Share

Bab 3

Author: Esther
Aku memejamkan mata rapat-rapat dan tidak berani melihat lagi. Tiba-tiba, terasa sensasi dingin. Minyak esensial yang mengalir itu langsung menghilangkan panas yang berlebih.

Louis tersenyum tipis. "Ini obat cair yang aku kembangkan secara eksklusif, juga sangat efektif dalam memperbaiki kerusakan."

Jadi, ini yang dimaksudnya. Aku mengira dia ingin memanfaatkan ketidakhadiran Kevin untuk ....

Begitu memikirkan hal itu, jantungku langsung berdetak kencang. Aku merasa malu dengan pikiran tak senonoh yang ada dalam benakku.

Entah berapa lama waktu sudah berlalu, Louis melepas sarung tangannya dengan sopan. Semuanya telah berakhir.

Saat keluar, Kevin sedang mengobrol dengan terapis wanita itu dengan antusias. Mungkin karena ada bekas luka di wajahnya, dia selalu menunduk. Akan tetapi, itu tidak menghalanginya digoda oleh Kevin.

Aku sedikit tidak senang. Baru saja aku hendak meminta Kevin untuk mengganti terapis wanita, kata-kata Kevin selanjutnya membuatku terpaku di tempat. "Sayang, kenapa wajahmu begitu merah?"

Aku menggigit bibirku dan melirik ke arah cermin di sebelahku secara refleks. Benar saja. Saat ini, kedua pipi wanita muda di cermin terlihat merah merona, seolah-olah baru saja melewati gejolak batin yang mendalam.

Gawat, apa Kevin menemukan sesuatu? Aku menelan ludah dengan gugup dan menjelaskan dengan terbata-bata, "Ini bukan ... emm ... Teknik pijat Louis lumayan bagus, jadi aku ...."

"Duh, Sayang. Aku tahu. Aku cuma bercanda denganmu. Kenapa kamu begitu gugup?"

Kevin menepuk-nepuk bahuku untuk menghiburku. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah amplop merah dan berjalan ke depan Louis. "Louis, terima kasih sudah memijat istriku dengan baik. Ini sedikit bonus dariku. Kuserahkan istriku padamu selama sebulan ini."

Louis mengangguk dan tersenyum sopan. Matanya yang tajam menatapku dan menyiratkan makna yang sulit dijelaskan.

"Jangan khawatir, Tuan. Istrimu bukan cuma cantik dan baik hati, tapi juga sangat kooperatif. Aku justru bersyukur bisa bertemu klien sepertinya," ujar Louis. Dia tidak lupa menekankan kata "kooperatif".

Aku tahu, dia memang sengaja!

Untungnya, Kevin tidak terlalu memikirkannya. Aku merasa bersalah karena kejadian ini. Meskipun agak keberatan, aku akhirnya tidak jadi meminta Kevin untuk mengganti terapis wanita.

Keesokan harinya, Louis datang ke kamarku untuk melanjutkan perawatan. Mungkin karena Kevin tidak hadir, teknik pijatannya lebih berani hari ini. Hanya dalam sekejap, wajahku sudah semerah tomat. Meskipun aku mengerti bahwa ini adalah proses yang perlu kulalui, aku masih merasa kurang nyaman.

"Permisi, apa aku harus dipijat seperti ini setiap hari selama sebulan ini?"

Mendengar pertanyaan itu, Louis menghentikan gerakannya dan menjawab, "Benar, Nyonya. Nyonya nggak suka?"

Seusai berbicara, Louis tersenyum tipis dan mulai menggerakkan jarinya secara perlahan. Ketika melihat gerakannya yang sensual, tubuhku terasa panas lagi.

Tidak, tidak bisa. Jika ini terus berlanjut, aku pasti akan melakukan sesuatu yang mengecewakan Kevin. Aku tidak ingin menjadi wanita sejahat itu.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan emosiku yang aneh, lalu menggigit bibirku dan mencoba menggunakan rasa sakit untuk menenangkan pikiranku.

"Louis, perilaku seperti ini seharusnya sudah melewati batas perawatan yang semestinya. Tolong jaga sikapmu."

Louis mungkin tidak menyangka bahwa aku yang sudah begitu bergairah di bawah sentuhannya masih bisa mengucapkan kata-kata sekasar itu. Dia pun mengerutkan bibir dan tertegun sejenak. Kemudian, dia menggeleng sambil menahan diri.

"Maaf, Nyonya. Aku sudah membuatmu salah paham. Aku cuma mau buktikan kemampuan profesionalku padamu. Tapi, maafkan kejujuranku. Perawatan seperti ini harus dipertahankan paling nggak setengah bulan. Dengan begini, kekencangan seperti sebelum menikah baru bisa dikembalikan."

