Share

bab 11

Imran sudah tiba di restoran yang diberitahu Fadhil. Lelaki itu berulang kali mengela nafasnya panjang. Otaknya terus memikirkan Fadhil, entah bagaimana tanggapan lelaki itu atas ucapannya semalam. Imran merasa jantungnya berdetak kencang, terlebih saat dirinya melihat sosok Fadhil yang berjalan mendekat. Rasanya mau copot.

“Sorry, lama. Tadi macet,” ucap Fadhil. Lelaki jangkung itu terlihat santai, membuat ketampanannya terlihat semakin memesona.

Keduanya kembali terdiam, bahkan Imran dan Fadhil terlihat canggung. Mirip pasangan suami istri yang sedang berbulan madu.

“Fadhil ... saya.” Imran berucap, tapi menggantung kalimatnya, udara di sekitarnya terasa sesak saat dirinya hendak mengatakan untuk meminta Fadhil menikahi Nisa. Lidah Imran terasa kelu untuk mengatakan itu.

“Saya terkejut, Imran.” Fadhil terlihat berpikir, ia juga terlihat memikirkan ucapan Imran semalam. Pun Fadhil terjaga semalaman dan tidak bisa tidur. “Bagaimana mungkin kamu bisa melakukan hal segila ini. Dengan me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status