[Dicari! Istri pengganti yang muda, cantik sexy dan bisa menghasilkan banyak uang. Siap menjadi Atm berjalan dan siap menghidupi suami berserta selingkuhannya. Jika berminat silahkan hubungi nomer ini : 081321321321]
Jariku bersiap mengirim pesan siaran kesemua nomer kontak Mas Ervan.Aku menyeringai membayangkan malunya bang Ervan nanti,namun belum sempat aku mengirim pesan siaran itu, tiba tiba layar ponsel menjadi gelap dan keluarlah logo merk dari ponsel yang ku pegang."Astaga, kenapa gak nanti aja sich,s**l," umpatku.Ingin rasanya ku lempar ponsel di tanganku ini demi menghilangkan rasa donngkol di hati."Ih..kenapa mati sekarang sih," kataku memukul bantal yang ku pegang dan melemparnya ke lantai.Sungguh kesal rasanya hati ini tak jadi mempermalukan lelaki sa**h itu."Ok, tapi tak mengapa karena aku yakin dia sedang kelimpungan saat ini, sebab ATMnya hanya tersisa saldo 200 ribu rupiah, pasti wanita j***g yang jadi selingkuhanya itu sedang mengamuk saat ini," Aku tersenyum senang membayangkannya.****FlasbackSetelah aku mempraktekkan semua teknik menyadap dari Ceril aku mulai mengecek kontak suamiku, tak ada yang mencurigakan.Semua kontak yang tersimpan adalah nama lelaki, hanya beberapa nama wanita.Aku akan tunjukkan pada Ceril kalau dugaannya selama ini salah agar dia tak lagi menjelek jelekkan Mas Ervan lagi atau memang kata kata Mas Ervan itu benar kalau sesungguhnya Ceril menaruh hati padanya.***Drt, drtPonselku berputar putar di atas nakas, ku lirik sebentar dengan bola mataku baru kemudian mengambilnya.[Lo sudah sadap whatsap Ervan] chat dari Ceril.[Sudah] jawabku.[Gimana?][Gimana apanya?] aku balik bertanya.[Ya Tuhan Ceril, lo kapan sih gak lola]Ku kernyitkan alisku membaca chat dari Ceril.[Apaan sih][Jadi gimana,lo dapat buktinya][Bukti apaan, bukti hutang?][Sumpah gue pingin c**k lo] jawab Ceril.[Ya emang gak ada apa apa]jawabku cuwek. Terkadang dalam hal rumah tangga kita jangan mudah percaya sama orang lain, sekalipun itu sahabat dekat kita sendiri.[Yakin?]Sumpah sekarang aku yang jengkel dengan ulah si Ceril.[Yakin Ril, kontaknya tu cowok semua, hanya ada beberapa cewek dan aku kenal semua][Yakin, memang lo sudah cek][Ya iya kali guwe suruh cek kontak segitu banyaknya][Sumpah kalau ada tempat memperluas otak, guwe bawa lo kesana,biar pikiran lo luas, gak berkutat bisnis sama bucin melulu]Ku kernyitkan alisku membaca chat dari Ceril dia pikir otak guwe apaan mau di perluas.[Lelaki sekarang tu pintar, memang di kontak namanya cowok tapi aslinya dia gak berjakun dan bedaknya tebal][Banci]jawabku cuwek.[Coba lo cek nomor yang sering chat sama Ervan lalu lo lihat apa isi chatnya,zaman sekarang otak manusia juga pada canggih, kontak bisa aja tukang gas, tukang galon tapi aslinya janda tetangga]Aku membekap mulutku menahan tawa.[Ok, my dear][Cek siapa yang sering dia kontek]Selesai membalas chat Ceril entah kenapa ada dorongan kuat untuk kembali mengecek chat Mas Ervan.Kali ini aku lebih teliti, ku cek daftar telepon dan aku menemukan sebuah kontak yang di beri nama" Pak Erik,"Aku kembali mengotak ngatik whatsap Mas Ervan untuk mencari kontak yang tertimbun dengan chat chat lainya.