Share

Suatu Senja di Tanah Senja
Suatu Senja di Tanah Senja
Penulis: Susan S

Prolog

Baginya membunuh adalah ekspresi cinta termanis, hasrat terdalam dan semangat hidup. Karena itu satu pembunuhan  tidak pernah cukup. 

“Apa katamu?”

“Jangan bunuh saya. Saya berjanji akan mengatakan segalanya pada Anda. Saya mohon, Sir.”  Drake Sloan mengiba. 

Pria bermata biru cerah itu tertawa renyah. Dia mengeluarkan kamera saku dan berkata, “Aku datang ke sini karena aku ingin membuat sebuah dokumentasi dan aku perlu bantuanmu.”

Drake menatap pria  yang berdiri di hadapannya dengan tidak percaya. Apa dia bercanda? 

“Jangan khawatir, ini tidak akan memakan waktu lebih dari dua menit. Kau hanya perlu memperkenalkan dirimu dan sedikit pendapatmu mengenai Lara Cameron. Aku akan merekam dari dekat pintu.” 

Drake Sloan menjadi benar-benar bingung sekarang. Awalnya dia mengira jika  Dammon datang untuk membunuhnya karena pengkhianatan yang dia lakukan.  Mike sudah tertangkap dan menghilang. Mereka pasti telah melenyapkan Mike. Drake tahu dengan baik apa hukum tak tertulis para pencuri hukum. Terutama tentang pengkhianatan. Tapi, pria berkulit putih pucat dan berambut kecokelatan di hadapannya itu tidak mengeluarkan Beretta atau mulai menginterogasi. Bahkan dia tidak berkata apa pun mengenai pengkhianatan itu. Padahal Drake yakin sekali Dammon tahu semuanya. Apakah ini sebuah lelucon?  

“Baiklah, mari kita mulai,” kata Dammon. “Tolong lihat ke arah kamera dan bersiaplah.”

Drake menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan untuk menenangkan diri. Dammon mulai menghitung mundur. Drake menatap kamera saku dengan penuh percaya diri. Lalu saat Dammon memberitahu untuk mulai dia pun memperkenalkan diri dan memainkan peran dengan baik. “Namaku Kapten Drake Sloan,” ujarnya. Sambil menatap kamera, dia menyampaikan pernyataannya dengan sempurna. Semakin cepat ini berakhir semakin baik, pikir Drake. Bahkan dia telah memikirkan langkah-langkah yang akan dia ambil untuk meninggalkan negara ini dan di mana dia akan tinggal untuk sembunyi. 

Setelah selesai Drake bertanya, “Bagaimana, Sir?”

“Bagus sekali,” sahut Dammon. 

Dengan takut-takut Drake kembali bertanya, “Apa ada hal lain lagi yang harus saya lakukan?”

“Tidak,” ujar Dammon. “Tugasmu sudah selesai.” Dia tersenyum lalu mencabut Beretta 92 berperedam dari saku dalam jasnya dan menembak kepala Drake di depan kamera yang masih menyala. “Seperti yang kau tahu, aku tidak pernah memaafkan pengkhianatan. Tapi, di atas segalanya, aku tidak pernah memaafkan siapa pun yang berkomentar buruk terhadap Lara atau siapa pun perempuan yang sedang dekat denganku.”

Drake Sloan yang bersimbah darah jatuh tersungkur ke lantai. Beberapa detik sebelum kehilangan kesadaran dia melihat Dammon tersenyum penuh kemenangan. Seharusnya aku mendengarkan kata-kata Kate untuk tidak pulang ke apartemen malam ini. Tapi sudah terlambat. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nandreans
sudah lama nungguin tayang ternyata kelewatan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status