Share

9. Tersinggung

last update Last Updated: 2025-07-29 22:01:13

Tiara segera mengunci rumah kontrakannya setelah ojek pesanannya tiba. Ia meminta agar laju motor dipercepat karena ada meeting pagi ini sebelum menemani Daniel rapat dengan beberapa kolega bisnisnya.

"Aduh! Masih jam segini kok udah macet aja sih, Bang?" gerutu Tiara sembari melirik jam tangannya.

"Nggak tahu juga, Mbak. Biasanya kalau begini, ada pejabat yang mau melipir, Mbak."

"Melipir gimana, Bang? Kita kali yang melipir gara-gara dia lewat dengan banyak pengiringnya. Presiden aja ikutan ngantri kalau macet, lah dia malah begini." Tiara kesal bukan kepalang. Setiap dia ada meeting pagi, selalu saja seperti ini. Bertemu dengan rombongan pejabat tak tahu diri. Mengapa mereka lewat di jalur dan jam yang sama dengan dirinya?

Sebuah klakson yang begitu nyaring mengejutkan Tiara. Gadis itu nyaris jatuh melorot dari jok belakang motor. Seseorang memanggil namanya.

"Mbak Tiara!" Supir Daniel memanggil Tiara dengan sekali teriakan.

"Pak Budi!" Tiara terkejut mendapati wajah Budi sudah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suddenly Marry With The CEO   59. Lamaran Diterima

    "Apakah itu berarti lamaranku diterima?"Tiara menggeleng. "Tidak. Saya tidak pantas."Daniel mendengus. Ia menghembuskan napas dengan kasar. "Berarti, apa yang aku lakukan tadi belum bisa meyakinkan dirimu jika kamu sangat pantas untuk bersanding denganku?"Tiara bergeming. Daniel melepas dasinya. Ia membuka tiga kancing atas kemejanya dan menggulung lengan kemejanya hingga siku. "Baik. Sepertinya, kamu memang menginginkan bukti yang lebih nyata. Dan, jangan pernah salahkan aku, Tiara. Kamu yang meminta. Aku hanya memenuhi permintaanmu."Daniel mengikis jaraknya dengan Tiara. Ia menangkup pipi Tiara, lalu melabuhkan kecupan kasar ke bibir Tiara. Ia melampiaskan kekesalannya karena Tiara masih menolak niat baiknya."Hmmmph!" Tiara meronta. Ia memukul dada Daniel berulang kali dengan keras, meminta pria itu melepaskan bibirnya dan segera menjauh darinya."Bukankah ini yang kamu inginkah? Kamu ingin pembuktian jika kamu sangat pantas untuk menjadi istriku, bukan?" Daniel mulai bertind

  • Suddenly Marry With The CEO   58. Aku Harus Bagaimana?

    Tiara langsung mengangkat kepalanya. Ia paham tapi tidak paham dengan yang didengarnya barusan. 'Mengenalkanmu sebagai istriku?' Lelucon apalagi ini? "Pak?" Tiara menuntut penjelasan."Aku tidak perlu mengulangi lagi perkataanku. Apa yang kamu dengar adalah apa yang aku ucapkan. Dan - ..." Daniel berhenti sejenak, menatap Tiara, mengamati wajah cantik yang beberapa hari ini tidak dapat ia pandangi dengan puas, yang terkejut mendengar ucapannya."Dan sebagai wanita dewasa yang sangat cerdas, aku sangat tahu kamu paham dengan yang aku maksud. Jadi, tidak akan ada kalimat penjelas yang mengikutinya setelah ini," lanjut Daniel.Batin Tiara sontak berteriak. Tangannya mengepal. Emosi yang beberapa hari ini tidak muncul, kini kembali menggelegak. Ia membuang napasnya dengan kasar."Kalau begitu - ...." Tiara menatap Daniel dengan dingin. "Jika kamu hendak menyinggung lagi soal pengunduran diri, maka aku tidak akan mendengarkannya. Opsi itu tidak pernah ada dalam kamusku." Daniel memotong k

