Jason yang terbangun duluan. Kepalanya terasa berat seperti dipukul palu godam.
Perlahan mata Jason terbuka dan mulai mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Tak ada siapa pun di sofa di sekitar ranjangnya. Tapi, betapa terkejutnya Jason saat dia hendak beranjak dari atas ranjang dan menemukan dirinya tidak mengenakan sehelai benang pun dan di sebelahnya ada tubuh seorang gadis yang tidak dia kanal. "Apa yang terjadi? Kemana Tony? Siapa gadis ini?" Jason mulai memperhatikan gadis yang berada di sampingnya ini. Saat Jason menyibak bedcover, ada noda darah di sprei dan di bagian sensitif wanita itu. "Oh my God. Kasihan wanita ini. Aku telah memerawaninya." Jason baru saja hendak membangunkan wanita itu ketika dia mendengar alarm handphonenya berbunyi. "Wah, hari ini aku harus persentasi. Aku tidak boleh telat. Ini sangat penting." Jason segera menghambur ke kamar mandi dan langsung mandi. "Aku harus pulang ke apartemenku dulu untuk mengambil laptopku. Duh, bagaimana kalau gadis itu pergi?" "Aku harus membuat surat. Ya. Itulah yang harus aku lakukan. Aku akan meminta gadis itu untuk menunggu." Setelah mandi, Jason kembali memakai bajunya yang semalam setelah itu dia buru-buru mengambil kertas hotel dan juga pulpen hotel Jason membuat surat untuk gadis yang tidak dia tahu namanya itu Dear beautiful "Namaku Jason. Aku tidak tahu namamu dan aku tidak tahu apa yang terjadi pada kita semalam. Yang jelas, aku telah melakukan sesuatu hal yang buruk padamu. Aku telah melakukan malam pertama denganmu." "Tapi kamu jangan khawatir. Aku akan bertanggung jawab Bahkan aku ingin sekali bertanggung jawab aku ingin sekali menikahimu. Jadi, kamu tunggu lah di kamar ini dan jangan pergi. Aku pergi mungkin cuma sekitar 3 jam karena aku sedang ada keperluan penting di kantorku. Begitu selesai, aku langsung kembali padamu." "Tetaplah menunggu di sini malam pertamaku. I think I'm In Love With You. Jason." Setelah membuat surat, dengan terburu-buru, Jason segera keluar meninggalkan kamar hotel ini. Sebelum keluar kamar, Jason memperhatikan wajah gadis yang masih tertidur di atas ranjang itu. Jason juga memastikan dulu kalau ada key card lain yang tersedia di kamar ini. Ternyata ada dua keycard. Karena itu, Jason hanya membawa satu Keycard kemudian dia langsung keluar dari kamar hotel ini dan buru-buru menuju ke arah basement untuk mengambil mobilnya. Jason harus buru-buru menuju ke apartemennya untuk mengambil laptopnya sementara keadaan Jakarta yang macet membuat dia perlu waktu cukup lama untuk itu sehingga akhirnya saat dia baru sampai di kantornya saat dia sudah terlambat 15 menit dari jadwal dia seharusnyam Jason menutup pintu saat sudah berada di ruang meeting. Di dalam ruang meeting sudah ada Gladys, tunangannya, Jason, Anton, Ayahnya Gladys, Tony dan beberapa rekan kerja Jason. Jason merasa tidak enak karena pimpinannya dan juga peserta rapat lainnya sudah ada semua di dalam ruang rapat dan terlihat sedang menunggunya. Setelah meminta maaf, Jason mulai mempersiapkan file untuk dia tayangkan di proyektor sebagai bahan untuk presentasinya hari ini. Tapi saat bahan-bahan dari Jason belum muncul di layar proyektor, tiba-tiba sebuah video sudah muncul di layar proyektor. Semua