Share

Sorry, cause I Love You
Sorry, cause I Love You
Author: Sky

Ravenge Plan

Author: Sky
last update Huling Na-update: 2021-09-29 19:54:33

Lelaki berusia sekitar empat puluh tahun itu berbicara dingin dengan telepon genggam menempel di telinga, sementara tangannya masih asyik mengarahkan rokok ke mulutnya, menyesapnya kuat lalu membumbungkan asap putih tipis.

"Bagaimana, Miguel?"

"Mereka mendapatkan anggota keluarga baru seperti yang Anda perkirakan, Tuan. Sepasang kembar, putra dan putri," jawab lelaki muda berjas sneli itu di ujung saluran telepon.

"Lalu apa yang harus saya lakukan, Tuan? Apa rencana Anda selanjutnya?" imbuhnya.

"Menarik sekali, sangat menarik! Kupikir Dewi Fortuna sedang menaungiku." Lelaki itu tersenyum miring.

"Aku menginginkan anak laki- laki itu, bawa dia padaku. Ingat Miguel, lakukan dengan bersih! Jangan ada jejak! atau kepalamu akan kulubangi dengan tanganku sendiri," lanjutnya. Ia mengusap senjata api yang tersimpan di sebuah kotak, membuka penutupnya kemudian mengangkat dan memperhatikannya sebelum akhirnya meletakkan kembali.

"Ya, Tuan. Anda bisa mengandalkan saya."

Laki-laki itu tersenyum curang, mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga memutihkan buku jarinya.

Kau akan membayar lebih dari yang kau perkirakan, Bob. Kau mungkin tidak menyadari bagaimana aku mendepakmu dari hospital yang dulu adalah simbol kejayaanmu. Tapi, lihat sekarang! dengan mudah aku mendapatkannya. Dan aku telah menyiapkan kejutan yang lebih fantastis untukmu di masa mendatang. Aku tidak sabar menunggu saat itu, Berengsek!

______

Jack memasuki ruangan Davee, Meskipun Ia menduduki tempat terpenting di National Company, dia tetaplah sosok yang suka bertindak sesuka hati. Kadang malah sengaja membebankan beberapa pekerjaan pada Davee dengan penuh intimidasi. Jack tak terlalu berminat mengurus perusahaan, tapi sang ayah yang diktator itu selalu memaksanya. Pun, ia tahu, Davee memiliki dedikasi yang tinggi pada perusahaan, dan dia tidak akan berkhianat sebab ayahnya telah banyak berkontribusi di setiap aspek perekonomiannya.

"Hai, Jack! Perkenalkan, Ini sekretaris baru di kantor kita, sekretarisku," kata Davee seraya memperkenalkan seorang wanita muda di sampingnya.

"Ammy Lawrence." Wanita itu mengulurkan tangannya.

Jack menyambut uluran tangan si gadis jelita. Memandanginya dengan tatapan misterius yang khas, untuk beberapa saat lamanya ia menahan telapak gadis itu dalam jabatan tangannya. Menyunggingkan senyum memesona yang selalu menjadi damba para wanita. Mengerling nakal baru akhirnya melepaskan tangan sekretaris cantik itu.

"Kau tak cocok jadi sekretaris, mau pekerjaan yang lebih mudah? Misalnya menjadi wanitaku? Kulihat kau sangat menarik." Jack berdecak, memperhatikan lekuk tubuh Ammy dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia bersiul lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Tatapannya yang mesum membuat Ammy sedikit kurang nyaman.

Ammy memandang Davee dengan tatapan heran. Nyaris tak percaya bahwa laki-laki tanpa attitude itu adalah sang CEO di perusahaan sekeren National Company.

"Sepertinya bos kita salah makan obat, Davee. Punya banyak harta tapi mulutnya seperti recehan. Tak berharga,” olok Ammy sarkas. Mentang-mentang pegawai baru dia pikir gadis itu akan takut padanya? Jangan harap.

“Davee? Kau memanggilnya Davee saja?” Ia menggaruk pelipis, bertanya-tanya sebenarnya mereka sedekat apa, sampai-sampai di kantor pun tak ada sapaan formal.

Jack menyugar rambut ke belakang, satu tangan lain memilih berkacak pinggang. mengukir senyum mengejek lalu berkata, "oke, kusimpulkan kau calon pacarnya Davee. Tapi, kau telah berani mengatai mulutku recehan. Jika kau kupecat, kupastikan kau tidak akan diterima di perusahaan mana pun … ” Ia menggantung kalimatnya sejenak. Beralih kepada pria di samping Ammy dan menatapnya tajam. “Jadi, kuharap Davee, ajari dia agar jangan coba-coba mencari masalah denganku!" Matanya mengarah pada Ammy sinis, sementara gadis itu memilih membuang wajah.

