Home / Rumah Tangga / Surya di Batas Senja / Bayang Dalam Lukisan

Share

Bayang Dalam Lukisan

Author: 9inestories
last update Last Updated: 2025-07-20 09:11:12

-----

Senja penasaran. Ada sesuatu dalam lukisan itu yang membuat Damian dan Arya begitu terpikat -seolah terhipnotis. Jadi, begitu Damian pamit, Senja buru-buru kembali ke kamarnya. Berdiri tepat di depan lukisan dan menatapnya dalam-dalam.

Sepasang kekasih terlukis sedang bercinta. Wajah mereka tak tampak, si pria membelakangi -dengan tubuh panjang dan bahunya yang lebar, membayangi sosok si wanita di bawahnya. Wajah si wanita tersembunyi di balik tubuh kekasihnya, hanya leher jenjang dan sebelah dadanya yang terpapar, begitu ranum dan mencolok.

"Apa yang istimewa dari ini?" bisiknya dalam hati.

Matanya terpaku pada telapak tangan si pria yang mencengkeram lembut dada kekasihnya seolah meremas dengan ritme yang sensual. Tubuh Senja meremang. Ada panas yang naik pelan, menyusup hingga tengkuknya. Fantasinya mulai mengambil alih.

Lambat laun, bayangan itu seperti hidup. Gerakan tubuh mereka tampak nyata di benak Senja. Sepasang tangan muncul dari balik punggung si pria. Tangan-tangan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Surya di Batas Senja   Pangkuan yang Menghanyutkan

    -----Sepeninggal Kelam, D masih berkutat pada laptop. Layar itu kini menampilkan sebuah video erotis. Percintaannya dengan si wanita kedua yang diam-diam terekam. Ia mencintai Kelam dan malam-malam panas mereka. Tapi, ia tidak bisa menampik bagaimana nikmat yang diberikan oleh si wanita kedua.Tubuh mungilnya menggeliat pasrah di bawah kendalinya, bibirnya tak berhenti mendesah. Ia meracau nikmat, memuji permainannya hingga meminta D mengulanginya lagi. Malam itu adalah malam dimana ia mampu menyingkirkan Kelam dari benaknya. Malam itu ia terjerat oleh pesona si wanita kedua. Melebur dalam hasrat yang begitu dahsyat, menyatu dalam nafsu yang memburu."Apa harus kuminta kau datang kesini?"Napas D memburu, kepalanya bersandar pada kursi. Ia merasakan gejolak memenuhi diri."Ya! Hanya sebentar," putusnya. Ia beranjak dari tempatnya lalu melangkah keluar menuju kamar tidur dan kembali lagi dengan sebotol wine di tangan. Ia ingin mabuk dan menyelami hasrat diri bersama si wanita kedua."

  • Surya di Batas Senja   Rona Malam di Antara Dirga

    ----- Aura dari Kelam memang tak terbantahkan, sangat memikat dan mampu membuat banyak pasang mata terhipnotis. Tinggi semampai, wajah cantik dan tutur kata yang baik. Sebuah paket lengkap yang terbalut dalam raga seorang dewi. Mereka sempat menoleh saat pintu diketuk, kemudian seseorang masuk. Seorang pria tampan yang mampu mencuri perhatian Kelam. Pria itu ternyata menepati janji yang ia ikrarkan melalui pesan -kepada Kelam, beberapa saat lalu. Pandangan keduanya sempat saling bertaut, namun segera diputuskan sepihak oleh si pria. Ia harus menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya. "Well, selamat bergabung bersama kami, Mr. Dirgantara Mulia," sambut pemimpin rapat sembari menjabat tangan Dirga erat. Dirga segera menempatkan diri dan Kelam kembali melanjutkan pembahasan materi. Kelam beberapa kali mencuri pandang ke arah Dirga yang sedang mendengarkan penjelasannya dengan seksama. Pria itu tahu dan ia membalas tatapan Kelam begitu dalam hingga tubuh wanita itu mereman

