Share

Suami Premanku Ternyata Sultan
Suami Premanku Ternyata Sultan
Author: Seoravry

1. Pernikahan.

Author: Seoravry
last update Last Updated: 2023-12-13 17:44:52

“Saya tidak pernah melakukan hal memalukan seperti itu Bu! Saya berani sumpah!”

Riri yang sudah gemetar karena marah, sudah mencoba berkali-kali membela diri dan beradu mulut dengan beberapa warga. Saat ini dia sedang dituduh melakukan perbuatan zina dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal.

Padahal, Riri hanya berteduh. Dan secara kebetulan, tempatnya berteduh itu adalah rumah pria asing itu yang juga ditinggali bersama teman-temannya.

“Jangan mencoba mengelak kamu! Sudah jelas ada saksi di sana!” ucap ibu-ibu yang sendari tadi mengoceh dan terus-terusan menuduh Riri.

'Bahkan tidak ada satu pun saksi yang mengatakan kami berzina!' batin Riri kesal dengan fitnahan Bu Ajeng yang sedari tadi terlihat begitu vokal memojokkannya.

“Tenang dulu ibu-ibu bapak-bapak kita bicarakan ini baik-baik...”

Ketua Rt mencoba untuk menenangkan situasi. Namun belum selesai dia menyelesaikan kata-katanya, salah satu ibu yang sedari tadi memanasi keadaan mencubit pinggang Pak RT dan berbisik, “Ssttt... Diam dulu pak... Ini kesempatan emas kita untuk menyingkirkan preman-preman itu.”

Mendengar bisikan tersebut, mata Riri melotot tajam. Dia kaget dengan kenyataan yang ada. Sudah disuruh nikah dengan orang yang tak dia kenal, sekarang apa? Calon suaminya itu seorang preman? Bayangan KDRT langsung terbayang di pikiran Riri ketika mengetahui fakta tersebut.

Para warga yang pikirannya kolot itu sudah termakan oleh hasutan Bu Ajeng.

Bahkan Pak RT yang seharusnya berada di tengah, kini ikut memojokkannya. Riri kini diminta untuk menghubungi orang tuanya.

Riri tetap menolak, tetapi semesta seolah sedang tidak berpihak padanya, saat kemudian ponselnya bergetar. Namun, belum sampai dia mengangkat telepon tersebut, Bu Ajeng sudah lebih dulu merampas telepon tersebut dan mengangkatnya.

“Hallo? ini Ibunya Mbak Riri?...”

“Hmmm... Iya saya Ibunya, kenapa ya?... Ini siapa?”

Bu Ajeng melirik tajam ke arah Riri. Wajahnya begitu sinis. “Langsung saja. Anak Ibu sudah melakukan hal hina di desa saya. Kami para warga akan segera menikahkannya, untuk itu Ibu harus ke sini secepatnya. Saya akan mengirim lokasinya sekarang.”

Tanpa menunggu jawaban dari Ibu Riri, Bu Ajeng langsung mematikan sambungan teleponnya lalu mengirim alamat rumah Pak RT.

Mata Riri memandang tajam nan sinis kala Bu Ajeng mengembalikan ponselnya dengan pandangan penuh kemenangan.

'Awas saja dia, akan aku ingat terus wujud dan tampangnya!'

30 menit berlalu, kini Ibu dan Bapak Riri sudah hadir di rumah Pak RT, bahkan paman-paman Riri pun turut hadir di sana.

Melihat situasinya sudah semakin sulit, kini Riri mencoba peruntungannya melalui pria preman yang sedari tadi tidak bersuara.

“Heh! Bantu jelasin ke mereka kalau kita nggak ngapa-ngapain!”

Mendengar bisikan dari Riri, pria bernama Leon Alvindo Ganada itu hanya meliriknya dengan tajam, lalu melanjutkan memakan gorengan yang telah disediakan.

Laki-laki berbadan besar yang memiliki wajah dingin dan menyeramkan itu terus-terusan meminta gorengan tanpa tahu malu.

Mendapat respons tidak berarti dari laki-laki berusia 23 tahun itu sedari tadi, akhirnya Riri kesal juga. “Ck, beneran preman rupanya.”

Seperti namanya, ‘Leon' yang berarti singa, wajahnya benar-benar galak seperti singa. Tak hanya wajahnya saja yang mirip dengan singa, bahkan sikap dan rasa sombong atas kekuasaannya juga sama. Bedanya singa raja hutan, sedangkan Leon raja desa.

Saat sedang khusuk mengamati perilaku seenaknya si raja desa, tiba-tiba terdengar persetujuan Ibu Riri. “Haaa..... Ya sudah kalau seperti itu ceritanya, saya setuju jika anak saya harus menikah dengan dia.”