****Aku membuka satu satu chat itu sebelum menemukan kontak orang yang bernama "Pak Heri " itu.Kebanyakan chat hanya seputar bisnis, sampailah aku pada target yang akan aku incar tadi.Mataku terbelalak, dadaku berdegub kencang,napasku mendadak turun naik tak betaruran membaca chat Mas Ervan dan Heri.[Demi kamu apapun aku rela sayang] chat mas Ervan.Dengan jantung yang semakin berdetak hingga seperti mau lompat aku scrool ke atas..[Sayang besok jadi ya kita shoping] chat Heri di iringi imot love yang bejibun.Rasanya aku mau pingsan, dadaku sesak dan sakit, ingin rasanya ku ce**k lelaki yang tidur di sampingku ini.[Makasih hadiahnya sayang]Chat Heri yang entah aslinya siapa itu di ikuti gambar kalung berlian yang harganya pasti fantastis."Awas kamu Mas,"gumamku. " Aku harus buat sesuatu,"Awalnya aku berpikir untuk mengambil semua ATMnya tapi tidak, cara itu kurang halus.Mendadak aku punya ide brillian.Ku lirik ponsel Mas Ervan yag ada di atas nakas lalu perlahan kusingkirkan tananya yang memelukku.Jantungku seperti mau lompat saat Mas Ervan menggerakkan badanya.Aku megelus dadaku saat Mas Ervan hanya membalikkan tubuhya membelakangiku.Sambil terus memperhatikan dan memastikan Mas Ervan tetap tidur pulas ku gerakkan tangan mengambil ponsel."Sayang..kamu ngapain?"Deg, jantungku hampir lompat saat mendengar suara Mas Ervan.Ku perhatikan dia, laku ke elus dadaku saat melihat Mas Ervan masih tidur dengan pulas bahkan bantalnya juga sedikit basah."Jorok," gumamku.Ku ambil tangannya perlahan ku arahkan ibu jarinya agar menyentuh layar ponsel.Segera ku buka aplikasi MBanking dan menstranfer semua uang mas Ervan ke rekeningku.Ttf no rek*** from no rek **** Rp*** sukses.Aku tersenyum senang,segera ku delete pesan itu.Aku beralih ke ponselku,membuka aplikasi MBanking dan segera ku ganti nomor pinku.Besok pagi aku akan bersikap biasa saja, biar saja nanti dia malu ketika j**g itu sudah belanja dan ATM semua tak berfungsi.Kartu kreditpun sudah aku bekukan, siap siap besok kamu gadaikan muka kamu di depan selingkuhan kamu Mas!****Kriet,Suara derit pintu yang di buka dari luar.Aku bayangkan Mas Ervan akan mengamuk tapi aku lihat mukanya datar eh bukan memelas."Sayang, kok kamu ambil uanngku?"kata Mas Ervan lembut seperti biasanya sambil memijat kakiku. Cih ingin rasanya ku depak dia atau ku jorokkan ke lantai, lelaki tak tau diri."Uang, memang kamu punya uang?"kataku ketus." Kamu lupa,uang itu dari mana,dari perusahaanku kan?" Kutatap nyalang mas Ervan."Sayang aku..,"kata Mas Ervan tak meneruskan ucapannya."Sudahlah Mas, aku ini kan nenek nenek,gak modis, gak sexsi, ATM berjalan kamu,"Ku lihat muka Mas Ervan berubah pias bibirnya bergetar dan tak berani memandangku."Kenapa nunduk?" Kataku dengan menaikan satu oktap suaraku. Tiba tib ada yang menyentap nyentap di dadaku saat ingat chatnya dengan Firman tadi."Sayang,aku..," lagi Mas Ervan menunduk lesu saat aku menatap tajam ke arahnya."Apa?"Bentakku dengan suara yang kuat menggema di seluruh ruangan kamar. Rasanya dada ini mau meledak."Cukup sudah Mas, aku minta cerai, silahkan kamu cari wanita yang cantik,modis seperti inginmu tapi ingat kamu