LOGINCeline terbangun dan merasakan sakit di bagian selangkangannya. Ini membuat Celine menggigit bibirnya.
Celine sangat kaget karena dia berada dalam keadaan telanjang bulat. Dia kemudian mulai memikirkan apa yang terjadi semalam pada dirinya. Awalnya agak sulit baginya untuk mengingat semua yang terjadi semalam. Apalagi kepalanya masih sangat sakit. Bercak merah yang ada di bagian pahanya dan juga di bagian kewanitaannya membuat Celine mulai menangis. Celine menuju ke arah kamar mandi dan menangis di sana. Celine menangis di dalam bathtub yang dia isi air. Hatinya sangat sakit karena apa yang terjadi semalam. Celine berusaha untuk mengingat-ingat akan apa yang terjadi semalam. Otaknya bekerja keras untuk mengurutkan apa yang terjadi semalam. Dan itu tidak mudah, karena sebagian besar malam yang Celine lewati itu, saat dia dalam keadaan tidak sadar atau setengah sadar. Yang Celine ingat, sahabatnya menghubunginya dan memintanya datang ke restoran di sebuah hotel. Di sana sahabatnya memberikan minuman orange juice yang langsung tandas oleh Celine. Setelah itu, Celine mulai merasa pusing, kemudian karena sakit kepala yang tidak tertahankan, Celine pasrah saja saat Lisa, sahabatnya itu mengajak Celine ke kamar hotel tempat Lisa menginap. Celine kembali histeris membayangkan apa yang terjadi padanya tadi malam. Walaupun ingatannya samar-samar, tapi Celine masih ingat saat laki-laki itu terus berupaya memaksanya walaupun dia sudah menolak berkali-kali. "PRIA BIADAB!" Celine melampiaskan kemarahannya yang meluap. Celine tak habis pikir bagaimana bisa seorang pria dengan teganya memperkosa wanita yang sedang dalam keadaan tak berdaya. Celine masih ingat akan ekspresi wajah lelaki itu yang sangat menikmati tubuhnya, walaupun Celine tidak bisa mengingat dengan jelas wajah lelaki itu. Usai meluapkan seluruh emosinya di kamar mandi saat Celine balik ke kamar, dia melihat ranjang yang masih meninggalkan noda keperawanannya dan ini membuat Celine kembali terisak. Tangis Celine kembali pecah. Dia sangat membenci lelaki itu, lelaki yang telah merebut kesuciannya. Celine bersumpah bahwa dia tidak akan pernah memaafkan lelaki itu. Celine menemukan handphonenya dan dengan amarah yang bergelora, dia segera menelpon Lisa, yang dia anggap menjual dirinya kepada lelaki yang mengambil keperawanannya. "Lisa, tega banget kamu melakukan ini kepadaku!" sergah Celine sebelum Lisa mengucapkan sesuatu di ujung sana. "Apa maksudmu, Celine? Kamu di mana? Aku mencarimu sejak semalam. Semalam itu aku mau membawamu ke kamarku tapi waktu aku baru saja akan membuka pintu kamarku, kamu sudah tidak ada. Aku mencarimu kemana-mana sampai aku kerahkan seluruh pegawai di hotel ini untuk mencarimu. Tapi kamu tidak ada." "Kenapa begitu?" "Aku tidak tahu. Tapi semalam itu kamu terlihat kurang sehat. Kamu sakit kepala. Ada kemungkinan kamu salah masuk kamar, Celine." Celine berusaha mengingat-ingat