Home / Romansa / Suamiku Brondong / 07. Panggilan Khusus

Share

07. Panggilan Khusus

Author: Cean
last update Last Updated: 2021-05-01 00:56:52

Brukkk

Seketika Juven terjatuh, tinju dari Yudha sungguh keras.

"Bersikaplah sopan pada wanita, Bung!" 

"Kurang ajar! Siapa kamu, hah? Berani ikut campur urusanku?"  Juven mendengus kasar.

"Aku adalah calon suaminya! Kuingatkan sekali lagi, jangan berurusan dengan Shofi kalau tidak mau sengsara!" ancam Yudha. Shofi dan Ella terbelalak mendengar kata-kata Yudha.

"Beraninya kamu!"

"Kak, sudah Kak, ayo kita pergi!" Ella membawa Juven pergi dari area parkir masuk ke salah satu gazebo, sebelum melangkah ia masih menatap Yudha untuk sesaat. Dia masih memuja dan mengharapkan lelaki macho itu.

"Kamu, gak apa-apakan?" 

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja"

Yudha menarik tangan Shofi berjalan ke mobilnya. Yudha mulai membawa mobil dengan kecepatan sedang, suasana hening Yudha maupun Shofi tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Tidak lama kemudian mobil Yudha sampai di depan rumah kontrakan Shofi. Yudha turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk Shofi, mereka berdua masuk ke rumah.

"Assalamualaikum." Shofi memberi salam.

"Waalaikum salam," jawab, Nek Anum, "ehhh, ada Nak Yudha.'

"Iya, Nek. Nenek sehatkah? Ini Yudha belikan nasi bebek bakar."

"Wah, jadi repotin, Nak Yudha."

"Tidak apa -apa, Nek," ujar Yudha dengan senyum manis.

"Baiklah, Yudha pamit dulu ya, Nek."

"Hati-hati di jalan, Nak."

"Aamiin." Yudha lalu mencium punggung tangan Nenek Anum. Shofi mengantar Yudha sampai di halaman rumah.

"Sini!"

"A-apa?" tanya Shofi bingung, alisnya menyatu.

"Sini! Buruan!"

"Nggak, ahhh! Nanti dilihat tetangga ...."

"Sini, handphonemu! Kamu kira aku mau apa, hah? Ngeres nih pikirannya."

"Auhh ... sakit!" Wajah Shofi memerah dan ia memegang kepalanya yang kena jitak Yudha. Malu pasti, sudah menuduh Yudha secara tidak langsung. Yudha memasukkan nomor teleponnya ke dalam handphone Shofi.

"Ini, kubalikin. Nanti, kuhubungin setelah tiba di rumah." 

Shofi mengambil gawainya dan merekapun berpisah. Shofi lalu masuk ke dalam rumah menemui Neneknya.

"Sudah pulang, Yudha, Shof?" tanya Nek Anum.

"Sudah, Nek! Shofi menyiapkan makan Neneknya.

"Jalan kemana saja tadi sama Yudha?" 

"Ke Mall Aston lalu makan Nek, oh iya Nek, tadi Shofi ketemu sama Ella dan Juven saat mau pulang!" Shofi mengadu pada Neneknya.

"Pasti mereka bikin masalah lagi padamu, kan?"

"Kok, Nenek tahu? Wah ... hebat nih Nenek."

"Yah, tahulah, Shofi. Nenekmu ini telah melewati kehidupan yang penuh dengan asam garam."

"Shofi, Nenek lihat Yudha itu anak yang baik dan apa Dia sedang mendekatimu?"

"Entahlah, Nek. Shofi tidak tahu." Wajah Shofi pias.

"Nenek rasa kalian cocok."

"Tapi, Nek ...."

"Cinta itu anugrah terindah dari Tuhan, ia datang begitu saja tanpa diminta." 

"Tapi, Nek ... Shofi tidak yakin. Usiaku dan Yudha terpaut jauh,  Seketika wajah Shofi jadi murung.

"Cinta tidak pandang usia Shofi, jangan jadikan itu sebagai alasan. Biarpun Yudha lebih muda darimu, tapi Nenek bisa lihat cintanya tulus padamu dan lebih dewasa."

Shofi tertegun sejenak mendengar kata-kata Nek Anum, pikirannya menerawang pada kejadian yang baru di alaminya. Ia dapat merasakan kesungguhan Yudha. Akan tetapi, ia tidak pernah meminta seorang jodoh yang lebih muda darinya. Bisa saja Yudha hanya mempermainkannya, itulah yang membuat Shofi takut.

Malam semakin larut Shofi bersiap untuk tidur. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur usang, badannya terasa ngilu dan pegal.

Ping!

Sebuah nada terdengar dari gawainya tanda ada pesan singkat masuk. Shofi beranjak malas mengambil alat pipih itu di nakas. Lalu ia geser tombol warna hijau, sebuah pesan masuk atas nama Yudha. 

