Home / Romansa / Suamiku Anak Mommy / Di banding-bandingkan

Share

Di banding-bandingkan

Author: Wilia
last update Last Updated: 2023-08-07 13:47:10

Setelah seharian di rumah sakit. Akhirnya nyonya Amber mendesak untuk pulang, padahal Melvin dan tuan Harrison masih belum memperbolehkannya karna menurut dokter Farhat, dia harus di rawat inap di rumah sakit.

Tapi, lagi-lagi nyonya Amber memaksa. Viona yang selalu setia menemani Melvin berulang kali membujuk ibu mertuanya agar tetap di rumah sakit tapi wanita itu bersikeras.

"Mom! Kau masih belum sehat. Lebih baik jangan pulang dulu!"

"Nak! Aku baik-baik saja. Bahkan, tubuhku terasa sakit jika selalu di rumah sakit," Jawab nyonya Amber menahan kebencian berusaha memakai topeng ibu mertua yang baik di hadapan Viona dan Melvin.

Padahal, tuan Harrison tahu jika istrinya tak suka dengan Viona tapi, ntah apa rencana wanita ini?!

Melvin yang melihat keras kepala mommynya segera memandang dokter Farhat yang langsung mengerti.

"Nyonya bisa pulang sekarang!"

"Nah, aku sudah bilang bukan?! Aku baik-baik aja," Timpal nyonya Amber tapi Melvin tampak tak puas.

"Mom! Aku mohon mengertilah!"

"Tuan! Jika nyonya lebih nyaman di kediamannya maka bawalah dia pulang. Tapi, kalian harus selalu memantaunya," Ujar dokter Farhat membuat Melvin diam sejenak menatap Viona yang juga memandangnya.

Sebenarnya, Melvin sudah berjanji pada Viona jika mereka akan bulan madu di luar tapi jika begini, mana mungkin bisa?!

"Kalian harus terus ada di sampingnya. Apalagi dia bisa kambuh kapan saja, tuan!" Imbuh dokter Farhat tapi tuan Harrison tahu apa yang sekarang menganggu Melvin.

"Baiklah. Aku suaminya, akan ku pantau dia!"

"Bukan hanya kau saja, tuan! Putra kalian, dan keluarga besar juga harus selalu waspada akan kesehatan nyonya!" Jawab dokter Farhat membuat tuan Harrison membisu menatap nyonya Amber yang mulai pura-pura lemah memegangi dadanya.

"Aku baik-baik saja. Putraku baru saja menikah dan biarkan mereka menghabiskan waktu bersama. Aku ingin segera menimang cucu," Kelakarnya tapi itu sebuah kepalsuan.

Viona yang mengira ini memang belas kasih mertuanya juga segan untuk beraktifitas jauh apalagi Melvin tak akan bisa tenang nanti.

"Mom! Kami akan mengurus-mu. Lagi pula sekarang Melvin sangat mengkhawatirkan mu," Ucap Viona menggenggam lembut dan tulus punggung tangan nyonya Amber yang tersenyum hangat dan penuh rasa bersalah.

"Maafkan mommy, nak! Mommy sudah merepotkan kalian!"

"Mom! Ini tak masalah. Aku akan menjagamu," Tulus Viona tersenyum manis. Melvin seketika mengusap kepala istrinya penuh kasih.

"Yang di katakan Vio benar, Mom! Sekarang kami harus mengutamakan mu."

Mendengar ucapan Melvin tentu saja ada banyak bunga yang sekarang bertabur di dada nyonya Amber. Akhirnya rencananya berhasil untuk mencegah Melvin dan Viona bulan madu ke luar negara ini.

"Lihat saja! Perlahan-lahan akan-ku pastikan kau mundur dalam pernikahan ini," Batin nyonya Amber licik tapi masih memasang topeng kebaikan itu.

Viona bangkit membantu para suster untuk berkemas dan merapikan barang-barang, sedangkan Melvin pergi menyiapkan mobil di Lobby walau para penjaga di kediaman juga ikut datang mengamankan media yang pasti hadir karna masih menguntit keluarga mereka.

Dokter Farhat saling pandang dengan nyonya Amber yang berdiri di bantu Viona dan dua suster yang ada di belakangnya. Keduanya saling memberi isyarat dari pandangan mata pertanda rencana masih berlanjut.

"Tuan Harrison! Bisa ikut saya ke ruangan untuk mengambil hasil pemeriksaan nyonya?"

