Share

Bab 8. Kikuk!

Author: Dwi Maula
last update Last Updated: 2025-06-11 08:25:16
“Kak, kegiatan kuliah mengharuskan aku untuk menginap tiga hari.” Nilna membuka obrolan setelah keheningan menyelimuti mereka.

Hanya desau angin di pagi ini. Sesekali denting sendok terdengar lembut, saat bergesekan dengan piring.

Rahang Bagas mengeras, ia membuka mulut setelah dari tadi terdiam. “Apa tidak bisa dipermudah?” Pri itu berusaha bernegosiasi. Memandang lurus ke hadapan sang istri yang terduduk gugup.

Nilna mengerjap, mencoba mencari kalimat yang pas agar sang suami mengizinkan. “Tidak bisa, Kak. Itu sudah peraturan kampus,” tolak Nilna, menunduk.

“Kegiatan apa?”

“LDK, Kak. Latihan Dasar Kepemimpinan.”

Wajah Bagas terangkat, ia gamang jika sang istri tidak dalam pengawasannya. Apalagi selama tiga hari, itu adalah waktu yang lama untuknya.

“Jadi, di mana kamu akan menginap?” telisik Bagas jeli. Sebelah alisnya terangkat. Ia akan meminta kejelasan mengenai kegiatan tersebut sedetail mungkin.

“Di aula kampus, Kak,” jawab sang istri jujur.

“Kapan kamu akan berangkat?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 34. Membuka Halaman Baru

    “Mas, kenapa, ya .... Semakin aku berusaha keras, semakin keras juga ujian yang datang.” Suara Nilna terdengar serak, dan sangat pelan. Seakan usai berlari di medan yang terjal.Netra perempuan itu memanas. Sebutir air mata masih bersembunyi di balik pelupuknya. Ia menatap lurus ke depan, dengan pandangan menerawang. Kakinya tertekuk, dengan kabut gelap yang sejak siang enggan untuk melunak.Bagas mengangkat wajah, menjeda jemarinya yang sedari tadi lincah menari di keyboard laptop.“Mas juga merasa begitu, Dek.” Bagas menoleh, memandangi istri kecilnya yang terduduk di ujung ranjang.“Tapi, Allah selalu menyiapkan kejutan yang indah di balik itu semua.” Pria itu memilih bangkit, dan mendekati istrinya. Menggenggam tangan kecil itu tanpa ragu, lama. Sisa hujan di siang hari masih membekas di heningnya malam. Meninggalkan aroma tanah dan daun kering yang khas karena digelayuti butiran air.Nilna tersenyum tipis, menatap wajah suaminya yang kini tidak berjarak. “Mas nggak capek?” samb

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 33. Kenangan yang Tersisa

    "Ya udah, Mas tunggu di balai depan, ya.” Bagas beranjak terlebih dahulu untuk bersiap pamit. Sementara Nilna, ingin ke kamar kecil untuk membersihkan diri.“Iya, Mas. Nanti aku nyusul,” pungkas Nilna, membuka pintu kamar kecil.Langkah kaki Bagas terasa ringan. Embusan angin dari kipas tua yang berderit di sudut balai menerpa senyum teduhnya. Hati pria itu kembali menghangat, dengan untaian kalimat jujur dari Nilna.Tapaknya terhenti tepat di samping sang ayah. “Bah, kok sendirian?” sapanya, pelan.Abah Rasyid terperanjat, lalu menegakkan posisi duduk. “Iya, Mas dan Mbakmu pulang terlebih dulu karena anaknya mulai rewel,” terang pria bersorban itu, dengan suara serak yang khas.Di lantai dapur, Nilna menapakkan kaki bersihnya. Wanita muda itu mematut diri sejenak di depan cermin yang tertaut di lemari tua.“Nilna, kamu masih di sini?” Bayangan Ilham menyembul tanpa permisi di sebelah pantulan wajah Nilna.Nilna terkesiap kaget. “Ilham?” Menantu Abah Rasyid itu memutar tubuhnya cepat,

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i    Bab 32. Satu Meja, Dua Bayang

