Share

Bab 6. Pelakor menemui Amanda

Amanda dan Rani sesang berbincang - bincang di depan toko buku tiba - tiba dikejutkan kedatangan seorang wanita yang kurang bahan

"Heh kampungan!" Vera datang tiba - tiba menghardik Amanda yang mengobrol dengan Rani. 

"Oh kamu, ada perlu apa?" Amanda menanggapinya dengan santai. Rani yang geram segera ditahan oleh Amanda.

"Jangan coba - coba merayu Arman! kamu tuh sudah dicerai, jadi jangan ganggu Arman. Gara - gara kamu, Arman cuek padaku!" Rani tersenyum geli mendengar tingkah Vera yang ada di depannya.

Alih - alih menyadari kesalahannya, Vera merasa seakan dirinya benar. Rani dan Amanda merekam kejadian saat Vera datang dan mengamuk pada Amanda. 

"Aku tidak merayu Arman, bukannya itu sebaliknya? kamu yang merayu Arman dan merebutnya dariku. Kalau aku sih santai, silahkan saja ambil bekasku!" Amanda kembali duduk dan bersedekap melihat Vera seperti menahan malu karena di saksikan banyak orang yang lalu lalang di sekitarnya. 

Amanda tidak habis pikir jika Vera akan segila itu dalam bertindak. Apalagi Amanda sudah tahu jika anak yang berada di dalam kandungan Vera bukanlah anak Arman. Hanya saja, Amanda tidak akan membongkar semua kedok Vera karena belum cukup bukti yang dia dapatkan. 

"Alah, alasan! palingan juga nanti kamu bakal meminta dia kembali dengan alasan yang lain," Vera sepertinya tak mau kalah dengan jawaban Amanda. Vera merasa keberadaan Amanda adalah ancaman baginya.

 Jika sampai Arman tahu yang sebenarnya, maka Vera akan kehilangan segalanya. Bahkan Heru tak segan - segan akan mencelakai Vera jika tak berhasil mendapatkan Arman untuk menutupi perbuatan Vera dan dirinya. 

"Jika aku memang mempertahankan Arman, maka aku akan membuka semua kedokmu di depan semua orang. Tetapi aku melihat ibunya Arman yang begitu berharap seorang cucu, jadi aku relakan. Kasihan jika anak yang kau kandung nantinya akan bertanya siapa ayahnya. Lagian aku juga tak suka dengan seorang penghianat seperti Arman. Jangan pernah bermimpi jika aku akan merebutnya darimu. Nikmatilah kemenanganmu, Vera."

Vera semakin kesal dan terhina dengan ucapan Vera. Vera segera pergi dengan menghentak - hentakkan kakinya seperti anak kecil.

"Dasar gila!" celetuk Rani yang terkekh melihat sikap Vera barusan. "Pelakor tak ada akhlak ya, Kak!" Rani sendiri sangat risih dengan ulah Vera sebagai seorang perempuan.

"Sudah, yuk! kita pulang ke rumah Kakak dan mindahin barang Kakak," Rani mengajak Amanda untuk pulang ke rumah Amanda seperti rencana awal. 

Rani dan Amanda melajukan mobilnya ke rumah Amanda. Rumah minimalis namun cukup elegan. Rumah satu lantai dengan tiga kamar di dalamnya. Terdapat interior dan funiture mewah yang ada di dalamnya. Semua sudah Amanda siapkan untuk berjaga - jaga jika terjadis esuatu yang buruk padanya. Sejak awal pernikahan mantan mertuanya tak pernah menyukainya, oleh karena itu Amanda semakin melebarkan sayap dengan terjun ke bisnis butik dan mempunyai distro di berbagai tempat.

"Rumah Kakak nyaman sekali," ucap Rani sembari membuka kain yang menutupi perabot rumah.

"Rani boleh kok sering - sering menginap di sini." Rani tak percaya jika Amanda akan mengizinkannya menginap di rumah Amanda.

"Beneran? terimakasih Kakak!" Rani memeluk Amanda seperti Kakaknya sendiri. Rani dan Amanda membersihkan debu dan mengepel rumah yang di tempati Amanda. 

Butuh dua jam untuk membereskan semuanya, karena rumah tidak terlalu lebar. Amanda sengaja memilih rumah yang minimalis karena dirinya sendiri tak akan mampu membersihkannya sendirian, bahkan dirinya juga akan mulai tinggal sendiri di rumah itu.

Drrrt drtt

Ponsel Amanda bergetar, panggilan dari Arman dan Amanda menolak panggilan dari Arman. Amanda tidak suka jika Arman akan memintanya rujuk dengannya. 

"Kenapa panggilan dimatikan, Kak?" 

"Males, kalau ditanggapi malah ngelunjak nantinya. Atau mungkin nenek lampir akan kembali menghina kakak dengan alasan akan merebut Arman. Padahal tak ada keinginan seujung jaripun untuk memintanya dia kembali," 

Ting nung

Suara seseorang menekan bell pintu rumah Amanda. Ternyata seorang pengantar makanan mengantar makan siang untuk merrka berdua.