semuanya. Ingatannya sangat samar, tapi mendengar kata-kata Lisa tadi, dan mendengar nada suara Lisa yang terdengar sangat mengkhawatirkannya maka Celine mulai percaya lagi kepada Lisa. "Apa yang terjadi padamu, Celine dan kamu ada di mana sekarang?" Celine langsung keluar dari kamar ini dan melihat ke arah nomor kamar. Setelah itu, dia menyebutkan nomor kamar itu kepada Lisa dan mematikan handphonenya. Beberapa saat kemudian, Lisa mengetuk pintu kamar dan begitu Celine membuka pintu kamar, Lisa langsung berkata, "ternyata kamu ada di sini. Kamar ini jaraknya 4 kamar dari kamarku. Nampaknya kamu memang sudah diculik orang atau salah masuk kamar waktu aku sedang membuka pintu kamarku." Celine terdiam. Dia berusaha memperhatikan wajah Lisa untuk mencari tahu apakah kebenaran atau kebohongan yang sedang dikatakan oleh Lisa ini tapi melihat wajah khawatir Lisa, Celine mulai mempercayai Lisa. "Ugh ... mungkin itu yang terjadi." "Semalam aku bersama karyawan hotel terus mengetuk pintu kamar ini tapi tidak ada yang membukakan pintu kamar ini. Karena itu, kami mencoba mengetuk pintu kamar lainnya bahkan mencoba di lantai 9 dan juga lantai 10. Aku bahkan tidak tidur karena terus mencarimu, Celine. Teleponku juga tidak pernah kamu angkat." Celine teringat kalau ada sekitar 34 kali miscall di handphonenya dan miscall itu berasal dari nomornya Lisa, karena itu Celine semakin mempercayai Lisa. Celine memeluk Lisa dan menangis di bahu Lisa. "Huhuhu. Aku diperkosa, Lisa. Hiks, aku diperkosa di kamar ini." "Siapa yang memperkosamu? Mana dia? Biar aku menghajarnya. Aku tidak peduli biar dia seorang lelaki besar." "Aku tidak tahu, Lisa. Orang itu sudah pergi waktu aku bangun. Yang jelas, aku memiliki ingatan samar kalau orang itu terus memaksaku walaupun aku sudah meminta dia untuk berhenti tapi dia tidak mau berhenti. Dia terus memaksaku. Huhuhu. Huhuhu." Senyuman licik menghiasi wajah Lisa. "Tenang, kawanku. Sekarang ini, kamu sudah aman. Kalau dia berani datang ke sini, maka aku sendiri akan menghajarnya!" "Bawa aku pergi dari sini. Huhuhu. Aku tidak ingin berada di kamar terkutuk ini," tandas Celine. "Oke. Tapi kamu harus cuci muka dulu. Kamu terlihat sangat kusut karena habis menangis." "Iya, Lisa." Celine segera masuk lagi ke kamar mandi untuk cuci muka. Sementara itu, Lisa menatap penuh kemenangan ke arah dalam kamar ini, menatap ranjang yang acak-acakan, menatap puas ke arah noda darah di sprei ranjang. "Hihihi. Celine si gadis alim yang menjadi idaman semua cowok di kampus termasuk Reynold yang sangat aku cintai itu, sebentar lagi, imagenya akan berubah jauh menjadi gadis nakal yang akan dijauhi para lelaki yang selama ini menginginkan cintanya." "Sebentar lagi, video panas saat Celine menikmati malam pertamanya akan dipasang di kampus dan semua orang akan menertawakan Celine. Semua orang akan membahas tentang Celine dan Celine tidak akan punya muka lagi untuk berada