ke sini gak bawa apapun selain baju yang melekat di badanmu dan kamupun harus keluar dalam keadaan yang sama,kamu gak berhak sedikitpun atas semua barang yang ada di sini," kataku lantang. Tak ada air mata ataupun isak tangis seperti sinetron ikan terbang, air mataku terlalu mahal.Aku lihat wajah Mas Ervan sudah pucat bagai mayat tubuhnya sedikit bergetar dan luruh ke lantai.Ada air yang menggenang di sudut matanya.'Cih jika kamu pikir aku akan luluh dengan air mata buayamu itu, kamu salah Mas, aku tak selemah seperti yang kamu bayangkan,'Tap love dan komen ya kakakBab41Dilan baru saja turun dari taxi, biasanya Renata akan menjemput di bandara tiap kali dia pulang dari luar kota tapi entah kenapa sekarang dia gak menjemput."Sayang aku pulang,"teriak Dilan sambil menarik kopernya saat memasuki rumah biasanya saat dia pulang maka istrinya akan menyongsong dan memeluk dirinya lalu mengatakan bahwa dia rindu akan kehadirannya. Namun, kali ini beda Renata tidak juga datang untuk menyambut dirinya padahal Dilan sudah berteriak memanggil."Ke mana dia biasanya dia selalu datang untuk menyambutku,"gumam Dilan sambil matanya mencari-cari di mana istrinya berada. "Sayang ini aku pulang!"Dilan kembali berteriak berharap istrinya akan muncul. Lelaki itu berjalan memasuki ruangan hingga akhirnya dia bertemu dengan asisten rumah tangga yang sedang sibuk bekerja."Loh Bapak sudah pulang?"tanya wanita setengah baya yang sudah lama bekerja dengannya itu. "Iya itu Ibu ke mana ya Bi kok dia nggak ada?""Ibu tadi keluar Pak nggak tahu ke mana tadi dia dapat t
Bab 40 "Saudara tiri?" tanya Ervan yang sebenarnya kurang percaya dengan cerita lelaki yang sekilas wajahnya mirip Renata."Iya. Jadi kami ini satu ayah tapi ayahku tak pernah memperlakukan aku sebagai anaknya bahkan sampai akhir hayatnya ibuku dan aku hanyalah dijadikan bayangan. Aku tak pernah mendapat kasih sayang dari papaku sendiri dan itu semua karena," lelaki itu menarik napas dan mengepal telapak tangannya," itu semua karena Renata dan mamanya karena mama Rena adalah istri Syah dan ibuku hanya istri siri sehingga kami mendapatkan perlakuan yang tak adil dari mereka." Ada kilat amarah di tatapan mata lelaki itu."bahkan ketika ibuku kesakitan butuhkan biaya Mereka pun tidak peduli mereka menganggap lemah ibuku kan itu semua karena siapa karena Renata dan ibunya itulah kenapa aku sangat mencintai Natal Aku ingin menghancurkan Renata dan aku juga ingin merebut apa yang seharusnya menjadi hak Aku sama-sama anaknya dermawan kita tidak ada bedanya jadi seharusnya aku juga mendapatk
Bab 39"Aku sudah dapat informasinya," kata Ervan kepada Elsa.Mereka seperti biasa bertemu di sebuah kafe untuk menyusun rencana mereka. "Oh ya terus bagaimana?""Dilan akan pergi ke luar kota dalam jangka beberapa waktu dia akan menaiki pesawat *** dengan jam penerbangan di siang hari dia duduk di bangku nomor 28 dan aku sudah memesankan tiket untuk kamu di bangku dengan urutan yang memungkinkan kalian untuk duduk berdua jadi gunakan waktu itu dengan baik agar kalian bisa lebih akrab."Elsa menerima tiket yang diberikan oleh Ervan."Hebat sekali kamu sudah seperti detektif handal." Elsa tersenyum pada Ervan."Ya begitulah demi membalas dendam atas kematian keluargaku demi membalas kekejaman wanita tak ada akhlak seperti Renata aku bisa jadi apa aja.""Lalu apa saja yang harus aku lakukan untuk mendekati Dilan kamu tahu aku sudah lupa semuanya maksudku aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan agar aku bisa dekat dengannya.""Nanti jika dia tanya kamu bilang saja kalau kamu sedang p
