Share

Suami Sederhana sang Nona Kaya
Suami Sederhana sang Nona Kaya
Penulis: rindiyoon

1. Menuju Altar

"Aku tidak ingin melanjutkan pernikahan ini. Sampai kapanpun, gadis manja sepertimu tidak bisa menjadi istriku, Clara!"

Ucapan sang calon suami sontak membuat Clara tersentak. "Manja?"

"Benar. Aku rasa Yolla lebih baik darimu."

Deg!

Saat ini perasaan Clara benar-benar hancur.  Mengapa calon suaminya itu ingin membatalkan pernikahan mereka tepat di hari H?

Lalu, bagaimana dengan tamu undangan? Keluarga? Sudah pasti Clara akan menjadi bahan omongan orang-orang dari kalangan bisnis orang tuanya.

Clara mencoba mengatur napas. "Apa kau yakin? Aku memang manja dan mirip sekali anak kecil, pasti tidak akan ada laki-laki yang mau bertahan denganku..." ucapnya  memberanikan diri.

"Tapi, aku tidak seperti jalangmu itu yang hobi menggoda laki-laki lain, bahkan ketika dia sendiri sudah memiliki calon suami!"

Tarra sontak mengepalkan tangannya.

Wajah pria itu memerah dan ingin sekali menghajar Clara.

Namun, ditahannya. "Jangan bawa nama Yolla ke masalah ini. Aku harap kamu akan bahagia dengan laki-laki lain," ucap Tarra dengan suara pelan lalu dia kembali membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi begitu saja.

Tarra benar-benar pergi meninggalkan Clara di dalam ruang ganti itu dengan seorang diri.

Kini buliran air mata Clara kembali menetes. Dia bingung harus apa saat ini.

Tanpa pikir panjang, perempuan itu langsung menghapus semua make-up yang ada di wajahnya.

Dia meneriaki seorang perias dan menyuruhnya untuk mengulang make-up sebelum acara mulai.

Clara kembali di make-up oleh beberapa perias.

Tak lama,  Haris dan Elia masuk ke dalam ruangan itu. Mereka hanya menatap heran pada Clara, ingin bertanya, tapi tidak jadi karena akan memperlambat waktu kalau mereka terus-menerus mengobrol.

"Sayang, apa adikmu baik-baik saja?" tanya Elia sambil berbisik pada suaminya, Haris.

"Dia kuat, dia akan baik-baik saja," jawab Haris mencoba menenangkan istrinya, Elia.

Sebenarnya saat Haris dan Elia ada di luar ruangan tadi, mereka sedikit mendengar beberapa percakapan Tarra dan Clara.

Namun, mereka tidak ingin mempercayai semua itu hanya mendengar saja.

Tanpa disadari, menit berlalu.

Clara selesai di make-up ulang. Dia pun langsung bangun dari kursi dan menatap lekat pada kakak dan kakak iparnya.

Haris dan Elisa langsung memeluk Clara dan mencoba menenangkan semuanya, walaupun mereka masih tidak percaya dengan apa yang mereka dengar tadi.

Clara sebenarnya sudah tidak kuat berada disini, apa lagi dia bingung harus melakukan apa saat ini. Tarra sudah pasti tidak akan menemuinya di Altar nanti, karena dia sudah memutuskan hubungannya sepihak.

Hanya saja, sang kakak mendadak memberikan ponsel milik Clara padanya. "Ada pesan dari Yordan," ucap pria itu.

Mata Clara membulat.

Dengan cepat, dia mengambil ponselnya dan membaca pesan dari sahabat kecilnya dan juga pria yang harusnya menikahi Yolla.

[ Kak Yordan: 

Cla, bisa kita bertemu sebentar? Aku tau hari ini adalah hari pernikahan kamu, sebentar saja di taman gedung kamu menikah. Karena ternyata, pernikahan aku juga di gedung yang sama denganmu. ]

Setelah membaca pesan itu, Clara segera melangkah pergi begitu saja dari ruangan ganti.

Di sisi lain, Haris dan Elia hanya bisa saling tatap dan menatap kepergian Clara.

'Semoga Clara selalu bahagia,' batin Haris yang merasa sakit hati dengan nasib yang akan terjadi pada adiknya, Clara.

****Di Taman gedung pernikahan****

Clara melihat sosok laki-laki tampan yang sudah menggunakan jas hitam, laki-laki itu tersenyum saat melihat kedatangan Clara dan langsung menghampirinya.

"Cantik sekali," ucap Yordan yang sudah berdiri tepat di hadapannya Clara.

"Kak Yordan juga tampan," kata Clara yang memuji balik pada laki-laki yang ada di hadapannya.

Laki-laki itu adalah Yordan, dia juga sudah bersiap akan menikahi Yolla hari ini.

Namun, dia tidak akan bisa menikahi Yolla karena beberapa menit yang lalu Yolla mengakhiri hubungannya begitu saja dan sama seperti Tarra mengakhiri begitu saja hubungannya dengan Clara.

Kedua orang di taman itu tahu kelanjutannya.

Pasangan mereka kabur dan menikahi satu sama lain. 

Lama, keduanya berdiam diri--mengatur emosi dalam hati.

Bahkan, tak menyadari jika acara pernikahan akan dimulai, hingga suara bel menandakan pernikahan akan segera dimulai.

Clara dan Yordan menatap ke arah taman yang berada di pojok gedung.

Di sana, ada Tarra dan Yolla lalu mereka melangkah masuk bersama.

Melihat itu, hati Clara semakin sakit, apalagi saat Tarra memperlakukan Yolla dengan sangat lembut.

Yordan yang sangat peka langsung menghalangi tubuhnya agar Clara tidak melihat adegan kemesraan itu.

Hatinya Yordan juga sama sakitnya seperti yang di rasakan oleh Clara, tapi dia mencoba menutupinya.

"Kak, aku sepertinya mau pulang saja naik taksi," ucap Clara dengan suara pelan dan tubuh sudah lemas.

"Kenapa pulang? Kamu harus menikah!" tegas Yordan.

"Haha, menikah dengan siapa? Dengan bayangan Tarra?" Kini Clara seperti orang tidak waras, dia tertawa sambil tersenyum setelah mengatakan itu.

Yordan menatap lekat manik mata Clara yang sangat indah. "Denganku." 

"Hah? Denganmu?" Clara hanya bisa berteriak dengan mengerutkan keningnya.

Yordan tidak merespon ucapan Clara, dia langsung menggenggam tangan Clara dan menuntun Clara masuk kedalam gedung pernikahan.

Mereka langsung masuk ke gedung yang sudah di reservasi oleh keluarga Bastian dan keluarga Ferdinan.

Sampai di dalam gedung, semua tamu undangan sudah berkumpul dan sudah menantikan acara pernikahan di mulai.

Tubuh Clara seketika gemetar. Untungnya, Yordan tetap menuntun Clara masuk kedalam sana.

'Kenapa aku melangkah menuju Altar bersama kak Yordan? Apa aku benar-benar akan menikah dengannya?' paniknya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status