Share

bab 10

Imran tiba di rumah Fadhil sebelum Maghrib, lelaki berkacamata itu mempersilakan tamunya masuk dan langsung memasuki ruang makan, di mana sajian sedap sudah siap.

“Assalamualaikum, Bu,” sapa Imran sambil mencium punggung ta’zim.

“Waalaikumsalam, Nak. Apa kabar?” Bu Sri menyapa. Wanita paruh baya itu sudah lama tidak bertemu Imran, terakhir saat Imran dan Fadhil masih kuliah. Lalu setelahnya, mereka jarang dan bahkan tidak bertemu lagi.

“Saya baik, Bu.” Imran menegakkan badannya, lalu menyerahkan sesuatu yang ditaruh dalam paper bag yang dibelinya saat menuju rumah Fadhil.

“Masya Allah, Nak. Repot-repot sekali.” Bu Sri menerima pemberian Imran, lalu menggandeng tangan lelaki itu mendekati kursi meja makan. Fadhil sudah terlebih dulu duduk di sebelah kiri meja.

“Hanya hadiah kecil, Bu. Semoga suka.”

“Makasih, Nak.” Ketiganya lalu memulai acara makan dan terlibat obrolan hangat. Dari seputar kantor sampai pada akhirnya Bu Sri bertanya perihal Nisa. Imran yang mendapat pertanyaan seperti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status