Share

#3. Rencana Baru

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2023-07-08 21:53:48

Setelah sang ibu pergi, Jackson menghela napas panjang.

Belum surut masalah anaknya, sekarang sang Ibu datang membuat masalah juga.

Kapan ia akan mendapatkan kedamaian hidup kalau seperti ini terus?

Harusnya Jackson yang menggelarkan pernikahan untuk sang anak, tapi malah ia yang didesak nikah. Sungguh ironis.

Pria itu memijat pelipisnya. Ia sangat pusing menghadapi keadaan ini.

Secepatnya, Jackson harus mencari solusi bagaimana mempertemukan sang ibu dengan siapapun yang bisa menjadi “kekasihnya”.

Ia pun lantas memaksa dirinya untuk untuk mengerjakan berkas-berkas yang bertumpuk di atas mejanya sebelum melaksanakan rencana besar itu.

Di sisi lain, Lyra sedang terduduk lemas.

Bukannya ingin menyerah, tapi ia sudah kehilangan akal dalam mencari uang 2 Miliar.

Bahkan, ponsel iPhone pemberian Daniel sudah dijualnya, tapi tidak menambah jumlah uang yang signifikan.

Oleh sebab itu, Lyra memutuskan untuk segera mencari tempat tinggal yang murah dan memilih makan-makanan hemat ke depannya. Kalau perlu, Lyra hanya akan makan sekali dalam sehari.

Tanpa disadari, seminggu pun berlalu dengan cepat.

Karena keputusannya itu, berat badan Lyra turun drastis.

Vita bahkan sampai khawatir padanya yang mulai tirus dan memiliki mata panda.

Alhasil, teman Lyra itu membawakan bekal setiap mereka sama-sama ke kampus agar Lyra makan lebih.

"Apa lo tinggal di rumah gue aja, Lyra? Bokap sama Nyokap gue pasti ngijinin, kok. Lu jangan khawatir, mereka baik," ajak Vita ketika keduanya duduk di kantin.

"Gak apa-apa, Vit. Gue udah banyak ngerepotin lo. Gue bisa kok dengan apa yang ada sekarang, tinggal nambah kerja aja kayaknya."

Lyra mencoba tersenyum–menenangkan temannya.

Hanya saja, Vita justru tampak kesal dan hampir menangis. "Ra, stop! Lo udah kurang tidur, masa lo mau nambah kerjaan? Lo mau cepet mati?!" omelnya.

Bagaimana tidak, Vita tahu jelas bahwa Lyra sudah melakukan 4 pekerjaan dalam sehari. Ia menjadi pelayan restoran di pagi hari sebelum kelas, lalu menjadi pelayan restoran setelahnya. Di malam hari, ia freelance sebagai admin online shop dan editing naskah di penerbit.

Belum lagi, Lyra juga sedang mengerjakan skripsi. Waktu tidur temannya itu hanya 3 jam. Kalau ditambah lagi, kapan ia tidur?

"Ra, sekarang lo jujur sama gue. Lo tinggal di mana?" tanya Vita menggenggam tangan sahabatnya itu.

Lyra menghela napas. "Kalau tahu, lo janji jangan ngomel."

"Ck!” decak temannya malas, “Gimana gue gak ngomel? Lo tau gue benci ngeliat lo yang semakin hari kayak orang penyakitan gini!"

Ia bahkan menangis, hingga membuat seisi kantin menoleh ke arah mereka berdua.

Lyra sontak menggenggam tangan Vita–berusaha menahan tangis. "Vit, gue gak bisa cerita karena lo bakal khawatir sama gue. Tapi, lo tau kan prinsip gue? Selama gue masih kuat, gue akan lakuin yang terbaik."

"Prinsip?! Lo masih ngomongin prinsip dalam keadaan gini? Lo mikir gak sih kalau itu bisa ngebunuh lo?!"

Lyra terdiam. Ia tak berani menghentikan Vita yang tampak emosi. Jika temannya itu kesusahan, pasti Lyra juga akan melakukan hal yang sama.

Perempuan itu pun menarik napas panjang, sebelum akhirnya berkata, "Maafin gue belum bisa cerita. Tapi, gue bakal cerita kalau waktunya udah tepat, oke?"