orang langsung memperhatikan layar proyektor apalagi ketika ada suara-suara tidak senonoh di sana. Layar proyektor memperlihatkan Jason sedang menyerang seorang gadis yang terlihat susah payah untuk mengatasi serangan Jason. Gadis itu sudah meminta-minta ampun dan terus meminta Jason untuk tidak melakukan hal itu kepadanya tetapi Jason masih terus memaksakan kehendaknya kepada gadis itu. Gladys yang merupakan pacar dari Jason, sangat malu melihat video itu. Demikian juga dengan Anton, ayahnya Gladys. Anton bahkan melotot ke arah Jason. "Apa yang kamu lakukan, Jason? Mengapa kamu berani memperkosa seorang gadis?" Jason gelagapan untuk menjawab pertanyaan dari Anton, calon Ayah mertuanya ini. Tapi sedetik kemudian, saat Jason memperhatikan layar proyektor dan melihat tidak berdayanya seorang gadis yang berusaha mengatasi dirinya, maka Jason merasa tidak perlu menjawab pertanyaan calon ayah mertuanya itu. "Aku melakukan hal yang tidak layak kepada gadis itu. Aku harus bertanggungjawab kepada gadis itu," batin Jason sambil terus menyaksikan tingkah laku agresifnys di arah layar proyektor. "Ini hal yang tidak pantas! Tidak seharusnya karyawan seperti ini dibiarkan bebas di kantor ini!" Seru Mathilde, salah satu pemegang saham di perusahaan ini. Gladys langsung mengeluarkan cincin bermata berlian yang baru beberapa hari lalu diberikan Jason kepadanya sebagai tanda pertunangan dengan dirinya. Kemudian Gladys melempar cincin yang baru dikeluarkan dari jari tangannya ini, ke arah wajah Jason. "Kita putus! Pernikahan kita tidak akan terjadi!" Setelah itu, Gladys langsung meninggalkan ruangan ini dengan perasaan malu. Anton yang sangat khawatir dengan keadaan Gladys, langsung berdiri untuk menyusul Gladys. Dia sempat mendelik ke arah Jason dan berkata, "kamu dipecat! Mulai hari ini, kamu tidak lagi menjadi karyawan di kantor ini!" Jason tidak memperdulikan semuanya itu. Dia seakan tidak mempedulikan Gladys yang merupakan pacarnya selama hampir setahun terakhir ini. Dia juga tidak memikirkan karirnya di kantor ini. Yang saat ini ada dalam pikirannya hanyalah rasa kasihan kepada gadis yang diperkosanya semalam. "Aku harus kembali kepada gadis itu. Tidak seharusnya aku memperlakukan gadis itu seperti itu." Jason segera keluar dari ruangan ini tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada orang-orang yang masih berada dalam ruangan ini. Tony mengikuti Jason keluar dari ruangan ini. "Hahaha akhirnya si anak emas dipecat dan diputuskan kekasihnya. Hahaha." "Apa maksudmu, Tony?" Jason membalikkan tubuhnya dan menatap Tony, orang yang selama setahun terakhir ini dianggapnya sebagai sahabat terbaiknya. Tony tertawa mengejek ke arah Jason. "Kamu masih belum sadar juga, hah? Akulah yang menjebak kamu semalam. Aku yang memberikan obat perangsang di minumanmu sehingga kamu berbuat seperti di video tadi. Hehehe." Jason menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu tega melakukan semua itu!? Untuk apa kamu melakukan itu, Tony?" "Aku menyukai Gladys sejak dulu, sejak sebelum kamu masuk di perusahaan ini. Tapi begitu kamu masuk, Gladys langsung jadi milikmu. Bahkan kamu menjadi anak emas bos besar, kamu akan segera menjadi vice direktur. That's my dream! Not yours. Hal