Share

Bab 2

Author: Esther
Bibirku bergetar, aku tidak tahu apakah aku harus meminta bantuan Kevin. Namun, dalang utama ini malah tidak berhenti. Sambil masih menggerakkan jari-jarinya, dia terlebih dahulu menjawab, "Nggak apa-apa, Tuan. Aku lagi lancarkan aliran energi di bagian dada istrimu supaya bisa mencegah penyumbatan saluran ASI."

Mendengar itu, Kevin pun mengiakannya. Kemudian, dia terkesiap, seolah-olah baru teringat sesuatu.

"Sayang, pijatnya dilapisi handuk, 'kan?"

"I ... iya."

Entah kenapa, aku malah berbohong tanpa sadar.

Setelah mendengar jawaban pasti, Kevin tidak mengatakan apa-apa lagi dan lanjut menikmati pijatannya.

Dari bayangan yang terpantul di tirai, terapis wanita yang bertubuh seksi itu sedang memijat betis Kevin dengan punggung menghadap Kevin. Bokongnya yang montok itu terlihat bergetar.

Aku bisa membayangkan senyum di wajah Kevin tanpa melihatnya. Namun, aku sama sekali tidak cemburu saat ini. Aku bahkan merasa sedikit bersalah.

Setelah mendengar elakanku tadi, kurasa Louis pasti salah paham bahwa aku adalah wanita sembarangan. Konon, wanita yang datang untuk dipijat biasanya sangat genit. Apa dia akan mengira aku sedang merayunya?

Hanya saja, jika aku mendongak, dia bisa melihat ekspresiku yang sedang penuh hasrat. Jika menunduk, aku akan melihat dua tangan yang sedang bergerak bebas di area dadaku. Saat aku tidak tahu harus berbuat apa, aku merasa pria di belakangku makin mendekat.

"Nyonya, nyaman?"

Louis bergerak makin kuat, sedangkan hasratku juga makin tinggi. Tidak, ini terlalu memalukan. Baik itu cairan di dada atau yang ada di antara kedua kaki, semuanya ... sudah hampir menetes.

Aku meraih tangan Louis dan hendak membuka jarinya satu per satu.

"Nggak usah lagi. Saluran ASI-ku nggak tersumbat .... Bagian ini nggak perlu dipijat."

"Mana bisa begitu!" Kevin langsung duduk dan berbalik menghadapku.

"Sayang, meskipun saluran ASI-mu nggak tersumbat, pijatan seperti ini punya efek pencegahan. Kalau sudah terlanjur bengkak, semuanya sudah terlambat."

Aku menggigit bibir dan mencoba mencari alasan untuk menjelaskan. Namun, aku tidak menyangka Kevin akan langsung berujar, "Sayang, kamu malu, ya? Ini normal kok. Semua rekan kerjaku yang melahirkan juga melakukan hal begini."

'Masalahnya, pijatan mereka dilapisi handuk!' seruku dalam hati. Namun, aku mau tak mau harus mengurungkan niatku untuk membatalkan pijatan ini. Apalagi, hanya ada tirai di antara kami. Bagaimana kalau aku bersikeras menolak, lalu Kevin menyingkap tirai itu dan melihat keadaanku seperti ini ....

Aku awalnya berpikir untuk bertahan, tetapi Louis berinisiatif untuk melepaskanku. Aku pun kembali berbaring di tempat tidur dengan malu. Begitu aku memejamkan mata, kakiku diposisikan menjadi bentuk M.

Louis mengenakan sarung tangan sekali pakai yang steril, lalu tersenyum padaku dengan sopan. "Nyonya, aku sudah lancarkan semua saluran energi di tubuhmu. Sekarang, yang tersisa cuma yang bagian paling penting. Di awal, kamu mungkin akan merasa agak sensitif. Ditahan bentar, ya."

Aku mencengkeram seprai dengan erat. Meskipun sudah siap secara mental, ketika benda masing itu masuk, kakiku masih tetap gemetar. Siksaan yang tidak tertahankan itu hampir membuat kepalaku meledak.

Namun, aku harus mengakui bahwa Louis sangat profesional. Dia sepertinya merasakan kerapuhan dan kegugupanku, lalu mulai menggunakan teknik pemulihan yang lebih lembut.

Tidak lama kemudian, di bawah sentuhannya yang penuh perhatian, tubuhku mulai terasa nyaman dan aku juga secara tidak sadar mulai rileks. Bahkan ketika aku memejamkan mata dan tenggelam dalam irama, pinggangku masih ikut berayun mengikuti gerakan jarinya.

Pada saat ini, sesi Kevin sudah selesai.

"Sayang, kalian masih butuh berapa lama lagi?"

Pertanyaan itu terdengar seperti menyiratkan sesuatu. Namun, sekujur tubuhku saat ini terasa panas dan tenggorokanku juga sangat kering hingga aku tidak dapat mengeluarkan suara.