di kampus. Hihihi." Lisa tersenyum puas akan semua yang dia lakukan ini. Mata Lisa tertuju ke arah sebuah kertas yang ditindih oleh pulpen di atas sebuah meja di kamar hotel ini. Ternyata itu adalah surat yang ditinggalkan Jason untuk Celine. Saat membaca surat itu, Lisa menjadi geram. "Huh, ternyata betul kata Tony, temannya itu langsung jatuh cinta kepada Celine. Aku tidak mau mereka berdua jadian! Celine harus menderita! Dia tidak boleh bahagia." Setelah berpikir seperti itu, Lisa langsung mengambil surat yang ditinggalkan Jason dan mengantonginya. Dia berencana untuk membuang surat itu supaya tidak pernah ditemukan oleh Celine. Beberapa saat kemudian, Lisa sudah kembali memasang wajah prihatinnya di depan Celine yang baru saja keluar dari kamar mandi. Setelah itu, dia pun mengantar Celine keluar dari kamar ini. Dengan wajah munafiknya, seakan peduli akan sahabatnya, Lisa mengantar Celine ke rumah orang tuanya Celine.Ekspresi Jack berubah tajam.Logan telah diadopsi oleh keluarga Carter sejak kecil—tetapi niat mereka tak pernah murni.Bagi mereka, ia tak lebih dari bank darah berjalan.Semua orang dalam garis keturunan Carter Utama membawa penyakit keturunan—dari Bos Tua Carter hingga Jacob. Kondisi Jacob sangat parah.Saat itu, Logan adalah sumber darah pribadi Jacob.Setiap kali pewaris emas itu jatuh sakit, Logan—anak yatim piatu yang mereka "angkat"—ditumpahkan darahnya tanpa ampun.Ia masih kecil, pingsan karena kehilangan banyak darah, dan keluarga Carter sama sekali tak peduli.Selama pewaris berharga mereka tetap hidup, kesejahteraan Logan tidaklah penting.Hal itu terus berlanjut hingga Logan akhirnya memisahkan diri dari mereka.Tetapi sekarang, lebih dari satu dekade kemudian, keluarga Carter masih berani datang mengetuk?Mereka pasti sudah gila."Pak, haruskah saya mengirim peringatan kepada keluarga Carter?" tanya Jack, suaranya rendah.Nada Logan terdengar santai, hampir malas, "Suru
Tentu saja kata-kata Logan masih segar di benak Joe.Ia ingin membela Angelica—Namun Logan dengan tenang berkata:"Bos Besar Morris, apakah Anda benar-benar percaya Angelica adalah putri Anda?""Keluarga Clark memperlakukannya seperti emas. Mereka menghabiskan sepuluh juta hanya untuk memberinya gelar, dan mereka bahkan rela menjebak darah daging mereka sendiri untuknya. Tanyakan pada diri sendiri—apakah Anda akan pernah melakukan itu pada putri kandung Anda demi seorang putri tiri?"Tentu saja tidak.Bagi Joe, anak kandungnya sangat berharga. Ia akan memberikan dunianya jika ia bisa—tidak akan pernah menyakitinya seperti itu.Bahkan jika keluarga Clark membenci Selina... sekejam ini?Ekspresi Joe berubah, pikiran-pikiran rumit berkelebat di wajahnya."Pak Reid, tolong bawa Nona Clark. Angelica perlu istirahat."Perubahan nada bicara yang tiba-tiba itu membuat Selina mengangkat alis geli.Angelica menatap, tertegun."Ayah, Selina memukulku. Ayah akan membiarkannya lolos begitu saja?!