Lyra tersenyum lembut.

Melihat temannya yang tak berubah pikiran, Vita hanya bisa meredam emosinya. "Jangan lama-lama, atau gue lacak sendiri di mana tempat tinggal, lo!"

Lyra sontak tertawa kecil di tengah tangisnya, "Lo tahu kan gue kerja di mana.”

Tanpa keduanya sadari, adegan itu ditonton oleh sekelompok orang, termasuk Daniel dan Tiara.

Beberapa bahkan menertawakan adegan haru-biru antara Vita dan Lyra barusan.

Daniel sendiri hanya diam melihat itu.

Meski sekeras apapun hatinya, tak bisa ia pungkiri bahwa Lyra adalah cinta pertamanya. Ia terpaksa menjadikan perempuan itu sebagai kambing hitam karena ia tahu ayahnya akan menghukumnya dengan berat bila ketahuan menggunakan narkoba karena salah pergaulan.

Tak hanya dirinya, tapi pacar barunya dan teman-temannya akan ikut terseret karena merekalah yang mengenalkan Daniel barang haram tersebut.

"Lihat, tuh! Lyra bener-bener kacau setelah putus dari lo, Niel! Gue denger-denger dia ditagih kampus lagi karena belum bayar skripsi," ujar teman Daniel mendadak.

"Iya, gue juga denger kalau dia bisa ikut skripsi karena dia masuk lewat jalur Bokap lo. Jadi, mereka gak gangguin Lyra," ungkap temannya yang lain, “Karena lo putus dan lo gak kasih sponsor lagi, mereka jadi mulai nagih lagi biaya skripsi ke dia.”

Daniel terdiam dan mencoba tidak peduli.

Hanya saja, ada rasa sakit di dalam hatinya mendengar itu.

Sungguh ia tak tahu bila kasusnya akan membuat Lyra benar-benar kesulitan.

"Ck! Gue gak peduli!" kesal Daniel pada akhirnya. Ia lalu bangkit dan pergi dari sana.

Teman-temannya sontak bingung dengan reaksinya.

Dengan cepat, mereka mengikutinya.

"Cowok lo beneran gak peduli sama Lyra, kan?"

Mendengar itu, Tiara terdiam. Hanya saja, ia khawatir kalau Daniel masih memiliki rasa iba pada gadis malang itu. Padahal, sulit sekali baginya mendapatkan Daniel yang menjadi most wanted di kampus elit itu.

Ia harus mempertahankan Daniel, ia tak boleh membiarkan Daniel CLBK (cinta lama bersemi kembali) dengan gadis kampungan itu. Tak perduli dengan cara apapun, ia harus bisa menahan Daniel seutuhnya untuk dirinya sendiri.

•••

“Lyra, ada yang datang dan pengen ketemu.”

Lyra yang baru saja habis salat sontak bingung kala mendengar ucapan Manajer cafe tempatnya bekerja.

Siapa yang menemuinya di siang bolong?

‘Apa mungkin Vita?’ pikirnya.

Lyra pun keluar dan melihat ke arah meja pengunjung. Namun, ia terkejut begitu melihat sosok Jackson yang duduk sambil menatap ke pantri pelayan dan kasir.

"Dia?" bingung Lyra. Ia lalu menoleh ke arah Manajer yang dibalas dengan anggukan.

"Benar. Dia minta izin juga buat bawa lo, bahkan dia kasih uang ganti rugi biar gaji lo gak dipotong. Lo baik-baik saja, ‘kan?" ucap sang Manajer tampak khawatir.

Lyra menarik napas panjang sebelum tersenyum. "Gapapa, Kak. Aku pamit dulu, ya."

Sang Manajer mengangguk.

Setelahnya, Lyra gegas mengambil barang-barangnya sebelum pergi.

Tak lama, Lyra tiba di mansion yang ia tahu tempat tinggal Jackson dan Daniel.

Gadis itu pun duduk berhadapan dengan sosok ayah mantannya di sofa ruang tamu.

Keadaan menjadi canggung ketika Jackson terus menatap Lyra dari ujung kaki sampai ujung hijabnya.

"Penampilanmu sekarang berubah 100%, ya, seperti para tersangka yang sok jadi korban."

