Share

Chapter 8

Author: Alena
last update Last Updated: 2021-09-06 18:01:32

Setelah sampai di rumahnya Savana membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, ia sangat bingung dengan perasaannya saat ini. "Aku harus ketemu Maura," gumam Savana pelan.

Ia pun langsung bangun dari tempat tidurnya lalu melangkahkan kakinya menuju ke kamar sang adik, Maura. Savana mengetuk pintu adiknya. "Tok ... Tok ... Tok ..." Meskipun hatinya bergetar ia mencoba memberanikan diri untuk masuk ke kamar adiknya dan membicarakan permasalahannya.

"Iya masuk," sahut Maura yang tidak mengetahui jika yang akan masuk ke kamarnya adalah Savana, orang yang sangat ia benci.

Savana segera masuk kedalam kamar Maura dengan jantung yang berdetak kencang. Ketika Savana masuk kedalam kamar Maura ia melihat adiknya tengah menangis dengan muka tertutup bantal. Savana menghela nafasnya. "Maura ..." ucap Savana pelan.

Maura tampaknya sudah hafal dengan suara sang Kakak, ia langsung membanting bantal yang ia pegang. "Ngapain Lo kesini Kak, belum puas bikin gue hancur," bentak Maura sambil meneteskan air matanya.

"Gue itu enggak nyangka sama Lo ya Kak ternyata hati Lo itu busuk banget, tega - teganya Lo rebut laki - laki yang sangat gue cintai," lanjut Maura sambil menatap tajam mata Kakaknya, Savana.

Savana menatap haru wajah adik perempuannya. "Tapi Kakak sebelumnya enggak tahu kalau kamu pernah memiliki hubungan spesial dengan Aksa," rintih Savana.

"Kakak minta maaf sama kamu, Kakak enggak bermaksud untuk membuat kamu sedih seperti ini," sambung Savana sambil menatap mata adiknya, Maura.

"Enggak usah banyak alasan deh Lo, sekarang Lo seneng kan liat gue sedih terus gini, Lo emang licik ya!" bentak Maura tanpa memikirkan hati sang Kakak.

"T-tapi," rintih Savana.

"Kalau Lo peduli sama gue Lo putus sekarang juga sama Aksa dan suruh Aksa kembali sama gue!" seru Maura sambil menunjukkan muka merahnya kepada Savana.

Savana meneteskan air matanya yang sangat bening itu. "Enggak bisa Maura, Kakak enggak bisa membatalkan pernikahan ini," rintih Savana. 

"Kakak udah sayang sama Aksa dan pernikahan kita akan sebenatar lagi dilaksanakan," lirih Savana sambil menatap mata sembab adiknya yang tengah duduk ditempat tidur.

Emosi Maura semakin memuncak ketika mendengar jawaban yang dilontarkan oleh Savana, Maura menatap tajam kearah Savana sambil mengerutkan keningnya. "Lo emang tega Kak! Lo emang enggak punya hati! Lo enggak punya perasaan! Lo jahat Kak!" teriak Maura sambil menunjukkan telunjuknya kearah wajah Savana yang sedang tertunduk.

"Gue heran ada wanita sejahat Lo! Gue kira Lo itu baik! Tapi nyatanya Lo itu busuk! Lo tega merebut laki - laki yang gue sayang! Lo emang licik Kak!" teriak Maura.

"Kakak minta maaf Maura," rintih Savana sambil menundukkan kepalanya.

"Alah! Lo kalau mau nikah sama Aksa nikah aja sana! Tapi Lo harus yakin dan percaya jika karma itu ada! Gue yakin dan percaya jika Lo akan merasakan apa yang gue rasakan sekarang! Lo akan merasakan gimana sakitnya ketika laki - laki yang Lo sayang direbut sama cewek lain!" teriak Maura yang semakin histeris.

"Kakak enggak bermaksud begitu Maura, Kakak sayang sama kamu," lirih Savana.

Maura segera bangun dari tempat tidurnya lalu segera menuju kearah Savana yang tengah berdiri di samping tempat tidurnya. 

"Udah sana gue jijik liat muka Lo! Gue benci dan muak denger suara Lo! Jangan pernah Lo kesini lagi! Jangan pernah temuin gue lagi! Pergi sana Lo!" teriak Maura sambil meremas tangan Savana dan menyeret Savana keluar dari kamar mewahnya.

Savana tampak kesakitan ketika ia diseret secara kasar oleh Maura, Savana menitikkan air matanya, hatinya begitu hancur dan sangat pedih ketika diperlakukan seperti itu oleh Maura. "Pergi sekarang juga Lo dari kamar gue!" bentak Maura.