"Baiklah," Jawab tuan Harrison pergi dari ruangan ini.

Karena disini hanya ada Viona dan dua Suster itu, nyonya Amber mulai melancarkan serangan.

"Vio, sayang!"

"Iya, mom!" Jawab Viona memeggangi pundak nyonya Amber.

"Sudah berapa lama kau mengenal putraku? Nak!"

"Tak begitu lama, mom! Tapi, aku yakin Melvin pria yang baik dan bertanggung jawab," Ujar Viona tanpa beban.

Nyonya Amber mengambil nafas dalam. Sepertinya akan sulit meruntuhkan kepercayaan Viona pada Melvin dan begitu juga sebaliknya.

"Yah, dia memang anak yang sangat baik dan bertanggung jawab. Aku sangat lega saat dia memilih untuk menikah karna Melvin-ku sempat terpuruk bahkan nyaris tak lagi bersemangat."

"Terpuruk?" Tanya Viona bingung. Ia mengiring pelan nyonya Amber keluar dari ruang rawat seraya berpikir soal ucapan wanita ini tadi.

"Kau tahu-kan?! Melvin sebelum menikahimu dia punya seorang kekasih."

"Tahu, mom! Namanya Hellen-kan?" Tanya Viona masih belum ngeh.

"Yah, dia wanita yang sangat cantik, cerdas dan berpendidikan tinggi! Melvin begitu mencintainya saat itu."

Tiba-tiba saja hati Viona mulai tak nyaman. Ingatan itu lepas pada malam pernikahannya kemaren dimana, beberapa tamu dan teman-teman Melvin membandingkannya dengan wanita bernama Hellen.

Sungguh, rasanya begitu sakit tapi Viona tetap memilih tersenyum karna Hellen adalah masa lalu Melvin, pikir Viona begitu.

Tapi, siapa sangka ibu mertuanya juga memuji-muji wanita itu tepat di depan wajah dan telinganya.

"Keduanya saling mencintai. Melvin sering menceritakan Hellen saat pulang ke kediaman. Setiap dia menyebut nama kekasihnya maka, aku melihat cinta yang begitu besar dimata-nya. Mereka itu..."

Nyonya Amber seketika menghentikan ucapannya saat melihat wajah Viona mulai berubah. Ada luka yang besar di sembunyikan oleh pemilik mata sendu ini.

"M..maaf, nak! Aku terlalu bersemangat sampai lupa sekarang Melvin sudah punya istri. Maafkan aku!"

Viona hanya tersenyum saja. Ia tetap melangkah ke depan walau dua Suster yang ada di belakangnya saling pandang.

Adakah seorang istri yang akan tahan mendengar kisah cinta suaminya dengan wanita lain?!

Mereka justru merasa kasihan pada Viona yang terlihat tetap tegar padahal sungguh miris batinnya sekarang.

"Maafkan mommy, nak! Hellen memang terlalu sempurna sampai mommy melupakan menantu sendiri."

"Mom! Apa dada mu masih sakit?" Tanya Viona berusaha mengalihkan topik.

Nyonya Amber tahu itu dan batinnya tersenyum penuh kemenangan.

"Jantungku memang seperti ini. Biasanya, setiap berkunjung ke kediaman Hellen selalu membawakan obat tradisional di negaranya untukku. Tapi,...ya sudahlah."

Viona-pun diam. Ia akhirnya hanya mendengar cerita nyonya Amber yang sering kali membuat hati Viona tergores tapi, mau tak mau ia harus mendengarkan kekaguman wanita ini pada Hellen sampai di lantai bawah.

Saat tiba di depan rumah sakit, ada banyak media yang berderet menyambut mereka. Para penjaga juga berjejer mengamankan agar tertib.

"Nyonya! Nyonya Harrison, kenapa kau masuk rumah sakit?"

"Sepertinya keadaanmu tak cukup baik, nyonya!"

Serbu mereka merapat dan tak khayal main dorong-dorongan. Para penjaga juga kewalahan menangani hal ini sampai Melvin datang bersama tuan Harrison yang segera menengahi.

"Mohon kalian tertib!" Tegas Melvin menjaga mommynya tetap aman. Viona yang tadi terdesak segera melepaskan peggangannya ke bahu nyonya Amber yang sudah di jaga Melvin.