itu tidak aku sukai dan hari ini, semua itu berakhir. Aku bisa kembali menjadi anak emas bos besar dan aku bisa mendapatkan peluang untuk memiliki Gladys." "Kalau kamu memang menyukai Gladys dan kalau kamu memang mengincar jadi anak emas bos besar, seharusnya kamu mengatakannya padaku. Aku bisa mundur secara sukarela untukmu tapi jangan kamu melakukan hal ini!" "Kalau aku mengatakannya terus terang kepadamu, belum tentu kamu mau mundur. Tidak ada yang mau mundur kalau itu berurusan dengan garis secantik Gladys dan juga menjadi anak emas di perusahaan besar ini." "Kamu salah menilaiku, kawan. Aku bisa merelakan semua itu kalau kamu memintanya dengan baik-baik. Sekarang ini, tidak masalah bagiku kalau aku harus meninggalkan Gladys dan meninggalkan perusahaan ini. Yang jadi masalahku adalah gadis itu. Kamu membuat aku memperkosa seorang gadis polos. hal itu yang tidak bisa aku terima!" Jason memegang kerah baju Tony dan memukul Tony. "Sekarang katakan! Siapa nama gadis itu? Aku akan menemuinya dan bertanggungjawab atas perbuatanku padanya. Sementara kalau kamu ingin, kamu bisa mendapatkan Gladys!" Tony jatuh ke bawah. Hatinya sakit karena dipukul Jason. Tapi dia tidak berani berkelahi dengan Jason. Kata-kata Jason yang terdengar sangat peduli kepada gadis yang diperkosa Jason membuat Tony tidak rela bekas sahabatnya itu mendapatkan kebahagiaan. Karena itu, setelah berpikir sejenak, Tony berkata, "kamu salah, kawan, kalau kamu berpikir gadis itu adalah gadis polos." "Apa maksudmu? Aku melihat sendiri bercak darah di kamar itu tadi pagi. Aku sudah memperkosa seorang gadis yang suci dan semua itu karena kamu, tahu!" Tony malah tertawa terbahak-bahak. "Hahaha. Kamu terlalu polos, kawan. Ketahuilah, gadis itu aku sewa dari sebuah klub malam dan aku menyewanya karena dia bisa akting. Dia bisa akting sebagai gadis baik-baik yang diperkosa karena nampaknya selain ingin mendapatkan uang sewa dariku, dia juga ingin mendapatkan uang darimu. Ya, karena itulah dia akting sebagai gadis polos. Hebat benar gadis itu." "Kamu bohong!" "Hahaha. Jangan terlalu polos, my friend. Kamu bisa ditipu melulu kalau kamu terus seperti ini. Hehehe." "Aku tidak percaya padamu! Mulut busukmu itu tidak akan aku percaya lagi!" "Kalau kamu tidak percaya, nanti aku kirim foto-foto gadis itu saat di kelab malam tempat dia bekerja." Jason mendengus dan langsung membalikkan tubuhnya untuk cepat-cepat menuju ke arah lift. Dia ingin segera kembali ke kamar hotel semalam untuk menemui gadis yang dia perkosa itu. Sementara Tony berdiri, mengeluarkan handphonenya dan mulai menelpon Lisa. "Iya, Ton?" tanya Lisa di ujung telpon. "Kirim foto-foto gadis yang semalam. Temanmu itu ke WA-ku." "Maksudmu Celine?" "Iya." "Buat apa?" "Temanku mulai menyukai temanmu itu. Aku telah berhasil menghancurkan karir dan percintaannya di kantor ini. Aku tidak mau temanku itu bahagia dengan temanmu. Jadi, aku akan edit foto temanmu, seakan dia kerja di klub malam." "Aku setuju, Ton. Aku juga gak mau temanku bahagia. Dia harus menderita. Ok, aku kirim foto-fotonya." Setelah mendapatkan foto-foto Celine dari Lisa, maka Tony kembali menghubungi seorang lainnya. "Jay, kamu harus membantuku." "Iya, Bos. Apa yang harus kubantu, Bos?" "Kamu