[Hai, wanitaku, met bobok syantik ya, Sayang] diakhiri emoji kiss.

"Ihhh ... amit-amit," ujar Shofi  bergidik membacanya.

Shofi kembali ke layar utam, ia mengklik gambar profil nomor telepon Yudha, terpampang jelas sebuah photo laki-laki macho, rupawan, dengan tubuh atletis sedang duduk di atas Moge mewah. Bohong, kalau Shofi tidak mengakui ketampanan Yudha, Shofi tidak membalas pesan itu, ia anggap lalu.

Dreet .... Dreet .... Dreet .... Dreet ....

"Huh! Siapa sih ? Nganggu tidurku saja, ahhh!" Shofi melihat itu panggilan dari Yudha, lalu ia pun mengabaikannya. Namun, Yudha masih saja menelpon membuat Shofi semakin kesal.

"Hello ... ada apa sih, aku mau tidur, tahu?" tanya Shofi kesal jam tidurnya terganggu.

"Siapa suruh gak balas pesanku? Inilah akibatnya."

"Met, bobok!"

"Yang lembut kenapa?"

"Uwuhhh ... met bobok Tuan Yudha yang ganteng," ucap Shofi dengan suara dipaksakan.

"Nah, gitu dong, cantik. Cup muuahh!"

Seketika mata Shofi membulat dan kesal. 

"Bye," ucap Shofi, lalu mematikan sambungan teleponnya. Memulai merajut mimpinya.

***

Sebuah panggilan bernada khusus bergema dari gawai Yudha di pagi hari yang cerah. Ia yang sedang rebahan di atas kasur bergegas meraih alat pipih itu. Terpampang sebuah nama, CINTA PERTAMA.

Seketika hati Yudha berdetak kencang, rasa hangat menjalar di seluruh tubuh. Rindu yang ia tahan selama ini akan terbalas kali ini. Segera Yudha menjawab panggilan itu.

"Hallo ... Sayangku!" Suara lembut di seberang menyapa Yudha.

Bersambung ....

Hai gaes, ketemu sama Cean lagi nih .... Wow, cinta pertama Yudha menghubunginya, lalu apakah Yudha akan berpaling dari Shofi ? Ikuti bab berikutnya gaes😍😘

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Brondong   23. Not Bad

    Shofi membelalakkan matanya mendengar pertanyaan Bu Hani. Kenapa juga nih orang tua bisanya tanya seperti itu?"Tidak ada kok, Bu," jawab Shofi tergagap. Semakin membuat Bu Hani tertawa geli melihat perempuan bersurai panjang itu gelisah.Suasana kantin kampus semakin ramai, tampak semua mahasiswa heboh mempersiapkan diri mereka agar tampak lebih memikat.Di kelompok satuMahasiswi A; "Aku mau pakai gaun warna biru."Mahasiswi B; "Kalau aku mau ke salon untuk merias wajah dan rambutku."Mahasiswi C; "Oh, aku mau ke spa luluran dulu biar kinclong seluruh badan.Mahasiswi D; "Aku sih suka riasan yang nutural, ada loh salon langganan nyokapku bagus."Mahasiswi F; "Wah, aku juga suka riasan yang soft, mau dong alamatnya."Sementara di kelompok lain para pria.Mahasiswa A; "Gak sabar pingin lihat siapa gadis paling cantik malam itu."Mahasiswa B; "Gue bisa cuci mata, nih!"Mahasiswa C; "Awas mata lu

  • Suamiku Brondong   22. I Love You

    Shofi takut bercampur bingung melihat Yudha dengan tatapan matanya yang tajam dan dingin mendekatinya. "Ahhhh ... Lepaskan, Yudha!" Shofi menjerit takut dan amat terkejut.Bagaimana tidak, Yudha tanpa satu katapun tiba-tiba menggendong Shofi yang masih duduk di pinggir kolam lalu menceburkannya begitu saja kedalam kolam renang yang sudah terisi penuh dengan air.Seketika Shofi tenggelam hingga beberapa detik dan belum naik ke permukaan. Kini, giliran Yudha menjadi kawatir dia pun menyusul Shofi, takut terjadi sesuatu yang fatal dan Yudha merutuki atas kecerobohannya yang telah menceburkan pujaannya ke dalam kolam. Yudha bergegas masuk ke dasar kolam menghampiri sang pujaan hati lalu menariknya naik ke permukaan air. "Shof! Shofi!" Yudha memanggil.Namun, Shofi tetap diam, terlihat wanita itu seperti terkulai lemas bahkan tidak sadarkan diri, semakin menambah kepanikan Yudha. Yudha menaikkan Shofi di pinggir kolam, yang kali ini te