Louis menjawab pertanyaan Kevin dengan penuh perhatian, "Tuan, kita baru mulai masuk ke intinya. Mungkin masih perlu sekitar satu jam lagi."

"Selama itu? Kalau begitu, aku tunggu di luar, ya. Sayang, kamu nikmati saja pijatannya dengan baik."

Seiring dengan suara pintu yang tertutup, ruang pijat kecil ini menjadi begitu sunyi hingga hanya detak jantungku yang terdengar.

Aku diam-diam mengulurkan tanganku ke bawah. Seprainya sudah basah kuyup. Aku benar-benar merasa malu karena menunjukkan sisi seperti ini di depan pria asing.

Setelahnya, aku memejamkan mata dan tidak berani melihat apa-apa lagi. Aku juga terus-menerus mencuci otakku dalam hati. Ini semua demi pemulihan. Justru karena aku bereaksi, itu baru membuktikan bahwa efeknya memang bagus. Jadi, tidak masalah ....

"Sepertinya Nyonya masih sangat gugup?"

Suara Louis yang magnetis bergema di ruang kecil ini. Aku pun menggeleng dengan malu-malu. Pada detik berikutnya, seolah-olah ingin menghukumku karena berbohong, dia langsung mengaitkan jarinya. Gesekan yang berulang itu langsung membuatku bergejolak. Aku yang tersiksa nyaris menangis.

"Nyonya, ditahan-tahan seperti ini pasti sulit banget, 'kan?"

Louis mengangkat alisnya dan tersenyum jahat. Dia meletakkan kedua tangannya di pangkal pahaku, lalu langsung membenamkan kepalanya di sana.

"Jangan khawatir, ini langkah terakhir dari perawatan pemulihan ini. Namanya penyatuan dengan jiwa."
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku Memesankan Terapis Tampan Untukku   Bab 6

    Louis tersenyum dan berkata, "Nyonya, ini untuk tenangkan saraf. Aku khawatir kalau kamu menyerah di tengah jalan seperti siang tadi, efek perawatannya akan berkurang banyak."Mendengar itu, aku juga tidak menolak lagi. Lagi pula, jika aku menunjukkan terlalu banyak perlawanan, itu mungkin akan membangkitkan kewaspadaannya.Hanya saja, setelah mencium aromanya, tubuhku tiba-tiba menjadi lebih sensitif. Awalnya, aku ingin mengorek informasi secara bertahap. Namun, di bawah serangan yang kuat, kepalaku mulai terasa berat dan aku tidak dapat bertahan lagi.Apa daya, aku hanya bisa langsung bertanya saat masih sadar, "Kamu ... kenal sama Regus? Kamu orang utusannya?"Yang menanggapiku hanyalah keheningan yang lama, tetapi ini juga termasuk bentuk pengakuan. Ternyata ini memang adalah ulah bajingan itu!Aku merapatkan kedua kakiku dan berusaha keras untuk duduk. Kemudian, aku menarik pakaian Louis dan bertanya dengan tegas, "Dia suruh kamu berbuat apa? Apa dia mau rebut anakku? Asal kamu ta

  • Suamiku Memesankan Terapis Tampan Untukku   Bab 5

    Kevin terkekeh, lalu menarikku masuk dengan tidak sabar. Dia menunjuk ke arah sup ayam yang mengepul dengan bangga."Waktu pijat tadi, aku baru tahu ada dapur kecil di sini. Berhubung nggak ada yang pakai dapur, aku pun masakkan sup ayam andalanku buat kamu. Aku juga suruh dia bantu aku masak beberapa lauk tambahan buat kamu."Terapis wanita itu menunduk dan mengiakannya.Ternyata Kevin memasakkan sup ayam untukku. Aku menggeleng dan tak kuasa menahan senyum getir. Memang benar kehamilan bisa membuat orang bertambah bodoh. Kevin begitu baik terhadapku. Setelah mengetahui kejadian itu, dia juga bersedia menerimaku. Bagaimana mungkin dia mengkhianatiku saat aku berada dalam situasi paling rapuh?Aku benar-benar .... Haih.Namun, insiden Louis tadi masih meninggalkan kecurigaan dalam hatiku. Setelah kembali ke kamar bersama Kevin, aku menatapnya dengan serius dan bertanya, "Kevin, jujur ​​saja. Kamu yang sengaja mengatur Louis untuk permainkan aku?"Kevin segera menyangkal, "Nggak, aku ba