Maura menyeret Savana dengan sangat kasar hingga membuat Savana jatuh tersungkur dihadapan pintu kamarnya. Setelah Savana jatuh tersungkur Maura segera membanting pintu kamarnya dengan sangat keras. 

BRAKKKK ... 

Savana mencoba berdiri meskipun ia tampak lemah dan lesu, jantungnya berdetak kencang, ia berjalan perlahan menuju ke kamarnya. Setelah masuk kedalam kamarnya Savana segera duduk dan mencoba menenangkan hatinya. 

Savana mengambil bantal di tempat tidurnya lalu ia peluk bantal itu dengan sangat erat, ia berharap jika bantal itu mampu menenangkan hatinya yang sangat kacau itu. 

Hiks... Hiks... Hiks....

Savana mencoba untuk berhenti menangis namun gagal, ia tidak dapat menahan lagi rasa sedihnya itu. Ia merasa sangat serba salah, ia tidak mungkin membatalkan pernikahannya bersama Aksa yang hanya tinggal selangkah lagi. Savana merasa sangat bingung ia terus mengusap air mata yang mengalir deras membasahi pipinya. 

"Aku enggak tahu harus gimana," batin Savana sambil menangis sesenggukan.

"Maura sama Mama sudah sangat membenci aku," gumam Savana sambil mengusap air mata yang membanjir pelupuk matanya.

"Apa aku haru membatalkan semuanya? Apakah semuanya harus berakhir begitu saja? Apakah mungkin ini saatnya aku mengorbankan perasaan aku sendiri!" lirih Savana sambil terus memeluk bantal guling yang ada di hadapannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Someone Like You   Menikah?

    Savana masuk ke ruangan Xabiru dengan membawakan minuman untuk Mama Yunita. "Permisi, Pak, Ibu," ucap Savana dengan sangat ramah dan senyuman manis di wajahnya menggambarkan ketulusan hati dan jiwanya.Mama Yunita yang tadinya sedang asyik menggobrol dengan Xabiru langsung mengalihkan pandangannya kepada Savana. "Wah terimakasih banyak ya," ucap Mama Yunita."Iya baik sama-sama Bu, kalau begitu saya permisi ke belakang dulu," ucap Savana.Penampilan Savana yang sangat rapih dan cantik meskipun menggunakan seragam kantor sebagai cleaning servis. Hal itu langsung membuat Mama Yunita begitu sangat menyukai Savana. "Kamu Office Girl baru ya disini?" tanya Mama Yunita.Savana hanya mengangguk dan tersenyum. "Bukan Office Girl Ma, tapi dia adalah calon menantu Mama," sambung Xabiru yang sontak langsung membuat Savana terkejut seketika."Apa maksud dari ucapan Pak Xabiru? Aku enggak salah dengar kan?" tanya Savana pada dirinya sendiri dalam hatinya."Kamu yang bener Xabiru masa calon mantu M

  • Someone Like You   Kedatangan Mama Yunita ke Kantor

    Mama Yunita yang merasa bosan karena setiap harinya harus di rumah terus akhirnya sekarang ia memutuskan untuk pergi ke kantor meskipun tidak untuk bekerja dan hanya mengecek bagaimana kondisi kantor perusahaan peninggalan suaminya itu namun sudah cukup membuat hatinya merasa sangat senang. "Tolong antar saya ke kantor ya," ucap Mama Yunita pada salah satu sopir di rumahnya."Apa Bu? Ke kantor?" tanya sopir itu yang sepertinya terkejut dengan perkataan Mama Yunita."Iya," sahutnya.Raut wajah sopir itu tampak tegang karena ia takut dimarahi Xabiru jika ia salah. "T-tapi Bu?" ucap sopir itu dengan gugup.Setelah itu Mama Yunita langsung tersenyum karena ia langsung paham dengan maksud sopir pribadinya itu. "Kamu tenang aja enggak usah takut sama Mas Biru nanti saya bilang sama Biru kalau saya mau main ke kantor," jelas Mama Yunita."Oh baik kalau begitu, ayo Bu saya antar," sahut sopir pribadi itu yang langsung membukakan pintu mobil Toyota Alphard.Setelah itu Mama Yunita langsung mas