Tapi, ntah memang sengaja atau bagaimana. Orang-orang yang tadi berkerumun di dekat Viona mendorong kuat gadis itu sampai jatuh dan Melvin tak menyadarinya.

"Nona!" Cemas dua Suster di belakang tadi membantu Viona yang berusaha berdiri tapi kakinya di injak-injak oleh para media yang sepertinya di suruh oleh seseorang.

"K..kakiku!" Desis Viona berusaha menghindar. Dua Suster itu menarik Viona ke belakang hingga berhasil lolos dari kerumunan di sekitar nyonya Amber.

"Nona! Kau baik-baik saja?" Tanya dua Suster itu cemas melihat betis Viona lebam biru begitu juga mata kakinya.

Apalagi, tadi Viona memakai heels yang memang tak begitu tinggi tapi jika jatuh pasti akan terkilir.

"Nona! Sepertinya salah satu kakimu terkilir!"

"Kami akan bantu membawa ke dalam."

Viona hanya diam. Matanya mulai berkaca-kaca memandang ke depan dimana Melvin dan keluarganya berfoto bersama dan yang paling menyedihkan, pria itu tak tahu jika Viona tak ada di sampingnya.

"Apa kau sebenarnya butuh aku atau tidak?!" Batin Viona terluka tapi segera ia usap air matanya yang menetes agar tak di lihat orang lain.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Anak Mommy   Ternyata benar

    Tangan Viona gemetar memeggang test pack yang menampilkan dua garis merah. Viona bukanlah orang awam sampai tak tahu maksud dari tampilan benda itu sampai matanya mulai berkaca-kaca. "Kau sudah selesai?" Suara dokter Niko di depan pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Bibir Viona bergetar hingga isak tangisnya luruh di depan kaca wastafel. Dokter Niko yang mendengar itu dari luar bergegas membuka pintu. "Viona!" Menghampiri wanita itu. Kedua tangannya memeggang bahu Viona yang bergetar sampai pupil matanya melihat dua garis test pack di tangan Viona. "A..aku..aku hamil.." Lirih Viona bergetar menatap dengan air mata wajah tenang dokter Niko. Sakit saat mendengar kabar jika wanita yang ia cintai hamil anak orang lain. Tetapi, di samping itu dokter Niko bahagia. "Yah. Kau hamil. Lalu, kenapa menangis, hm?" Mengusap pipi cubby menggemaskan Viona yang menggeleng tak tahu harus bagaimana. Antara senang dan s

  • Suamiku Anak Mommy   H..hamil?

    Viona sudah di bawa ke apartemen miliknya oleh dokter Niko. Sesampainya di sana Viona berbaring sedangkan kopernya sudah dibawa ke walkcloset oleh dokter Niko yang menata pakaian Viona di lemari karena wanita itu sedang istirahat. "Apa kepalamu masih pusing?" Tanya dokter Niko dari ruang ganti. Viona tak menjawab. Dokter Niko buru-buru menyelesaikan pekerjaannya lalu keluar. Tapi, Viona tak ada di atas ranjang dan suara muntah seseorang di kamar mandi menyita perhatian dokter Niko. "Viona!" "Hoeekmm!!" Muntah di wastafel dengan keadaan lemah.Dokter Niko segera menopang bahu Viona yang ingin tumbang hingga tubuh wanita itu bersandar padanya. Wajah Viona pucat dengan perut bergejolak dan kembali memuntahkan isi perutnya walau hanya lendir putih yang keluar. "Hoeekmm..p..pergilah. A..aku muntah," Lirih Viona berusaha mendorong bahu kokoh dokter Niko yang tak bergerak sama sekali. Tak ada rasa jijik atau muak karena perasaan cemas lebih mendominasi. "Keluarkan saja. Aku akan memij