  • Surya di Batas Senja   Bayang Dalam Lukisan

    -----Senja penasaran. Ada sesuatu dalam lukisan itu yang membuat Damian dan Arya begitu terpikat -seolah terhipnotis. Jadi, begitu Damian pamit, Senja buru-buru kembali ke kamarnya. Berdiri tepat di depan lukisan dan menatapnya dalam-dalam.Sepasang kekasih terlukis sedang bercinta. Wajah mereka tak tampak, si pria membelakangi -dengan tubuh panjang dan bahunya yang lebar, membayangi sosok si wanita di bawahnya. Wajah si wanita tersembunyi di balik tubuh kekasihnya, hanya leher jenjang dan sebelah dadanya yang terpapar, begitu ranum dan mencolok."Apa yang istimewa dari ini?" bisiknya dalam hati.Matanya terpaku pada telapak tangan si pria yang mencengkeram lembut dada kekasihnya seolah meremas dengan ritme yang sensual. Tubuh Senja meremang. Ada panas yang naik pelan, menyusup hingga tengkuknya. Fantasinya mulai mengambil alih.Lambat laun, bayangan itu seperti hidup. Gerakan tubuh mereka tampak nyata di benak Senja. Sepasang tangan muncul dari balik punggung si pria. Tangan-tangan

  • Surya di Batas Senja   Jejak di Atas Kanvas

    -----Damian berdiri terpaku di tengah ruangan, matanya menelusuri tiap detail lukisan besar yang terpajang dalam pigura emas. Karya itu tak hanya memikat karena tekniknya yang realistis, tetapi juga karena aura misterius yang memancar darinya, seolah ia sedang menatap pantulan ruangan, tapi dengan dimensi yang berbeda. Seperti cermin, tapi tak sepenuhnya jujur.Di sudut kanan bawah lukisan itu, tertulis inisial kecil, K.M.W. dengan jenis huruf tipis dan elegan. Tepat di samping inisial itu, ada satu titik gelap, sebesar kancing jas, samar namun tegas. Seperti kesalahan yang disengaja. Warnanya menyatu dengan nuansa netral lukisan: krem, kelabu, dan cokelat kehitaman. Tapi Damian tahu, itu bukan sekadar efek bayangan.Ia menyipitkan mata, fokus pada objek utama, sebuah vas besar yang berdiri megah di sebelah sofa abu-abu. Vas itu mencolok, memberikan kedalaman dan keseimbangan pada komposisi. Namun saat Damian menoleh, mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, ia sadar, vas itu tidak

  • Surya di Batas Senja   Senja di Jalanan Roma

    -----Langit Roma menjingga ketika Damian dan Senja melangkah keluar dari Hotel Esmeralda yang terletak di dekat Piazza Venezia. Angin musim panas membawa aroma kopi dan debu sejarah. Jalanan dipenuhi suara tumit yang beradu dengan batu-batu paving tua dan lantunan musik dari kejauhan.“Kau sudah siap?” tanya Damian, melirik ke arah Senja yang mengenakan kacamata hitam dan syal tipis di lehernya.“Daripada menatap langit-langit kamar sepanjang hari,” jawab Senja, tersenyum tipis.Ia memang sudah menanti momen ini, menunggunya sedari pagi ketika Damian mengatakan waktu luangnya hanya di sore hari. Senja ingin melakukan sesuatu yang mampu membuat hatinya sedikit lebih ringan, daripada terbebani pertanyaan tentang keberadaan Surya.Mereka berjalan berdampingan, menyusuri Via del Corso yang membentang panjang seperti sebuah koridor hidup kota. Damian, dengan bahasa tubuh santai dan tutur hangat, tampak masih mengingat seluk-beluk kota ini, walau ia sendiri sudah lama tidak pulang. Bisnis

  • Surya di Batas Senja   Brunch

    "Kau tahu, mungil?" Damian meringis saat Senja melirik tajam dirinya."Jangan panggil aku mungil, namaku Senja!" sungutnya. Ia sedang sebal mendengar kata mungil.Panggilan itu mengingatkannya pada Surya yang sampai sekarang belum juga menjemputnya. Suaminya itu berjanji akan mengirim orang untuk mengantarkannya pulang ke Indonesia, tapi nyatanya sampai hari ke lima belas, Senja masih terjebak di sini.Seharusnya ia dan Surya sudah berada di Swiss, melakukan rangkaian bulan madu berikutnya, tapi Surya mengacaukan semuanya. Akhirnya, Senja terpaksa memperpanjang masa tinggalnya di suite yang terkenal paling mahal di Esmeralda Hotel. Ia akan menghabiskan sisa bulan madunya di sini sendirian sebelum memutuskan pulang ke Indonesia."Oke, maaf, Begini ...bagaimana jika aku mengantarmu keliling Roma?"Ide dari Damian membuat senyum Senja terbit. Itu brilian! Kenapa tidak? Daripada ia terkurung seperti orang gila di suite mewah, mending ia jalan-jalan. Menghabiskan sisa bulan madu dengan ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status