Pada titik ini, jika anak itu masih belum bisa memahaminya, ia tak bisa menyalahkan siapa pun selain dirinya sendiri.Seluruh identitas Rowan...Logan menyipitkan mata. Bukannya ia tak bisa memberi tahunya, tetapi memberitahukannya akan membuka banyak masalah.Salah satu alasannya adalah untuk menghindari masalah bagi Selina.Yang lainnya... adalah karena penyelidikannya belum selesai. Semakin sedikit orang yang mengetahui identitas asli Rowan, semakin baik.Tetap saja, hal itu tak akan lama lagi.Sedikit petunjuk tak ada salahnya—lebih baik daripada membiarkannya benar-benar terkejut nanti.Selina mengerjap, lalu tiba-tiba tersentak saat sebuah kesadaran menyadarkannya."Kau..."Logan mengangkat alis. Apakah ia sudah memahaminya?Selina berkata tegas, "Kau tahu kompetisi desain itu ternyata buruk dari dalam dan memanfaatkannya!"Semakin ia memikirkannya, semakin masuk akal.Komite kompetisi tampak kompak di permukaan, tetapi di balik layar, mereka penuh dengan fitnah dan fitnah. Semu
Selina berkata dengan santai, "Asalkan kau maju dan memohon untuk Katie, aku akan melepaskannya—tanpa syarat. Bukankah aku baik hati?"Secercah harapan menyala di mata Katie."Angelica..."Angelica menggigit bibirnya kuat-kuat. Ia tak percaya sedetik pun bahwa Selina bermurah hati."Ada apa, Angelica? Tak ingin menyelamatkannya?"Selina mengerjap polos, lalu mencondongkan tubuh dan berbisik:"Orang lain mungkin tak tahu, tapi aku tahu. Katie pasti ibu kandungmu, kan? Aku tak tahu bagaimana kau bisa masuk ke keluarga Morris, tapi satu hal yang jelas—Katie memiliki darah yang sama denganmu. Dan sekarang kau akan menyerah begitu saja padanya? Apa kau bisa menerima semua ini?"Kepala Angelica tersentak, wajahnya memucat.Tunggu—apakah Selina tahu?Apa ia tahu rahasia itu?Tidak. Tidak mungkin. Gelar pewaris keluarga Morris hanya miliknya.Dia tidak bisa membiarkan Selina merusaknya.Selina mengangkat alis karena terkejut. Dia hanya berspekulasi, tetapi reaksi Angelica...Apakah tebakannya
Ruangan itu tiba-tiba menajdi hening.Rekaman suara yang diperdengarkan begitu jelas membeberkan fakta kebenaran apa yang sebenarnya terjadi dua tahun yang lalu.Jantung Katie berdebar kencang, kepanikan membuncah di dadanya.Apa maksud Logan?Apa sebenarnya maksudnya?!Mungkinkah dia benar-benar menemukan buktinya?Tidak—tidak, mustahil. Mereka telah mengubur insiden itu begitu dalam. Mustahil dia bisa begitu saja menggalinya!Tapi ini Pak Reid.Adakah sesuatu di dunia ini yang tidak bisa diungkap Pak Reid?Selina mengerjap, dengan tenang mengamati ruangan.Kakek Clark tampak terhina.James menghindari tatapannya, jelas-jelas merasa bersalah dan takut.Wajahnya ditutupi oleh kepura-puraan.Sedangkan Angelica... dia tampak seperti sedang menggertakkan giginya menjadi debu."Karena Bu Bryant tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan," kata Logan dengan dingin, "izinkan saya mengakhiri lelucon ini."Ia mengeluarkan perekam suara, hendak menekan tombol putar—mata Katie terbelalak ngeri.G
Dalam video tersebut, bukan hanya Jimmy—juri yang lain juga ikut bersuara.—"Saya Jenny Gray, juri Grup B dari Kompetisi Desain ke-10. James memberi saya Rp.3.000.000 dan meminta saya untuk memberikan lampu hijau kepada Angelica. Saya sudah mengunggah buktinya di Twitter."Angelica pernah menjadi kontestan di Grup B tahun itu.—"Saya Lisa Miller, juri Grup A dari Kompetisi Desain ke-10. James menawarkan saya Rp.1.500.000 untuk menebus dakwaan dan mendiskualifikasi Selina. Saya menolak—tetapi saya menyimpan buktinya. Sekarang ada di Twitter."Selina sebelumnya berada di Grup A. Lisa Miller dikeluarkan dari panel saat semifinal, kemungkinan karena menolak suap James.—"Saya adalah juri semifinal di Kompetisi Desain ke-10. Setelah semifinal, James memberi saya Rp.3.000.000 dan Katie memberi saya Rp.2.000.000 untuk memastikan Angelica meraih peringkat pertama. Saya telah menyumbangkan Rp.5.000.000 dan mengunggah buktinya di Twitter."—"Saya adalah juri grand final dari Kompetisi Desain ke