  • Suamiku Anak Mommy   Punya kepribadian ganda

    Sudah satu minggu lamanya Melvin mendampingi nyonya Amber di kediaman Harrison. Wanita paruh baya itu tak bisa keluar dari kamarnya dan hanya berbaring di atas ranjang dengan selang infus melekat. "Mom! Apa sudah baikan?" Tanya Melvin duduk di samping ranjang seraya menyuapi nyonya Amber bubur. "Kau pasti sangat repot ya, nak?" Mulai berkaca-kaca dengan wajah pucat dibuat-buat. "Mom! Bukan seperti itu. Aku ingin mommy sehat seperti semula," Ucap Melvin menggenggam tangan nyonya Amber penuh kasih sayang. Yah, Melvin memang sangat dekat dengan nyonya Amber di banding dengan adiknya yang sampai sekarang tak pernah memberi kabar apapun. "Seandainya Vero sama sepertimu, mommy pasti akan sangat bahagia." "Vero masih kuliah di luar negeri. Dia akan pulang sebentar lagi, mom! Jangan khawatir," Jelas Melvin mengusap lembut punggung tangan wanita itu. Nyonya Amber mengangguk. Sebenarnya ia jiga berharap seperti itu tapi Vero tak pernah mau pulang sama sekali. "Mom! Istirahatlah. Aku akan

  • Suamiku Anak Mommy   Membunuhnya

    Cahaya mentari di atas sana dengan lantang mengusik sepasang manusia yang masih asik berpelukan. Viona membuka matanya perlahan terbuka dan mengernyit karena tubuhnya terasa lumayan pegal.Namun, Viona terkejut saat dada bidang dokter Niko langsung terpampang jelas di wajahnya. Benar-benar seksi dan kekar sampai wajah Viona memerah namun ia dengan cepat sadar menarik diri dari dekapan dokter Niko yang terusik akan pergerakan Viona. "Kau sudah bangun?" Serak khas bangun tidur dokter Niko mengusap wajahnya. Viona sedikit menjauh. Tampilan dokter Niko terlihat lebih tampan dengan rambut acak-acakan dan kacamata masih bertengger rapi. "Maaf. Semalam kau demam dan kedinginan. Aku tak bermaksud untuk.." "Aku tahu. Terimakasih," Sela Viona percaya pada dokter Niko karena sekarang ia memakai kemeja pantai pria itu jadi tak ada yang terbuka atau berantakan. Dokter Niko duduk. Ia lega Viona tak berburuk sangka padanya. "Jik

  • Suamiku Anak Mommy   Sangat menyiksa

    Langit sudah berubah gelap tak berujung. Taburan bintang dan rembulan abu di atas sana bersinar dan cukup memberi penerangan bagi sepasang manusia yang sedang menikmati santapan seafood di panggang di atas bara api unggun. Sampai sekarang belum ada tanda-tanda kedatangan team penyelamat sampai keduanya pasrah dan fokus mengisi perut. "Hati-hati. Masih panas," Ucap dokter Niko meniup-niup udang yang di tusuk dengan ranting kecil sudah matang lalu memberikannya pada Viona. "Kau juga makan. Jangan asik meniupkan makananku saja!" "Iya," Jawab dokter Niko mengambil kerang yang sudah matang dengan dedaunan basah sebagai alasnya. Dokter Niko makan tapi matanya menatap dalam dan hangat Viona yang sedang menikmati udang bakarnya. Vions makan dengan lahap walau bisa di katakan semua rasa yang ada memang begitu alami dan segar. "Kau seperti orang yang tak makan satu bulan," Kelakar dokter Niko seraya mengunyah daging kerangnya. Viona malu tapi ia tak bisa menghentikan mulutnya untuk mengu

  • Suamiku Anak Mommy   Aku harus pergi

    Langit sudah mau berubah gelap. Bayang-bayang mentari akan terbenam di ufuk barat terlihat sangat indah di pandang. Nuansa jingga pekat yang sebentar lagi akan menghitam membentang di seluruh langit pulau. Sudah lama Viona dan Niko menunggu dengan duduk di tengah-tengah tulisan yang mereka buat tadi. Wajah keduanya terlihat lelah bahkan Viona bersandar ke bahu dokter Niko yang dengan senang hati membiarkan hal itu. "Ini sudah lama. Kenapa tak ada satu-pun orang mencari kita?" Gumam Viona memandangi mentari terbenam yang mengobati rasa bosannya. "Mungkin pulau ini memang terpencil. Mereka kesusahan mencari kita." Grrr.. Suara perut Viona berbunyi hingga membuat wajah cantiknya bersemu malu. Dokter Niko tersenyum gemas kala Viona menunduk seraya memeggangi perutnya yang sudah membuat kegaduhan. "Lapar?" "I..iya," Gumam Viona mengangguk malu-malu. Dokter Niko mengusap lembut kepala Viona lalu mengedarkan pandangan ke area laut dan pesisir pulau. "Tunggu disini. Aku akan coba men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status