  • Suddenly Marry With The CEO   57. Sang Penyelamat

    Tiara diam seribu bahasa tatkala kedua orang tuanya mengantarkan kepergiannya sore itu. Lambaian tangan perpisahan dari Yanti dan Lukman, diabaikannya, sebagai bentuk protes atas pengusiran dirinya dari rumah masa kecilnya."Ibu akan sangat bahagia jika kamu bersedia mendengarkan perkataan ibu dan ayah. Ini bukan untuk kami, tapi ini semua akan kembali kepada dirimu sendiri. Hal yang besar tidak akan dapat diperoleh tanpa pengorbanan dan usaha yang besar pula. Jagalah diri baik-baik. Ibu dan ayah menitipkan kamu pada Daniel dan David. Mereka akan menjagamu."Kalimat pengantar tidur yang diucapkan Yanti, disaksikan dan didengarkan oleh dua sepupu yang bagi Tiara sangat menyebalkan itu, telah menjadi keputusan mutlak untuknya.Tiara kembali ke kota A, bersama Daniel dan David. Ia akan kembali bekerja di posisinya semula. Tidak ada yang dapat mengganti posisi Tiara, karena posisi itu dibuka oleh Daniel hanya untuk Tiara.Keesokan harinyaTiara datang bersama Daniel yang menjemputnya set

  • Suddenly Marry With The CEO   56. Berpikir Ulang

    "Apa sebenarnya tujuan kalian? Mengapa selalu saja mengganggu saya?" teriak Tiara penuh amarah. Ia sudah tidak dapat menahan emosinya. Kekesalan yang selama ini ia pendam, meluap sudah. Ia tidak peduli sedang ada di ruang publik. Yang ada di benaknya saat ini hanya bagaimana ia meluapkan semua amarahnya."Tia - ..." Daniel terkejut dan ternganga. Ia sama sekali tidak menduga Tiara akan bereaksi seperti ini. Wajah gadis itu merah padam. Tidak seperti biasanya. Tiara yang tengah berdiri di depannya tampak seperti orang lain bagi Daniel."Tolong lepaskan saya, Pak! Biarkan saya dengan kehidupan saya sendiri," ucap Tiara putus asa. David segera mendekati Tiara. Ia menuntun gadis itu masuk ke sebuah restoran yang kebetulan berada di samping toko buku."Ssst. Kita bicarakan baik-baik. Kita bicarakan baik-baik. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Ayo, kita duduk di sana saja." David menuntun Tiara yang mengikutinya dalam diam. Tiara tidak menolak kedatangan David. Sepertinya, am

  • Suddenly Marry With The CEO   55. Pecat Saja Saya

    David dan Daniel berdiri imematung sambil menempelkan badan mereka ke dinding. Niat untuk berpamitan pada Lukman dan Yanti urung mereka lakukan, setelah mendengar percakapan antara Yanti dan Lukman.Melihat Tiara yang berjalan keluar dari dapur melewati ruang makan membuat kedua sepupu itu bergerak cepat mencari persembunyian sementara agar tidak terlihat Tiara.Setelah Tiara lewat dan duduk di ruang tamu bersama kedua orang tuanya, Daniel dan David kembali ke tempat mereka semula, menempel pada dinding antara ruang tamu dan ruang makan.Pembicaraan di ruang tamu ternyata cukup menyita perhatian Daniel. Ia seperti mendapat angin segar mendengar pendapat Yanti. Ada harapan yang terbit kembali, dan membuat migrain Daniel berangsur hilang.Sedangkan David mendengar dengan harap-harap cemas. Cemas karena takut ketahuan menguping pembicaraan mereka. Namun, untuk pergi meninggalkan tempat itu, ia merasa sayang.Di antara wajah masam Tiara saat Lukman dan Yanti berbicara, ada wajah Daniel yan

  • Suddenly Marry With The CEO   54. Interogasi Lukman

    "Belum?" ulang David putus asa. "Mengapa? Mengapa belum selesai?"Daniel hanya diam. "Belum waktunya aku mengatakan itu semua.""Tsk. C'mon. Daniel! Sampai kapan kita ada di sini? Bagaimana dengan perusahaan? Apa tidak mungkin operasional perusahaan akan kacau?" Justru David yang merasa frustasi. Ia menjadi gemas dan geregetan melihat Daniel."Aku sudah memberi ancaman pada mereka. Sekali saja mereka berani membuat kekacauan di perusahaanku, maka mereka harus siap dengan hukumanku.""Lalu, apa yang kalian bicarakan? Mengapa begitu lama?""Aku membicarakan hal lain. Tentang kecelakaan yang menimpa ayah Tiara. Bagaimana kronologinya karena aku mencurigai sesuatu hal."David mengusap wajahnya dengan kasar. "Asal kamu tahu, Niel. Aku sudah menebaknya sebelum kita datang ke sini. Tapi, kita perlu menanyakan hal ini kepada Tiara untuk lebih jelasnya. Lagipula, jika kamu tidak segera menyatakan niat kamu terhadap Tiara kepada Pak Lukman, aku khawatir, di kemudian hari, yang akan menjadi sasar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status