Home / Rumah Tangga / Sukses setelah dicerai / Bab 6. Pelakor menemui Amanda

Share

Bab 6. Pelakor menemui Amanda

last update Last Updated: 2022-04-26 11:29:41

Amanda dan Rani sesang berbincang - bincang di depan toko buku tiba - tiba dikejutkan kedatangan seorang wanita yang kurang bahan

"Heh kampungan!" Vera datang tiba - tiba menghardik Amanda yang mengobrol dengan Rani. 

"Oh kamu, ada perlu apa?" Amanda menanggapinya dengan santai. Rani yang geram segera ditahan oleh Amanda.

"Jangan coba - coba merayu Arman! kamu tuh sudah dicerai, jadi jangan ganggu Arman. Gara - gara kamu, Arman cuek padaku!" Rani tersenyum geli mendengar tingkah Vera yang ada di depannya.

Alih - alih menyadari kesalahannya, Vera merasa seakan dirinya benar. Rani dan Amanda merekam kejadian saat Vera datang dan mengamuk pada Amanda. 

"Aku tidak merayu Arman, bukannya itu sebaliknya? kamu yang merayu Arman dan merebutnya dariku. Kalau aku sih santai, silahkan saja ambil bekasku!" Amanda kembali duduk dan bersedekap melihat Vera seperti menahan malu karena di saksikan banyak orang yang lalu lalang di sekitarnya. 

Amanda tidak habis pikir jika Vera akan segila itu dalam bertindak. Apalagi Amanda sudah tahu jika anak yang berada di dalam kandungan Vera bukanlah anak Arman. Hanya saja, Amanda tidak akan membongkar semua kedok Vera karena belum cukup bukti yang dia dapatkan. 

"Alah, alasan! palingan juga nanti kamu bakal meminta dia kembali dengan alasan yang lain," Vera sepertinya tak mau kalah dengan jawaban Amanda. Vera merasa keberadaan Amanda adalah ancaman baginya.

 Jika sampai Arman tahu yang sebenarnya, maka Vera akan kehilangan segalanya. Bahkan Heru tak segan - segan akan mencelakai Vera jika tak berhasil mendapatkan Arman untuk menutupi perbuatan Vera dan dirinya. 

"Jika aku memang mempertahankan Arman, maka aku akan membuka semua kedokmu di depan semua orang. Tetapi aku melihat ibunya Arman yang begitu berharap seorang cucu, jadi aku relakan. Kasihan jika anak yang kau kandung nantinya akan bertanya siapa ayahnya. Lagian aku juga tak suka dengan seorang penghianat seperti Arman. Jangan pernah bermimpi jika aku akan merebutnya darimu. Nikmatilah kemenanganmu, Vera."

Vera semakin kesal dan terhina dengan ucapan Vera. Vera segera pergi dengan menghentak - hentakkan kakinya seperti anak kecil.

"Dasar gila!" celetuk Rani yang terkekh melihat sikap Vera barusan. "Pelakor tak ada akhlak ya, Kak!" Rani sendiri sangat risih dengan ulah Vera sebagai seorang perempuan.

"Sudah, yuk! kita pulang ke rumah Kakak dan mindahin barang Kakak," Rani mengajak Amanda untuk pulang ke rumah Amanda seperti rencana awal. 

Rani dan Amanda melajukan mobilnya ke rumah Amanda. Rumah minimalis namun cukup elegan. Rumah satu lantai dengan tiga kamar di dalamnya. Terdapat interior dan funiture mewah yang ada di dalamnya. Semua sudah Amanda siapkan untuk berjaga - jaga jika terjadis esuatu yang buruk padanya. Sejak awal pernikahan mantan mertuanya tak pernah menyukainya, oleh karena itu Amanda semakin melebarkan sayap dengan terjun ke bisnis butik dan mempunyai distro di berbagai tempat.

"Rumah Kakak nyaman sekali," ucap Rani sembari membuka kain yang menutupi perabot rumah.

"Rani boleh kok sering - sering menginap di sini." Rani tak percaya jika Amanda akan mengizinkannya menginap di rumah Amanda.

"Beneran? terimakasih Kakak!" Rani memeluk Amanda seperti Kakaknya sendiri. Rani dan Amanda membersihkan debu dan mengepel rumah yang di tempati Amanda. 

Butuh dua jam untuk membereskan semuanya, karena rumah tidak terlalu lebar. Amanda sengaja memilih rumah yang minimalis karena dirinya sendiri tak akan mampu membersihkannya sendirian, bahkan dirinya juga akan mulai tinggal sendiri di rumah itu.