harus mengedit foto seorang gadis supaya terlihat seolah-olah dia sedang berada di sebuah klub malam." "Ini ... apa hubungannya dengan pekerjaan aku di kantor, Bos?" "Nggak ada hubungannya tapi karena kamu ahli IT dan karena kmu bawahanku dan sebentar lagi aku akan naik menjadi vice direktur di kantor ini, jadi, kalau kamu berani membantahku, kamu akan keluar dari kantor ini secepatnya." "Baik, bos. Akan aku lakukan, bos." "Bagus." Tony langsung mengeluarkan senyum licik di wajahnya.Bella tergagap, wajahnya pucat pasi, "Aku hanya... aku hanya lupa sejenak... Luke, aku tidak sengaja."Selina mendecak lidahnya dua kali, "Nona Hayes bilang dia lupa, jadi anggap saja dia lupa. Logan, ayo kita ke balai lelang."Logan melirik Bella dengan dingin, "Terserah kau saja."Bella terhuyung, hampir kehilangan keseimbangan.Saat mereka berdua berjalan pergi, Bella mengepalkan tinjunya erat-erat, tak mau menerima kekalahan. Air mata menggenang dan akhirnya jatuh saat ia tersedak, "Luke, aku tidak menyangka Selina akan membenciku sebesar ini. Logan dan aku hanyalah teman biasa... Mungkin seharusnya aku tidak kembali ke desa..."Namun, alih-alih mendapatkan penghiburan yang ia harapkan, Luke hanya bertanya, "Bella, apa kau benar-benar lupa memberitahuku kalau mereka sudah menikah?"Seluruh tubuh Bella menegang sebelum ia dengan cepat berubah menjadi lebih menyedihkan, "Luke, apa kau juga meragukanku?"Luke ragu-ragu, merasa sedikit bersalah, "Bella, bagaimanapun juga, kau dan Loga
Seorang pemuda berusia awal dua puluhan berdiri di sana, rambut pirangnya berkilau di bawah lampu, seluruh auranya memancarkan kesombongan.Mendengar kata-kata Selina, ia langsung meledak marah, menundukkan kepala saat bersiap untuk mengumpatnya."Kau—"Namun, tepat saat ia melihat wajah menawan Selina, ekspresinya tiba-tiba memerah, dan ia terpaksa menelan kembali kata-katanya, "Kau, aku..."Sial, wanita jalang ini sebenarnya cukup seksi. Apakah ini tipe yang disukai Logan?Selina tidak tahu siapa pemuda ini, tetapi ia mengenali orang yang berdiri di belakangnya—Andrew.Ah, anjing piaraan setia Bella.Wajah Andrew menegang karena marah saat ia menggertakkan giginya, "Beraninya kau muncul di pelelangan ini? Apa kau tahu Bella akan datang dan memutuskan untuk mencuri darinya dengan sengaja?!"Selina tidak bisa berkata apa-apa kepada anjing piaraan itu. Ia berbalik hendak pergi, tetapi sekelompok pewaris generasi kedua yang kaya dengan cepat menghalangi jalannya."Katakan sesuatu! Apa k
"Karena kau mengakui bahwa dia adik iparmu, Vivian, apa yang membuatmu berpikir bahwa kau, seorang putri angkat, bisa dibandingkan dengan istriku, Nyonya Reid?"Nada bicara Logan acuh tak acuh, "Atau lebih tepatnya, siapa yang memberimu keyakinan untuk percaya bahwa kau bernilai 1,9 miliar?"...Ruang ganti itu hening.Air mata Vivian menggenang di bulu matanya, wajahnya memerah karena malu, "Logan, bagaimana bisa kau berkata begitu tentangku...?"Logan memperhatikan air matanya menetes ke gelang itu. Biasanya, pemandangan seperti ini—seorang wanita cantik menangis dengan lembut—mungkin mengharukan. Tapi baginya, itu sungguh menjijikkan.Dia sedikit mengernyit, lalu mencondongkan tubuh ke dekat telinga Selina dan bergumam pelan, "Perhiasan yang sudah dipakai orang lain—kita tidak membutuhkannya."Ekspresi Vivian membeku. Logan benar-benar membenci air mataku?!Selina mengerjap, "Kenapa tidak? Harganya 1,9 miliar. Bisakah kau membantuku mendapatkannya kembali?"Jakun Logan bergerak-ger