"Abangmu memang selalu begini, Kakak tak enak jika terus - terusan meminta bantuan Kakakmu," Amanda meletakkan makanan di meja makan. Rani melihatnya hanya senyum - senyum karena abangnya mulai menunjukkan perhatian lebih pada Amanda. Rani sangat tahu jika Bara sangat mencintai Amanda. Bahkan Rani dan ibunya juga setuju jika Bara menjalin hubungan dengan Amanda.

"Ya, namanya juga sahabat Kak! tidak mungkin akan membiarkan sahabatnya kelaparan," celetuk Rani seraya mengambil piring dan sendok untuk dirinya dan Amanda. Sedangkan Amanda mengambil gelas dan mengisinya dengan air untuk minuman mereka ketika selesai makan. Mereka makan siang berdua dengan lahap setelah mengerjakan semuanya.

"Kak, main ke mall yuk! Rani mau beli sepatu," Rani meminta Amanda untuk jalan - jalan ke mall. "Kamu dulu dibelikan Kakak tidak mau. Sepatu mulai jebol baru minta dibelikan," Rani hanya nyengir kuda mendengar perkataan Amanda. Rani memang dari keluarga berada, Namun sikapnya hampir sama dengan Amanda. Sederhana dan tak suka foya - foya.

"Dulu sepatunya masih bagus, jadi Rani menolak ketika Kakak belikan." 

"Ya sudah kalau begitu, setelah ini kita ke mall dan beli sepatu buat Rani," Amanda menyetujui lermintaan Rani.

*

"Vera, Arman harus menjadi ayah dari bayi yang kau kandung!" Heru frustasi ketika Vera mengatakan bahwa mantan istri Arman mencurigai kebenaran kehamilan janin yang dikandung Vera.

Heru tak mau ambil resiko, jadi Arman harus menjadi anak dari janin yang dikandung Vera. Heru menjadi seperti itu karena semua harta yang dimiliki Heru adalah milik keluarga istrinya. Heru hanyalah seorang lelaki yang bernasib mujur karena mempunyai istri dari anak pengusaha. Jika sampai Heru memghianati istrinya, maka siap - siap Heru harus keluar rumah tanpa membawa harta sepeserpun.

"Terus bagaimana donk, Mas," Vera bingung dengan keadaannya sekarang. Dirinya sendiri tak mau berurusan dengan istri sahnya Heru yang notabene seorang pengusaha juga. Penghasilan Heru hanya sepertiga dari penghasilan istrinya. 

"Kita ancam mantan istrinya, bagaimana?" Heru memberikan ide konyol pada Vera. 

"Aku sudah mengancamnya, dan dia malah menertawakanku. Dia bahagia bisa berpisah dengan Arman. "Vera semakin kesal dengan ide yang diberikan Heru. Heru tak mengatakannyapun, Vera sudah melakukannya namun gagal. "Sudahlah, jangan marah - marah terus. Lebih baik kita nikmati kebersamaan kita berdua, mumpung tadi sudah izin datang terlambat karena alasan mendadak," Vera melingkarkan tangannya ke pinggamg Heru. Mereka melakukan aktivitas terlarang di apartemen Vera.

Mereka tak sadar jika ada mata - mata yang menyebar di sekitar mereka. Salah satunya dari pihak istri Heru. Entah apa jadinya nanti jika istri sahnya Heru mengetahui perbuatan suaminya di luar, apalagi saat jam kerja.

*

"Jadi dia sekarang sudah berani selingkuh? kamu kira aku tidak tahu," gumam Giselle ketika mengetahui suaminya tengah berada di dalam apartemen milik seorang wanita. Gisellepun tahu jika apartemen itu pemberian Heru pada gundiknya.

Giselle menyunggingkan bibirnya. "Nikmatilah, Heru. Lihat nanti jika kalian sudah merasa paling di atas. Aku akan menjatuhkan kalian berdua. Giselle beserta anak buahnya pergi meninggalkan apartemen  tersebut.

"Semua surat penting segera amankan, Romi! aku tak mau sepeserpun jatuh ke lelaki pecundang itu," Romi tak terkejut dengan ucapan Giselle. Romi segera memindahkan surat penting milik Giselle ke dalam brangkas yang cukup aman. 

"Apa kamu ingin bercerai dari Heru?" Romi menyandarkan tubuhnya di kursi.

"Menurutmu?"

"Apapun keputusanmu aku mendukungmu, aku teman sekaligus seorang Advokad yang selalu mendukungmu, Giselle."

"Apakah kamu melakukan ini karena masih mencintaiku?" Giselle menatap intens ke arah Romi.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Nurulnazirah Kinding
cerita menarik,sayang kerap pakai koin
goodnovel comment avatar
Dyandra Edy
koin nya mahal buanget..smua novel disini koin nya mahal
goodnovel comment avatar
Vivi Cayank
bagus ceritanya, sayangnya harus pakai koin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status