Bab 37
"Cheryl," kata Dilan melihat wajah orang yang ditabraknya itu.Elsa tersenyum samar dia tidak tahu siapa yang disebut oleh Dilan itu tetapi yang jelas rencananya sudah berhasil."Kamu nggak apa-apa?""Aww, kakiku."Elsa pura-pura meringis kesakitan walaupun sebenarnya dia masih bisa menahannya.Sementara Dilan buru-buru memeriksa kaki Elsa."Sepertinya kaki kamu terkilir mungkin akibat kamu tadi terjatuh, Ayo aku papah kamu ke dalam mobil kita pergi ke rumah sakit untuk memastikan bagaimana keadaan kamu." Dilan menatap Elsa dengan tatapan mata cemas."Tapi aku nggak bisa jalan.""Aku bantu ayo."Dilan merangkul pundak Elsa untuk memapah wanita itu menuju ke mobil. Namun, ketika mereka berjalan beberapa langkah tiba-tiba Elsa berhenti."Ada apa?""Bagaimana dengan motorku apa tidak hilang nanti kalau ada di situ?" ElsaBab 37 "Ada apa Bu?" tanya pembantu Renata saat melihat perubahan raut wajah Renata."Ini Bi masa ada orang kirim video ginian di akun whatsapp aku."Renata menunjukkan video mesum 21+ yang di kirimkan oleh kontak yang tidak dia kenali."Lagian ini orang kok usil banget ya Bu sampai mengirimkan video seperti itu apa tujuannya coba?""Ya itu bi kenapa aku juga nggak ngerti kok bisa-bisanya dia ngirimkan video seperti itu pada saya kenal aja nggak biasanya orang ini cuman ngacak nomor aja sih Bi.""Oh begitu ya terus tujuannya itu apa ya?" Bibi pembantu Renata itu tampak sedang berpikir."Entah ini juga sudah aku hapus nanti kalau ketauan Mas Dilan bisa bayar dikira aku ini nanti biasa menonton video gini ya padahal aku juga nggak hobi nontonnya.""Oh ya Bu saya itu tadi eh kemarin waktu ke pasar Saya melihat orang itu mirip banget sama Tuan Ervan dia itu bicara sama seseorang Bu yang wa
Bab 38Renata membantu suaminya yang sedang mengemasi barang-barang masuk ke dalam tas ada beberapa barang yang belum sempat dimasukkan oleh Rena. "Kalau kamu sibuk nggak apa-apa aku bisa urus sendiri kok itu tadi sepertinya anak kita sedang menangis.""Nggak papa kok mas dia itu cuman tadi haus aja tapi udah diurusin sama baby sister kok, lagian aku juga gak enak masak kamu pergi ke luar kota aku nggak bisa ikut terus mengamasi barang juga aku nggak bantu."Dilan tersenyum mendengar ucapan dari Renata."Nggak apa-apa kok aku itu paham kalau kamu memang sekarang sedang repot apalagi kan kita punya anak bayi jadi kamu fokuskan saja mengurus anak kita mengenai aku aku bisa mengurus diri aku sendiri kok dan aku juga maklum Kalau kamu udah nggak bisa seperti dulu lagi.""Iya mas tapi aku merasa nggak enak saja sepertinya aku seperti telah lupa dengan kewajiban aku sendiri sebagai seorang istri.""Jangan begitu aku tetap bangga kok punya istri seperti kamu kamu itu istri paling baik sedun
Bab 39"Aku sudah dapat informasinya," kata Ervan kepada Elsa.Mereka seperti biasa bertemu di sebuah kafe untuk menyusun rencana mereka. "Oh ya terus bagaimana?""Dilan akan pergi ke luar kota dalam jangka beberapa waktu dia akan menaiki pesawat *** dengan jam penerbangan di siang hari dia duduk di bangku nomor 28 dan aku sudah memesankan tiket untuk kamu di bangku dengan urutan yang memungkinkan kalian untuk duduk berdua jadi gunakan waktu itu dengan baik agar kalian bisa lebih akrab."Elsa menerima tiket yang diberikan oleh Ervan."Hebat sekali kamu sudah seperti detektif handal." Elsa tersenyum pada Ervan."Ya begitulah demi membalas dendam atas kematian keluargaku demi membalas kekejaman wanita tak ada akhlak seperti Renata aku bisa jadi apa aja.""Lalu apa saja yang harus aku lakukan untuk mendekati Dilan kamu tahu aku sudah lupa semuanya maksudku aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan agar aku bisa dekat dengannya.""Nanti jika dia tanya kamu bilang saja kalau kamu sedang p
Bab 40 "Saudara tiri?" tanya Ervan yang sebenarnya kurang percaya dengan cerita lelaki yang sekilas wajahnya mirip Renata."Iya. Jadi kami ini satu ayah tapi ayahku tak pernah memperlakukan aku sebagai anaknya bahkan sampai akhir hayatnya ibuku dan aku hanyalah dijadikan bayangan. Aku tak pernah mendapat kasih sayang dari papaku sendiri dan itu semua karena," lelaki itu menarik napas dan mengepal telapak tangannya," itu semua karena Renata dan mamanya karena mama Rena adalah istri Syah dan ibuku hanya istri siri sehingga kami mendapatkan perlakuan yang tak adil dari mereka." Ada kilat amarah di tatapan mata lelaki itu."bahkan ketika ibuku kesakitan butuhkan biaya Mereka pun tidak peduli mereka menganggap lemah ibuku kan itu semua karena siapa karena Renata dan ibunya itulah kenapa aku sangat mencintai Natal Aku ingin menghancurkan Renata dan aku juga ingin merebut apa yang seharusnya menjadi hak Aku sama-sama anaknya dermawan kita tidak ada bedanya jadi seharusnya aku juga mendapatk
