Share

49. Memohon Restu Orang tua

Aku kembali tidak sadar, tekanan di kepala dan dada membuatku sulit bernafas.

"Zhee, bangun kenapa kamu harus mengalami semua ini?" ujar Muzammil sambil menenggelamkan tubuhku dalam dekapannya.

Aku masih bisa mendengarnya, meskipun samar-samar. Muzammil menciumi rambutku dengan penuh sayang. Karena apa yang sedang aku alami, aku malu untuk membuka mataku menatap Muzammil suamiku.

"Bangunlah Zhee, aku tidak akan membiarkan dirimu sendiri lagi. Aku akan membawamu kemanapun aku pergi," janji Muzammil pada dirinya sendiri.

Perlahan aku membuka mataku, Muzammil sedang menggenggam tanganku, air mata menggenang di matanya. Aku sudah kembali ke kamarku dan terbaring diatas kasur.

"Kamu sudah sadar?" tanya Muzammil lega.

"Maafkan aku, Kak Zaammil, seharusnya ini tidak terjadi," kataku pelan.

"Hust!" sahutnya sambil menutup bibirku dengan telunjuknya.

Kemudian kembali Muzammil  mendekapku semakin kuat dan erat. Seakan mengga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status