Ucapan mendadak dari Jackson membuat tangan Lyra mengepal. "Maaf, tapi bukankah ini belum sebulan. Kenapa Anda tiba-tiba meminta saya bertemu?" tanyanya berusaha tenang.

Jackson tersenyum. "Saya berubah pikiran, terlalu lama kalau saya kasih waktu kamu sebulan."

“Maksud Anda?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
darimana kamu akan mendapatkan uang 2 milyar kecuali menjual dirimu,lyra. sebelumnya aja kamu bergantung hidup dari belas kasihan mantan pacarmu.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Suamiku, Ayah Mantanku   #190. Extra Part 3 - TAMAT

    "Mohon maaf, tapi Nyonya Besar Davidson sudah tiada pada jam 7.32 WIB." Seluruh keluarga besar Davidson langsung menangis tak karuan, apalagi Jackson yang merupakan orang tersayangnya. Nenek Davidson adalah penghubung keluarga setelah kepergian Kakek Davidson, tetapi ia sudah pergi juga, lalu siapa yang akan menghubungkan mereka kali ini. Lyra memeluk suaminya yang terus mengguncang tubuh Nenek Davidson yang tak bernyawa, ia tak sanggup kehilangannya. Sampai Daniel turun tangan menarik ayahnya agar tidak berskap seperti itu. "Stop, Pah! Kasian Uyut, Papa bakal bikin Uyut sedih!" "Nek!" Jackson lemas sampai seperti ingin pingsan, tetapi ia masih bisa berdiri dan memeluk istrinya yang juga menangis melihatnya sehancur itu. "Maafin aku Sayang, aku selemah ini." "Sssstt, diam," balas Lyra malah membuat Jackson tambah menangis kencang. Keluarga Davidson menatap Jackson yang paling terpukul, membuat Renata juga mendekatinya dan memeluknya. "Sabar, Nak." ••• Pasca

  • Suamiku, Ayah Mantanku   #189. Extra Part 2

    "Maafkan saya, Pak! Tolong beri saya kesempatan untuk memperbaikinya...." tangis karyawan yang kemarin menghina Lyra. Manajer yang menyampaikan surat pemecatan itu pun menghela napas, ia tak habis pikir dengan karyawan itu yang bisa-bisanya menyenggol istri kesayangan pemilik restoran. "Saya bukan Bosnya, Re. Jadi silahkan kamu jadiin ini pengalaman di tempat barumu. Kebetulan Bu Lyra kasih link kerjaan baru buat kamu tadi." "Serius, Pak?" tanya karyawan itu. "Iya, ini usaha baru, tapi kalo kamu tekun semua akan jadi lebih baik." "Terima kasih, Pak!" Karyawan itu pun berterima kasih pada sang Manager, tapi Manager itu berkata lagi di depan semua karyawan restoran itu. "Mungkin ini udah jadi rahasia publik kalau istrinya Pak Jackson gak cantik-cantik amat, tapi masalah bucin yang bucin banget malah Pak Jackson ke istrinya. Sebenarnya masalah ini udah selesai, tapi Pak Jackson yang tau perkara ini entah dari mana langsung kasih surat pemecatan ini. Saya harap, kalau kalian pingi

  • Suamiku, Ayah Mantanku   #188. Extra Part 1

    "Papa, Dedenya lucu... hihi!" ujar Adel pada Ayahnya saat Jackson menggendong cucunya pertamanya itu. "Iya Sayang, dulu kamu juga lucu, sekarang juga masih lucu." "Aku lucu, Papa?" tanya Adel lagi. Gadis kecil itu berusia 2,5 tahun tapi sudah pintar seperti Kakaknya. Ia juga memiliki fisik seperti Jackson, padahal Jackson ingin memiliki gadis kecil yang mirip seperti ibunya. Saking cintanya ia pada istrinya sampai-sampai ia sempat ngambek karena anak-anaknya menuruni fisiknya semua. "Iya dong, Sayang," jawab Jackson. Tak lama Lyra datang membawa perlengkapan untuk bayi laki-laki itu mandi. Seperti dirinya, Jasmine juga takut memandikannya pada awal-awal melahirkan. Sekarang ia berperan sebagai ibu mertua, setidaknya ia memiliki pengalaman lebih awal dari Jasmine. "Adel seneng ya liat Dede Bayi?" tanya Lyra melihat anaknya yang antusias. Daren malah sedang bermain dengan Kakaknya--Daniel. Ini seperti Jackson sedang tukeran anak dengan Daniel. "Dede bayinya lucu Ma,