  • Suamiku Brondong   21. Sengaja

    Sebuah kolam renang berukuran 3x5 meter terpampang di depan Shofi. Bagaimana tidak terbelalak mata Shofi memandangnya, kolam itu tampak di penuhi lumut serta dedaunan kering begitu kotor karena pemiliknya jarang di rumah dan entah berapa lama tidak digunakan."Ini kolam sudah berapa lama tidak di gunakan, Bos?" tanya Shofi tersenyum sinis, aslinya dalam hati tiada henti merutuki lelaki bertubuh atletis itu.'Apaan? Tadi menyatakan cinta padaku, masakkan bubur enak, ehhh ... sekarang mau aku jadi encok apa? Hiks ... ini pasti Yudha sengaja ngerjain aku. Oh malangnya nasibmu Shofi.' Shofi bergumam pelan nyaris tidak terdengar tapi telinga Yudha sangat tajam, dia bisa dengar kata-kata wanitanya itu. Yudha menahan tawanya." Ehmmm ... Shofi, ja ....""Apa ....?" jawabnya lemes tanpa menoleh ke arah suara, mata indahnya masih menatap kolam itu semakin tak berdaya."Udah ... jangan melamun, ayo dikerjakan," perintah Yudha.Shofi masih

  • Suamiku Brondong   20. So sweet

    Teriak histeris saat Nek Anum tiba di lokasi kejadian. Semua tim Sar serta para penyelamat handal telah dikerahkan, pencarian selama satu minggu pun tidak membuahkan hasil."Pak, tolong dilanjutkan pencariannya," mohon Nek Anum kepada ketua tim Sar."Pencarian telah selesai, Bu. Mohon maaf," ujar ketua tim sar berlalu meninggalkan Nek Anum.Sejak itulah Kakek Wilson menghilang tidak pernah kembali. Namun, Nek Anum yakin Kakek masih hidup. Bila benar telah wafat tentu ada jasadnya, ini jasat kakek tidak ditemukan. Nek Anum memutuskan untuk tetap menunggu Kakek Wilson hingga akhir hayatnya. "Shofi, terimalah Yudha, Nenek yakin dia adalah calon imammu," ucapan dari Nek Anum ini sangat berarti bagi Shofi untuk menambah keyakinannya terhadap Yudha.***Kicau burung terdengar merdu di pagi hari yang begitu cerah terutama di hari Minggu, Yudha telah datang untuk menjemput Shofi."Assalamualaikum, pagi, Nenek," sapa pemuda mach

  • Suamiku Brondong   19.Hari khusus

    Mobil mewah yang disetir Yudha berhenti di gerbang sebuah rumah mewah bergaya mini malis. Seorang sekuriti tampak bergegas membukakan pintu yang terbuat dari besi kokoh itu. "Selamat siang, Den!" Pak sekuriti memberikan salam sembari menganggukkan kepalanya. "Siang juga, Pak Budi," sahut Yudha saat kaca mobil dia turunkan. Mobil mewah itu langsung masuk menuju ke area parkir yang telah disiapkan. Lalu dia dan Shofi keluar dan masuk ke rumah megah itu. Yudha menekan tombol yang berisikan kode akses buka pintu rumahnya.KLIK!Pintu utama itu pun terbuka lebar, Yudha melangkah masuk diikuti Shofi dari belakang. Mata indah perempuan berkulit putih itu menyapu seluruh ruangan.Sepi!Hening!Namun, rumah itu terkesan rapi dan bersih. Tepat sekali, Yudha memang anak yang pembersih dan perapi. Entah siapa yang telah membersihkan rumahnya? Pikiran Shofi menerawang jauh. Apakah Yudha memakai jasa pembersih online? Entahlah, ia juga pe

  • Suamiku Brondong   18. Pikiran berkelana

    Cuaca mendung di pagi itu mengantar kepergian Cinta. Wanita keturunan Thionghua itu bersiap-siap untuk masuk ke pesawat. Sebelum ia masuk, Cinta memeluk putra kesayangannya yang tampak sendu.Tentu saja, Cinta baru tiba di tanah air beberapa waktu lalu. Dan kini Yudha harus melepaskan wanita cinta pertamanya untuk kembali lagi ke London. Kedatangan Cinta di tanah air selain ingin memastikan keselamatan putra kesayangannya, ia memperbaharui penandatanganan kontrak kerja sama salah satu perusahaan besar."Jaga dirimu ya, Pangeranku!" kecup hangat mendarat di kedua pipi Yudha."Baik, Cintaku!" Yudha balas mencium kening ibu kandungnya dan punggung tangannya penuh takzim."Titip Yudha, ya, Shofi. Tolong jagakan dia untukku." pinta Cinta pada perempuan cantik itu."Baik, Bu. Insya Allah!" Cinta memeluk Shofi lalu Shofi mencium tangannya.Setelah menyaksikan Cinta masuk ke pesawat. Yudha dan Shofi pun berbalik arah berjalan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status