Share

Babak Belur

“Mas Burhan belum pulang,” jawabku mencoba setenang mungkin meski hati deg-degan karena takut. Mereka terlihat sangar dan menunjukkan sikap tidak bersahabat.

“Halah, cuma jualan pentol doang udah banyak gaya, berani main judi sampai utang menumpuk!” kata salah seorang dari mereka yang berbadan agak gemuk.

Aku khawatir Mas Burhan dulu pinjam ke rentenir, dan mereka yang ada di hadapanku sekarang ini adalah para algojo suruhan rentenir itu. Bisa jadi seperti itu, kan?

“Maaf, suami saya punya utang bekas apa ya? Dan sama siapa dia berutang? Setahu saya, suami saya tidak punya utang pada siapa pun,” kataku.

“Bekas judi! Dulu suamimu doyan judi, ketika kalah taruhan dia minjam kami untuk modal berjudi lagi. Dan jelas suamimu tidak akan jujur padamu, orang seperti dia pandai berbohong dan menipu!” Salah seorang diantara mereka maju selangkah mendekat ke arahku, dan aku pun mundur selangkah. Dia mengatakan hal yang sama dengan Risma, bahwa Mas Burhan suka berbohong dan menipu, sehingga terl
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status