"Menyebalkan, apakah orang kaya memang begitu?" gerutunya dalam hati.

"Tapi, jujur sekretarismu menarik, Davee. Tanyakan padanya apakah dia mau menemaniku malam ini, aku akan bawa dia ke hotel The Graham's Kingdom jika dia mau. Aku ingin tahu, berapa lama kucing liar seperti dia mampu mendesah di bawahku. Oh, kau tak perlu khawatir, dia baru calon pacarmu, ‘kan? Nanti kuganti dengan selusin wanita yang lebih ... Shhhh, menggoda!" Ia mendesis nakal, melepaskan jasnya lalu menyampirkannya di sisi kiri pundak dan berlalu tanpa permisi.

"Apakah bos kita waras? Sepertinya dia kurang satu ons," gumam Ammy dengan ekspresi mengerucutkan bibir karena kesal.

"Sebaiknya jangan berurusan dengannya kecuali masalah pekerjaan, aku tahu dia menarik. Tapi, di balik pesonanya dia berbahaya, jangan sampai kau jatuh cinta padanya. Karena kau pasti akan terluka. Kupastikan itu.” Davee menatap Ammy serius. Seolah menegaskan bahwa peringatannya bukan main-main.

"Apa dia memang seburuk itu? Sayang sekali, padahal dia sangat tampan, dan aku suka matanya." Ia menjeda kalimatnya sejenak, “maksudku, dia punya mata yang indah,” tukasnya memperbaiki ucapan.

"Hu um, Harta dan rupa memang menjadi daya magnet yang luar biasa, Ammy. Dia bisa membeli wanita mana pun. Siapa yang akan menolak pesona Jack Williams Graham? Kurasa tidak akan ada. Bahkan gadis yang baru saja kuperingatkan mengakui kalau dia menyukai matanya," sindir Davee.

"Hei, aku hanya bilang suka matanya, lagi pula tak ada alasan untuk menyukai kepribadian arogan semacam itu, kecuali jika bisa menjadikannya makhluk jinak. Orang bilang, cinta bisa mengubah segalanya, 'kan?" Ia tersenyum simpul sembari bergerak impulsif.

"Kau tahu, kurasa jika Jack itu sempurna tapi minus attitude, ada opsi lain yang lebih menarik," ucapnya.

"Lebih menarik?" Dahi Ammy mengernyit.

Davee mengedikkan bahu. "Kita sudah kenal lama, Am. Mungkin Davee Alejandro Graham juga bisa jadi opsi kedua. Ayolah, keluarga Graham itu terbentuk dari gen sempurna. Katakan aku tampan!" ucapnya jenaka.

"Jika Jack Wiliams Graham lebih menantang untuk dijinakkan, sepertinya Davee akan kalah saing." Ammy terkekeh, menggoda Davee si pekerja keras itu ternyata cukup menghibur kebosanannya.

“Aku tahu dia lebih kaya-raya, tapi aku bagian dari keluarga itu. Aku tampan dan tidak pernah mempermainkan wanita mana pun meski aku tahu aku bisa. Itulah yang membuat aku lebih unggul darinya, Nona. Jadi sepertinya akan lebih baik jika kau naksir saja padaku! Itu lebih meminimalisir kemungkinan patah hati, hahaha ....” Ia berjalan sambil tertawa kecil, menuju meja Ammy lalu menyodorkan beberapa berkas.

"Sudah cukup waktu bercandanya, Nona. Kembali bekerja! Ada beberapa berkas yang harus kau revisi. Aku mau semuanya tersusun dengan rapi, ada pertemuan penting besok dan semua harus beres hari ini juga."

***

Menduduki single chair di penthousenya sambil memandangi hamparan perkotaan dari jendela kaca, gedung-gedung pencakar langit menghiasi hamparan kota Meksiko. jemarinya masih bermain-main dengan pemantik berwarna silver di genggamannya. Menikmati senja dengan caranya sendiri. Setidaknya seiring waktu ia dapat menyembuhkan lukanya karena kehilangan Meghan.

Seorang pria berpakaian serba hitam menghampirinya, dengan raut wajah segan dan sikap hormat ia menghadap pada pria tua itu.

"Anda memanggil saya, Tuan?" ucapnya formal.

Pria itu mengamati jam tangan yang melingkar di pergelangannya. membuka kacamatanya lalu berujar, "kau terlambat hampir sepuluh menit!"

"Maafkan saya, Tuan Besar. Ada insiden kecil di mana saya tadi hampir menabrak pejalan kaki,” tukasnya dengan aksen spanyol yang kental.

"Apa peduliku? Kalau saja menabrak pejalan kaki itu tak membuatmu terlambat, aku lebih senang kau menabraknya!" Ia memicingkan mata, kemudian kembali bersuara, "bagaimana dengan tugasmu?" Kedua kakinya dinaikkan ke atas meja, kemudian meletakkan punggung pada sandaran kursi.

