ホーム / Urban / Suami Terhebat / Bab 4. Bertaruh Nyawa Untuk Istri

共有

Bab 4. Bertaruh Nyawa Untuk Istri

last update 最終更新日: 2025-07-27 07:20:50

Denzel mendekati mereka dan menatap Vionka dengan penuh percaya diri. Dia bisa melihat betapa terkejutnya Vionka. Dia tersenyum, lalu kini menatap Wandha.

“Perkenalkan, aku Denzel Rahadian, suaminya Vionka. Aku bisa membuat wajahmu kembali mulus hanya dalam waktu satu jam...” ucap Denzel pada Wandha dengan tenang dan penuh keyakinan.

Namun, Wandha malah merespons ucapan Denzel dengan memicingkan mata ke arahnya.

“Serius? Memangnya apa yang mau kamu lakukan?” tanya Wandha, ragu.

“Iya... dijamin, wajahmu akan kinclong kembali,” ujar Denzel sambil mengangkat ibu jarinya ke arah Wandha.

Khawatir dengan apa yang sedang dilakukan Denzel, Vionka langsung mendekati suaminya itu.

“Kenapa kamu memandang aku seperti itu, Sayang?” tanya Denzel sembari mengulas senyum melihat Vionka di sampingnya menatapnya heran.

“Denzel, kamu sudah bisa...” ucap Vionka tertahan.

“Iya, Vio... seperti yang kamu lihat...” pontong Denzel masih dengan senyum yang tidak lepas dari bibirnya melihat wajah istrinya terlihat menggemaskan dalam keadaan kebingungan seperti itu. “Panjang ceritanya, nanti saja ya aku ceritakan. Sekarang kita urus masalahmu dulu.”

“Oke soal itu, tapi... aku sama sekali tidak mengizinkan kamu terlibat masalah yang sedang aku hadapi. Biar kan aku yang mengurusnya, dibantu Mama,” tegas Vionka.

“Tidak bisa begitu, Sayang..., aku ini suamimu. Mau tidak mau aku harus membantu saat di tengah kesulitan. Percayalah, aku tidak main-main dengan apa yang sudah aku ucapkan,” jawab Denzel serius.

“Aku tahu itu, tapi please.... untuk hal yang satu ini aku minta jangan ikut campur. Biarkan aku dan Mama saja yang akan menyelesaikan masalah ini. Lebih baik kamu pulang saja. Tunggu di rumah. nanti akan aku hubungi perkembangan masalahku.”

“Tidak, Vio... kali ini kamu harus mendengarkan aku. Aku yakin bisa menyembuhkan jerawat di wajah klienmu ini. Jadi, tolong... jangan ragukan kemampuanku ini. Oke...?” 

Denzel mengatakannya dengan tegas, sambil memegang kedua bahu Vionka. Dia mencoba meyakinkan Vionka dengan menatap kedua bola mata istrinya yang tampak sendu itu.

“Sekali aku bilang tidak ya tidak! Cukup! Jangan memaksa lagi!” putus Vionka dengan tegas, serta merta memalingkan wajahnya dari Denzel.

Demikian pula Hannah dan Stefano yang mendengar keinginan Denzel. Keduanya langsung mencibir, menganggap lelaki bisu yang baru saja bisa bicara itu sedang membual. 

“Oh, ceritanya kamu mau jadi pahlawan gitu ya?” cibir Stefano.

“Dasar tolol kamu, Denzel!” Hannah memaki.

Stefano tertawa. Tawanya yang mengandung ejekan ini terdengar nyaring di telinga Denzel.

Di titik ini, Denzel juga mendengar bisik-bisik dari para staf MCA  yang berada di lobi. Mereka menganggapnya sedang melakukan hal yang konyol. Mana mungkin dia bisa menyembuhkan wajah si klien yang rusak parah itu hanya dalam waktu satu jam?

“Apa dia pikir dirinya ini seorang pakar kulit profesional? Untuk kesan jerawat memerah seperti itu setidaknya perlu waktu 1 minggu untuk bisa pulih,” ujar seorang staf kepada rekannya di sebelahnya.

“Mungkin suaminya Bu Vio ini punya mantra ajaib yang bisa bikin wajah berjerawat bisa semulus pantat bayi... hahaha...” timpal rekannya itu sambil tertawa mengejek.

Denzel mendengarnya dengan jelas, tetapi dia mengabaikannya.

Stefano, yang ingin sekali membalas perlakuan Denzel tadi, mulai memikirkan rencana busuk. Dia mendekatkan dirinya pada Hannah.

