bisa dibuka!” bentaknya sambil melempar kartu akses itu ke meja informasi dengan kasar.Pihak pengawas yang sudah ada di meja informasi menatap Rama dengan ekspresi tegang, sambil menempelkan telapak tangannya.“Kami mohon maaf, Pak Rama. Mulai hari ini Anda tidak bisa menempati unit apartemen yang dimaksud,” jelas sang pengawas dengan bahasa hati-hati dan nada yang sopan.Mata Rama membelalak dan urat di lehernya seolah membeku. Tangannya menggebrak meja informasi itu.“Apa maksudnua?! Ini apartemen gue! Lu pikir bisa buang gue seenaknya?!” bentaknya sambil menunjuk-nunjuk pengawas, lalu lang

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 94: Eksekusi 2

    Garis wajah Laras menegang. Tenggorokannya mendadak kering dan pedih. Ia menggeleng pelan. “Jangan dieksekusi, Dok,” cicitnya. Sungguh ia tidak mau Dirga tertimpa masalah berat hanya karena berusaha menolongnya. “Kenapa? Kamu masih cinta sama anakku?” tanya Dirga, bukannya menjawab pertanyaan Laras malah balik bertanya. “Saya serius, Dok!” Laras menahan geraman dalam mulutnya. Ia lantas menjauh dari pria itu, sambil memalingkan wajah. “Dan saya udah nggak cinta sama dia,” katanya getir. “Lihat saya, Sayang, jangan pikirin Rama lagi.” Dirga menarik pinggang gadisnya lagi dengan satu tangan. Lalu ia berbisik, “Mau kamu marah, nangis, atau mendesah, saya tetap nafsu dekat kamu.” Laras memutar bola mata dengan malas, lali kembali menatapnya. “Jelasin eksekusi apaan!” “Maksudnya … saya bikin Rama tertekan karena materi. Kalau anak itu kembali ke rumah utama, otomatis pergerakannya bisa saya pantau. Seperti itu,” terang Dirga, sambil menyentil kening Laras. Sebelum Laras mengaduh kesa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status