Masih perlu dilanjutkan selama setengah bulan? Sejujurnya, aku hampir menyerah dan mencari pusat perawatan lain. Namun, sahabatku pernah melakukan penelitian sebelum melahirkan. Pusat perawatan ini memang yang paling bisa membantu pemulihanku.

Meskipun Louis mungkin memiliki motif tersembunyi, aku harus mengakui bahwa setelah dua kali perawatan, aku memang bisa merasakan perubahan di bawah sana.

Aku pun menghela napas. "Baiklah kalau begitu. Lagian, sebelum hamil, ukuran Kevin pas kok. Kalau nggak pulih, memang harus ...."

"Hahaha."

Sebelum aku menyelesaikan kata-kataku, Louis sudah tertawa.

"Nyonya, sebenarnya, kekencanganmu saat ini nggak jauh berbeda dengan kekencangan gadis muda pada umumnya. Kalau ukurannya pas sebelum hamil, itu berarti suamimu lebih ...."

Louis tidak mengucapkan kata terakhir. Namun, tanpa berpikir panjang, aku bisa menebak apa maksudnya.

Apa maksudnya ini? Sebagai klien, kami membayar untuk datang perawatan di sini, tetapi kami malah ditertawakan? Aku yang pada dasarnya sudah tidak puas dengan Louis pun merasa makin kesal lagi. Amarahku juga langsung melonjak.

"Apa maksudmu? Kamu nggak takut aku mengadukanmu ke atasanmu!"

"Jangan, Nyonya. Berhubung begitu, aku cuma bisa pakai teknik rahasiaku yang eksklusif sebagai kompensasi."

Baru saja dia selesai berbicara, telingaku langsung berdengung. Dalam sekejap, aku merasa seluruh tubuhku seperti sudah tersengat listrik. Aku pada dasarnya sudah dibakar api hasrat. Sekarang, hasrat itu makin tidak bisa dikendalikan.

"Kamu ... cepat berhenti ...."
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku Memesankan Terapis Tampan Untukku   Bab 6

    Louis tersenyum dan berkata, "Nyonya, ini untuk tenangkan saraf. Aku khawatir kalau kamu menyerah di tengah jalan seperti siang tadi, efek perawatannya akan berkurang banyak."Mendengar itu, aku juga tidak menolak lagi. Lagi pula, jika aku menunjukkan terlalu banyak perlawanan, itu mungkin akan membangkitkan kewaspadaannya.Hanya saja, setelah mencium aromanya, tubuhku tiba-tiba menjadi lebih sensitif. Awalnya, aku ingin mengorek informasi secara bertahap. Namun, di bawah serangan yang kuat, kepalaku mulai terasa berat dan aku tidak dapat bertahan lagi.Apa daya, aku hanya bisa langsung bertanya saat masih sadar, "Kamu ... kenal sama Regus? Kamu orang utusannya?"Yang menanggapiku hanyalah keheningan yang lama, tetapi ini juga termasuk bentuk pengakuan. Ternyata ini memang adalah ulah bajingan itu!Aku merapatkan kedua kakiku dan berusaha keras untuk duduk. Kemudian, aku menarik pakaian Louis dan bertanya dengan tegas, "Dia suruh kamu berbuat apa? Apa dia mau rebut anakku? Asal kamu ta

  • Suamiku Memesankan Terapis Tampan Untukku   Bab 5

    Kevin terkekeh, lalu menarikku masuk dengan tidak sabar. Dia menunjuk ke arah sup ayam yang mengepul dengan bangga."Waktu pijat tadi, aku baru tahu ada dapur kecil di sini. Berhubung nggak ada yang pakai dapur, aku pun masakkan sup ayam andalanku buat kamu. Aku juga suruh dia bantu aku masak beberapa lauk tambahan buat kamu."Terapis wanita itu menunduk dan mengiakannya.Ternyata Kevin memasakkan sup ayam untukku. Aku menggeleng dan tak kuasa menahan senyum getir. Memang benar kehamilan bisa membuat orang bertambah bodoh. Kevin begitu baik terhadapku. Setelah mengetahui kejadian itu, dia juga bersedia menerimaku. Bagaimana mungkin dia mengkhianatiku saat aku berada dalam situasi paling rapuh?Aku benar-benar .... Haih.Namun, insiden Louis tadi masih meninggalkan kecurigaan dalam hatiku. Setelah kembali ke kamar bersama Kevin, aku menatapnya dengan serius dan bertanya, "Kevin, jujur ​​saja. Kamu yang sengaja mengatur Louis untuk permainkan aku?"Kevin segera menyangkal, "Nggak, aku ba

