Share

Bab 4

Penulis: Mita Yoo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-19 15:00:00

Keesokan paginya, Venus berdiri di belakang tirai jendela kamar, menatap Eric yang sedang bersiap berangkat kerja. Matanya merah dan bengkak setelah semalam menangis hingga tertidur. Namun, pagi itu, ada sesuatu yang mengeras di dalam dadanya. Sebuah tekad yang membuat jemarinya menggenggam kunci garasi dengan erat.

"Eric, tunggu sebentar," panggilnya tiba-tiba saat Eric hendak membuka pintu depan. Suaranya datar, tidak seperti biasanya.  

Eric berbalik dengan wajah kesal. "Apa lagi? Aku udah terlambat—"

Tanpa peringatan, Venus menarik lengan Eric dengan kekuatan yang tidak pernah dia tahu ada pada dirinya. "Kita perlu bicara. Sekarang!" Venus menariknya ke samping rumah.

Pintu garasi terkunci dengan bunyi klik. Eric yang tiba-tiba terkurung di garasi, terbelalak. Dia masih belum menyadari bagaimana istrinya tiba-tiba seperti orang asing pagi itu. Rambutnya acak-acakan, mata bersinar dengan intensitas aneh, dan tangan yang menggenggam sesuatu di balik punggungnya.  

“Kamu gila? Aku udah telat ke Kampus! Buka pintunya!" Eric membentak sambil memukul pintu.  

Venus berteriak dari balik pintu. "Nggak akan, sebelum kamu jujur. Siapa 'N’ itu?"

Wajah Eric berubah pucat. "D-Dia cuma temen kerja—"

"Jangan bohong!" teriak Venus, suaranya memecah keheningan garasi. Untuk pertama kalinya, Eric merasakan sesuatu yang mengerikan dari istrinya, kombinasi sakit hati dan kemarahan yang sudah terlalu lama dipendam.  

Lima belas menit kemudian, suara klakson dari truk kontainer memekakkan telinga terdengar di depan rumah mereka. Bunyinya semakin keras, sampai lantai garasi tempat Eric berdiri bergetar.

"Apa itu—" Eric mulai bertanya.  

Namun, mendengar suara memekakkan telinga membuat Venus tiba-tiba memegangi kepalanya. "Suaranya ... suaranya ...." Ia terhuyung-huyung, matanya berkunang-kunang.  

Eric lupa sejenak tentang pertikaian mereka. "Venus? Buka pintunya! Kamu nggak apa-apa? Sayang! Jawab aku!"

Venus tidak menjawab. Tubuhnya limbung sebelum akhirnya ambruk ke lantai beton dengan suara keras yang cukup membuat jantung Eric berhenti sejenak.  

***

Venus membuka mata. Dia berada di sofa ruang tamu dengan bantal dingin di dahi. Lelaki asing dengan wajah tertutup masker duduk di sampingnya.

"Anda ... Anda pingsan, Nona,” kata lelaki itu, suaranya tidak stabil. "Dokter sudah memeriksa Anda. Katanya mungkin tekanan darah rendah." 

Venus mengerutkan kening. "Dokter? Tapi ... kenapa aku di sini? Terakhir aku ingat sedang membuat sup jamur untuk suamiku dan dia tidur di kamar atas. Lalu ….”

Lelaki itu dan dokter yang berdiri di belakangnya bertukar pandang.  

”Nona," kata lelaki itu pelan, "Anda sudah pingsan selama dua hari." 

Mata Venus membeliak. Ia bertanya dalam hati, ‘jadi, apa yang terjadi pada Eric?’

***

Sore harinya, suara dering telepon memecah kesunyian kamar. Venus terbangun dari lamunannya, tangan gemetar meraih ponsel di atas meja rias. Nomor asing tertampil di layar. Tidak ada nama, hanya angka-angka acak yang membuat jantungnya berdegup kencang.  

"Dengan Ibu Venus John Eleanor?" Suara perempuan di seberang sana terdengar datar, hampir seperti rekaman.  

Venus mengerutkan kening. “Ya? Saya sendiri."

"Mohon untuk menandatangani tanda terima untuk paket Tukar Suami yang akan segera tiba di depan rumah Anda. Terima kasih.”

Klik.

Sambungan terputus sebelum sempat Venus bertanya. Ia melangkah ke luar untuk melihat paket yang dimaksud penelepon.

Semilir angin sore menerpa kulit Venus di balik kaus tipisnya saat ia membuka pintu rumah. Di depan matanya, sebuah paket berbentuk kubus besar terbungkus kertas kado berwarna merah muda dengan pita biru berdiri di lantai teras. Tidak ada alamat pengirim, tidak ada stempel kurir, hanya sebuah stiker bertuliskan "TUKAR SUAMI - EDISI PREMIUM" dengan font elegan. 

Jantungnya berdebar liar. ‘Ini pasti lelucon,’ pikirnya sambil menyeret paket itu ke dalam.  