Mata Riri terbelalak, dia tak percaya bahwa Ibunya akan termakan kebohongan yang diciptakan oleh Bu Ajeng. “Tapi Bu, aku...”

“Diam!” Belum selesai Riri menyelesaikan kata-katanya, Ibunya sudah terlebih dahulu memotongnya.

Keterkejutan Riri semakin bertambah saat ibunya menghampiri Leon dan berujar dengan lembut.

“Saya titip anak saya ya, Nak. Dia putri sulung saya. Sikapnya memang manja dan kerasa kepala, jadi... Tolong jangan dikasari, ya..."

Pada awalnya, Leon tidak langsung menerima pernikahan itu. Pria itu menolak, dan nyaris saja pergi dari rumah Pak RT, tempat ijab qabul rencananya akan digelar. Namun, langkah laki-laki itu terhenti kala ibunya Riri berteriak dengan ekspresi sedihnya. “Kalau anak saya hamil bagaimana?”

Mata Riri terbelalak, kaget. Dengan ibunya berpikiran demikian, itu berarti wanita yang telah melahirkannya itu sudah termakan hasutan Bu Ajeng. Diskusi kembali terjadi, kali ini antara ibunya dan Leon.

Hingga entah apa yang diucapkan sang ibu, laki-laki yang semula menolak itu akhirnya setuju untuk menikahinya. Bahkan, pernikahan diadakan sah secara negara dan agama, membelot dari rencana semula yang hanya ingin menikah secara siri saja.

** Riri didandani dengan baju pengantin seadanya. Air matanya ingin sekali keluar, namun dia tahan karena takut kena omel lagi dengan Ibunya.

Saat ini Riri duduk di samping Leon yang memakai kemeja putih dan jas hitam yang kelihatannya sangat mahal, entah dari mana dia mendapatkannya.

Kini mata Riri tertuju ke arah orang-orang menyeramkan yang menghadiri acara ijab kabulnya.

'Pasti itu teman-temannya,' tebak Riri ketika melihat perawakan mereka yang sangat menyeramkan.

Jantung Riri berdebar hebat kala ayahnya menjabat tangan Leon disaksikan penghulu. Gadis itu menatap Ayahnya dengan wajah sendu. Dia tak percaya bahwa malam ini adalah malam pernikahannya, bahkan Ayahnya sendiri yang akan menikahkannya.

Riri berharap itu semua adalah mimpi buruk, dan dia akan segera terbangun dari mimpi buruknya. Namun apalah daya, Riri hanya bisa menghela napas ketika rentetan kalimat ijab qabul itu diucap dari wali dan juga calon mempelainya.

Namun, ada satu hal yang membuat Riri tercengang. Terlebih saat ayahnya berujar kalimat ijab.

“Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara atau ananda Leon Alvindo Ganada bin Arjuna Ganada dengan anak saya yang bernama Rinanda Audrelia dengan maskawin berupa seperangkat alat shalat dan uang senilai seratus juta rupiah dibayar tunai.”

“Saya terima nikahnya dan kawinnya Rinanda Audrelia binti bapak Fikri Aditya Zaidan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”

Seketika, Riri memelongo mendengar mas kawin yang diberikan pria preman itu untuknya.

'Seratus juta? Itu serius? Itu bukan uang haram, kan?'

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
nurdianis
Selamat ya..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   125. Tak Tega. (Tamat).

    Kabar menghilangnya Ariza membuat heboh keluarga besar bu Khansa, Riri yang tidak memiliki hubungan baik dengan Ariza terpaksa ikut mencari keberadaan sepupunya itu. “Nak Leon, tolong paman, dia anak perempuan paman satu-satunya, bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu dengannya.” Ujar pak Abdul dengan wajah melasnya. Tentu saja orang yang paling di sasar pertama adalah Leon, koneksi dan anak buah Leon yang tersebar di seluruh Indonesia menjadi modal utama pak Abdul untuk mencari putrinya. Riri yang melihat pamannya seperti itu menjadi tak tega. Walaupun tidak memiliki hubungan yang baik, bagaimana pun Ariza adalah sepupu Riri, sejahat apa pun dia tentu saja Riri harus membantu untuk mencarinya. “Bantu saja mas, aku tidak tega melihatnya.” Bisik Riri tepat di samping telinga Leon. Bagi Leon yang mengetahui niat buruk Ariza kepada Riri sangat sulit untuk melepaskannya, terlebih lagi kejadian beberapa hari yang lalu bisa terulang kembali. “Kita bicarakan nanti di kamar.

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   124. Kekejaman Leon.