Dahi Felicio mengernyit, dia baru terlambat delapan menit saja dan si tua itu sudah mengomel. Untungnya dia adalah pria kaya yang menjadi ladang penghasilannya. Jika tidak, mungkin Felicio sudah gemas dan ingin menyumbat mulut si tua itu dengan kaos kaki.

"Saya sudah mengatur pertemuan mereka dengan baik, gadis itu sudah bergabung di perusahaan Anda, Tuan Hans. Tinggal bagaimana membuat tuan muda Jack terkesan padanya. Tuan muda orang yang tak suka ditolak, gadis itu tampaknya memiliki karakter keras kepala dan berani. Saya akan usahakan agar tuan muda Jack banyak berinteraksi dengan gadis itu.”

Good, bagaimana prediksimu mengenai misi kita?”

“Delapan puluh persen akan berhasil, Tuan. Saya rasa mudah sekali membuat tuan muda masuk ke dalam pusaran permainan kita, gadis itu cantik dan pintar. Dengan kepribadian tuan muda yang tak suka ditentang, saya yakin gadis itu sempurna sebagai umpan."

"Optimismemu perlu kuapresiasi. Kau sudah memastikan semuanya berjalan mulus? Ah, aku tidak suka kegagalan!" tuntutnya.

"Saya sudah menggali informasi mengenai gadis itu, Tuan. Jadi, prediksi saya tidak mungkin keliru, dan saya juga telah mempelajari seperti apa karakter tuan muda, mencari hal apa yang menarik di matanya. Dan secara alami, gadis itu memang memenuhi kriterianya. Lagi pula menurut yang saya pelajari, genetik kembar itu memiliki keterikatan dan cinta yang kuat," pungkas Felicio percaya diri.

"Aku suka cara bekerjamu, awasi mereka. Pastikan mereka bisa saling menyukai, kita sudah tahu arah kutub magnetnya, tinggal mendekatkan saja supaya mereka bisa tarik menarik.”

Pria itu mengenakan kembali kacamatanya, menyalakan pemantik lalu menyulut sebatang rokok yang terselip di tangannya. Setelah menikmati sesapan asap pertama, ia mengibaskan tangan. Memberi isyarat supaya anak buahnya lekas pergi.

 Kepulan asap rokok meninggalkan partikel kecil menguap di udara. Menghadirkan kembali memori rasa sakit yang mencabik di dadanya. Mengingat satu nama yang membuat darahnya mendidih. Bob Martin.

"Permainan telah dimulai.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Sorry, cause I Love You   Love and Eternity

    ****Gadis itu menatap lurus ke depan dengan wajah datar tak berekspresi. Memilih untuk tidak membuka suara untuk bercakap-cakap dengan pria asing di sampingnya, sampai tibalah pada sebuah apotek di tepi jalan."Sebenarnya kau mau ke mana, Nona?" Pertanyaan itu yang mengiringi Lenka keluar dari taxi disusul pria itu dengan membawa koper si gadis."Berikan koperku, kau bukan sopirku!" Kata Lenka dingin."Bahkan kakimu sedang sakit. Aku hanya membantunya." Pria itu meletakkan koper itu di pinggir tempat duduk yang berjajar di tepi jalan."Tunggulah sebentar, aku akan membeli obat." Lenka mengangguk, sesaat kemudian pria itu menjauh menuju apotek.Kecamuk di hati Lenka tak juga surut. Ammy kritis, bukankah seharusnya sebagai seorang teman dia juga memiliki rasa peduli? jika hari ini hal buruk terjadi, tidakkah ia menyesal telah mem

  • Sorry, cause I Love You   Give and Gone

    Perasaan Jack campur aduk, ruang ICU? Ammy kritis? Semua ini terjadi pada hari ulang tahun Ammy? Demi apa?!Ia turut melangkahkan kaki saat brankar dorong itu membawa tubuh Ammy menuju ruangan lain. Ia tidak diperbolehkan masuk hingga beberapa saat, masuk pun dibatasi. Ia hanya boleh melihat Ammy di ruang tunggu yang tersekat kaca tebal di sana. Memandangi istrinya yang sedang tergeletak tidak berdaya. Hatinya terasa sangat sakit.Ammy, kenapa bukan aku saja yang di sana? Bolehkah aku mengantikanmu?Masih sibuk dengan kecamuk dalam hatinya, dering telepon membuyarkan pikirannya yang begitu jauh berkelana."Apa? Jatuh dari tangga? Kritis? Fuck! Apalagi ini!""Kemarilah, selamatkan Peter ... persediaan darah di sini sedang kosong sementara dia kehabisan banyak darah. Golongan darah Peter sama denganmu. Kumohon, Jack. Sekali ini saja, selamatkan putramu dan setelah ini aku j

