Share

Bab 17

Di tempat lain, Hamdan baru saja keluar dari toilet tempat wisata. Pria itu menemani putra pertamanya untuk buang air kecil di sana.

“Kita beli anggur dulu ya, Pa,” ucap Rizki.

“Oh, Kaka suka buah?”

“Iya, Kaka suka buah anggur. Beli yang banyak, ya. Buat Mama sama adik juga,” pinta Rizki bersemangat. Dia memang begitu menantikan kelahiran adiknya yang diprediksi adalah perempuan.

“Iya, Nak. Beli yang banyak untuk Mama.” Hamdan mengiyakan. Setelah keduanya membeli buah yang Rizki sukai, keduanya kembali kepada Tian yang sedang duduk di sebuah kursi. Menunggu kedatangan mereka.

“Sudah pipisnya, anak Mama?” tanya Tian.

“Sudah, Ma,” jawab Rizki. Kemudian menyerahkan oleh-oleh yang dia bawa kepada mamanya. “In untuk Mama sama adik ....”

“Oh, iya, Sayang. Terima kasih.” Tian mengusap kepala Sang Anak dengan sangat sayang.

“Sama-sama Mama!”

Namun ada yang berbeda dari Hamdan, pria itu mengernyit ketika melihat kembali ponselnya yang tertinggal. Ada log panggilan masuk Riri di sana.

“Kenapa ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status