Share

Foto Ibu dan Bapak

"Enggak! Ngapain juga aku nguping?" kilahnya seraya meraih kunci mobil dari tanganku.

"Arsen, tunggu!" ucapku seraya menahan langkahnya.

"Apalagi? Aku lagi buru-buru," sahutnya.

"Em, aku boleh minta tolong ambilkan ponselku yang dibawa polisi, gak?" tanyaku penuh harap.

"Kamu mau hubungin siapa lagi? Mau minta tolong buat kabur lagi, hah?" Arsen malah balik bertanya.

Aku menggeleng dengan cepat.

"Enggak, kok! Aku bukan mau kabur," sahutku.

"Sebenarnya, aku mau ponsel itu karena di dalamnya ada foto kedua orangtuaku. Aku gak mau sampai kehilangan foto itu. Karena cuma itu satu-satunya kenangan yang kupunya. Soalnya-"

Ucapanku terjeda kala air mataku menetes tak tertahan. Entah kenapa, akhir-akhir ini aku mudah sekali menangis. Apalagi kalau teringat pada ibu dan bapakku.

"Soalnya, apa?" tanya Arsen seraya mengangkat daguku.

"Soalnya, album foto kebersamaan kami hilang bersama tas yang dijambret kemarin," jelasku.

Untuk sejenak Arsen hanya diam, ia tampak sedang memikirkan sesuatu.

"Ple
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status