Drrrt drtt

Ponsel Amanda bergetar, panggilan dari Arman dan Amanda menolak panggilan dari Arman. Amanda tidak suka jika Arman akan memintanya rujuk dengannya. 

"Kenapa panggilan dimatikan, Kak?" 

"Males, kalau ditanggapi malah ngelunjak nantinya. Atau mungkin nenek lampir akan kembali menghina kakak dengan alasan akan merebut Arman. Padahal tak ada keinginan seujung jaripun untuk memintanya dia kembali," 

Ting nung

Suara seseorang menekan bell pintu rumah Amanda. Ternyata seorang pengantar makanan mengantar makan siang untuk merrka berdua.

"Abangmu memang selalu begini, Kakak tak enak jika terus - terusan meminta bantuan Kakakmu," Amanda meletakkan makanan di meja makan. Rani melihatnya hanya senyum - senyum karena abangnya mulai menunjukkan perhatian lebih pada Amanda. Rani sangat tahu jika Bara sangat mencintai Amanda. Bahkan Rani dan ibunya juga setuju jika Bara menjalin hubungan dengan Amanda.

"Ya, namanya juga sahabat Kak! tidak mungkin akan membiarkan sahabatnya kelaparan," celetuk Rani seraya mengambil piring dan sendok untuk dirinya dan Amanda. Sedangkan Amanda mengambil gelas dan mengisinya dengan air untuk minuman mereka ketika selesai makan. Mereka makan siang berdua dengan lahap setelah mengerjakan semuanya.

"Kak, main ke mall yuk! Rani mau beli sepatu," Rani meminta Amanda untuk jalan - jalan ke mall. "Kamu dulu dibelikan Kakak tidak mau. Sepatu mulai jebol baru minta dibelikan," Rani hanya nyengir kuda mendengar perkataan Amanda. Rani memang dari keluarga berada, Namun sikapnya hampir sama dengan Amanda. Sederhana dan tak suka foya - foya.

"Dulu sepatunya masih bagus, jadi Rani menolak ketika Kakak belikan." 

"Ya sudah kalau begitu, setelah ini kita ke mall dan beli sepatu buat Rani," Amanda menyetujui lermintaan Rani.

*

"Vera, Arman harus menjadi ayah dari bayi yang kau kandung!" Heru frustasi ketika Vera mengatakan bahwa mantan istri Arman mencurigai kebenaran kehamilan janin yang dikandung Vera.

Heru tak mau ambil resiko, jadi Arman harus menjadi anak dari janin yang dikandung Vera. Heru menjadi seperti itu karena semua harta yang dimiliki Heru adalah milik keluarga istrinya. Heru hanyalah seorang lelaki yang bernasib mujur karena mempunyai istri dari anak pengusaha. Jika sampai Heru memghianati istrinya, maka siap - siap Heru harus keluar rumah tanpa membawa harta sepeserpun.

"Terus bagaimana donk, Mas," Vera bingung dengan keadaannya sekarang. Dirinya sendiri tak mau berurusan dengan istri sahnya Heru yang notabene seorang pengusaha juga. Penghasilan Heru hanya sepertiga dari penghasilan istrinya. 

"Kita ancam mantan istrinya, bagaimana?" Heru memberikan ide konyol pada Vera. 

"Aku sudah mengancamnya, dan dia malah menertawakanku. Dia bahagia bisa berpisah dengan Arman. "Vera semakin kesal dengan ide yang diberikan Heru. Heru tak mengatakannyapun, Vera sudah melakukannya namun gagal. "Sudahlah, jangan marah - marah terus. Lebih baik kita nikmati kebersamaan kita berdua, mumpung tadi sudah izin datang terlambat karena alasan mendadak," Vera melingkarkan tangannya ke pinggamg Heru. Mereka melakukan aktivitas terlarang di apartemen Vera.

Mereka tak sadar jika ada mata - mata yang menyebar di sekitar mereka. Salah satunya dari pihak istri Heru. Entah apa jadinya nanti jika istri sahnya Heru mengetahui perbuatan suaminya di luar, apalagi saat jam kerja.

*

"Jadi dia sekarang sudah berani selingkuh? kamu kira aku tidak tahu," gumam Giselle ketika mengetahui suaminya tengah berada di dalam apartemen milik seorang wanita. Gisellepun tahu jika apartemen itu pemberian Heru pada gundiknya.