“Tante, aku ada ide...” ucap Stefano setengah berbisik pada Hannah yang berdiri di samping Vania. “Biarkan saja Denzel bersikeras menyembuhkan Wandha, dengan syarat jika dia gagal melakukannya maka dialah yang harus dijebloskan ke penjara menggantikan Vionka. Dengan begitu akan lebih mudah bagiku dan Vionka untuk menikah. Bagaimana, Tante?”

“Bagus sekali idemu, Nak Fano... Biar tahu rasa si Denzel. Sudah dipenjara, kehilangan istri pula. Lengkaplah penderitaan dia nanti,” ujar Hannah dengan mata memicing ke arah Denzel.

“Iya Tante. Sebaiknya Tante segera dekati Vionka untuk membujuknya membiarkan Denzel membantunya,” ucap Stefano.

Tentu saja Denzel pun mendengarnya, tetapi lagi-lagi dia mengabaikan. Fokusnya saat ini adalah meyakinkan Vionka bahwa dia bisa membantunya.

“Jadi, bagaimana, Vio? Apa keputusanmu?” tanya Hannah saat dia mendekati.

“Aku tak punya pilihan lain, Ma. Aku bersedia ikut Wandha ke kantor polisi. Mama tolong bujuk Denzel untuk menuruti keputusanku ini. Aku tidak ingin melibatkannya,” ucap Vionka terdengar sangat mengkhawatirkan keadaan Denzel.

“Denzel, kamu sudah dengar sendiri, kan, keinginan Vionka?” cetus Hannah. “Berarti kamu tidak dibutuhkan lagi di sini. Sebaiknya kamu segera pergi saja dari sini sesuai keinginan istrimu. Atau, kalau kamu ingin pergi selama-lamanya dari keluargaku, itu lebih baik. Pergi sana!” ujar Hannah kemudian, mencoba memancing Denzel agar dia bersikeras menolong Vionka.

“Tidak, Ma, aku tetap pada keputusanku. Aku tidak mungkin hanya berpangku tangan saja melihat Vionka digelandang ke kantor polisi. Diakui atau tidak sebagai menantu oleh Mama, aku tetap suami sah Vionka. Dan sebagai suami aku lebih punya hak membuat keputusan dari pada Mama soal masalah ini. Mama paham kan maksudku?” 

Mulut Hannah membulat mendengar Denzel mengucapkan kata-kata yang menohoknya ini. Seketika dia terdiam sambil mengatur napasnya yang tertahan.

“Oh..., jadi kamu ingin menunjukkan rasa tanggung jawabmu sebagai kepala keluarga. Begitu ya?” ujar Hannah. “Sebenarnya aku sependapat dengamu dalam hal ini, bahwa suami itu punya kewajiban untuk menjaga keselamatan istrinya. Tapi, tindakanmu kali ini sangat berisiko! Jika ternyata kamu gagal melakukannya, justru kamu akan memperberat masalah istrimu! Klien pasti akan semakin marah dan menuntut ancaman yang lebih berat! Apa kamu tega itu terjadi pada istrimu, Denzel?!” tegasnya demi mewujudkan rencana Stefano.

“Tidak perlu khawatir, Ma. Aku tidak akan gagal. Percayalah. Kali ini percayalah padaku,” jelas Denzel dengan nada meyakinkan.

“Tapi kalau kamu gagal… bagaimana?” pancing Hannah lagi.

“Kalau aku gagal, aku siap pasang badan, Ma... Biar aku saja yang menggantikan Vionka dipenjara!” jelas Denzel, yang disambut Hannah dengan sesungging senyum.

“Nah, kamu dengar sendiri kan ucapan suamimu barusan, Vio... Jadi, biarkanlah dia mencoba mengobati klienmu ini. Anggap saja ini balas budinya selama setahun dia tinggal di rumah kita...” ujar Hannah, mencoba meyakinkan Vionka. 

Vionka menggeleng-gelengkan kepala. Dengan wajah sedih dia menatap ke arah Denzel, berharap suaminya itu mengurungkan niatnya. 

Hannah terus menasihati Vionka dengan dalih Denzel sedang menjalankan tanggung jawabnya sebagai suami. 

“Helooo..., kok lama banget diskusinya? Jadinya bagaimana ini?  Mau mengobati wajahku atau masuk penjara?” tanya Wandha dengan kesal karena sejak tadi merasa diabaikan oleh Denzel dan Vionka.

“Sudah pasti jadi dong, Nona. Percayalah. Aku bisa diandalkan,” jelas Denzel dengan tenang, tanpa beban sedikit pun.