Suara Logan tenang dan tak tergoyahkan, "Aku punya gaun dan satu set perhiasan yang dibuat khusus untukmu beberapa waktu lalu, tapi aku tak pernah sempat memberikannya padamu. Hari ini hari yang tepat untuk mengambilnya—kau bisa memakainya ke pelelangan."Perhiasan yang dibuat khusus... Selina menelan ludah, "Perhiasan jenis apa?""Satu set lengkap berlian ungu langka."Selina tak kuasa menahan batuk. Set berlian ungu langka itu?!Ia ingat ketika berlian-berlian itu dilelang setengah tahun yang lalu—Justin bahkan pergi menonton lelang untuk bersenang-senang. Akhirnya, seseorang membelinya seharga 1,9 miliar, dan Selina mendesah melihat betapa banyaknya orang kaya di dunia ini.Tapi ternyata, pembelinya adalah Logan!Bukan hanya itu, ia bahkan membuatnya menjadi satu set perhiasan... untuk dikenakannya ke pelelangan?!Selina ragu-ragu, "Logan, bukankah itu terlalu mencolok?"Nada bicara Logan tenang dan tegas, "Nyonya Reid, berdiri di sampingku berarti kau akan menjadi pusat perhatian.
Logan melangkah maju, tatapan tajamnya menyapu Profesor White, lalu ia menunduk dan bertanya, "Apakah Anda diganggu?"Tangan Selina masih perih karena tamparan itu saat ia mengeluh keras."Nyonya Hanks ingin membela Tom, mengatakan bahwa menyiram asam sulfat hanyalah lelucon, memaksa saya untuk meminta maaf, dan mengancam akan mengeluarkan saya."Ekspresi Logan semakin dingin.Sebelum ia sempat berbicara, suara laki-laki terdengar dari luar pintu."Bapak Rektor Taylor, adik perempuan saya kuliah di Universitas Anda. Dia selalu menjadi mahasiswa teladan yang berperilaku baik. Masalah hari ini membutuhkan penjelasan kepada keluarga Turner," kata seorang pria.Bapak Rektor membuka pintu dan menatap Profesor White dengan kecewa.Di belakangnya ada tiga pria.Setelah Kevin selesai berbicara, Justin mengerutkan kening dan menambahkan, "Keluarga Gray hanya punya satu anak perempuan, Selina. Bapak Rektor Taylor, apa maksud anggota kampusmu menyebut putri Keluarga Gray kami seorang 'pelacur'?"
Logan melirik laporan keuangan Hanks Group dengan santai. Tak lama kemudian, Jack mengetuk dan memasuki kantor."Pak, Presiden Hanks dari Hanks Group ingin bertemu Anda."Logan menyeringai. Biasanya, ia tak mau repot-repot bertemu dengan orang-orang sepele seperti itu, tetapi saat ini, ia merasa agak lucu. Ia mengangguk, "Biarkan dia masuk."Presiden Hanks terhuyung-huyung masuk ke ruangan, dan saat melihat Logan, ia langsung berlutut dengan suara gedebuk keras."Pak Reid, kumohon! Kasihanilah dan ampuni Hanks Group!"Pagi itu, saham Hanks Group telah dijual dengan harga sangat murah, dan seluruh rantai keuangan mereka runtuh. Presiden Hanks tidak tahu apa yang terjadi. Setelah bertanya melalui banyak koneksi, ia akhirnya mengetahui bahwa itu terkait dengan Pak Reid.Tetapi ia tidak tahu bagaimana ia telah menyinggung Logan sejak awal!Berlutut di lantai yang dingin, ia gemetar dalam diam, keringat dingin membasahi punggungnya. Seluruh ruangan terasa sunyi senyap hingga—Logan mendeng