Bab41Dilan baru saja turun dari taxi, biasanya Renata akan menjemput di bandara tiap kali dia pulang dari luar kota tapi entah kenapa sekarang dia gak menjemput."Sayang aku pulang,"teriak Dilan sambil menarik kopernya saat memasuki rumah biasanya saat dia pulang maka istrinya akan menyongsong dan memeluk dirinya lalu mengatakan bahwa dia rindu akan kehadirannya. Namun, kali ini beda Renata tidak juga datang untuk menyambut dirinya padahal Dilan sudah berteriak memanggil."Ke mana dia biasanya dia selalu datang untuk menyambutku,"gumam Dilan sambil matanya mencari-cari di mana istrinya berada. "Sayang ini aku pulang!"Dilan kembali berteriak berharap istrinya akan muncul. Lelaki itu berjalan memasuki ruangan hingga akhirnya dia bertemu dengan asisten rumah tangga yang sedang sibuk bekerja."Loh Bapak sudah pulang?"tanya wanita setengah baya yang sudah lama bekerja dengannya itu. "Iya itu Ibu ke mana ya Bi kok dia nggak ada?""Ibu tadi keluar Pak nggak tahu ke mana tadi dia dapat t
Pesan Siaran Yang Membuat suamiku M*ti Kutu#Sadap Wa Suami[Siapa tadi yang bilang gue tua?! Siapa yang bilang gue ATM berjalan?!] Balasku tanpa ragu pada percakapan mereka.Pasti sekarang Firman juga sedang bingung kenapa mas Ervan tiba tiba mengirim pesan seperti itu padanya[Van, Wa lo di sadap ya, gue gak ikut ikut ah, bye!] Balas Mas Firman setelahnya. Mungkin dia sadar wa Mas Ervan sedang ku sadap.Aku pun tak mengira Mas Ervan yang lembut dan begitu perhatian padaku itu tega menjelekanku di belakang.*****[Kamu gak bosan Van tiap hari meluk nenek nenek, yakin kamu betah]Mataku membulat membaca chat dari Firman sahabat Mas Ervan suamiku. Mereka pasti tak mengira aku membaca percakapan ini.Dan memang aku lebih tua dari Mas Ervan, selisih usia kami 4 tahun.[Haha bisa wae kamu Man] jawab Mas Ervan santai di ikuti imot tertawa.[Ya aku heran gitu lo kamu kok mau sama dia, kamu itu kan paling ganteng di antara kita, mantan kamu cantik cantik, kok ya mau kamu sama Rena, udahlah
Pov Ervan"Sial, bre**"k," umpatku sambil memukul mukul tanganku.Rahangku mengeras, emosi kurasakan meledak ledak di dadaku, kepalaku bahkan sudah panas saat ini.Aku tak percaya Rena bisa lakukan ini padaku, dia selama ini selalu tunduk dan patuh padaku, tapi kenapa sekarang kenapa dia berani?**"**Flasback"Rani, saya mau keluar dulu, kalau ada apa apa bilang saja pada Pak Dion,saya ada urusan," pesanku pada Rani sekretaris kantorku.Aku ada janji mau menemani Elisa shoping hari ini.Elisa gadis 20 tahuh yang aku kenal lewat facebook beberapa bulan yang lalu,dengan modal sedikit merayu dengan kata kata manis gadis itu bertekuk lutut di hadapanku.Siapa tak kenal Ervan Aldino, mantan mahasiswa tertampan di uversitas **** yang mampu menundukkan banyak wanita wanita sexsi dan cantik."Baik Pak," jawab Rani. Bahkan aku juga pernah memacari Rani dulu pas awal awal jadi sekretarisku."Maap Pak,"kata Rani yang membuatku berhenti melangkah.Ku balikan badanku dan bertanya," ada apa?"tany
[Dicari! Istri pengganti yang muda, cantik sexy dan bisa menghasilkan banyak uang. Siap menjadi Atm berjalan dan siap menghidupi suami berserta selingkuhannya. Jika berminat silahkan hubungi nomer ini : 081321321321]Jariku bersiap mengirim pesan siaran kesemua nomer kontak Mas Ervan.Aku menyeringai membayangkan malunya bang Ervan nanti,namun belum sempat aku mengirim pesan siaran itu, tiba tiba layar ponsel menjadi gelap dan keluarlah logo merk dari ponsel yang ku pegang."Astaga, kenapa gak nanti aja sich,s**l," umpatku.Ingin rasanya ku lempar ponsel di tanganku ini demi menghilangkan rasa donngkol di hati."Ih..kenapa mati sekarang sih," kataku memukul bantal yang ku pegang dan melemparnya ke lantai.Sungguh kesal rasanya hati ini tak jadi mempermalukan lelaki sa**h itu."Ok, tapi tak mengapa karena aku yakin dia sedang kelimpungan saat ini, sebab ATMnya hanya tersisa saldo 200 ribu rupiah, pasti wanita j***g yang jadi selingkuhanya itu sedang mengamuk saat ini," Aku tersenyum s