Share

BAB 06 Mengapa secepat ini?

Bian terdiam membisu memperhatikan Luna yang tengah tertawa dengan kerasnya, Bian sendiri merasa bingung dengan perubahan sikap Luna. Padahal sebelumnya wajah Luna terlihat begitu serius.

“Jangan bermimpi untuk bisa mendapatkan cinta saya!” ucap Luna dingin

“Saya tahu untuk mendapatkan cinta kamu hanya ada dalam mimpi saya, meski begitu saya tidak merasa menyesal telah mengenal kamu,” balas Bian

“Saya hanya ingin memperingatkan kamu agar tidak membuka keburukan saya di depan keluarga saya!”

Bian bertanya, “Soal semalam?”

“Tenang saja saya akan menyimpannya sendiri, jika sudah tidak ada yang di katakan bolehkah saya untuk pergi?”

“Silakan!” Balas Luna acuh

“Bian. Tunggu!”

Kedua orang tua Luna berlari keluar dari rumah, Bian yang sudah siap untuk membuka pagar rumah Luna menghentikan gerakan tangannya saat dari kejauhan dilihatnya kedua orang tua Bosnya yang sedang berlari kearahnya.

“Kita pulang bersama!” titah Adinata

“Lun, kamu juga harus ikut! Kita ke rumah Bian sekarang!” sambung Adinata

Ha?

“Ayah!” seru Luna

Adinata menatap lekat wajah Luna. “Ayah dan Mama akan membicarakan pernikahan kalian dengan orang tua Bian, karena sebentar lagi kalian akan menjadi suami istri."

Luna memohon pada Ratna. “Mama please! Luna Cuma mau menikah sama Indra, dan Luna gak akan menyetujui perjodohan gila ini!”

“Luna, Mama dan Ayahmu tidak menerima penolakan. Kalau kamu masih ingin bertemu dengan Arka maka, kamu harus bisa menerimanya agar Arka bahagia. Tetapi jika kamu bersikukuh untuk menolaknya, maka Mama terpaksa untuk melarangmu bertemu Arka,” ujar Ratna

Luna tidak menyangka jika kedua orang tuanya begitu kejam padanya, bagaimana bisa mereka memaksa anaknya menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Luna tidak habis pikir, apalagi mengatas namakan Arka sebagai alasan utama.

Luna menggerutu dalam hatinya,“Ini lebih gila dari yang kukira.”

Dengan terpaksa Luna menuruti kemauan orang tuanya, Luna tak berpikir panjang karena dia mengira bahwa pernikahan ini bisa dibatalkan dan sepertinya dia bisa membujuk Bian agar membatalkan perjodohan yang menurutnya gila.

“Ngapain kamu duduk di sebelah saya?” tanya Luna ketus

Bian yang baru saja membuka pintu mobil bagian belakang memasang wajah bodohnya, melalui tatapan matanya dia seolah mengatakan pada Luna bahwa jok baris depan sudah diduduki oleh kedua orang tuanya.

Bian mendengkus. “Lalu, saya harus duduk di mana lagi Bu?”

Luna berdecih, “Yaudah masuk!”

Luna menggeser tubuhnya merapat pada jendela sehingga memberikan jarak yang cukup jauh di antara Bian dan dirinya. Melalui ekor matanya Luna melirik Bian diam-diam dan berucap dalam hatinya, “Ganteng sih, tetapi umurnya saja sangat jauh di bawahku. Masa iya Aku nikah sama berondong?”

“Saya senang jika kamu memperhatikan saya.” Ucap Bian

Luna tercengang mendengar ucapan Bian yang bisa mengetahui bahwa dirinya tengah memperhatikan pria di sampingnya diam-diam. Luna merasa malu karena tertangkap basah sedang memperhatikan lelaki yang ditolaknya mentah-mentah.

“Gak usah GR deh, memang dasar bocil gampang baper ya?”

“Maaf bu, tetapi saya sudah termasuk dalam kategori pria dewasa. Saya harap bu Luna tidak lupa kalau saya sudah berusia dua puluh tahun,” balas Bian

Ehem!

Suara deheman dari Ratna membuat Luna dan Bian mengalihkan tatapannya kearah jok bagian depan. Terlihat dari kaca spion bahwa bu Ratna tengah tersenyum.

“Mama senang kalau kalian bisa akrab seperti ini, sepertinya ide dari Ayah memang tidak salah untuk menikahkan kalian. Mama yakin kalau kalian sudah menikah nanti kalian pasti akan menjadi keluarga harmonis,” kata bu Ratna

“Mama!” seru Luna

Bian ikut menimpali, “Saya tidak berani berharap lebih Bu Ratna, saya cukup sadar diri di mana posisi saya. Jika dibandingkan dengan kekasih Bu Luna pasti saya tidak ada apa-apanya.”

“Bulshit!” cibir Luna

“Bian, jangan merendah seperti itu, biar bagaimana pun Mama lebih mendukung Kamu yang bersanding dengan Luna dibanding dengan Indra yang sudah jelas-jelas menolak untuk menjadi muallaf,” sahut Ratna

“Mama, bisa gak sih kalau gak menjelek-jelekkan Indra dihadapanku. Luna tahu kalau Mama tidak menyetujui hubungan kami. Tetapi, setidaknya hargai dia, dia orang yang telah membantu Luna bangkit dari keterpurukan, di saat Luna hampir gila Indra datang mengobati luka Luna. Apa pantas orang yang telah membuat putri Mama kembali sembuh, Mama perlakukan seperti ini?” tutur Luna dengan mata yang sudah berkaca-kaca

Usai mengatakannya air mata Luna menetes memmbasahi pipinya, Luna lalu menghapus jejak air matanya. Dia tidak ingin menunjukkan kesedihannya di depan orang lain.

Sedang Bian menatap sendu wanita yang duduk di sampingnya, ingin rasanya dia memeluknya dan memberinya kekuatan. Namun Bian takut jika Luna justru merasa risi dengan sikapnya, jadi Bian memutuskan untuk menatap Luna dalam diam.

“Sudah-sudah, Mama jangan mancing keributan. Kita kan mau bersilaturrahmi ke rumah Bian, apa kalian gak malu ribut di depan Bian seperti ini?” tegur Adinata

Seketika Luna dan Mamanya langsung terdiam begitu Adinata menegur mereka, mata Luna masih berkaca-kaca. Bian merasa tidak tega melihat wanita pujaannya tengah bersedih, ingin rasanya dia membawa Luna ke dalam pelukannya. Namun yang bisa dilakukan hanya lah menatap Luna dalam diam.

“Apa!”

Teriakan Luna membuat semua orang yang sedang duduk di ruang tamu kediaman keluarga Bian menatapnya heran, pasalnya saat ini kedua orang tua Luna tengah membahas tanggal pernikahan mereka. Kedua orang tuanya tiba-tiba menentukan tanggal pernikahan mereka yang kurang seminggu lagi.

“Maaf, apa Nak Luna merasa keberatan? Atau ada hal lain yang ingin nak Luna katakana?" tanya Ibu dari Bian

“Ah, tidak Bu Dewi. Luna mungkin merasa kaget karena tanggal pernikahan mereka kita majukan, saya yakin kalau Luna juga merasa senang.”jawab Ratna

Luna terdiam dengan wajah tertunduk, dia seolah tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya. Kedua orang tuanya memang benar-benar keterlaluan. Dan lebih parahnya lagi, dia terpaksa harus mengikuti kemauan orang tuanya demi kebahagiaan putra semata wayangnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status