    “Lebih baik kamu jauhkan sapu tangan itu sebelum nyawamu melayang!.” Mendengar ada suara yang menghentikannya, tanpa menoleh sedikit pun, wanita itu mengeluarkan sebuah pisau dari tasnya menggunakan salah satu tangannya yang lain. Sebelum berhasil melancarkan aksinya, Leon melempar sepatu yang di pakainya hingga membuat pisau itu terjatuh di lantai. Dua orang bergegas berlari dan menangkap wanita itu, namun naasnya sapu tangan yang di bawa wanita itu terjatuh tepat di atas wajah salah satu anak Leon. Leon berlari menghampiri putranya, untung saja dia tidak apa-apa. Leon melirik sinis kearah wanita itu setelah memastikan kondisi ketiga putranya baik-baik saja. “Aku akan menghancurkan hidup anakmu!!...” Teriak wanita itu dengan di iringi tawanya yang menggelegar. Arga masuk ke dalam kamar Leon sembari membawa sapu tangan yang persis seperti milik wanita itu. “Di sapu tangannya terdapat air keras, kalau menetes di kulit sedikit saja, wajahnya pasti akan rusak.” Wanita itu

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   123. Bayi Istimewa.

    “Mereka semua pergi dengan keinginan mereka sendiri. Tapi kalau kamu mau, aku bisa bawa mereka kembali ke sini.” Riri kembali terdiam, sudah banyak hal yang dia lewatkan setelah berada di Villa selama tiga bulan, dan segalanya kini menjadi rumit. Bagi Riri yang telah lama merasa bosan dan kesepian, dia pasti akan tetap memilih untuk membawa keluarganya kembali pulang ke rumah, namun hati nurani Riti tidak mengizinkannya untuk bersikap egois, karna bagaimana pun semua berhak untuk hidup sesuai dengan keinginannya masing-masing. “Lalu Satria bagaimana?.” Tanya Riri yang melewatkan satu orang. “Dia memilih untuk melanjutkan pendidikan kedokterannya dan meninggalkan jurusan bisnis seperti yang dia inginkan. Sekarang dia berada di Inggris bersama tiga bocah kematian itu, jadi kamu tidak perlu khawatir.” ***** Leon mengeluarkan sebuah bungkus rokok dari sakunya. Sudah sangat lama sekali dia tidak merokok, terakhir kali pun Leon merokok ketika mendapatkan kabar kalau mertuanya terk

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   122. Mengadopsi Aksa.

    Kedua mata Riri perlahan-lahan terbuka, hal yang pertama kali di lihat oleh Riri adalah sebuah langit-langit putih berhiaskan emas yang berkilauan. “Akhirnya kamu sadar juga nak, Ibu khawatir kalau terjadi sesuatu sama kamu, untung saja dokter bilang tidak apa-apa.” ‘Ada apa ini, apa yang sudah terjadi kepadaku?.’ Tanya Riri dalam hati. Riri menoleh kearah Ibunya yang dengan khawatir memegang salah satu tangannya erat-erat. Kepalanya yang terasa sangat sakit membuat Riri kesulitan untuk berpikir. Berbagai pertanyaan mengenai kondisinya berkecamuk di pikiran Riri yang membuat rasa sakit di kepalanya bertambah semakin menjadi-jadi. Riri merintih kesakitan, telinganya juga tiba-tiba berdenging sangat nyaring, tubuh Riri meringkuk ketika kepalanya terserang rasa sakit yang luar biasa. Melihat putrinya yang merintih kesakitan, bu Khansa berteriak memanggil nama Leon. Mendengar teriakan dari Ibu mertuanya, Leon bergegas menghampiri sumber suara. Ketika sudah berada di depan kamar

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   121. Menyelesaikan Semuanya.

    “Malu kamu bilang?! Kalau kamu masih memiliki rasa malu! Ganti rugi atas kematian anakku! Kalian harus membayarnya!.”“Benar! Kamu harus membayar empat triliun kepada kami!. Kalau kamu tidak membayarnya, kami akan menghancurkan rumah ini!.”Tangan Riri mengepal kuat dan akan bersiap untuk menghantam wajah empat orang yang berada di depan matanya. Di saat Karina sedang di kabarkan sakit bahkan sampai sekarat di rumah sakit, bukannya menjenguk mereka malah datang meminta sejumlah uang ganti rugi.“Anak yang mana? Kalau maksud tante itu kak Karina, sampai saat ini dia masih hidup dan masih bisa bernafas!.”“Tapi kak Karina sekarat karna kalian! Kalian sudah menaruh racun ke dalam makanannya!. Kalau kalian tidak suka setidaknya jangan membunuh kak Karina!.”Riri mengelus dadanya sembari mengatur nafas agar tidak terbawa emosi, cerita tentang kekejaman mereka yang di ceritakan oleh Leon melekat jelas di ingatan Riri. Peran saudara dan ibu tiri yang mereka lakukan sangat baik hingga me

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   120. Makanan Beracun.