    ‘Kenapa dia muncul bareng sama aku? Apa dia sengaja?’ batin Nilna resah. Ia melirik Bagas sekilas dan semakin bertanya-tanya. ‘Kenapa Mas Bagas kaget juga ngelihat dia?’ “Ilham, ayo, masuk,” titah Abah Rasyid tenang, mempersilakan santri ndalemnya masuk. Nilna meremas ujung jilbab. Wanita itu tertunduk dalam, menghindari tatapan lelaki muda yang sempat menyukainya. Bagas memicingkan mata, menangkap ingatan yang kembali hadir dalam benaknya. ‘Dia itu ... lelaki berseragam yang sama dengan Nilna waktu perpisahan Aliyah, kan?’ Putra bungsu Abah Rasyid itu mengepal tangan erat di pangkuan, menahan gejolak was-was yang membuncah. “Injih, Bah.” Ilham memasuki ndalem, berjalan dengan lutut tertekuk. Remaja 19 tahun itu mengecup punggung tangan sang kiai dengan sepenuh hati. “Ini, dia dulu lulus Aliyah di sini. Ilham ini sempat melanjutkan jenjang Uqudul Juman di Blitar. Tapi karena pertimbangan orang tua, dia balik menyelesaikan pendidikannya ke sini. Sambil khidmat di ndalem Abah

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 31. Antara Sowan dan Pemuda Misterius

    “Mbak, semua manusia itu punya jalan dan ujian masing-masing.” Kata itu terucap dengan tenang, meski dengan suara yang bergetar. Hatinya terasa ngilu mendengar perkataan yang menghujam tepat. Nilna berdiri tegak, menatap tajam kakak iparnya. Cacian yang ia terima bahkan tidak membuat nyalinya rapuh. Ia bahkan berusaha berbesar hati, karena berkat itu, dirinya dapat mengetahui sifat asli Salwa.“Tapi kamu itu ... aneh. Nggak seperti wanita umumnya.” Salwa masih tidak mau kalah. Pandangan perempuan 30 tahun itu menyapu penampilan Nilna dari atas hingga bawah.Nilna sempat terperangah, tapi buru-buru mengendalikan diri dengan cantik. Ia tahu, menjadi bagian dari keluarga ini tidak lantas membuatnya dapat diterima semua orang. Ia bahkan sudah menebak, dan mempersiapkan mental, untuk menghadapi badai yang tak kenal permisi. Badai yang membuatnya lebih kokoh dan berkualitas dalam segi apa pun.‘Allahu rabbi, aku pasti bisa tetap berdiri tegak. Karena harga diriku lebih brilian dari pada

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 30. Sepiring Berdua

    [Na, badan kamu udah baikan, kan?]Mata Nilna membulat ketika mendapat pesan dari lelaki itu. Dafa. Terlihat jelas dari foto profil dan nama pengguna dari nomor yang mengiriminya pesan.Jemarinya yang semula lincah menggulir layar, kini mendadak kaku.“Dari mana dia dapat nomor WhatsApp aku?” desisnya kaget, lalu melempar ponselnya ke atas ranjang.Cahaya lampu dari ruang tengah menyusup lewat ventilasi. Menerangi sedikit sudut kamar Nilna yang gelap. Kali ini, wanita 19 tahun itu ingin tidur dalam gelap. Alih-alih bisa cepat tertidur, ia malah terganggu kembali dengan pesan dari Dafa yang datang tanpa permisi.Di kamar lain, Bagas kembali berjibaku dengan pekerjaan yang ia tinggal tadi siang. “Sudah jam sebelas ...,” katanya lirih, lalu menyesap sisa coklat hangat yang telah dingin.Suami Nilna itu menghela napas berat. “Allahu rabbi,” ucapnya, menguatkan diri. Rasa kantuk mulai hadir, membuyarkan konsentrasinya.“Lanjut besok lagi aja.” Ia mematikan laptop, lalu berjalan menuju ra

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 29. Senyum Hijau

    Bab 29.“Kamu ... mau apa ke sini?”Kalimat itu mendarat dengan tenang, tapi dari sorot mata Bagas, seolah berucap: ini wilayahku!Dafa tertegun sejenak, menatap suami Nilna dengan nanar. “Sa-saya,” katanya gugup. “Menitipkan ini,” lanjutnya, menyodorkan bungkusan plastik berwarna bening.Bagas hanya memandangi bungkusan itu, tanpa berkata apa pun. Aroma khas antiseptik menguar tanpa permisi. Sehelai tirai putih menggantung malas, berkibar pelan diterpa angin sore. Menambah nuansa tidak nyaman di antara mereka.“Tolong berikan pada Nilna, kalau dia sudah sadar.” Dafa menghela napas berat. Namun, hatinya lebih lega, dapat meluncurkan kalimat seberat itu.Mendengar itu, Bagas tidak habis pikir, dan beranjak dari duduknya, menyejajari lelaki muda itu. “Apa alasanmu melakukan itu?” ucap Bagas, tenang. Namun, ada seonggok rasa tidak terima yang membuncah.Dafa mundur setapak, mencoba berdiri di tengah badai yang ia buat sendiri. Lelaki dua puluh tahun itu meremas ujung bungkus plastik,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status