Para staf MCA kembali menertawakannya.

“Memangnya kamu bisa apa? Jangan sembarangan kamu! Ini wajahku sudah rusak begini. Mau kamu bikin lebih rusak lagi? Kamu siapa memangnya? Ahli kecantikan? Dokter? Dari penampilanmu sih kamu kayaknya orang biasa. Mana mungkin aku percaya sama kamu!” sergah Wandha.

Denzel justru tersenyum. Sekilas dia menatap istrinya lalu kembali menatap Wandha.

“Begini saja. Kita bertaruh. Kalau aku bisa mengembalikan wajahmu jadi seperti semula, maafkan kesalahan istriku dan lupakan masalah ini. Beri aku kesempatan. Sekali saja. Dan kalau aku gagal…” tawar Denzel.

“Kalau kamu gagal? Apa memangnya yang bisa kamu pertaruhkan?”

“Lakukan apa pun yang kamu suka terhadapku. Jebloskan aku ke penjara. Siksa aku sepuas hatimu. Kalau perlu bunuh sekalian. Tapi, jangan libatkan istriku dan keluargaku,” jawab Denzel mantap.

Apa yang dikatakannya ini membuat istri dan ibu mertuanya tercengang...

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Suami Terhebat   Bab 42. Lelah yang Terbayar

    “Ada apa ini ribut-ribut?” tanya gubernur Aryha mengejutkan semua orang yang berada di dalam ruangan pasien itu. Terlebih dokter yang bernama Vincent itu, seketika ia terpegun melihat orang nomor satu di ibu kota berada di dalam ruangan itu. “Dokter ini tiba-tiba datang meremehkan pengobatan tradisional, katanya pengobatan sampah,” jelas Denzel sambil memandang sinis ke arah lelaki bertubuh jangkung itu. “Berani benar kamu bicara seperti itu, Dok! Tidak malu kamu dengan seragam yang kamu kenakan?” tegas gubernur memarahi. “I-iya, Pak Gubernur... saya... mengaku salah...,” ucap Dokter Vincent dengan terpaksa sambil tertunduk menatap lantai. Gubernur akhirnya memberi perintah agar Denzel yang merawat anak kecil itu hingga sembuh di kliniknya. Dokter Vincent tampak kecewa, lalu pergi meninggalkan ruang pasien. Tapi, ia memastikan akan membuat perhitungan pada Denzel dia karena sudah mempermalukannya di depan seorang gubernur. Tidak lama kemudian terdengar kembali sirine ambulans

  • Suami Terhebat   Bab 41. Pertengkaran di Ruang Pasien

    “Ayo rebahkan anakmu di situ!” perintah Denzel sambil menunjuk ke arah tempat tidur pasien. “Tolong yang lain semua keluar dari ruangan ini!” tambahnya mengusir semua orang tidak terkecuali Vionka. Kini di dalam ruangan itu tinggal Denzel, pasien, dan ayah dari anak itu. Denzel segera memeriksa pasiennya yang masih kejang-kejang, dengan mengecek bagian mulut dan lidahnya yang tampak membiru. Lalu, ia menyuruh lelaki itu membantunya mendudukan anaknya. Denzel memijit bagian punggung anak kecil itu sambil sesekali ditepuknya. “Uwekss...!” tiba-tiba anak kecil itu mengeluarkan muntah disertai buih berwarna kekuningan dari mulutnya. Sang ayah dengan sigap mengambil tisu lalu menyeka mulut anaknya itu. “Keracunan!” ucap Denzel menyimpulkan hasil pemeriksaannya. “Ya ampun, Nak...” gumam lelaki itu cemas sambil mengelus lengan putranya. “Kamu kasih makan apa sih anakmu ini?” tanya Denzel dengan nada marah pada lelaki di depannya. “Sepertinya tadi dia makan sisa lauk dan sayur sem

  • Suami Terhebat   Bab 40. Bertindak Nekat

    “Kenapa tidak boleh masuk ke ruang ini, Denzel?” tanya Nugraha yang sudah memegang gagang pintu.“E-ehh... sebenarnya ruangan ini...” ucap Denzel terbata merasa sukar untuk menjelaskan.“Ini ruangan steril, Pa, memang tidak boleh sembarang orang masuk, hanya untuk pasien yang memerlukan penanganan khusus saja. Betul begitu kan, Denzel?” Jelas Vionka memotong ucapan Denzel yang tampak susah untuk menjelaskan.“I-iya betul... ini memang kawasan pribadi yang tidak boleh dimasuki,” jawab Denzel untuk meyakinkan alasannya.Semua orang langsung percaya ucapan Denzel dan Vionka, mereka pun mengurungkan niat untuk masuk ke dalam ruang pasien di bagian belakang itu, lalu mereka kembali ke bagian depan klinik untuk melanjutkan duduk-duduk dan ngobrol santai sambil menunggu tamu undangan lain yang tak kunjung datang.“Mengapa tadi kamu ragu begitu pas menjelaskan ke Papa?” tanya Vionka dengan menatap penuh kecurigaan pada Denzel sejurus semua orang pergi.“Oh..., aku hanya bingung saja harus men

