Bab 72: Bodoh Tak Terajari, Pintar Tak Terikuti
Tuan Syahputra Wijaya merenung tajam ke arah putranya yang hanya menunduk seakan takut untuk bertemu muka dengannya.
“Kali ini, alasan bodoh apa yang kamu ingin berikan pada Papa?" Soal Tuan Syahputra dengan nada santai.
Rizky menggenggam erat kedua tangannya sebelum memandang wajah pria yang berstatus ayahnya itu.
"Aku tidak akan memberi alasan apa pun tapi aku ingin berbicara jujur pada Papa. Aku hanya ingin membantu Hani, Pa. Aku ikhlas. Aku juga tidak mau hubungan persahabatanku sama Hani terputus gara-gara kami tidak jadi menikah. Setidaknya, aku masih bisa berteman baik dengannya," jelas Rizky.
<
Bab 73: Menantu Kesayangan?Di kamar meeting, Hani Alisya merasa tersinggung dengan tatapan mata tajam dan senyuman tidak bersahabat yang diberikan Maria ketika wanita itu memandang dirinya.'Apa aku pernah ada melakukan kesalahan padanya? Setahu aku, aku tidak pernah mengenal wanita ini.' Batin Hani. Dia benar-benar tidak mengerti dan bingung mengapa wanita muda itu terlihat seperti sangat membencinya sedangkan ini pertama kali mereka bertemu.Setelah Maria selesai membicarakan tentang tugas dan skop kerja seorang sekretaris kepada Hani, Hani langsung saja bertanya tanpa ragu."Maaf. Tapi bisa aku bertanya sesuatu pada kamu? Apa…, aku ada melakukan kesalahan pada kamu?" Soal Hani dengan nad
Bab 74: Makan Siang Bersama MantanRizky hanya memandang sinis ke arah Hani yang sedang duduk di depannya. Mereka berdua sedang menunggu ketibaan Tuan Syahputra Wijaya di restoran bintang lima yang terkenal di Surabaya."Maafkan saya, Tuan Rizky. Tolong jaga pandangan mata Tuan," tegur Hani dengan nada dingin. Kedua lengannya terlipat rapat di depan dadanya.Rizky tergelak sembari menepuk tangannya berulang kali sehingga beberapa pelayan restoran menoleh ke arahnya dengan tatapan aneh. Namun, Rizky sama sekali tidak malu untuk bertingkah seperti itu karena hanya mereka berdua saja yang berada di restoran tersebut. Seperti biasa, Tuan Syahputra Wijaya gemar menempah satu restoran tanpa kehadiran pelanggan lain.
Bab 75: Kebenaran Yang TerungkapSudah lima menit Hani Alisya pergi ke toilet tetapi wanita itu masih belum pulang ke meja makan. Hati Rizky mula diterpa rasa khawatir. Satu ide menjelma dalam otak pria tampan itu. Dia mengambil gelas minumannya yang berisi air putih sebelum meneguk perlahan. Dengan sengaja, dia menumpahkan sedikit air ke atas jasnya."Maaf, Pa. Aku ke toilet dulu untuk membersihkan jasku." Ucap Rizky sebelum berdiri lalu meninggalkan meja makan dengan tergesa-gesa.Mikail dan Tuan Syahputra Wijaya diam seketika biarpun mereka tahu bahwa Rizky sengaja mau menyusul Hani. Tidak lama kemudian, Mikail bersuara perlahan."Pak Long, saya ada satu permintaan."
Bab 76: Amarah MikailHani Alisya merenung wajahnya melalui cermin yang ada di toilet tersebut. Tiba-tiba, satu senyuman manis tersungging di bibirnya."Aku masih terlihat cantik seperti dulu tapi kenapa perasaan Rizky sudah berpaling dariku? Apa sih yang ada pada Safiyya sehingga dia bisa menjadi menantu kesayangan Om Putra?" Lirih Hani dengan nada perlahan."Siapa bilang kalau aku sudah berpaling dari cintamu? Dan apa kamu cemburu sama Fiya gara-gara Papa menyayanginya?" Sinis Rizky sebelum tertawa mengejek.Hani mendengus kasar saat Rizky tanpa malu memasuki toilet wanita dan berdiri di depannya."Kenapa kamu bisa ada di sini? Seh
Bab 77: Pertengkaran Tiga SahabatTengku Zafril berjalan tenang memasuki lift untuk pergi ke lantai di mana ruangan kerja Mikail berada. Sebenarnya, Tengku Zafril bingung mengapa Mikail mau bertemu dengannya pada hari ini sedangkan pria itu baru saja tiba di Kuala Lumpur dari Jakarta semalam.'Apa ada perkara buruk yang menimpa Safiyya di Jakarta?' Batin Tengku Zafril mula menerka hal yang tidak-tidak.Pintu lift terbuka luas di lantai ruangan kerja Mikail. Tengku Zafril langsung saja keluar dari lift dan ketika itu juga dia berpapasan dengan sekretaris pribadi Mikail, Rose."Selamat pagi, Tengku." Sapa Rose dengan nada ramah."Ya, s
Bab 78: Ayo, Kita Bercerai.Setelah masuk ke dalam perut mobil, Vivian menutup pintu mobil Ferrari berwarna silver miliknya dengan kuat. Hatinya benar-benar panas dan sakit. Sejujurnya dia kesal dengan sikap Mikail dan Tengku Zafril yang seakan coba merahasiakan sesuatu dari sepengetahuannya.Namun, Vivian tidak bisa berbuat apa-apa apalagi memaksa kedua lelaki itu untuk berkata jujur padanya. Dengan wajah muram tanpa cahaya, wanita muda berambut ikal mayang itu merebahkan kepalanya di atas kemudi mobil."Fiya, seandainya dahulu kau sempat menceritakan hal sebenar padaku sebelum kau hilang ingatan, aku pasti sudah membunuh Rizky, Alexander dan Robert dengan tanganku sendiri. Setidaknya, mereka tidak akan hidup bahagia di atas penderitaanmu. Tapi, kenapa Fiy
Bab 79 : Berteman Dengan Kesunyian Dan Bercinta Dengan Kerinduan "Lumpuhkanlah ingatanku, Hapuskan tentang dia, Hapuskan memoriku tentangnya, Hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia, Kuingin kulupakannya…" Lagu Lumpuhkanlah Ingatanku—grup band Geisha—memenuhi ruang pikiran Safiyya yang sedang berdiri di beranda kamar tidur. Dia baru saja ingin beristirahat setelah menyelesaikan naskah novel science fiction yang terbaru. Namun, moodnya berubah melankolis tanpa dia ketahui sebabnya ketika dia mendengar lagu tersebut dari radio yang terletak di ujung kamar.
Bab 80: Karma Akan Membunuhmu! Di dalam ruangan kerja Rizky, bunyi suara desahan sepasang kekasih yang sedang bercinta di atas kursi kulit terdengar jelas. "Riz…" rengek Hani dengan manja sebelum melumat bibir mantan tunangan yang sudah menjadi kekasih gelapnya sejak lima bulan lalu. Rizky membalas ciuman Hani dengan penuh rasa kasih dan sayang seakan telah luput dari ingatannya kalau dia masih memiliki seorang istri yang setia menantinya di Jakarta. Bahkan mereka berdua sangat menikmati hubungan terlarang ini tanpa memikirkan perasaan pasangan masing-masing. "Riz, kamu tidak mau pulang ke Jakarta?" Tanya Hani sembari mengelus lembut rambut hitam Rizky. Mereka baru saja menyelesaikan