Bab 38Renata membantu suaminya yang sedang mengemasi barang-barang masuk ke dalam tas ada beberapa barang yang belum sempat dimasukkan oleh Rena. "Kalau kamu sibuk nggak apa-apa aku bisa urus sendiri kok itu tadi sepertinya anak kita sedang menangis.""Nggak papa kok mas dia itu cuman tadi haus aja tapi udah diurusin sama baby sister kok, lagian aku juga gak enak masak kamu pergi ke luar kota aku nggak bisa ikut terus mengamasi barang juga aku nggak bantu."Dilan tersenyum mendengar ucapan dari Renata."Nggak apa-apa kok aku itu paham kalau kamu memang sekarang sedang repot apalagi kan kita punya anak bayi jadi kamu fokuskan saja mengurus anak kita mengenai aku aku bisa mengurus diri aku sendiri kok dan aku juga maklum Kalau kamu udah nggak bisa seperti dulu lagi.""Iya mas tapi aku merasa nggak enak saja sepertinya aku seperti telah lupa dengan kewajiban aku sendiri sebagai seorang istri.""Jangan begitu aku tetap bangga kok punya istri seperti kamu kamu itu istri paling baik sedun
Bab 37 "Ada apa Bu?" tanya pembantu Renata saat melihat perubahan raut wajah Renata."Ini Bi masa ada orang kirim video ginian di akun whatsapp aku."Renata menunjukkan video mesum 21+ yang di kirimkan oleh kontak yang tidak dia kenali."Lagian ini orang kok usil banget ya Bu sampai mengirimkan video seperti itu apa tujuannya coba?""Ya itu bi kenapa aku juga nggak ngerti kok bisa-bisanya dia ngirimkan video seperti itu pada saya kenal aja nggak biasanya orang ini cuman ngacak nomor aja sih Bi.""Oh begitu ya terus tujuannya itu apa ya?" Bibi pembantu Renata itu tampak sedang berpikir."Entah ini juga sudah aku hapus nanti kalau ketauan Mas Dilan bisa bayar dikira aku ini nanti biasa menonton video gini ya padahal aku juga nggak hobi nontonnya.""Oh ya Bu saya itu tadi eh kemarin waktu ke pasar Saya melihat orang itu mirip banget sama Tuan Ervan dia itu bicara sama seseorang Bu yang wa
Bab 37"Cheryl," kata Dilan melihat wajah orang yang ditabraknya itu.Elsa tersenyum samar dia tidak tahu siapa yang disebut oleh Dilan itu tetapi yang jelas rencananya sudah berhasil. "Kamu nggak apa-apa?""Aww, kakiku."Elsa pura-pura meringis kesakitan walaupun sebenarnya dia masih bisa menahannya.Sementara Dilan buru-buru memeriksa kaki Elsa."Sepertinya kaki kamu terkilir mungkin akibat kamu tadi terjatuh, Ayo aku papah kamu ke dalam mobil kita pergi ke rumah sakit untuk memastikan bagaimana keadaan kamu." Dilan menatap Elsa dengan tatapan mata cemas. "Tapi aku nggak bisa jalan.""Aku bantu ayo."Dilan merangkul pundak Elsa untuk memapah wanita itu menuju ke mobil. Namun, ketika mereka berjalan beberapa langkah tiba-tiba Elsa berhenti."Ada apa?""Bagaimana dengan motorku apa tidak hilang nanti kalau ada di situ?" Elsa