Share

16. Menonton Film Atau Menonton Sena

Sena memutar bola matanya saat melihat Quin membuka mulut lebar-lebar. Tangannya yang nakal, sembarangan melingkari tubuh Sena. Meski berkali-kali Sena sudah menepis tangan itu, tapi tempat duduk mereka yang begitu rapat membuat Quin terus-terusan berusaha memeluk Sena.

“Orang yang mesumnya sudah akut, ya begini,” gerutu Sena. Tangannya menyendok nasi dengan setengah hati. Hanya nasi. Dia menyuapkan gumpalan nasi itu pada Quin. Herannya Quin tetap tersenyum lebar menerimanya meski tanpa lauk.

“Bahkan batu pun mungkin tetap akan aku makan kalau kamu yang menyuapiku, Sena,” canda Quin. Senang sekali dia mempermainkan Sena dengan kata-kata.

Berhubung di sana tidak ada batu ataupun kerikil, Sena mengambil potongan cabai berwarna orange dan menyuapkannya pada Quin. Lagi-lagi Quin membuka mulut tanpa protes walau wajahnya terlihat aneh.

“Minum,” pinta Quin sambil menunjuk air mineral dengan dagunya. Sena mengambilkannya dengan setengah hati.

“Sekarang aku ben

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status