Giselle menyunggingkan bibirnya. "Nikmatilah, Heru. Lihat nanti jika kalian sudah merasa paling di atas. Aku akan menjatuhkan kalian berdua. Giselle beserta anak buahnya pergi meninggalkan apartemen  tersebut.

"Semua surat penting segera amankan, Romi! aku tak mau sepeserpun jatuh ke lelaki pecundang itu," Romi tak terkejut dengan ucapan Giselle. Romi segera memindahkan surat penting milik Giselle ke dalam brangkas yang cukup aman. 

"Apa kamu ingin bercerai dari Heru?" Romi menyandarkan tubuhnya di kursi.

"Menurutmu?"

"Apapun keputusanmu aku mendukungmu, aku teman sekaligus seorang Advokad yang selalu mendukungmu, Giselle."

"Apakah kamu melakukan ini karena masih mencintaiku?" Giselle menatap intens ke arah Romi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Nurulnazirah Kinding
cerita menarik,sayang kerap pakai koin
goodnovel comment avatar
Dyandra Edy
koin nya mahal buanget..smua novel disini koin nya mahal
goodnovel comment avatar
Vivi Cayank
bagus ceritanya, sayangnya harus pakai koin
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sukses setelah dicerai   Bab 73. Kebahagiaan

    Tiga hari usai mendapatkan tiket pemberian Faris, Bara mengajak Amanda pergi berlibur ke Disneyland selama sepekan. Melihat kebahagiaan Amanda apalagi tawa Amanda membuat Bara tak hentinya merasa bersyukur. Bara selalu menjaga senyum Amanda tetap terjaga tanpa pernah ingin menyakitinya sedikitpun. "Sayang, jujur aku bahagia sekali." Bara memeluk Amanda dari belakang ketika Amanda berdiri dekat jendela kaca kamar hotel mereka. Bara menghirup aroma wangi parfum tubuh Amanda."Aku juga Sayang, aku sangat bahagia bersamamu. Kebahagiaanku sudah lengkap hanya saja.."Kita akan berusaha dan berdoa agar segera dikaruniai buah hati lagi, Sayang." Amanda menggenggam tangan Bara yang melingkar di perutnya.Tiga bulan setelah berlibur dari Disneyland, Amanda mendapatkan hadiah tepat dihari ulang tahun Bara. Hadiah berupa garis dua yang tertera di tespacknya, Amanda diam - diam melakukan USG untuk memastikan jika dirinya tengah hamil tanpa memberitahukan kepada Bara. Bara begitu terharu dan sanga

  • Sukses setelah dicerai   Bab 72. Perhatian Bara

    Tiga minggu usai pulang dari rumah sakit, Bara tak hentinya menghibur Amanda supaya tidak terlarut dalam kesedihan. Dalam hati Bara memang berkeinginan untuk memilihi buah hati hanya dari rahim Amanda namun bagaimana lagi, pemilik alam bekehendak lain. Bagaimanapun ini adalah ujian dalam rumah tangganya."Sayang, jangan melamun dong." Amanda menerawang kaca di balkon. Bara memeluknya dari belakang sembari menikmati harumnya tubuh Amanda yang terawat. Amanda merasakan pelukan suami tercintanya sembari ikut menggenggam tangan Bara yang melingkar di pinggangnya."Aku tidak melamun, Sayang. Hanya rasa syukur memiliki suami terbaik sepertimu." Amanda berbalik menatap wajah Bara, perlahan kedua tangannya menangkup ke pipi Bara. Bara seketika membawa Amanda dalam dekapannya."Tak ada yang bisa menggantikanmu, Amandaku sayang." "Kita jalan - jalan yuk!" Bara mengajak Amanda untuk jalan - jalan sekedar refresing sejenak dari musibah yang telah menimpa keluarga kecilnya. Amanda dan Bara segera

  • Sukses setelah dicerai   Bab 71. Tedi melamar Naya

    Karena sudah tidak ada lagi hubungan dengan Rina, Tedi pagi ini berencana menemui Naya dan keluarganya untuk melamar Naya. Tedi melajukan mobilnya ke kediaman Naya dan keluarganya. Kedatangan Tedi disambut hangag oleh kedua orang tua Naya termasuk Naya dan Sony. Naya begitu canggung bahkan untuk menatap Tedi rasanya tidak mampu."Maaf sebelumnya, Om dan Tante. Niat Tedi kemari karena Tedi memiliki rasa cinta teramat besar pada Naya sehingga Tedi memberanikan diri untuk meminta restu kepada Om dan Tante." ucapan mulai sedikit tidak nyambung karena Tedi begitu grogi bahkan keringat dingin sebesar biji jagung mengalir deras. Takut jika niat baiknya melamar Naya ditolak oleh keluarga Naya. Frans dan Riana hanya tersenyum melihat kepolosan seseorang ketika mau melamar Naya. Sony yang ikut mendengarkan bahkan menahan tawa dan sesekali menggoda Naya."Iya, saya tahu jika kamu menyukai anak saya. Tapi saya rasa kurang tepat jika kamu menyukai Naya hanya dengan rasa cinta. Jika nanti kamu mene