Namun, ketika ia melihat sisi lain kotak itu, sebuah detail membuat darahnya membeku. Di bagian bawah, tertulis dengan tinta emas. Tanggal Pernikahan: 05-05-2018.

Venus mengernyit. Itu tanggal pernikahan mereka.  

Venus mengayun langkah ke dapur untuk meraih gunting. Gunting dapur memotong lancar selotip dan ikatan pita biru. Venus menarik napas dalam sebelum membuka tutup kotak.  

Sepotong kertas dengan tulisan tangan muncul di balik tutup kotak itu.

"Suami pengganti sudah menunggu. Tinggalkan yang lama, ambil yang baru. Syarat dan Ketentuan berlaku,” gumam Venus membaca kalimat di kertas itu.

Venus menjatuhkan diri ke kursi, tangannya menutup mulut. Bau parfum yang sama dengan Eric keluar dari kotak. Aroma sandalwood yang familiar, bau yang sama seperti yang selalu Eric pakai bahkan belakangan ini saat mereka mulai hambar.

Telepon berdering lagi. Nomor yang sama. Venus meraih ponselnya untuk menerima panggilan kedua itu.

"Apakah Ibu sudah menerima paket dari kami?" suara perempuan di seberang masih terdengar tanpa emosi.  

"Siapa sebenarnya kalian? Ini lelucon siapa?” tuntut Venus, suaranya setengah berteriak.  

Ia diam sejenak. Lalu suara perempuan di seberang telepon terdengar.

"Kami hanya penyedia jasa, Ibu. Sesuai dengan yang Ibu pesan. Tapi mungkin Ibu perlu tahu, kalau suami Ibu juga sudah pernah mendaftar ke jasa kami. Hanya saja ... yang dia pesan adalah 'Tukar Istri'."

Klik.

“Apa? Apa maksudnya?”

Sambungan telepon terputus sepihak.

“Halo … ?” Venus berteriak melalui telepon.

Suara benda jatuh membuat Venus berbalik. Di balik tumpukan karton, Eric berdiri pucat tanpa alas kaki, dengan senyum sehangat mentari pagi. Membuat jantung Venus berdebar kencang.

“Eric? Kamu … ternyata beneran kamu, ya? Aku … sempet bingung kamu kemana,” katanya.

Alunan lagu romantis di kepala Venus terhenti saat matanya menyusuri tubuh Eric. Wajah, leher, bagian dada hingga ke perut, lalu—

Venus sontak mengalihkan pandangan sambil menelan ludah. Ia berbalik menatap Eric setelah berhasil memenangkan gejolak dalam dirinya.

“Tunggu sebentar! Jangan kemana-mana dulu! Kamu harus pake baju!” Venus buru-buru berlari ke kamar.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
KiraYume
lanjut baca teruss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 68

    Ian menyeringai. Dia kembali mendekatkan wajahnya ke arah Venus.“Ternyata selama ini kau hanya fokus pada dirimu sendiri, ya?”“Kau benar-benar tidak tahu apa-apa tentang aku. Kau tidak tahu bagaimana aku mengejarmu. Sejak lama.”Keheningan yang tiba-tiba terasa lebih menusuk daripada erangan mereka sebelumnya. Pernyataan Ian menggantung di udara, berat dan penuh arti, mematikan semua hasrat yang baru saja berkobar.Venus memandangnya, mata yang baru saja dipenuhi nafsu kini dipenuhi dengan kebingungan dan ketakutan yang mendalam. “Apa maksudmu, Ian?” tanyanya, suaranya bergetar.Ian menarik diri, duduk di tepi tempat tidur, punggungnya menghadap Venus. Bahunya naik turun mengikuti napasnya yang masih berat. “Aku mencintaimu,” ulangnya, suaranya rendah namun jelas. “Jauh sebelum kau dan Eric menjadi dingin.”Kalimat itu seperti pukulan bagi Venus. Pikirannya berputar cepat, mencoba memahami implikas

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 67

    Udara malam yang seharusnya romantis tiba-tiba berubah menjadi tegang. Pertanyaan Ian menggantung di antara mereka, tajam dan tak terduga. Venus terdiam, matanya menghindari tatapan Ian yang menusuk. Kebersamaannya dengan Ian memang sudah melewati batas normal, tetapi nama Eric masih seperti bayangan yang mengikutinya. Bagaimanapun, mereka masih berstatus sebagai suami-istri. “Apa aku boleh tidak menjawab?” tanya Venus, suaranya kecil, mencoba mencari celah untuk mengelak. Senyum Ian sedikit memudar, digantikan oleh sorot mata yang lebih gelap. “Maka kau kalah, Sayang," ujarnya, nada suaranya rendah. “Dan hukumanmu akan berlaku.” Venus meneguk habis anggur di gelasnya, berusaha menenangkan gemetar di tangannya. Cairan merah tua itu terasa pahit di lidahnya. “Hukum saja aku,” katanya, akhirnya menyerah. “Aku tidak bisa menjawabnya.” Pengakuan itu keluar seperti desahan, sebuah pengakuan kekalahan dalam pe