  • Someone Like You   Kedekatan Maura dan Syifa

    Setelah sampai di taman Maura pun langsung me gaja Syifa untuk duduk, ia juga tidak lupa memberikan es cream yang dibawanya kepada Syifa. "Ini Es krim nya Syifa, Tante beliin spesial hanya untuk kamu," ujar Maura yang selalu bersikap baik kepada Syifa karena ia sangat tahu jika gadis kecil yang saat ini sedang bersamanya itu bisa dimanfaatkan dengan sangat baik."Wah, makasih banyak ya Tante," jawab Syifa yang kemudian langsung memakan es cream yang dibelikan oleh Maura, raut wajah Syifa begitu sangat senang, ia tidak kesepian lagi, ia serasa memiliki seorang yang siap mendengarkan semua celotehan lucunya."Syifa Tante mau tanya deh," ucap Maura."Tanya apa Tan?""Sekarang ini Tante enggak pernah lihat kamu main bareng kaya gini Mama kamu, Mama Sava," ucap Maura mulai memancing.Syifa yang tadinya ceria langsung murung dan menundukkan kepalanya lagi ketika Maura mulai membahas Sola Savana karena memang saat ini Savana memang sedang sibuk-sibuknya bekerja hingga kurang waktu untuk berm

  • Someone Like You   Pengngujung restoran hari ini

    Sementara itu saat ini Syifa sedang ikut Papah Rangga mengurusi bisnis restoran dan juga kafenya. Pengngujung restoran hari ini cukup ramai jadinya Syifa sedikit kesal karena Papah Rangag sibuk melayani para pelanggan bersama dengan beberapa karyawan lainnya. "Oppa juga sibuk banget dari tadi mondar-mandir terus sementara itu disini sendirian terus," guamam Syifa.Papah Rangga yang sudah selesai mengantarkan pesanan ke meja pelanggan tidak sengaja melihat Syifa yang sedang melamun sendirian dengan raut wajah yang sedih, Papah Rangga langsung menengok kearah ruangan restoran miliknya. "Pelanggan lagi ramai-ramainya lagi tapi Syifa kayanya lagi sedih karena enggak ada yang ngajak main," batin Papah Rangga yang langsung menghampiri Syifa."Syifa," ucap Papah Rangga dengan lembut sambil duduk disamping cucunya."Syifa kenapa kok diem terus sih?" tanya Papah Rangga."Syifa kesel sih kenapa coba Opa sama Mama itu sibuk-sibuk banget, aku juga pengen main sama kalian,"ucap Syifa.Mendengar ce

  • Someone Like You   Kerja Terus!

    Saat melihat Savana yang tidak pernah berhenti bekerja sejak pagi hingga siang hari membuat hati Agri cukup iba melihatnya. "Dia dari pagi enggak istirahat kali ya, kerja terus, kasihan juga kalau gini lihatnya," batin Agri dalam hatinya.Sementara itu Xabiru terus bertanya kepada Agri tentang kondisi Syifa ketika ibunya sibuk bekerja dari pagi hingga malam. "Agri Apakah kamu tahu gimana kondisi Syifa ketika ibunya bekerja?" tanya Xabiru pada Agri."Sebenarnya saya tidak tahu pasti sih Pak, tapi saya yakin kalo Syifa merasa sangat kecewa ketika ibunya terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Syifa sendiri pasti merasa jika ibunya lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan dirinya," jelas Agri sambil menatap wajah Xabiru."Sebenarnya saya akan terus membuat kondisi Savana terus menerus menderita selama satu Minggu kedepan tapi Apakah fisik dia kuat? Gimana nanti kalau dia sakit jadinya yang ada enggak bisa usilin dia lagi nanti," batin Xabiru dalam hatinya."Sekarang perempuan itu lagi nga

  • Someone Like You   Awal Kehidupan Aksa dan Maura

    Hari kedua bekerja Savan sudah harus berangkat pagi-pagi sekali yakni pukul 05.00 atas perintah Agri kemarin. Sebenarnya ia masih ingin melanjutkan tidurnya karena kegiatan kemarin sungguh sangat melelahkan. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 04.45 dan ia harus cepat pergi ke kantor. Papah Rangga yang sedang duduk diruang tv langsung keningnya ketika melihat putri tercintanya sudah sangat cepat untuk pergi ke kantor pagi-pagi sekali."Savana kamu mau kemana Nak? Ini masih pagi banget loh masa udah mau pergi ke kantor lagi aja?" tanya Papah Rangga.Mendengar suara Papah Rangga, Savana langsung menghampirinya lalu menyalami tangan Papah Rangga. "Aku mau pamit sama Papah untuk pergi ke kantor karena kerjaan aku di kantor banyak banget Pah jadi harus berangkat pagi-pagi," jelas Savana mencoba memberikan penjelasan kepada Papah Rangga yang selalu mengkhawatirkan kondisi kesehatan Savana."Tapi harus pagi banget kaya gini ya? Padahal kemarin kamu juga pulang tengah malam sayang. Papah t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status