  • Suamiku Memesankan Terapis Tampan Untukku   Bab 4

    Aku menekan kedua tanganku di perut. Seluruh tubuhku menegang dan aku tidak berani bergerak karena takut akan melakukan sesuatu yang memalukan tanpa sadar. Namun, Louis sepertinya sudah tidak peduli lagi.Dengan tatapan tidak percaya, aku melihatnya bangkit untuk menutup tirai serapat mungkin dan menyalakan lampu redup yang membuat suasananya bertambah menggoda."Ka ... kamu mau apa?"Louis mengangkat alisnya dan tersenyum nakal. Kemudian, dia langsung menanggalkan jubah putihnya dan memperlihatkan otot-otot berwarna gelap di dalamnya.Satu, dua, tiga, empat ... delapan. Ya ampun! Aku menghitung dalam hati, lalu berseru tanpa sadar.Awalnya, aku mengira Louis hanya memiliki teknik pijat yang luar biasa. Tak disangka, dia juga memiliki modal sebagus ini.Sejak bersama Kevin, aku sudah lama tidak bertemu dengan pria seperti ini. Aku tanpa sadar mengulurkan tanganku dengan penuh semangat. Saat tersadar kembali, tanganku sudah meremasnya dengan kuat. Keras sekali!Bagian bawah tubuhku mas

  • Suamiku Memesankan Terapis Tampan Untukku   Bab 3

    Aku memejamkan mata rapat-rapat dan tidak berani melihat lagi. Tiba-tiba, terasa sensasi dingin. Minyak esensial yang mengalir itu langsung menghilangkan panas yang berlebih. Louis tersenyum tipis. "Ini obat cair yang aku kembangkan secara eksklusif, juga sangat efektif dalam memperbaiki kerusakan." Jadi, ini yang dimaksudnya. Aku mengira dia ingin memanfaatkan ketidakhadiran Kevin untuk .... Begitu memikirkan hal itu, jantungku langsung berdetak kencang. Aku merasa malu dengan pikiran tak senonoh yang ada dalam benakku. Entah berapa lama waktu sudah berlalu, Louis melepas sarung tangannya dengan sopan. Semuanya telah berakhir. Saat keluar, Kevin sedang mengobrol dengan terapis wanita itu dengan antusias. Mungkin karena ada bekas luka di wajahnya, dia selalu menunduk. Akan tetapi, itu tidak menghalanginya digoda oleh Kevin.Aku sedikit tidak senang. Baru saja aku hendak meminta Kevin untuk mengganti terapis wanita, kata-kata Kevin selanjutnya membuatku terpaku di tempat. "Sayang,

  • Suamiku Memesankan Terapis Tampan Untukku   Bab 2

    Bibirku bergetar, aku tidak tahu apakah aku harus meminta bantuan Kevin. Namun, dalang utama ini malah tidak berhenti. Sambil masih menggerakkan jari-jarinya, dia terlebih dahulu menjawab, "Nggak apa-apa, Tuan. Aku lagi lancarkan aliran energi di bagian dada istrimu supaya bisa mencegah penyumbatan saluran ASI."Mendengar itu, Kevin pun mengiakannya. Kemudian, dia terkesiap, seolah-olah baru teringat sesuatu."Sayang, pijatnya dilapisi handuk, 'kan?""I ... iya."Entah kenapa, aku malah berbohong tanpa sadar.Setelah mendengar jawaban pasti, Kevin tidak mengatakan apa-apa lagi dan lanjut menikmati pijatannya. Dari bayangan yang terpantul di tirai, terapis wanita yang bertubuh seksi itu sedang memijat betis Kevin dengan punggung menghadap Kevin. Bokongnya yang montok itu terlihat bergetar.Aku bisa membayangkan senyum di wajah Kevin tanpa melihatnya. Namun, aku sama sekali tidak cemburu saat ini. Aku bahkan merasa sedikit bersalah.Setelah mendengar elakanku tadi, kurasa Louis pasti sa

  • Suamiku Memesankan Terapis Tampan Untukku   Bab 1

    "Biar dia saja yang pulihkan area pribadi istriku."Kevin tersenyum dan memilih pria yang paling gelap dan kekar untukku. Aku mau tak mau tersipu dan menatap Kevin sambil menggoda, "Kamu nggak cemburu atau takut bagian pribadi istrimu disentuh pria lain?" Kevin mencolek hidungku. "Kamu ngomong apa sih? Louis itu terapis yang paling dipuji di sini. Lagian, aku ada tepat di sebelahmu. Apa mungkin kamu selingkuh di depanku?" Aku menyahut dengan manja, "Ah, kamu!"Namun, ketika melihat terapis pria yang kekar itu, jantungku berdebar kencang....Namaku Kalina. Aku ini seorang wanita muda yang baru saja melahirkan. Untuk memulihkan bagian pribadiku dengan lebih baik, meskipun harus membayar mahal, suamiku yang bernama Kevin membawaku ke pusat perawatan pascamelahirkan yang direkomendasikan oleh sahabatku, Cindy.Tidak seperti Kevin yang murah hati, aku sengaja memilih terapis wanita yang punya bekas luka di wajahnya untuk Kevin. Namun entah kenapa, saat melihat terapis wanita itu, aku me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status