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 66

    Venus berdiri di ambang pintu, mantel bulu putihnya yang mewah menutupi gaun merah di baliknya. Jantungnya berdebar-debar, momen itu adalah momen penantiannya untuk misi yang lebih penting. Setiap detik menunggu kedatangan Ian terasa sangat panjang.Akhirnya, bel pintu berbunyi. Venus menarik napas dalam, mencoba melatih senyum terbaiknya sebelum membuka pintu.“Sayang, kau sudah pulang,” sambutnya, suara dibuat semanis mungkin. Tanpa basa-basi, dia mendekat dan langsung mengalungkan tangannya ke tengkuk Ian, menariknya dalam pelukan hangat.Ian, yang terkejut namun senang dengan sambutan ini, menyeringai. Tangannya secara refleks merangkul pinggang Venus.“Sambutan yang luar biasa, Sayang,” gumannya, sebelum menunduk dan mengecup bibir Venus dengan penuh nafsu, namun singkat. “Kita langsung pergi?” tanyanya, matanya berbinar melihat penampilan Venus yang terlihat sangat istimewa.Venus mengangguk, berusaha terlih

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 65

    Rumah Sakit Anggrek ….Udara di ruangan itu tiba-tiba terasa sangat dingin dan sesak. Dokter Argus berdiri kaku di belakang mejanya, wajahnya pucat melihat Ian memasuki ruangannya tanpa permisi. Senyum tipis di wajah Ian terasa lebih mengancam daripada amarah.“Tuan Ian,” Argus membuka percakapan, berusaha menjaga nada suaranya tetap stabil. “Apa yang membawa Anda kemari?”Ian tidak langsung menjawab. Dia berjalan mendekat, setiap langkahnya penuh wibawa, dan berhenti tepat di depan meja. “Aku tahu kau bertemu istriku, Dokter,” ucapnya, suaranya rendah dan datar, namun setiap katanya mengandung bahaya.Dokter Argus menelan ludah. “Saya hanya memberikan informasi yang seharusnya didapatkannya, Tuan Ian.” Dia mencoba bersikap profesional, memegang prinsip etiknya.Ian menyeringai, sinis. “Cukup basa-basinya.” Dia meletakkan kedua tangannya di atas meja, membungkuk sedikit sehingga wajahnya sejajar dengan Argus. “Kat

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 64

    Ian tidak menjawab dengan kata-kata. Jawabannya datang melalui sentuhan. Dua jarinya, yang hangat dan terlatih, menemukan ritme yang sempurna di antara kaki Venus. Tekanannya tepat, bergerak dengan mahir, seolah-olah ia menghafal setiap pusat kenikmatan di tubuh Venus.Venus mengerang, kepalanya terlempar ke belakang. Gelombang kenikmatan yang begitu kuat menyapu semua pikiran tentang amplop, tentang rahasia, tentang segala sesuatu yang bukan tentang saat ini. Rasanya seperti dikendalikan oleh arus listrik, setiap sarafnya hidup dan berteriak menyambut setiap gerakan Ian.“Ian …” erangnya, tetapi bukan bentuk protes Venus melainkan pengakuan, sebuah penyerahan.Ian membungkuk, bibirnya menangkap erangan Venus dalam ciuman yang dalam dan menguasai. Dia tidak memberikan jeda. Jari-jarinya terus bekerja, mempercepat ritme, mendorong Venus lebih dekat ke puncak gairahnya.Dunia menyempit hanya menjadi sensasi fisik. Menjadi napas I

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 63

    Amplop cokelat itu tergeletak di atas tempat tidur seperti sebuah ancaman. Venus menatapnya, jantungnya berdebar kencang. Dengan napas tertahan, dia akhirnya membukanya.Dokumen-dokumen medis dengan grafik yang rumit membuat kepalanya pusing. Namun yang membuat darahnya membeku adalah beberapa foto hitam-putih yang terselip di antara berkas-berkas itu. Foto-foto itu menunjukkan Ian sedang berbicara dengan seorang pria bertubuh tegap yang mengenakan seragam laboratorium putih. Pria itu berdiri membelakangi kamera, wajahnya tidak terlihat, tetapi postur tubuhnya ...“Sepertinya aku pernah melihat seseorang yang posturnya seperti ini,” gumam Venus, jari-jarinya menelusuri bayangan pria dalam foto. Sebuah rasa familiar yang mengganggu menggelitik ingatannya, tetapi dia tidak bisa menangkapnya. “Apa hanya perasaanku saja, ya? Sepertinya dia mirip seseorang.”Tiba-tiba, deru mesin mobil dan suara klakson yang familiar memecah konsentrasinya.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status