    Suara ketukan terdengar di pintu kamar pengantin yang akan menghabiskan waktu bersama setelah serangkaian acara yang melelahkan. Suara ketukan itu tak kunjung berhenti sampai salah satu dari kedua orang yang berada di kamar itu membuka pintu. “Kenapa Leon? Apa kamu tidak akan membiarkan aku beristirahat dengan tenang malam ini?.” Leon menatap wajah pamannya lalu mengintip ke dalam kamar. Di sana sudah terdapat sebuah meja dengan berbagai makanan yang di hidangkan. Di salah satu sisi meja sudah ada seorang wanita yang mengenakan sebuah gaun putih yang cantik, jika di lihat dari posisinya wanita itu terlihat akan segera menyantap hidangan di depannya. “Jangan makan apa pun sampai besok siang.” Asrof menatap heran kearah Leon, dan seketika ekspresi wajah Asrof berubah menjadi panik. Asrof menoleh ke belakang dan menatap istrinya yang akan memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya. Tanpa berpikir lama Asrof langsung berlari dan menepis tangan Karina dengan kasar. Sendok

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   119. Adik Tiri.

    “Asal kamu tahu ya, aku berhasil menggoda suamimu dan membuatnya menerimaku." Bagi orang yang tidak tahu apa-apa pasti akan berpikiran negatif, tapi bagi Riri yang sudah mendengar semua ceritanya dari Leon, itu bukanlah sesuatu hal yang mengejutkan. “Iya, aku sudah mendengar semuanya dari yang bersangkutan kok. Padahal hanya bisa duduk di pangkuan suamiku dengan telanjang tanpa di usir, tapi kamu membanggakannya seolah-olah pernah tidur berdua saja dengan suamiku. Ya setidaknya sekarang aku tahu betapa murahnya dirimu yang bangga karna menjadi bahan tontonan orang lain ketika telanjang.” Mereka berdua meninggalkan tempat pelaminan dengan wajah memerah. Melihat mereka berdua pergi dengan kesal, Riri tersenyum puas walaupun sedikit menyimpan kekesalan karna mereka mengungkit tentang kelakuan busuk suaminya. Riri kembali menatap Karina yang sudah bisa mengangkat kepalanya. “Jangan di pikirkan lagi, kakak lebih baik dari pada mereka kok.” “Tapi apakah yang kamu katakan itu

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   118. Jauh Lebih Baik.

    “Mah, aku tidak mau menikah dengan dia. Aku tidak suka dengan dia mah.”“Diam kamu! Kalau bisa di ganti dengan adikmu, mamah akan dengan suka rela menggantimu!. Seharusnya kamu bersyukur karna ada orang yang mau menikahimu dengan mahar tinggi, apa lagi sampai mengadakan pesta di hotel begini.”Riri memperhatikan anak dan ibu yang berada di depannya, bisik-bisik yang mereka lakukan membuat Riri penasaran tentang apa yang mereka bicarakan sampai serius begitu.Semuanya sudah siap, kedua pengantin telah duduk berdampingan dan siap mengikat diri dengan janji suci pernikahan.Dari awal sampai akhir raut wajah sang pengantin wanita berhasil menyita perhatian Riri. Riri merasa dia pasti terpaksa seperti yang pernah terjadi padanya dulu, tapi Riri merasa kali ini hubungannya sedikit rumit dari yang pernah dulu dirinya alami.“Kenapa merasa seperti melihat diri sendiri ya? Kalau dulu kamu tidak menuruti apa yang Ibu katakan, cerita hidupmu pasti tidak akan seperti ini.”Bu Khansa kembali

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   117. De Javu.

    “Lihatkan, akulah pemenangnya, sekarang jangan ganggu istriku lagi.” ‘Dasar menyebalkan!.’ Kesal Dion dalam hati. Kedatangan Leon dan Riri di sambut hangat oleh orang-orang yang ada di dalam rumah, terutama orang-orang yang mengetahui kehamilan Riri. Tentu saja di antara orang-orang yang berbahagia itu ada beberapa orang yang tidak senang dengan kedatangan Leon dan Riri. Salah satunya adalah paman Riri yang sering membuat masalah di mana-mana menggunakan nama Leon sebagai tamengnya. “Leon, di mana bude dan sepupumu? Kenapa mereka tidak datang bersama kalian?.” Tanya paman Abdul yang tidak melihat keberadaan adik, istri, anak, serta keponakannya. “Sepupu? Mana mungkin aku memiliki sepupu, paman kandungku satu-satunya baru menikah, bagaimana bisa aku memiliki sepupu.” Sindiran yang di ucapkan Leon berhasil mengenai tiga orang sekaligus. Pak Abdul, Asrof dan juga Dimas terdiam tak berkutik saat mendapatkan kata-kata menohok dari Leon. Pak Abdul sebisa mungkin mengontrol

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status