  • Sorry, cause I Love You   Dangerous

    Kebersamaan dengan suaminya membuat wanita itu begitu bahagia, begitu bersemangat untuk melanjutkan hidup meskipun matanya sering kali tak lagi mampu mengabur. Dokter bilang itu hanya karena Setidaknya tanpa mata ia masih bisa melihat orang yang ia cintai tersenyum dalam khayal.Menikmati sore hari di Dandelion park, meniup bulir seringan kapas bunga dandelion yang mekar dalam pangkuan Jack, membuatnya seperti tak lagi berpijak pada bumi. Dunianya terasa lebih indah dari yang ia bayangkan. Membuatnya semakin ingin tinggal lebih lama di samping belahan hatinya.Sesekali Jack mencium pundak wanitanya, memejamkan mata untuk menyimpannya dalam memory agar terus ia miliki sampai kapanpun."Ceritakan bagaimana indahnya sunset, Jack. Aku tidak bisa melihatnya, maka jadilah mataku."Jack menghela napas panjang. Mencoba menetralkan perasaan yang berkecamuk di hatinya."Indah sekali, sep

  • Sorry, cause I Love You   Dont Leave me 2

    Jack melangkah menuju toilet, menyeka air matanya, ia cuci wajahnya sejenak di wastafel. Matanya masih meninggalkan warna merah. Menuju ruang rawat Ammy kaki jenjang itu nampak skeptis mengeja langkah.Derap sepatu kets nya terdengar samar - samar. Ia menatap dalam - dalam wajah istrinya saat tangannya membuka daun pintu. Merebahkan tubuhnya pada sisi Ammy. Bed pasien yang sempit itu membuat jarak nyaris tak ada di antara keduanya. Ia peluk tubuh istrinya, ia nikmati aroma tubuh yang terhidu jelas menyentuh inderanya. Setitik air mata kembali lolos menjatuhkan diri.Tetaplah seperti ini, Ammy. Kumohon! Hiduplah lebih lama di sisiku."Jack." Suara lirih Ammy terdengar lemah, ia meraba - raba wajah suaminya."Aku takut, Jack. Ini gelap sekali. Aku tidak bisa melihatmu, bagaimana kalau aku lupa wajahmu? Bagaimana aku bisa mati dengan tenang saat aku tidak bisa melihatmu lebih lama untuk bekalku pergi

  • Sorry, cause I Love You   Dont Leave me, Ammy

    Mengembuskan napas putus asa, hanya rasa nyeri yang bisa ia rasakan di sekujur raganya, saat ia tahu Ammy kesulitan berjalan dan menabrak meja makan malam itu."Apa yang terjadi?""Tidak tahu, tiba-tiba gelap." Jawabnya."Kita ke rumah sakit." Tanpa banyak basa-basi, pria itu membopong istrinya menuju mobil, mendudukkannya di jok depan dan dia mengambil tempat di kursi kemudi. Wanita itu mengusap-usap matanya sejenak. Mengerjapkan mata lalu pandangannya kembali untuk sekejap kemudian memburam lagi."Apa yang terjadi, Noah?" Tanyanya setelah dr. Noah memeriksa keadaan Ammy. Jack sengaja berbicara empat mata dengan Noah agar Ammy tidak mendengar tentang apa yang ia alami. Apalagi jika mungkin yang akan disampaikan Noah adalah hal yang kurang mengenakkan."Pengobatan harus segera dilakukan. Bayi Ammy harus segera dilahirkan. Usianya sudah genap tujuh bulan artinya bayi itu akan bisa bertahan

  • Sorry, cause I Love You   Lovely Day

    Membaringkan tubuh Lenka, melepaskan pakaiannya satu per satu. Ia menyadari betapa gadis itu tampak semakin kurus saja.Menggantikan pakaiannya, ia seka tubuh polos itu dengan hati - hati seolah tubuh itu hiasan kaca yang mudah pecah. Ia menelpon dokter, setelah dokter memeriksanya memberikan obat, selesai. Dokter hanya bilang bahwa Lenka sedang stres berat dan butuh istirahat. Ia menungguinya dengan sabar. Berharap wanita itu akan bangun setelahnya. Lalu biarlah gadis itu memakinya, menamparnya atau meludahinya asal dia tidak pergi. Asal kata maaf tak lagi menjadi hal mustahil baginya.Stres berat? Seharusnya dia mengabaikan gadis itu, kenapa ia tidak pernah berpikir tentang seberapa rapuh gadis itu, ke mana saja dia selama ini?Yang ia tahu Lenka gadis kuat, yang tidak dengan mudah tumbang hanya dengan cinta seperti ini. Ia baru sadar seberapa berarti hadirnya untuk wanita itu.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status