  • Suami Terhebat   Bab 39. Pasien Pertama

    Mengingat tadi saat mereka bertemu Tasya, ia sudah menunjukan kebaikannya pada Denzel, Vionka pun mengizinkan suaminya untuk bertemu Hilmawan. Denzel dan istrinya pun kembali ke toko perhiasan sambil bertanya-tanya dalam hati, apakah tujuan pengusaha kaya itu mengajaknya bertemu? Saat bertemu Hilmawan, barulah Denzel tahu bahwa Tasya sudah bercerita pada ayahnya mengenai keahlian Denzel saat di tempat judi batu di Paradise Club, hingga membuat pengusaha itu tertarik untuk mengajaknya bekerjasama. “Sebenarnya bisnis perhiasan sekarang sedang menurun, jadi aku memerlukan bantuan kamu untuk bekerjasama meningkatkan minat pelanggan toko perhiasan kami. Salah satunya dengan mengikuti sebuah pameran perhiasan terbesar yang tidak lama lagi akan diadakan. Di dalam pameran itu juga akan ada penilaian perhiasan terbaik oleh penyelenggara. Jika toko kita menang, maka aku berani membayarmu setengah M, atau bahkan lebih jika penjualan pada pameran itu bisa meraih keuntungan yang besar,” ungkap

  • Suami Terhebat   Bab 38. Ingkar Janji

    “Jaga ucapanmu, Sil! Rupanya sifat burukmu yang selalu merendahkan orang lain belum berubah juga ya?” ucap Vionka sambil menunjuk ke arah Sisilia.“Nggak apa-apa aku jahat, yang penting sekarang aku banyak uang, sedangkan akan melarat seumur hidup menikah dengan lelaki miskin seperti Denzel!” balas Sisilia.“Siapa bilang aku hidupku susah? Jangan sok tahu kamu!”“Tidak perlu ditanya, dari pakaian kalian saja aku sudah bisa tahu standar hidup kalian, terutama pakaian Denzel yang seperti pengemis. Jadi, tidak perlu berlaga kaya, mana mungkin kamu bisa membeli perhiasan yang ada di sini. Atau kalian salah masuk ya, tidak tahu kalau perhiasan di sini semuanya mahal?”Denzel segera menenangkan Vionka agar tidak melayani ucapan Sisilia, “Tidak ada gunanya, hanya buang-buang energi saja,” beritahu Denzel sambil mengajak istrinya menjauh dari wanita itu.Denzel lantas langsung memberitahu petugas toko agar mengeluarkan giok patung dewa dari dalam etalase karena ia ingin membelinya. Sisilia

  • Suami Terhebat   Bab 37. Mengenang Zaman Sekolah

    Hannah memberitahu Vionka perihal klinik pemberian gubernur yang akan dikelola oleh Denzel. Ia juga mengemukakan rencana Denzel untuk mendirikan sebuah toko kecantikan persis di seberang klinik tersebut supaya mereka bisa selalu berdekatan, pergi dan pulang bekerja bersama-sama. Tetapi Vionka tidak terlalu tertarik dengan rencana suaminya itu. Ia masih berharap bisa bekerja di MAC Cosmetics. Selain itu, ia curiga kalau di balik rencana suaminya itu ada niat untuk mengawasinya terus menerus. “Serius yang kamu katakan pada Mama tadi itu?” tanya Vionka saat ia dan Denzel sudah berada di kamar.Denzel tersenyum.“Jadi, benar, ya?”“Iya, Sayang... kalau tempat kerjamu dekat, sewaktu-waktu kalau kamu membutuhkan bantuan aku bisa langsung menyeberang saja. Demikian juga sebaliknya kalau kamu misalnya kangen ingin bertemu aku, sewaktu-waktu kamu bisa datang ke klinik aku,” ungkap Denzel sambil merangkul istrinya yang duduk bersamanya di tepi ranjang.Vionka menepis rangkulan Denzel dengan h

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status