  • Sukses setelah dicerai   Bab 70. Bedrest dan berakhir kuretase

    Pagi ini Amanda tidak seperti biasanya. Amanda setiap hari akan bangun sebelum subuh untuk menyiapkan semuanya dibantu dengan Bu Maya, Ibu mertua yang selalu terbuka padanya. Namun kali ini Amanda tidur lagi usai shalat subuh. Bara menghampirinya memastikan jika Amanda baik - baik saja."Sayang, sudah siang loh. Ayo bangun." Bara menggoyang - goyangkan tubuh Amanda dengan pelan karena takut membuat Amanda sakit atau tidak nyaman."Badanku capek semua, Sayang." Sahut Amanda yang masih berada dalam selimut. Bara meletakkan punggung telapak tangannya di dahi Amanda."Alhamdulillah tidak demam, ya sudah istirahat saja, Sayang." Bara meninggalkan Amanda dan menuju ke dapur membuatkan sarapan untuk Amanda."Amanda mana? kok gak turun." Bu Maya melihat Bara turun sendiri."Amanda sedang tidak enak badan, Ma.""Biasa ibu hamil ya begitu, Mama dulu lebih parah dari Amanda saat hamil kamu." Bara menyimak penjelasan Bu Maya saat hamil dulu. Bara akhirnya mengerti tentang apa saja yang akan terja

  • Sukses setelah dicerai   Bab 69. Kecurigaan Bu Fatimah

    Bu Fatimah mengamati dari kejauhan pada lelaki yang bersama dengan Rina. Lelaki itu bahkan terlihat mesra sama seperti Rina yang bergelayut manja. Usai dari Cafe, Rina dan Dodit menuju ke sebuah hotel yang berada di sebelah Cafe tempat nongkrongnya mereka berdua. Bu Fatimah segera mengikuti mereka berdua secara diam - diam supaya tidak kehilangan jejak.Rina dan Dodit masuk ke dalam sebuah kamar. Bu Fatimah menuju ke resepsionis dan meminta nomor kamar Rina dan Dodit sekarang, akan tetapi pihak hotel tetap merahasiakan privasi pengunjung hotel. Bu Fatimah mengatakan jika pihak wanita adalah calon tunangan anaknya sehingga pihak hotel akhirnya memberikan nomor kamar yang Rina dan Dodit.Bu Fatimah segera naik ke lantai dua tepat nomor kamar yang disewa Rina dan Dodit.tok tok tokBu Fatimah mengetuk pintu dan betapa terkejutnya ketika Rina membuka pintunya dan masih memakai lingerie merah. "Ri - Rina?""Ta - Tante?" Rina terkejut sekali melihat Bu Fatimah memergokinya sedang bersama

  • Sukses setelah dicerai   Bab 68. Pertemuan Naya dengan Tedi

    Meskipun mendapatkan banyak dukungan dari keluarganya namun Naya tetap merasa tidak percaya diri. Masa lalu yang begitu kelam tak lebih dari pelacur murahan yang dipakai orang banyak. Naya tak bisa tidur memikirkan ekspresi Tedi nanti seandainya Naya sudah mengungkapkan isi hatinya."Bantu hamba, Ya Allah." ucapan tersebut yang selalu dia lantunkan, berharap dari kekuasaan Allah yang menentukan akan nasibnya.Ting[Bang Tedi besok mau bicara sebentar dengan Naya. Bolehkan?] sebuah pesan dari Tedi[Iya boleh, Bang] balas Naya dengan harap - harap cemas.[Istirahat besok kita makan di warung biasanya] Tedi mengacak bicara Naya di warung Bh Faridah.[Baik, Bang Tedi jangan pernah kecewa ketika mengetahui apa Naya sampaikan besok] Tedi terkejut dengan pernyataan Naya, itu artinya ada sesuatu yang disembunyikan Naya dan akan diungkapkan besok. Semalaman mereka berdua tidak ada yang bisa tidur karena memikirkan pertemuan besok. Perasaan mulai maju mundur ketika dirinya harus mengungkapkan s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status