  • Suamiku Memesankan Terapis Tampan Untukku   Bab 4

    Aku menekan kedua tanganku di perut. Seluruh tubuhku menegang dan aku tidak berani bergerak karena takut akan melakukan sesuatu yang memalukan tanpa sadar. Namun, Louis sepertinya sudah tidak peduli lagi.Dengan tatapan tidak percaya, aku melihatnya bangkit untuk menutup tirai serapat mungkin dan menyalakan lampu redup yang membuat suasananya bertambah menggoda."Ka ... kamu mau apa?"Louis mengangkat alisnya dan tersenyum nakal. Kemudian, dia langsung menanggalkan jubah putihnya dan memperlihatkan otot-otot berwarna gelap di dalamnya.Satu, dua, tiga, empat ... delapan. Ya ampun! Aku menghitung dalam hati, lalu berseru tanpa sadar.Awalnya, aku mengira Louis hanya memiliki teknik pijat yang luar biasa. Tak disangka, dia juga memiliki modal sebagus ini.Sejak bersama Kevin, aku sudah lama tidak bertemu dengan pria seperti ini. Aku tanpa sadar mengulurkan tanganku dengan penuh semangat. Saat tersadar kembali, tanganku sudah meremasnya dengan kuat. Keras sekali!Bagian bawah tubuhku mas

  • Suamiku Memesankan Terapis Tampan Untukku   Bab 3

    Aku memejamkan mata rapat-rapat dan tidak berani melihat lagi. Tiba-tiba, terasa sensasi dingin. Minyak esensial yang mengalir itu langsung menghilangkan panas yang berlebih. Louis tersenyum tipis. "Ini obat cair yang aku kembangkan secara eksklusif, juga sangat efektif dalam memperbaiki kerusakan." Jadi, ini yang dimaksudnya. Aku mengira dia ingin memanfaatkan ketidakhadiran Kevin untuk .... Begitu memikirkan hal itu, jantungku langsung berdetak kencang. Aku merasa malu dengan pikiran tak senonoh yang ada dalam benakku. Entah berapa lama waktu sudah berlalu, Louis melepas sarung tangannya dengan sopan. Semuanya telah berakhir. Saat keluar, Kevin sedang mengobrol dengan terapis wanita itu dengan antusias. Mungkin karena ada bekas luka di wajahnya, dia selalu menunduk. Akan tetapi, itu tidak menghalanginya digoda oleh Kevin.Aku sedikit tidak senang. Baru saja aku hendak meminta Kevin untuk mengganti terapis wanita, kata-kata Kevin selanjutnya membuatku terpaku di tempat. "Sayang,

  • Suamiku Memesankan Terapis Tampan Untukku   Bab 2

    Bibirku bergetar, aku tidak tahu apakah aku harus meminta bantuan Kevin. Namun, dalang utama ini malah tidak berhenti. Sambil masih menggerakkan jari-jarinya, dia terlebih dahulu menjawab, "Nggak apa-apa, Tuan. Aku lagi lancarkan aliran energi di bagian dada istrimu supaya bisa mencegah penyumbatan saluran ASI."Mendengar itu, Kevin pun mengiakannya. Kemudian, dia terkesiap, seolah-olah baru teringat sesuatu."Sayang, pijatnya dilapisi handuk, 'kan?""I ... iya."Entah kenapa, aku malah berbohong tanpa sadar.Setelah mendengar jawaban pasti, Kevin tidak mengatakan apa-apa lagi dan lanjut menikmati pijatannya. Dari bayangan yang terpantul di tirai, terapis wanita yang bertubuh seksi itu sedang memijat betis Kevin dengan punggung menghadap Kevin. Bokongnya yang montok itu terlihat bergetar.Aku bisa membayangkan senyum di wajah Kevin tanpa melihatnya. Namun, aku sama sekali tidak cemburu saat ini. Aku bahkan merasa sedikit bersalah.Setelah mendengar elakanku tadi, kurasa Louis pasti sa

  • Suamiku Memesankan Terapis Tampan Untukku   Bab 1

    "Biar dia saja yang pulihkan area pribadi istriku."Kevin tersenyum dan memilih pria yang paling gelap dan kekar untukku. Aku mau tak mau tersipu dan menatap Kevin sambil menggoda, "Kamu nggak cemburu atau takut bagian pribadi istrimu disentuh pria lain?" Kevin mencolek hidungku. "Kamu ngomong apa sih? Louis itu terapis yang paling dipuji di sini. Lagian, aku ada tepat di sebelahmu. Apa mungkin kamu selingkuh di depanku?" Aku menyahut dengan manja, "Ah, kamu!"Namun, ketika melihat terapis pria yang kekar itu, jantungku berdebar kencang....Namaku Kalina. Aku ini seorang wanita muda yang baru saja melahirkan. Untuk memulihkan bagian pribadiku dengan lebih baik, meskipun harus membayar mahal, suamiku yang bernama Kevin membawaku ke pusat perawatan pascamelahirkan yang direkomendasikan oleh sahabatku, Cindy.Tidak seperti Kevin yang murah hati, aku sengaja memilih terapis wanita yang punya bekas luka di wajahnya untuk Kevin. Namun entah kenapa, saat melihat terapis wanita itu, aku me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status