  • Suamiku, Ayah Mantanku   #187. Skip Time - End

    Dua tahun berlalu ketika Daniel menyelesaikan gelar DBA (Doctor of Business Administration), ia langsung melamar Jasmine pada ayahnya. Tentu prosesnya lancar sekali, apalagi Jackson juga sudah cocok dengan Jasmine. Semakin dewasa Daniel, semakin ia bisa melihat siapa orang yang layak ia nikahi. Maka Jackson menyetujuinya. Lyra, Jackson, Baby Dam dan keluarga besar akhirnya tinggal di rumah yang ada di Amerika selama proses pernikahan Daniel, yakni seminggu karena mereka harus membantu proses menuju pernikahan juga. Melihat bagaimana Daniel bisa menemukan sosok baik seperti Jasmine, membuat Lyra lega, akhirnya Daniel tidak dihantui oleh bayang-bayang masa lalu bersamanya. Kisah mereka memang unik dan langka, tapi begitulah adanya. Mereka bisa sama-sama berdamai dengan masa lalu, saling belajar dari pengalaman yang berharga. "Sah?!" "Sah!" "Alhamdulillah...." Mereka tentu melangsungkan pernikahan secara Islam karena Jasmine juga sudah mualaf setengah tahun yang lalu da

  • Suamiku, Ayah Mantanku   #186. Davidson Kemasan Sacet

    "Aku gak bisa janji kalau aku bisa tega mempertahankan anak itu kalau misal ada kejadian di mana janin itu membahayakan kamu. Aku takut kamu kenapa-napa," ujarnya memeluk istrinya lebih erat lagi. "Kita usahain yang terbaik," balas Lyra meyakinkan suaminya. Jackson pun tak menjawab, ia merasa lega karena akhirnya ia tau apa yang membuat istrinya sekhawatir itu pada sesuatu. Ia akan berhati-hati lain kali agar istrinya tidak overthinking karena ucapannya. Maka, keduanya terus merawat Baby Daren bersama. Menjadi CEO dan orang sibuk tidak serta merta membuat Jackson mengabaikan peran sebagai ayah. Ia sudah kapok dengan pengabaiannya pada Daniel yang membuatnya lepas kendali. Ia tak ingin anaknya menjadi salah satu di antara banyaknya anak fatherless di negeri ini. Ia ingin memberikan contoh pada semua pria di dunia ini utamanya pada seorang ayah, bahwa keluarga lebih berharga dari segalanya. _+_+_ Jackson dan Lyra menghadiri sebuah pesta ulang tahun dari salah satu konglomer

  • Suamiku, Ayah Mantanku   #185. Overthinking Mom

    Lyra langsung bad mood ketika Jackson menjawabnya dengan langsung seperti itu, bahkan tidak ada kata kiasan apa-apa langsung berkata 'Gak!'.Ia merasa kalau suaminya tidak mau memiliki anak lagi dengannya, karena mungkin Jackson sudah bosan dengannya dan berencana meninggalkannya. Lyra jadi overthinking sendiri tanpa berani mengungkapkan perasaannya pada sang suami. Ia jadi banyak melamun dan tidak fokus ketika bicara dengan suaminya. Jackson sebenarnya merasakan itu, tapi ia berasumsi mungkin Lyra butuh waktu untuk sendiri. Ia takut jika menanyakannya langsung, malah membuat Lyra stres. Ia paham kalau wanita pasca melahirkan akan mengalami yang namanya stres atau sampai pada Baby Blues yang sangat berbahaya.Ia berusaha memberikan perhatian-perhatian untuk sang istri, tetapi Lyra meresponnya dengan pasif. Hal itu tentu sangat mengganggunya juga, tapi apakah tindakannya tepat jika bertanya.Baby Daren juga tumbuh dengan baik, membuat Lyra merasa lega meski masih memiliki perasaan me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status